KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam
2. Siswa dapat memberi contoh transaksi ekonomi dalam Islam
3. Siswa dapat mempresentasikan macam-macam transaksi ekonomi sesuai ajaran Islam
ۚ َو ْليَ ْكتُب ُين آ َمنُوا ِإ َذا تَ َدايَنتُم بِ َدي ٍْن ِإلَ ٰى َأ َج ٍل ُّم َس ًّمى فَا ْكتُبُوه َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
ْۚ فَ ْليَ ْكتُب ُ ب َك َما َعلَّ َمهُ هَّللاَ ُب َكاتِبٌ َأن يَ ْكت َ ۚ َواَل يَْأ بَّ ْينَ ُك ْم َكاتِبٌ بِ ْال َع ْد ِل
َ ۚ فَِإن َك ق هَّللا َ َربَّهُ َواَل يَبْخَسْ ِم ْنهُ َش ْيًئا
ان ِ َّق َو ْليَتُّ َو ْليُ ْملِ ِل الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْال َح
ْض ِعيفًا َأ ْو اَل يَ ْستَ ِطي ُع َأن يُ ِم َّل هُ َو فَ ْليُ ْملِل َ ق َسفِيهًا َأ ْو ُّ الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْال َح
ۖ فَِإن لَّ ْم يَ ُكونَا َر ُجلَي ِْن رِّجالِ ُك ْمَ ۚ َوا ْستَ ْش ِه ُدوا َش ِهي َدي ِْن ِمن َولِيُّهُ بِ ْال َع ْد ِل
ض َّل ِإحْ َداهُ َما فَتُ َذ ِّك َر ِ َض ْو َن ِم َن ال ُّشهَ َدا ِء َأن ت َ ْان ِم َّمن تَر ِ َفَ َر ُج ٌل َوا ْم َرَأت
ۚ َواَل تَ ْسَأ ُموا َأن Yب ال ُّشهَ َدا ُء ِإ َذا َما ُد ُعوا َ ۚ َواَل يَْأ ِإحْ َداهُ َما اُأْل ْخ َر ٰى
ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َأ ْق َسطُ ِعن َد هَّللا ِ َوَأ ْق َو ُم لِل َّشهَا َد ِة ص ِغيرًا َأ ْو َكبِيرًا ِإلَ ٰى َأ َجلِ ِه َ ُتَ ْكتُبُوه
ْس َ اض َرةً تُ ِديرُونَهَا بَ ْينَ ُك ْم فَلَي ِ ارةً َح َ ون تِ َج َ ۖ ِإاَّل َأن تَ ُك َوَأ ْدنَ ٰى َأاَّل تَرْ تَابُوا
ُضا َّر َكاتِبٌ َواَل َ َواَل ي ۚ ِإ َذا تَبَايَ ْعتُ ْمYۗ َوَأ ْش ِه ُدوا َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح َأاَّل تَ ْكتُبُوهَا
ِّ َوهَّللا ُ بِ ُكل ۗ ُ ۖ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم هَّللا َ ۗ َواتَّقُوا هَّللا ق بِ ُك ْم
ٌ فَِإنَّهُ فُسُوYۚ َوِإن تَ ْف َعلُوا َش ِهي ٌد
َش ْي ٍء َعلِي ٌم
ü Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang
yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan
jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).
Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
(Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.
Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling
sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu;
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
5. QS Al Al Maidah ayat 2
ب َو ٰلَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن ِ ق َو ْال َم ْغ ِر ِ ُوجُوهَ ُك ْم ِقبَ َل ْال َم ْش ِرYْس ْالبِ َّر َأن تُ َولُّوا َ لَّي
ال َعلَ ٰى َ ِّين َوآتَى ْال َم َ ب َوالنَّبِيِ آ َم َن بِاهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر َو ْال َماَل ِئ َك ِة َو ْال ِكتَا
ين َوفِي َ ِيل َوالسَّاِئل ِ ِين َواب َْن ال َّسبَ ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك
ۖYون ِب َع ْه ِد ِه ْم ِإ َذا َعاهَ ُدوا Yَ ُ َوآتَى ال َّز َكاةَ َو ْال ُموفYَصاَل ة َّ ب َوَأقَا َم ال ِ الرِّ قَا
ۖص َدقُوا َ ين َ ك الَّ ِذ Yَ ۗ ُأو ٰلَِئ س ضرَّا ِء َو ِح َ ْأ
ِ َين ْالب َّ ين ِفي ْالبَْأ َسا ِء َوال َ َوالصَّابِ ِر
َ ُك هُ ُم ْال ُمتَّق
ون Yَ َوُأو ٰلَِئ
ü Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa
رضي هللا عنه َع ِن اَلنَّبِ ِّي صلى هللا عليـه وسلمYََو َع ْن َأبِي ُأ َما َمـــة
فَقَ ْد َأتَى بَابًا, فَقَبِلَهَا,ً فََأ ْه َدى لَهُ هَ ِديَّة,ً ( َم ْن َشفَ َع َأِل ِخي ِه َشفَا َعة:ال َ َق
َوفِي ِإ ْسنَا ِد ِه َمقَا ٌل, َدا ُو َدY َوَأبُو, َر َواهُ َأحْ َم ُد ) ب اَلرِّ بَاِ َع ِظيما ً ِم ْن َأب َْوا
ü Dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Barangsiapa memberi syafa'at (menjadi perantara untuk suatu kebaikan)
kepada saudaranya, lalu ia diberi hadiah dan diterimanya, maka ia telah mendatangi
sebuah pintu besar dari pintu-pintu riba." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud,
( نَهَى َرسُو ُل هَّللَا ِ صلى هللا:ال َ ََو َع ْن َأبِي هُ َري َْرةَ رضي هللا عنه ق
َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم ) َو َع ْن بَي ِْع اَ ْل َغ َر ِر,صا ِة
َ عليه وسلم َع ْن بَي ِْع اَ ْل َح
ü Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang jual-beli dengan cara melempar batu dan jual-beli gharar (yang belum jelas
harga, barang, waktu dan tempatnya). Riwayat Muslim.
