Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DEMOKRASI PANCASILA

DOSEN PEMBIMBING
Drs.H.M.NASIR, M.Ag.

DISUSUN OLEH
NURWANI

NIM: 21420168

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul“Demokrasi Pancasila”

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Pancasila.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknispenulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.Untuk itu,
kritik dan sarandari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepadaDosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapatmenyelesaikan tugas ini.

Sengkang, 22 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1

B. PERUMUSAN MASALAH.........................................................................................3

C. TUJUAN......................................................................................................................3

D. MANFAAT..................................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................................5

A. PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA.............................................................5

B. PRINSIP POKOK DEMOKRASI PANCASILA.........................................................6

C. CIR-CIRI DEMOKRASI PANCASILA......................................................................8

D. SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRASI PANCASILA........................................8

E. FUNGSI DEMOKRASI PANCASILA......................................................................11

BAB III..................................................................................................................................12

PENUTUP.............................................................................................................................12

A. KESIMPULAN..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan
politik.Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis
tegaknya sistempolitik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal
ini karena masih memegangteguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak
memegang demokrasi disebut negaraotoriter. Negara otoriter pun masih mengaku dirinya
sebagai negara demokrasi. Ini menunjukkanbahwa demokrasi itu penting dalam
kehidupan bernegara dan pemerintahan. Sejak merdeka,perjalanan kehidupan demokrasi
di Indonesia telah mengalami pasang surut. Dari DemokrasiParlementer/Liberal (1950
-1959), Demokrasi Terpimpin (1959-1966) dan Demokrasi Pancasila(1967-1998). Tiga
model demokrasi ini telah memberi kekayaan pengalaman bangsa Indonesiadalam
menerapkan kehidupan demokrasi. Setelah reformasi demokrasi yang diterapkan di
Indonesiasemakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah melahirkan empat orang
presiden. Mulai dari BJHabibie, Abdurrahman Wahid, Megawati hingga Susilo Bambang
Yudhoyono.

Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden
Soehartodikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah
Bendera Revolusi (1965)pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi
bangsa Indonesia.

“Apakah demokrasi itu?

Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Masyarakat bebas berpendapat dan


berorganisasi danrakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya.
Komisi negara dibentuk olehnegara. Diperbolehkannya jalur independen atau calon
perseorangan di luar jalur politik mencalonkandiri dalam pemilihan kepala daerah
(pilkada) turut meramaikan kehidupan demokrasi di Indonesia.Perkembangan demokrasi
turut meningkatkan partisipasi politik masyarakat.Masyarakat bolehmengorganisasikan
diri untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.Masyarakat ataurakyat kembali
merasakan kebebasan sipil dan politiknya.Rakyat menikmati kebebasan berpendapatserta
rakyat menikmati kebebasan berorganisasi.Kebebasan sipil bisa dinikmati meskipun di
sisi lainhak sekelompok masyarakat bisa dihilangkan oleh kelompok masyarakat
lain.Dalam kondisi seperti ini, beberapa kalangan menilai penerapan demokrasi di
Indonesia harus dijiwai dengan ideologi atau dasar negara RI yaitu Pancasila.

1
Pancasila sebagai konsep diungkapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945
saatmenyampaikan pidatonya yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafah negara
yang diberi nama dengan Pancasila. Konsepsi usul ini berisi:

1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme.

2. Perikemanusiaan atau Internasionalisme.

3. Mufakat atau Demokrasi.

4. Kesejahteraan Sosial.

5. Ketuhanan yang Maha Esa.

Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1945, sidang Badan Penyelidik Usaha-


Usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mencapai konsensus nasional
dan gentlemen agreement tentangdasar negara Republik Indonesia. Konsensus
nasional yang mendasari dan menjiwai ProklamasiKemerdekaan 17 Agustus 1945 itu
dituangkan dalam suatu naskah yang oleh Mr Muhammad Yamindisebut Piagam
Jakarta. Piagam Jakarta merupakan hasil kompromi tentang dasar negara
Indonesiayang dirumuskan oleh Panitia Sembilan, panitia kecil yang dibentuk oleh
BPUPKI, antara umat Islamdan kaum kebangsaan (nasionalis). Di dalam Piagam
Jakarta terdapat lima butir yang kelak menjadiPancasila dari lima butir, sebagai
berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik dan


ditandatangani olehIr. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A.Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim,
dan Muhammad Yamin. Pada saat penyusunan UUD padaSidang Kedua BPUPKI,
Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah (preambule). Selanjutnya, saat pengesahan
UUD ‘45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah diubah menjadi
PembukaanUUD setelah butir pertama diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

