Anda di halaman 1dari 7

DINUL ISLAM DAN KEJAMIYYAHAN

MAKALAH PENUGASAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu penugasan syarat kelulusan
tingkat Mu’allimin

Oleh:
TSALTSA QURROTA A’YUNI
NIS 131232050062200146

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


PESANTREN PERSATUAN ISLAM TAROGONG GARUT
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Islam menganjurkan kepada pemeluknya agar menjalankan secara utuh dan sempurna,
jangan hanya sebagian saja. Sebagai contoh bahwa kebanyakan orang-orang itu
menjalankan ibadah shalat atau puasa, tetapi enggan melakukan ibadah yang menyangkut
masalah harta benda seperti : zakat, muamalah yang berkaitan jual beli, sewa menyewa atau
perbuatan yang lain.
Sebutan agama jika tidak digandengkan dengan kata Islam mencakup seluruh agama,
baik agama yang benar maupun yang batil. Di dunia ini, agama yang dianut oleh umat
manusia cukup banyak. Di Indonesia saja, untuk saat ini ada enam agama yang diakui dan
diridhai oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Islam, Katholik,
Protestan, Hindu, Budha dan yang terbaru Konghuchu
Islam dapat dipahami sebagai serangkaian peraturan yang didasarkan pada wahyu
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi/rasul untuk ditaati. Tujuannya demi
memelihara keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian bagi umat manusia.
Al-quran telah mengatur ketentuan-ketentuan mengenai muamalah dengan tidak
mengabaikan urusan ibadah. Namun berjalannya waktu agar manusia dapat berkembang.
Masyarakat menjadi tumbuh dan berkembang sehingga semakin banyak kebutuhan yang
harus dipenuhi.
Perkembangan dunia modern juga menjadi penguat bahwa Islam memiliki potensi untuk
membangun, memurnikan, memartabatkan, memimpin peradaban. Tulisan ini mencoba
memberikan titik tekan bahwa di samping Islam mengatur secara apik hubungan vertikal
(hablun minallah) dan horizontal (hablum minannas).
Memadukan potensi ruhiyah, rupiah, duniawiyah dan ukhrawiyah, ibadah qalbiyah,
lisaniyah dan ‘amaliyyah jasadiyah sekaligus. Jadi, Islam adalah din (agama) dan tamaddun
(peradaban).
Maka dari itu dalam memenuhi tugas rangkaian acara pra-PLKJ penulis membuat
makalah ini dengan judul “DINUL ISLAM DAN KEJAMIYAHAN “
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah penugasan ini sebagai berikut:
1.2.1 Apa itu Dinul Islam?
1.2.2 Apa itu Kejamiyahan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah penugasan ini ntuk
mengetahui:
1.3.1 Pengertian Dinul Islam
1.3.2 Pengertian Kejamiyahan
1.4 Metode dan Teknik Penulisan

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini merupakan suatu
metode yang menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta
yang diselidiki (Tanpa nama, 2022, hlm. 7). Metode ini dipilih agar memudahkan penulis
dalam mendapatkan informasi secara relevan dan mendalam.

Sedangkan teknik penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah teknik
bibliografi atau teknik telaah pustaka. Telaah pustaka merupakan kajian kritis atas
pembahasan suatu topik yang sudah ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan yang diakui
kepakaran dalam bidangnya, yang meliputi berbagai sumber pustaka yang membahas satu
topik atau masalah penelitian yang spesifik (Tanpa nama, 2022, hlm. 7). Teknik ini dipilih
untuk memudahkan penulis dalam menentukan keberadaan sebuah bahan pustaka.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub
pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

a. Bab pertama pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan, serta sistematika dalam penulisan
makalah ini.
b. Bab kedua menguraikan tentang landasan teoretis dan konsep-konsep yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan pemecahan masalah yang pernah
dilakukan terkait masalah yang dikaji dalam penulisan makalah ini..
c. Bab ketiga adalah bagian akhir, yang berisi bab penutup dari penulisan makalah ini,
dalam bab disampaikan kesimpulan dari karya yang ditulis sekaligus dipergunakan guna
menjawab permasalahan yang dibahas. Pada bagian ini juga mengemukakan saran atau
rekomendasi yang sejalan dengan gagasan atau kebijakan yang ada.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1 Dinul Islam

Dalam bahasa Indonesia, yang dimaksud dinul Islam adalah agama Islam. Ad-
Din diartikan agama. Sedangkan arti agama berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Sedangkan dinul secara istilah menurut Musthafa Abdurrazaq :
“ Wahyu Allah yang diberikan kepada Nabi yang dia pilih mereka diantara hamba-
hamba-Nya dan menjadikan mereka sebagai imam yang diberi petunjuk “.

Sedangkan penamaan Islam sendiri langsung diberikan oleh Allah dalam surat Ali-Imron
ayat 19 yang berbunyi :

ۢ ‫ب اِاَّل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغي‬


‫ا بَ ْينَهُ ْم‬OOً ْ ‫ا َِّن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد هّٰللا ِ ااْل ِ ْساَل ُم ۗ َو َما‬
َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
‫هّٰللا‬ ‫ۗوم ْن يَّ ْكفُرْ ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ فَا ِ َّن َ َس ِر ْي ُع ْال ِح َسا‬
‫ب‬ ِ ِ َ َ
”Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang
yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di
antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat
cepat perhitungan-Nya.”
Sedangkan dalam bahasa Arab, kata ad-Din adalah masdar dari kalimat ‫دَانَ يَ ِدينُ ِدينًا‬ yaitu
ketundukan. Di dalam al-Qur’an kata ad-Din disebut dengan beragam makna, diantaranya
ketundukan, kekuasaan, hukum, perintah, ketaatan, peribadatan dan pelayanan, syariat,
undang-undang, dan pembalasan.
Islam juga merupakan agama yang sangat memudahkan, dalam Islam orang yang khilaf
atau lupa tidak dihukum. Islam juga membahas ukhrawi duniawi dan menghendaki
kemudahan sesuai kemampuan. Dan yang terakhir, Islam merupakan agama yang sempurna.

