Anda di halaman 1dari 14

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Sebagai Tugas Mata Kuliah Ekonomi dan Keuangan Islam 1


Dosen Pengampu : Ahda Segati, S.E.Sy., M.E

Disusun Oleh :

Ferlita Hanifah
2022010004

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH (STIES)


IMAM ASY SYAFII PEKANBARU
PEKANBARU
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya milik Allah ‫ سُ ْب َحانَهُ و ت َ َعالَى‬kita memuji-Nya,


meminta pertolongan serta meminta ampunan kepada-Nya. Atas segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini pada waktu
yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis menyadari makalah yang
dibuat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan
saran dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun
yang membaca makalah ini.

Pekanbaru, 24 Agustus 2023

Ferlita Hanifah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

A. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1

C. LANDASAN TEORI ................................................................................... 2

D. METODOLOGI .......................................................................................... 3

E. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 4

F. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 10

G. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11

ii
A. Pendahuluan

Perekonomian islam, sudah ada sejak zaman Rasulullah sallallahu


‘alaihi wa sallam. Kita juga diwajibkan untuk menerapkan prinsip-prinsip
ekonomi islam karena dapat mendorong manusia untuk memenuhi semua
kebutuhan materialnya tanpa melupakan ketentuan-ketentuan Allah.

Namun masih banyak tantangan dalam ekonomi islam saat ini, karena
minimnya pengetahuan tentang prinsip ekonomi islam. Padahal, jika
diimplementasikan dengan benar ekonomi islam dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Karena ekonomi islam menekankan pada nilai
pengorbanan dan hasil yang maksimal.

Oleh karena itu, penulis membahas prinsip-prinsip ekonomi islam agar


dapat memahami prinsip ekonomi islam dan implementasinya dalam
perekonomian kini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa saja aturan islam dalam mencari rezeki?


2. Apa saja prinsip ekonomi islam?
3. Sejak kapan digunakannya prinsip ekonomi islam?
4. Bagaimana implementasi dari prinsip-prinsip ekonomi islam?

1
C. Landasan Teori

1. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang


berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan
permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami.
Menurut salah satu pakar ekonomi islam yaitu Khursid Ahmad, bahwa
Ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematis untuk mencoba
memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam
hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.
Hukum ekonomi syariah memiliki perbedaan dengan hukum ekonomi
konvensional dikarenakan landasan dari hukum ekonomi syariah
adalah Al-Qur'an serta sunnah.

2. Landasan Hukum Ekonomi Islam

Sebuah ilmu semestinya memiliki landasan hukum agar dapat


dinyatakan sebagai konsep pengetahuan. Ada beberapa hukum yang
menjadi landasan pemikiran dan penentuan konsep ekonomi dalam Islam,
diantaranya :

a) Al-Qur’an

Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-ur’an kebanyakan


berupa ketentuan umum, misalnya dalam surat Al-Baqarah ayat 188
yang menjelaskan larangan makan harta dengan cara yang tidak sah
seperti melalui suap yang artinya :

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang


lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui”.

2
b) Hadits

Hadits adalah sabda nabi sallallahu’alaihi wa sallam, dan di


dalamnya terdapat penjelasan lebih terperinci mengenai ketentuan-
ketentuan muamalat.

3. Karakteristik dan Tujuan Ekonomi Islam

Al-Qur’an mendorong umat Islam untuk menguasai dan


memanfaatkan sektor-sektor dan kegiatan ekonomi dalam skala yang
luas dan komprehensif, yang ditujukan untuk kemaslahatan dan
kepentingan bersama.

Al-Qur’an juga melarang umat Islam menggunakan cara-cara yang


batil seperti melakukan kegiatan riba, melakukan penipuan dan cara-cara
batil lainnya.

Ekonomi islam juga memiliki tujuan diantaranya menjaga agama


dengan cara menumbuhkan aspek spiritualitas dalam kegiatan
ekonomi, menjaga jiwa karena melarang berbagai praktik yang dapat
merusak jiwa, menghindari berbagai bentuk kecurangan yang dapat
merugikan, serta menjaga agar distribusi harta terus berjalan dengan adil.

D. Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka yang berisi teori yang
relevan dengan masalah penelitian. Maka dilakukan pengkajian mengenai
konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia
terutama artikel yang terdapat pada jurnal-jurnal ilmiah.

Adapun beberapa sumber yang digunakan antara lain; jurnal ilmiah,


internet dan hasil penelitian berupa skripsi serta sumber-sumber lainnya
yang relevan.

3
E. Pembahasan

1. Aturan Islam dalam Mencari Rezeki

Rezeki yang didapatkan secara halal adalah rezeki yang


diperolehatau dicari sesuai dengan ajaran Islam yang diajarkan oleh
Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam dan dipergunakan untuk
kebaikan.

Kewajiban mencari rezeki yang halal bagi kaum muslimin adalah


karena setiap harta yang kita peroleh di dunia ini, akan ditanya dan
dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Dari manakah harta tersebut
diperoleh dan kemana dibelanjakan.

Dalam mencari rezeki halal dan berkah adalah dengan menjauhi


segala larangan-Nya yaitu perkara yang haram seperti menggunakan
cara yang curang, mencuri, korupsi, berjudi, riba dan menjual barang-
barang yang Allah haramkan. Perbuatan kufur akan mendatangkan
laknat dan kesengsaraan.
Dalam Alqur’an surat Al-Baqarah ayat 168, Allah telah menjelaskan
tentang perintah mencari harta yang halal dan melarang kita dalam
memperoleh harta dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat.
Selain itu, islam juga mengatur pendistribusian harta agar dapat
bermanfaat bagi orang lain seperti dengan mengeluarkan zakat jika telah
mencapai ketentuan tertentu sebagai cara untuk mensucikan harta juga
jiwa orang tersebut. Islam juga melarang umatnya memiliki sifat bakhil
atau kikir.

4
2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Prinsip ekonomi Islam merupakan landasan dasar perekonomian


dalam Islam yang dibangun atas 5 nilai pokok yaitu : tauhid (iman), ‘adl
(keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad
(hasil). Namun, jika hanya sebuah teori tanpa penerapan maka hanya
akan menjadi kajian ilmu tanpa memberi dampak pada perekonomian
ummat.

Maka dibangunlah tiga prinsip derivatif sebagai cikal bakal dari


kelima prinsip ekonomi tadi. Ketiga prinsip derivatif itu adalah multitype
ownership, freedom to act, dan social justice.

Seluruh prinsip diatas, dinaungi oleh sebuah konsep yang karenanya


nabi diutus kepada seluruh umat manusia yakni konsep akhlak. Akhlak
inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam
melakukan aktivitasnya.

Lalu, dari lima nilai pokok di atas terbentuklah prinsip-prinsip


ekonomi Islam :

1. Prinsip Tauhid
Tauhid adalah pokok ajaran islam. Kita bersaksi bahwa Allah
adalah pencipta sekaligus pemilik hakiki seluruh alam semesta dan
segala isinya termasuk pemilik manusia dan seluruh sumber daya
yang ada. Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki untuk
sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka. Sebagaimana firman
Allah dalam Alqur’an yang artinya:

5
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi.”
(Q.S. Al-An’am: 165)
Dari ayat ini, dapat disimpulkan bahwa manusia mampu
mengemban amanah keadilan dalam memakmurkan bumi sehingga
mereka menjadi manusia yang patut menggantikan generasi
sebelumnya sebagai umat yang maju peradabannya dan menjadi
poros dunia.
Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-
Nya. Karena itu aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam
dan sumber daya serta manusia (mu’amalah) sangat erat
hubungannya dengan Allah. Karena kepada-Nya manusia akan
mempertanggungjawabkan segala perbuatan, termasuk aktivitas
ekonomi dan bisnis. 1

2. Prinsip ‘Adl
Allah maha adil. Maka manusia sebagai khalifah di muka bumi
harus memelihara hukum Allah dan menjamin bahwa pemakaian
segala sumber daya digunakan untuk kesejahteraan manusia, agar
semua mendapat manfaat daripadanya secara adil dan baik. Adil di
sini maksudnya adalah tidak zhalim. Implikasi ekonomi dari nilai ini
adalah bahwa pelaku ekonomi tidak diperbolehkan untuk mengejar
keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak
alam.
Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berbuat
adil diantaranya :
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih baik, sampai dia mencapai usia dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran serta timbangan secara adil. (Q.S Al-
An’am: 152)

1
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Wali Pers, 2007),h.14-15

6
Keadilan merupakan hal penting dalam menciptakan pemerataan
dan kesejahteraan, karena itu harta jangan hanya saja beredar pada
orang kaya, tetapi juga pada mereka yang membutuhkan.

3. Prinsip Nubuwwah
Allah mengutus nabi dan rasul untuk membimbing manusia dan
membawa manusia dari kegelapan kepada cahaya yaitu islam.
Untuk umat muslim, Allah telah mengirimkan teladan akhir zaman,
Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhlak dan sifat-
sifat beliau wajib diteladani oleh manusia pada umumnya dan
pelaku ekonomi serta bisnis pada khususnya adalah shiddiq (jujur),
amanah (tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas), fathonah
(kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dan tabligh
(komunikasi, keterbukaan dan pemasaran).

4. Prinsip Khilafah
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa manusia diciptakan
untuk menjadi khalifah dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan
pemakmur bumi. Nilai ini mendasari prinsip kehidupan kolektif
manusia dalam Islam (siapa memimpin siapa). Fungsi utamanya
adalah untuk menjaga keteraturan interaksi antar kelompok
termasuk dalam bidang ekonomi agar kekacauan dan keributan dapat
dihilangkan, atau dikurangi.
Islam memberikan peran penting bagi pemerintah untuk
menjamin perekonomian agar berjalan sesuai dengan syari’ah, dan
untuk memastikan tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak
manusia agar terwujudnya kesejahteraan. Pemerintah memiliki hak
ikut campur dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan individu-
individu, baik untuk mengawasi kegiatan ini maupun untuk
mengatur atau melaksanakan beberapa macam kegiatan ekonomi
yang tidak mampu dilaksanakan oleh individu-individu.

7
Tidak ada hak istimewa bagi individu atau bangsa tertentu sejauh
berkaitan dengan tugas kekhalifahan itu. Namun tidak berarti bahwa
umat manusia selalu atau harus memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan keuntungan dari alam semesta itu. Mereka memiliki
kesamaan hanya dalam hal kesempatan, dan setiap individu bisa
mendapatkan keuntungan itu sesuai dengan kemampuannya.
Individu-individu diciptakan oleh Allah dengan kemampuan yang
berbeda-beda sehingga mereka diperintah untuk hidup bersama,
bekerja bersama, dan saling memanfaatkan keterampilan mereka
masing-masing.

5. Prinsip Ma’ad
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi
secara harfiah ma’ad berarti kembali. Pandangan seorang Muslim
tentang dunia dan akhirat adalah: “Dunia ladang akhirat”. Artinya
dunia adalah sarana bagi manusia untuk bekerja dan beraktivitas
(beramal sholeh), namun demikian akhirat lebih baik daripada dunia.
Karena itu Allah melarang manusia hanya untuk terikat pada dunia.
Al- Qur’an mengemukakan kepada nabi dengan mengatakan: “
Dan katakanlah (Muhammad kepada umat Muslim): “Bekerjalah”
Nabi juga telah melarang umatnya mengemis kecuali dalam keadaan
kelaparan. Ibadah yang paling baik adalah bekerja, dan pada saat
yang sama bekerja merupakan hak dan kewajiban. Kewajiban
masyarakat dan badan yang mewakilinya adalah menyediakan
kesempatan-kesempatan kerja kepada para individu.
Rasulullah juga menetapkan aturan bahwa “Allah menyukai
orang yang bila dia melakukan suatu pekerjaan, maka ia harus
melakukannya dengan cara yang sangat baik.” Karena setiap yang
kita perbuat akan dipertanggungjawabkan baik kepada Allah maupun
kepada manusia lainnya.

