Disusun Oleh :
Ferlita Hanifah
2022010004
Ferlita Hanifah
i
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
D. METODOLOGI .......................................................................................... 3
ii
A. Pendahuluan
Namun masih banyak tantangan dalam ekonomi islam saat ini, karena
minimnya pengetahuan tentang prinsip ekonomi islam. Padahal, jika
diimplementasikan dengan benar ekonomi islam dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Karena ekonomi islam menekankan pada nilai
pengorbanan dan hasil yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1
C. Landasan Teori
a) Al-Qur’an
2
b) Hadits
D. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka yang berisi teori yang
relevan dengan masalah penelitian. Maka dilakukan pengkajian mengenai
konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia
terutama artikel yang terdapat pada jurnal-jurnal ilmiah.
3
E. Pembahasan
4
2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
1. Prinsip Tauhid
Tauhid adalah pokok ajaran islam. Kita bersaksi bahwa Allah
adalah pencipta sekaligus pemilik hakiki seluruh alam semesta dan
segala isinya termasuk pemilik manusia dan seluruh sumber daya
yang ada. Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki untuk
sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka. Sebagaimana firman
Allah dalam Alqur’an yang artinya:
5
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi.”
(Q.S. Al-An’am: 165)
Dari ayat ini, dapat disimpulkan bahwa manusia mampu
mengemban amanah keadilan dalam memakmurkan bumi sehingga
mereka menjadi manusia yang patut menggantikan generasi
sebelumnya sebagai umat yang maju peradabannya dan menjadi
poros dunia.
Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-
Nya. Karena itu aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam
dan sumber daya serta manusia (mu’amalah) sangat erat
hubungannya dengan Allah. Karena kepada-Nya manusia akan
mempertanggungjawabkan segala perbuatan, termasuk aktivitas
ekonomi dan bisnis. 1
2. Prinsip ‘Adl
Allah maha adil. Maka manusia sebagai khalifah di muka bumi
harus memelihara hukum Allah dan menjamin bahwa pemakaian
segala sumber daya digunakan untuk kesejahteraan manusia, agar
semua mendapat manfaat daripadanya secara adil dan baik. Adil di
sini maksudnya adalah tidak zhalim. Implikasi ekonomi dari nilai ini
adalah bahwa pelaku ekonomi tidak diperbolehkan untuk mengejar
keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak
alam.
Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berbuat
adil diantaranya :
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih baik, sampai dia mencapai usia dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran serta timbangan secara adil. (Q.S Al-
An’am: 152)
1
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Wali Pers, 2007),h.14-15
6
Keadilan merupakan hal penting dalam menciptakan pemerataan
dan kesejahteraan, karena itu harta jangan hanya saja beredar pada
orang kaya, tetapi juga pada mereka yang membutuhkan.
3. Prinsip Nubuwwah
Allah mengutus nabi dan rasul untuk membimbing manusia dan
membawa manusia dari kegelapan kepada cahaya yaitu islam.
Untuk umat muslim, Allah telah mengirimkan teladan akhir zaman,
Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhlak dan sifat-
sifat beliau wajib diteladani oleh manusia pada umumnya dan
pelaku ekonomi serta bisnis pada khususnya adalah shiddiq (jujur),
amanah (tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas), fathonah
(kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dan tabligh
(komunikasi, keterbukaan dan pemasaran).
4. Prinsip Khilafah
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa manusia diciptakan
untuk menjadi khalifah dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan
pemakmur bumi. Nilai ini mendasari prinsip kehidupan kolektif
manusia dalam Islam (siapa memimpin siapa). Fungsi utamanya
adalah untuk menjaga keteraturan interaksi antar kelompok
termasuk dalam bidang ekonomi agar kekacauan dan keributan dapat
dihilangkan, atau dikurangi.
Islam memberikan peran penting bagi pemerintah untuk
menjamin perekonomian agar berjalan sesuai dengan syari’ah, dan
untuk memastikan tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak
manusia agar terwujudnya kesejahteraan. Pemerintah memiliki hak
ikut campur dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan individu-
individu, baik untuk mengawasi kegiatan ini maupun untuk
mengatur atau melaksanakan beberapa macam kegiatan ekonomi
yang tidak mampu dilaksanakan oleh individu-individu.
7
Tidak ada hak istimewa bagi individu atau bangsa tertentu sejauh
berkaitan dengan tugas kekhalifahan itu. Namun tidak berarti bahwa
umat manusia selalu atau harus memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan keuntungan dari alam semesta itu. Mereka memiliki
kesamaan hanya dalam hal kesempatan, dan setiap individu bisa
mendapatkan keuntungan itu sesuai dengan kemampuannya.