2.2 Syari’at

2.2.1 Macam-macam Syari’at

1. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau
peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya
akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di
dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa
adanya pertimbangan pemikiran lagi.
2. Ibadah
Menurut para ulama fikih, pengertian ibadah merupakan bentuk pekerjaan yang
bertujuan untuk mendapatkan ridha Allah SWT dan mendambakan pahala dari-Nya di
akhirat. Secara bahasa, ibadah berasal dari kata 'abd yang artinya hamba.
Pengertian ibadah dalam Islam bukan semata karena Allah SWT atau Tuhan yang
membutuhkan ibadah. Akan tetapi manusia dan jinlah yang sebenarnya membutuhkan ibadah
kepada Tuhannya. Mereka yang menolak atau tidak berupaya beribadah memiliki sebutan
orang-orang yang sombong.
3. Muamalah
Suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup
hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan, yang
termasuk dalam kegiatan muamalah di antaranya ialah jual beli, sewa menyewa, utang
piutang, dan lain sebagainya.

Sederhananya, muamalah diartikan sebagai hubungan antar manusia dengan manusia


untuk saling membantu agar tercipta masyarakat yang harmonis. Hal ini sebagaimana yang
tercantum dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 2, yang artinya:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS Al-Maidah: 2)

2.2.2 Karakteristik Syariat Islam

1. Rabbaniyah, ketuhanan.
2. Insaniyah, kemanusiaan.
3. Syumuliyah, universal.
4. Al-Waqi’iyyah, realistis.
5. Tawazun, keseimbangan.
6. Wudhuh, jelas.
2.3 Kejam’iyyahan

Jam’iyyah dalam bahasa Arab terambil dari kata jama’a-yajma’u-jam’an yang berarti
kumpulan. Jam’iyyah berarti sesuatu yang bersifat perkumpulan, persekutuan, atau lebih
tepatnya organisasi.

Dalam kitab al Mausu’ah al Muyassarah (II:1048) dikatakan:

“Jam’iyyah adalah ungkapan bahasa politis sosiologis yang biasanya digunakan kepada
arti perkumpulan sejumlah orang yang memperjuangkan cita-cita kemaslahatan
bersama dibawah suatu aturan tertentu yang jelas”.
Keuntungan hidup berjamiyyah dalam urusan dunia atau social adalah dengan hidup
berjamiyyah setiap masalah yang menimpa pada diri kita bisa dilaksanakan secara bergotong
royong. Sedangkan keuntungan hidup berjamiyyah dalam urusan akhirat adalah dengan hidup
berjamiyyah maka Allah akan memberikan pertolongan sebagaimana hadist yang
menerangkan “Hendaklah kalian berjamiyyah dan janganlah memisahkan diri, karena
sesungguhnya syetan bersama orang yang menyendiri dan dia menjauh dari dua orang.
Barang siapa menginginkan syurga hendaklah bergabung dalam berjamiyyah”. Hukumnya
hidup berjamiyyah dalam Islam diterangkan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 103 ; “
Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali Allah secara berjamiyyah dan janganlah
bercerai berai”.
Dan Hadist Nabi SAW; “Dua lebih baik dari satu, dan tiga lebih baik dari dua, serta empat
lebih baik dari tiga maka kamu wajib berjamiyyah”.[HR. Akhmad].
Hikmah hidup berjamiyyah diantaranya segala urusan atau masalah yang kita hadapi akan
mudah diatasi dan diselesaikan, banyak sahabat, banyak pengalaman serta banyak
pengetahuan yang didapatkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan uraian materi yang telah dipaparkan dapt disimpulkan bahwa :

1. Ajaran islam adalah ajaran yang paling sempurna bagi seluruh umat. Karena ajaran
islam mengajarkan umatnya tidak hanya berbuat untuk dunia tapi juga berbuat untuk
akherat, supaya mencapai kebahagiaan dunia akherat yang dijanjikan Allah SWT
dalam Al- Quran. Nabi Muhammad yang menjadi tuntunan manusia dalam berbuat,
untuk mencapai tujuan hidup manusia. Di dalam ajaran islam terdapat hukum yang
berasal dari beberapa sumber hukum islam yang telah ditetapkan dan sudah tidak
diragukan lagi kebenarannya. Walaupun masih ada beberapa perbedaan pendapat
antara beberapa para ulama, islam memberi kebebasan umatnya dalam memilih hukum
yang ada dengan tidak menyimpang dari sumber hukum islam yang paling murni dari
Allah SWT yaitu Al-Qur’an.
2. Jam’iyyah adalah sekumpulan orang atau ummat yang memiliki ujuan yang sama yaitu
persatuan Islam.
3.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Penulis mengharapkan kepada pembaca agar bisa mengetahui lebih dalam tentang
dinul islam dan kejam’iyyahan.
2. Penulis mengharapkan kepada lembaga untuk senantiasa memberi tahu lebih lanjut
mengenai dinul islam serta kejam’iyyahan.

Anda mungkin juga menyukai