8
Dari kelima prinsip inilah terbentuknya tiga prinsip derivatif yang
merupakan turunan dari prinsip-prinsip tersebut. Multitype
Ownership (kepemilikan multijenis) merupakan turunan dari
nilai tauhid dan ‘adl. Islam mengakui kepemilikan pribadi, negara
maupun kepemilikan campuran, namun pemilik primer tetap Allah
SWT. Freedom to act (kebebasan bertindak atau berusaha) merupakan
turunan dari nilai nubuwwah, ‘adl dan khilafah. Nilai ini memiliki arti
bahwa setiap manusia memiliki kebebasan untuk bermuamalah. Juga
manusia diwajibkan untuk meneladani sifat rasul (siddiq, amanah,
fathanah, tabligh). Social Justice (keadilan sosial) merupakan turunan
dari nilai khilafah dan ma’ad. Nilai ini memiliki arti bahwa pemerintah
bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan pokok dan terciptanya
keseimbangan sosial.
Selain lima prinsip di atas, ada beberapa landasan yang harus di
tanamkan dalam sistem ekonomi islam diantaranya:
1. Landasan terpenting dalam menegakkan sistem ekonomi adalah iman
Dengan demikian prinsip utama ekonomi Islam itu bertolak kepada
kepercayaan/keyakinan bahwa aktifitas ekonomi yang kita lakukan
itu bersumber dari syari’ah Allah dan bertujuan akhir untuk Allah.
2. Prinsip persaudaraan dan kekeluargaan. Islam mengajarkan manusia
untuk bekerjasama dan saling tolong menolong. Islam menganjurkan
kasih sayang antar sesama manusia terutama pada anak yatim, fakir
miskin, dan kaum lemah.
3. Ekonomi Islam memerintahkan kita untuk bekerja keras, karena
bekerja adalah ibadah. Bekerja dan berusaha merupakan fitrah
manusia untuk mewujudkan kehidupan yang baik dan sejahtera di
bumi ini.
4. Keadilan dalam distribusi hak milik seseorang. Penghasilan dan
kekayaan yang dimiliki seseorang, menurut ekonomi Islam bukanlah
hak milik nutlak, tetapi sebagian hak masyarakat, yaitu antara lain
dalam bentuk zakat, shadaqah, infaq dan sebagainya.

9
F. Kesimpulan dan Saran

Dapat disimpulkan bahwa Allah telah mengatur segala sesuatu yang ada
di dunia ini agar dapat berjalan dengan baik. Hingga sistem ekonomi dalam
Islam diatur sedemikian rupa agar tercapai keadilan dan kesejahteraan
dalam masyarakat. Baik dalam proses memperoleh harta tersebut maupun
mendistribusikannya.

Maka, pentinglah bagi kita untuk menerapkan prinsip-prinsip ekonomi


islam agar kegiatan ekonomi kita juga dapat bernilai ibadah di sisi Allah.
Serta mulai menerapkan prinsip ekonomi islam baik dari dalam lingkup
terkecil sekalipun. Agar tampak penerapan dari prinsip-prinsip tersebut dan
bukan hanya teori belaka.

10
G. Daftar Pustaka

https://repository.uin-suska.ac.id/6539/4/BAB%20III.pdf

Islam Mengajarkan Selektif Dalam Mencari Harta. (n.d.). uin-

malang.ac.id. https://uin-malang.ac.id/r/141101/islam-mengajarkan-

selektif-dalam-mencari-harta.html

prinsip ekonomi dalam islam. (n.d.). https://uin-malang.ac.id/r/141101/islam-

mengajarkan-selektif-dalam-mencari-harta.html

Prinsip-prinsip Ekonomi Syariah Dan Tujuan Utamanya. (n.d.). Asuransi

Jiwa Syariah Terkemuka di Indonesia | Prudential

Syariah. https://www.prudentialsyariah.co.id/id/pulse/article/prinsip-

prinsip-ekonomi-syariah-dan-tujuan-utamanya/

Pujiastuti, A. (2023, July 2). Rezeki dalam Ajaran Islam. Universitas Ahmad

Dahlan. https://perpustakaan.uad.ac.id/rezeki-dalam-ajaran-islam/

11

Anda mungkin juga menyukai