2
Perubahan butir pertamadilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah
berkonsultasi dengan Teuku MuhammadHassan, Kasman Singodimedjo dan Ki
Bagus Hadikusumo. Membaca sejarah pergerakan nasional diIndonesia, perubahan
ini nampak bukan suatu proses dari saat disahkannya Piagam Jakarta hinggamenjadi
Pembukaan UUD 1945.

Para wakil rakyat Indonesia ketika itu terbagi atas dua kelompok aliran
pemikiran. Di satupihak mereka yang mengajukan agar negara itu berdasarkan
kebangsaan tanpa kaitan khas padaideologi keagamaan. Di pihak lain, mereka yang
mengajukan Islam sebagai dasar negara. MengingatIndonesia adalah bangsa yang
majemuk , maka kata kata“menjalankan syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya“
di ganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa“

Hal ini terjadi karena setelahada protes dari perwakilan Indonesia bagian
timur yang mayoritas adalah non muslim. Hal inimembuktikan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang memiliki rasa tenggang rasa yang besar dan saling
menghormati satu sama lain dan mengutamakan kepentingan bersama/umum
daripadakepentingan pribadi/golongan. Maka itulah yang dinamakan Demokrasi
Pancasila.

B. PERUMUSAN MASALAH
 Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapatdirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari demokrasi itu ?

2. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila ?

3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?

4. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan


rakyat di Era Reformasi ?

C. TUJUAN
 Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui hakekat demokrasi

2. Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila

3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia

4. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di Era


Reformasi seperti sekarang ini

3
D. MANFAAT
Tujuan Demokrasi Pancasila adalah untuk menetapkan bagaimana bangsa
Indonesia mengatur hidup dan sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikan
semua teratur tanpa terjadi hal–hal yang melewati batas norma kesopanan. Jadi jelas
bahwa pendidikan Pancasila selaludiajarkan di setiap tingkat pendidikan mulai dari
SD, SMP, SMA/SMK agar kita menjadi manusia yangdemokrasi yang selalu
menghargai pemdapat orang lain, tenggang rasa dan bertanggung jawabdalam
menjadi warga negara yang baik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA


Istilah“demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungandengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu,dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem“demokrasi” di banyak negara.Kata“demokrasi”
berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/crateinyang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebihkita
kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadisebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar,
sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara. Menurut Wikipedia Indonesia,demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upayamewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warga negara) atas negara untuk dijalankan olehpemerintah negara tersebut.

Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila,


masih dalamtaraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat
berbagai tafsiran sertapandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa
beberapa nilai pokok dari demokrasikonstitusionil cukup jelas tersirat di dalam Undang
Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit
dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yangdicantumkan dalam penjelasan mengenai
Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat).

 Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan


belaka(Machstaat).

2. Sistem Konstitusionil

 Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat


Absolutisme(kekuasaan yang tidak terbatas).
 Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa
demokrasiyang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi
konstitusionil. Di samping itucorak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan
dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan demikian demokrasiIndonesia
mengandung arti di samping nilai umum,dituntut nilai-nilai khusus seperti nilai-nilai

5
yangmemberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya
dengan Tuhan YangMaha Esa, sesama manusia, tanah air dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan krida manusia dalam
mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain daridemokrasi Indonesi adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan
perwakilan, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruhrakyat Indonesia.Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada
ucapan Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat Qyang menyatakan
bahwa demokrasi suatupemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan


pemerintahan, sedangkanrakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai
warga negara. Kenyataannya, baik dari segikonsep maupun praktik, demos
menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan untuk rakyatkeseluruhan, tetapi
populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan
formalmemiliki hak preogratif forarytif dalam proses pengambilan/pembuatan
keputusan menyangkuturusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga
tidak mampu mewakili aspirasi yangmemilihnya.(Idris Israil, 2005:51)

Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:

1.Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan


gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung
unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi
pekerti luhur, berkepribadian Indonesia danberkesinambungan.