Individu-individu diciptakan oleh Allah dengan kemampuan yang
berbeda-beda sehingga mereka diperintah untuk hidup bersama,
bekerja bersama, dan saling memanfaatkan keterampilan mereka
masing-masing.
5. Prinsip Ma’ad
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi
secara harfiah ma’ad berarti kembali. Pandangan seorang Muslim
tentang dunia dan akhirat adalah: “Dunia ladang akhirat”. Artinya
dunia adalah sarana bagi manusia untuk bekerja dan beraktivitas
(beramal sholeh), namun demikian akhirat lebih baik daripada dunia.
Karena itu Allah melarang manusia hanya untuk terikat pada dunia.
Al- Qur’an mengemukakan kepada nabi dengan mengatakan: “
Dan katakanlah (Muhammad kepada umat Muslim): “Bekerjalah”
Nabi juga telah melarang umatnya mengemis kecuali dalam keadaan
kelaparan. Ibadah yang paling baik adalah bekerja, dan pada saat
yang sama bekerja merupakan hak dan kewajiban. Kewajiban
masyarakat dan badan yang mewakilinya adalah menyediakan
kesempatan-kesempatan kerja kepada para individu.
Rasulullah juga menetapkan aturan bahwa “Allah menyukai
orang yang bila dia melakukan suatu pekerjaan, maka ia harus
melakukannya dengan cara yang sangat baik.” Karena setiap yang
kita perbuat akan dipertanggungjawabkan baik kepada Allah maupun
kepada manusia lainnya.
8
Dari kelima prinsip inilah terbentuknya tiga prinsip derivatif yang
merupakan turunan dari prinsip-prinsip tersebut. Multitype
Ownership (kepemilikan multijenis) merupakan turunan dari
nilai tauhid dan ‘adl. Islam mengakui kepemilikan pribadi, negara
maupun kepemilikan campuran, namun pemilik primer tetap Allah
SWT. Freedom to act (kebebasan bertindak atau berusaha) merupakan
turunan dari nilai nubuwwah, ‘adl dan khilafah. Nilai ini memiliki arti
bahwa setiap manusia memiliki kebebasan untuk bermuamalah. Juga
manusia diwajibkan untuk meneladani sifat rasul (siddiq, amanah,
fathanah, tabligh). Social Justice (keadilan sosial) merupakan turunan
dari nilai khilafah dan ma’ad. Nilai ini memiliki arti bahwa pemerintah
bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan pokok dan terciptanya
keseimbangan sosial.
Selain lima prinsip di atas, ada beberapa landasan yang harus di
tanamkan dalam sistem ekonomi islam diantaranya:
1. Landasan terpenting dalam menegakkan sistem ekonomi adalah iman
Dengan demikian prinsip utama ekonomi Islam itu bertolak kepada
kepercayaan/keyakinan bahwa aktifitas ekonomi yang kita lakukan
itu bersumber dari syari’ah Allah dan bertujuan akhir untuk Allah.
2. Prinsip persaudaraan dan kekeluargaan. Islam mengajarkan manusia
untuk bekerjasama dan saling tolong menolong. Islam menganjurkan
kasih sayang antar sesama manusia terutama pada anak yatim, fakir
miskin, dan kaum lemah.
3. Ekonomi Islam memerintahkan kita untuk bekerja keras, karena
bekerja adalah ibadah. Bekerja dan berusaha merupakan fitrah
manusia untuk mewujudkan kehidupan yang baik dan sejahtera di
bumi ini.
4. Keadilan dalam distribusi hak milik seseorang. Penghasilan dan
kekayaan yang dimiliki seseorang, menurut ekonomi Islam bukanlah
hak milik nutlak, tetapi sebagian hak masyarakat, yaitu antara lain
dalam bentuk zakat, shadaqah, infaq dan sebagainya.
9
F. Kesimpulan dan Saran
Dapat disimpulkan bahwa Allah telah mengatur segala sesuatu yang ada
di dunia ini agar dapat berjalan dengan baik. Hingga sistem ekonomi dalam
Islam diatur sedemikian rupa agar tercapai keadilan dan kesejahteraan
dalam masyarakat. Baik dalam proses memperoleh harta tersebut maupun
mendistribusikannya.
10
G. Daftar Pustaka
https://repository.uin-suska.ac.id/6539/4/BAB%20III.pdf
malang.ac.id. https://uin-malang.ac.id/r/141101/islam-mengajarkan-
selektif-dalam-mencari-harta.html
mengajarkan-selektif-dalam-mencari-harta.html
Syariah. https://www.prudentialsyariah.co.id/id/pulse/article/prinsip-
prinsip-ekonomi-syariah-dan-tujuan-utamanya/
Pujiastuti, A. (2023, July 2). Rezeki dalam Ajaran Islam. Universitas Ahmad
Dahlan. https://perpustakaan.uad.ac.id/rezeki-dalam-ajaran-islam/
11