ي صلى هللا َّ ِ; ( َأ َّن اَلنَّب-ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما
ِ ر- َ ِ َو َع ْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هَّللَا
ِإاَّل, َو َع ْن اَلثُّ ْنيَا, َو ْال ُم َخابَ َر ِة, َو ْال ُم َزابَنَ ِة,عليه وسلم نَهَى َع ْن اَ ْل ُم َحاقَلَ ِة
َُّّحهُ اَلتِّرْ ِم ِذيَ صحَ َو,ْاجه َ َر َواهُ اَ ْل َخ ْم َسةُ ِإاَّل اِب َْن َم ) َأ ْن تُ ْعلَ َم
ü Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-
beli dengan cara muhaqalah (menjual biji atau tanaman dengan borongan yang masih
samar ukurannya), muzabanah (menjual buah yang masih segar dengan yang sudah
kering dengan sukatan), mukhobarah (menyewakan tanah untuk ditanami tumbuhan
dengan syarat si pemilik tanah mendapat keuntungan setengah atau lebih dari hasilnya),
dan tsunaya (penjualan dengan memakai pengecualian), kecuali jika ia jelas. Riwayat
Imam Lima kecuali Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
ي صلى هللا عليه وسلم َّ ِس ب ِْن َمالِ ٍك رضي هللا عنه ( َأ َّن اَلنَّب ِ ََو َع ْن َأن
ُ َر َواه ) َو َع ْن بَي ِْع اَ ْل َحبِّ َحتَّى يَ ْشتَ َّد,ب َحتَّى يَس َْو َّد ِ َنَهَى َع ْن بَي ِْع اَ ْل ِعن
َو ْال َحا ِك ُم,َّان
َ َّحهُ اِب ُْن ِحب
َ صح َ َو,ي َّ ِإاَّل النَّ َساِئ,ُاَ ْل َخ ْم َسة
ü Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang menjual buah anggur hingga berwarna hitam dan menjual biji-bijian hingga
keras. Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan
Hakim.
ي صلى هللا عليه وسلم َّ ِس ب ِْن َمالِ ٍك رضي هللا عنه ( َأ َّن اَلنَّب ِ ََو َع ْن َأن
ُ َر َواه ) َو َع ْن بَي ِْع اَ ْل َحبِّ َحتَّى يَ ْشتَ َّد,ب َحتَّى يَس َْو َّد ِ َنَهَى َع ْن بَي ِْع اَ ْل ِعن
َو ْال َحا ِك ُم,َّان
َ َّحهُ اِب ُْن ِحب
َ صح َ َو,ي َّ ِإاَّل النَّ َساِئ,ُاَ ْل َخ ْم َسة
ü Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang menjual buah anggur hingga berwarna hitam dan menjual biji-bijian hingga
keras. Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan
Hakim.
B. ASURANSI
2. Asuransi yang Islami
Untuk menghindarkan dari perbedaan pendapat di atas tentang hukum asuransi, maka
ketiga unsur tersebut di atas agar ditiadakan sehingga lebih bersifat tolong menolong dan
saling menjamin, tidak ada pihak yang dirugikan sementara yang lain meraih keuntungan.
D. PERBANKAN
Pengertian bank yaitu suatu bagian dari lembaga keuangan yang kegiatannya menangani
pengaturan keluar masuknya uang dengan cara dan administrasi tertentu.
Macam-macam bank :
1. Bank Sentral. Bank yang didirikan oleh pemerintah yang pusat kegiatannya hanya ada di
ibukota negara. Kegiatannya antara lain menetapkan jumlah uang yang diedarkan.
2. Bank Umum. Bank yang kegiatannya berupa penghimpunan dan pendistribusian uang
masyarakat melalui simpanan atau utang.
3. Bank Pembangunan. Bank yang kegiatannya berupa penghimpunan dana yang disalurkan
untuk kegiatan pembangunan.
4. Bank Swasta. Bank yang didirikan oleh orang-orang luar negeri kegiatannya ada di
Indonesia setelah mendapat izin dari pemerintah (Menteri Keuangan).
5. Bank Islam. Bank yang didirikan dengan menggunakan kegiatan sesuai syari’at Islam.
Misalnya BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang bagi para peminjam uang tiak akan
dipungut bunga melainkan menggunakan cara bagi hasil yang jumlahnya ditentukan pada
saat transaksi.
Fungsi Bank antara lain :
1. Pusat penyimpanan uang dan barang-barang berharga.
2. Sebagai tempat menyiapkan dan menyalurkan uang.
3. Sebagai tempat untuk tukar menukar uang.
4. SEbagai tempat untuk mengirimkan uang.
5. Sebagai tempat untuk pinjam uang (kredit).
Pendapat ulama tentang hukum bank :
1. Haram, karena dalam kegiatan jasa bank terdapat bunga. Kecuali BMI bukan berupa
bunga melainkan bagi hasil.
2. Mubah, karena bank bagi masyarakat bisa memberi manfaat pada saat membutuhkan
dalam jumlah besar. Bunga yang ada merupakan bunga yang tidak berlipat ganda.
3. Syubhat/mutasyabihat, karena jasa bank masih diragukan boleh atau tidaknya menurut
syari’at Islam. Alasan dihukumi syubhat karena meliputi hukum haram dan mubah.