2.Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat


sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

3.Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi


harusdiselaraskan dengan tanggung jawab sosial.

4.Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan


cita-citahidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga
tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.

B. PRINSIP POKOK DEMOKRASI PANCASILA


Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan
lainsebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat
dua landasanpokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus

6
diketahui oleh setiap orangyang menjadi pemimpin negara / rakyat / masyarakat /
organisasi / partai / keluarga, yaitu:

1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau
milik suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa
negara.

2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku


pengurusa rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh
rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa bertindak
zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.

Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1.Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:

a.Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan


kekuasaanbelaka (machtstaat)

b.Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat


absolutisme(kekuasaan tidak terbatas),

c.Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.

2.Perlindungan terhadap hak asasi manusia,

3.Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,

4.Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepasdari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden,BPK, DPR, DPA atau lainnya.

5.Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkanaspirasi rakyat.

6.Pelaksanaan Pemilihan Umum.

7.Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2
UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
olehMajelis Permusyawaratan Rakyat

8.Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

9.Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.

7
10.Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

C. CIR-CIRI DEMOKRASI PANCASILA


Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran
Kewarganegaraan,Idris Israil (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi Indonesia
sebagai berikut:

1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.

2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.

3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.

5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.

6. Menghargai hak asasi manusia.

7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan


melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan
karenamerugikan semua pihak.

8. Tidak menganut sistem monopartai.

9. Pemilu dilaksanakan secara luber.

10. Mengandung sistem mengambang.

11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

D. SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRASI PANCASILA


Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45 serta
Ketetapan-ketetapan MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila
menurut prinsip-prinsip yangterkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945
berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Indonesia Ialah Negara yang Berdasarkan Hukum,tidak berdasarkan atas


kekuasaan belaka

Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun Lembaga Lembaga
negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan

8
tindakannyabagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam
hukum bagi semua warganegara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional Pemerintah berdasarkan sistem


konstitusional dan tidak bersifat absolutisme

Sistem konstitusional ini lebih menegaskanbahwa pemerintah dalam


melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuankonstitusi, di
samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok
konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah


disebutkan dalam pasal 1ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa ada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah
lembaga negara tertinggisebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai
pemegang kekuasaan negara yangtertinggi,MPR mempunyai

Tugas pokok, yaitu:

a. Menetapkan UUD

b. Menetapkan GBHN

c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu:

a.Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain,
seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden

b.Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN

c.Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden

d.Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila


presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945.

e. Mengubah undang-undang.

4. Presiden

Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah


MajelisPermusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah
penyelenggara pemerintah negaratertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga

9
harus tunduk dan bertanggung jawab kepadamajelis. Presiden adalah Mandataris
MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi


pelaksanaan mandat(kekuasaan pemerintah)yang dipegang oleh presiden dan DPR
harus saling bekerja sama dalampembentukan undang-undang termasuk APBN.
Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harusmendapat persetujuan dari DPR.
Hak DPR di bidang legislative ialah hak inisiatif, hak amandemen,dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:

a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah

b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah

c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah

d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal

e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6. Menteri Negara

Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak


bertanggung jawab kepadaDPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri negara. Menteriini tidak bertanggung jawab kepada
DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berartisistem kabinet kita
adalah kabinet kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara bertanggung
jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini
menjalankankekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi
presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan


diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-
sungguh suara DPR. KedudukanDPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh
presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadianggota MPR. DPR sejajar
dengan presiden.

E. FUNGSI DEMOKRASI PANCASILA


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

10
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan, ikut


duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan, dll.

2. Menjamin tetap tegaknya negara RI.

3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem


konstitusional

4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila

5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga
negara

6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab

Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawab


kepada MPR.

BAB III

PENUTUP

11
A. KESIMPULAN
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya
bisadipakai di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia sendiri
demokrasi pancasilasudah mendarah daging disetiap warga nya, karena demokrasi itu
mencerminkan kehidupanbermasyarakat, sistem demokrasi / pemerintahan liberal tidak
akan cocok untuk diterapkan diindonesia karena adat dan budaya negara indonesia
bertolak belakang dengan negara barat,NKRI harga mati, demokrasi pancasila harus
dibudayakan kepada anak cucu kita.

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

12
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang:
FakultasPeternakan Universitas Brawijaya.

Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai