DiSusun dan Di Ajukan Umtuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah
Manajemen Pemasaran
DOSEN PENGAMPU :
NOVIA, SE.,MM.
Kelompok 07
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi..............................................................................................................ii
A. Kesimpulan ........................................................................................... 12
B. Saran ...................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti halnya konsep merek, terdapat banyak makna konsep
mengenai definisi ekuitas merek. Winters (dalam Fandy Tjiptono 2005:
39) mengilustrasikan situasi ini dengan pernyataan “if you ask 10 people
to define brand equity, you are likely to get 10 ( maybe 11) different
answers as to what it means”. Ankuntan cenderung mendefinisikan brand
equity secara berbeda dengan pemasar, dimana konsep brand equity
dirumuskan berdasarkan relasi antara pelanggan dan merek (consumer-
oriented definitions) atau sebagai sesuatu yang diperoleh pemilik merek
(company oriented-definitions).
Dalam perspektif financial, brand equity bisa didefinisikan sebagai
“the incremental cash flows which accrue to branded products over and
above the cash flows which would result from the sale of unbranded
products”( Simon dan Sullivan, 1993). Berdasarkan pendapat diatas,
brand equity merupakan Net Present Value dari aliran kas masa datang
yang dihasilkan oleh suatu merek. Dengan kata lain, ekuitas merek
dihitung berdasarkan nilai inkremental dia atas nilai yang diperoleh produk
yang tanpa merek. Ekuitas merek didapatkan dari posisi pasar strategik
merek bersangkutan dan consumer trust terhadap merek tersebut. Trust ini
kemudiaan menciptakan jalinan relasi antara merek dan pelanggan
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko pembelian dan
mendorong terciptanya merek, loyalitas merek dan kesediaan untuk
mempertimbangkan produk baru yang ditawarkan perusahaan dengan
nama merek yang sama dikemudian hari.
Ditinjau dari perspektif pemasaran, ekuitas merek dirumuskan
sebagai nilai tambah yang dimiliki sebuah produk (Furquhar, 1989). Hal
yang sama juga diungkapkan oleh Erdem & Swait (dalam Fandi Tjiptono
1
2005:39) bahwa ekuitas merek merupakan nilai sebuah produk yang
terkirim kepada konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:350) ekuitas merek
merupakan nilai suatu merek berdasarkan seberapa kuat nilai merek
tersebut memilki nilai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan merek
tersebut, kualitas yang dipersepsikan, asosiasi merek, dan berbagai aset
lainnya seperti paten, merek dagang dan hubungan jaringan distribusi.
David A. Aaker (dalam Andi M. Shadat; 2009:163) memberikan
pengertian bahwa ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban
yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan symbol yang menambah
atau nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan
atau pelanggan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian ekuitas merek?
b. Bagaimana membangun ekuitas merek?
c. Bagaimana cara mengukur ekuitas merek?
d. Bagaimana cara mengelola ekuitas merek?
e. Bagaiman cara merencanakan strategi penetapan merek?
f. Apa hubungan ekuitas merek dengan ekuitas pelanggan?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa pengertian ekuitas merek!
b. Untuk mengetahui bagaimana membangun ekuitas merek!
c. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur ekuitas merek!
d. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola ekuitas merek!
e. Untuk mengetahui bagaiman cara merencanakan strategi penetapan
merek?
f. Untuk mengetahui apa hubungan ekuitas merek dengan ekuitas
pelanggan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mendapatkan keuntungan dari sebuah aset yang berharga. Merek
menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas
dapat dengan mudah memilih produk kembali. Loyalitas merek
memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan
bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit
perusahaan lain untuk memasuki pasar. Loyalitas juga dapat
diterjemahkan sebagai suatu kesediaan pelanggan untuk membayar
dengan harga yang lebih tinggi,bahkan sering kali 20% atau 25%
lebih tinggi dari merk pesaing.
4
c. Mendefinisikan Ekuitas Merek
Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang
diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin
dalam cara konsumen berpikir,merasa,dan bertindak dalam
hubungannya dengan merek dan juga harga,pangsa pasar, dan
profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. Ekuitas merek
berbasis pelanggan(customer-based brand equity) adalah pengaruh
diferensial yang dimiliki pengetahuan merek atas respons
konsumen terhadap pemasaran merek tersebut. Sebuah merek
mempunyai ekuitas merek berbasis pelanggan yang positif ketika
konsumen bereaksi lebih positif terhadap produk dan cara produk
itu dipasarkan ketika merek tersebut teridentifikasi. Ada tiga bahan
kunci ekuitas merek berbasis pelanggan akan muncul,yaitu:
1. Perbedaan Respon Konsumen. Biasanya apabila
tidak terdapat perbedaan,maka pada intinya produk
nama merek merupakan suatu komoditas atau versi
generik dari produk. Persaingan kemungkinan
muncul akibat dari harga.
2. Pengetahuan konsumen tentang merek. Pengetahuan
merek (brand knowledge) terdiri dari semua pikiran,
perasaan, citra, pengalaman, keyakinan, dan lain-
lain yang berhubungan dengan merek. Secara
khusus merek harus menciptakan asosiasi merek
yang kuat , menyenangkan, dan unik dengan
pelanggan.
3. Respons diferensial dari konsumen yang
membentuk ekuitas merek tercermin dalam
persepsi,preferensi,dan perilaku yang berhubungan
dengan semua aspek pemasaran merek. Merek yang
lebih kuat menghasilkan pendapatan yang lebih
besar.
5
Karena itu tantangan bagi pemasar dalam membangun
merek yang kuat adalah memastikan bahwa pelanggan memiliki
jenis pengalaman yang tepat dengan produk,jasa,dan program
pemasaran mereka untuk menciptakan pengetahuan merek yang
diinginkan.
Di dalam ekuitas merek juga terdapat janji merek (brand
promise) adalah visi pemasar tentang seperti apa merek seharusnya
dan apa yang harus dilaksanakan merek tersebut untuk konsumen.
6
mengidentifikasi dan melacak struktur pengetahuan merek konsumen.
Pendekatan langsung menilai dampak aktual pengetahuan merek terhadap
respons konsumen pada berbagai aspek pemasaran. Kedua pendekatan
umum ini saling melengkapi, dan pemasar dapat menerapkan keduanya.
Dengan kata lain, agar ekuitas merek dapat melaksanakan fungsi strategis
yang berguna dan memandu keputusan pemasaran, pemasar harus benar-
benar memahami sumber ekuitas merek dan bagaimana sumber itu
mempengaruhi hasil yang diharapkan. Bagaimana bila sumber-sumber ini
dan hasil berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Audit merek sangat penting bagi poin pertama. Audit merek (brand
audit) adalah sederet prosedur yang berfokus pada konsumen untuk
menilai kesehatan merek, mengangkap sumber ekuitas mereknya, dan
menyarankan cara untuk meningkatkan dan mengikat ekuitasnya. Pemasar
harus melaksanakan audit merek kapanpun mereka ingin melakukan
perubahan penting dalam arah strategis. Audit adalah pendukung yang
sangat berguna untuk para manajer ketika mereka menetapkan rencana
pemasaran mereka.
Studi Penelusuran Merek sangat penting bagi poin kedua. Studi
Penelusuran Merek (brand tracking studies) mengumpulkan data secara
kuantitatif dari konsumen secara rutin sepanjang waktu untuk memberikan
informasi dasar yang konsisten tentang bagaimana kinerja merek dan
program pemasaran mereka pada aspek-aspek kunci. Studi penelusuran
merupakan alat untuk memahami di mana, berapa banyak, dan dengan
cara apa nilai merek diciptakan,untuk mkemfasilitasi pengambilan
keputusan harian.
Penilaian Merk; Penilaian merek adalah pekerjaan memperkirakan
nilai keuangan total dari merek.
7
tergantung pada apa yang mereka ketahui tentang sebuah merek, tindakan
pemasaran jangka pendek, dengan mengubah pengetahuan mensuksesan
merek, sangat mempengaruhi peningkatan atau penurunan kesuksesan
jangka panjang tindakan pemasaran di masa depan.
a. Penguatan Merek
Sebagai aset perusahaan yang umurnya panjang,merek
perlu dikelola dengan seksama sehingga nilainya tidak terus
menyusut. Ekuitas merek diperkuat oleh tindakan pemasaran yang
secara konsisten menyampaikan arti suatu merek dalam hal :
1.produk apa yang direprensentasikan oleh merek, apa manfaat inti
yang diberikan, dan kebutuhan apa yang dipenuhi, dan juga 2.
bagaimana merek membuat produk menjadi unggul , di mana
asosiasi merek yang kuat, yang disukai, dan unik harus berada pada
pikiran konsumen.
Nivea salah satu merek yang terkuat di Eropa,telah
mengembangkan lingkup mereka dari merek krim kulit menjadi
perawatan kulit dan perawatan tubuh dengan cara mendesain dan
mengimplementasikan secara cermat perluasan merek yang
memperkuat janji merek Nivea yang ringan,lembut,dan merawat di
arena yang lebih luas.
Satu bagian penting dari penguatan merek adalah
menyediakan dukungan pemasaran yang konsisten dalam jumlah
dan jenisnya. Konsistensi ini tidak berarti semata-mata
keseragaman tanpa perubahan: banyak perubahan taktis mungkin
diperlukan untuk mempertahankan kekuatan dan arah strategis
suatu merek. Namun,terkecualiterjadi perubahan dalam lingkungan
pemasaran, kita tidak terlalu perlu menyimpang dari positioning
yang telah berhasil. Ketika perubahan memang diperlukan,pemasar
harus habis-habisan melindungi dan mempertahankan sumber-
sumber merek.
8
b. Revitalisasi Merek
Perubahan selera dan preferensi konsumen, kemunculan
pesaing baru atau teknologi baru , atau semua perkembangan
dalam lingkungan pemasaran dapat mempengaruhi peruntungan
merek. Hampir di semua kategori produk , merek yang dulu
terkenal dan dikagumi seperti Smith Corona, Zenith, dan TWA
mengalami masa-masa sulit atau bahkan lenyap. Tetapi, sejumlah
merek berhasil muncul kembali dengan mengesankan dalam tahun
tahun terakhir,dengan berhasilnya pemasar meniupkan nafas baru
dalam waralaba pelanggan mereka. Seringkali hal pertama yang
harus dilakukan dalam merivitalisasi merek adalah memahami
sumber-sumber apa dari ekuitas merek yang bisa dipakai sebagai
awal langkah. Apakah asosiasi negatif mulai dikait-kaitkan dengan
merek? Kadang-kadang program pemasaran aktual menjadi sumber
masalah, karena program itu gagal menghantarkan janji merek.
9
Ketika perusahaan menggunakan merek yang sudah mapan untuk
memperkenalkan sebuah produk baru, produk itu disebut perluasan merek
(brand extension).
Perluasan merek dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori
umum sebagai berikut :
1. Perluasan Lini
Dalam perlusan lini, merek induk digunakan untuk
memberi merek pada produk baru yang membidik segmen
pasar baru dalam kategori produk yang sekarang ini
dilayani oleh produk induk, seperti melalui cita rasa baru,
bentuk, warna baru, unsur yang ditambahkan, dan ukuran
kemasan yang baru.
2. Perluasan Kategori
Dalam perluasan kategori, merek induk digunakan
untuk memasuki satu kategori produk yang berbedadari
produk yang sekarang dilayani merek induk, seperti jam
Swiss Army.Bauran merek merupakan perangkat lini merek
yang disediakan penjual khusus bagi pembeli.Produk
berlisensi adalah produk yang nama mereknya telayh
dilisensikan kepada pengusaha pabrik lain secara aktual
membuat produk itu.
10
nilai-nilai seumur hidup seluruh pelanggan. Nilai seumur hidup pelanggan
dipengaruhi oleh pertimbangan pendapatan dan biaya yang berhubungan
dengan Akusisi pelanggan, retensi dan penjualan silang.
Ekuitas merek cenderung berfokus pada isu-isu strategis dalam
mengelolah dan menciptakan serta meningkatkan kesadaran dan citra
merek dengan pelanggan. Ekuitas pelanggan memberikan panduan praktis
untuk aktivitas-aktivitas pemasaran yang spesifik.
Ekuitas merek dan ekuitas pelanggan sama-sama penting. Tidak
ada merek tanpa pelanggan dan tidak ada pelanggan tanpa merek. Merek
berguna sebagai “umpan” yang digunakan pengecer serta pedagang
perantara untuk menarik pelanggan yang mereka ambil nilainya.
Pelanggan berguna sebagai mesin keuntungan nyata bagi mereka untuk
menguankan nilai merek mereka.
Strategi penetapan merek (branding strategy) perusahaan
mencerminkan jumlah dan jenis baik elemen merek maupun unik yang
diterapkan perusahaan pada produk yang dijualnya. Memutuskan cara
menetapkan merek produk baru merupakan hal yang sangat penting.1
1
Philip Ketler, Kevin Lane Keller. Manajemen Pemesaran Edisi Ke Tiga Belas Jilid 1,
Jakarta, 2008, hlm
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami uraikan diatas maka kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan
pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara
konsumen berpikir,merasa,dan bertindak dalam hubungannya dengan
merek dan juga harga,pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan
merek bagi perusahaan. Ekuitas merek berbasis pelanggan(customer-based
brand equity) adalah pengaruh diferensial yang dimiliki pengetahuan
merek atas respons konsumen terhadap pemasaran merek tersebut. Sebuah
merek mempunyai ekuitas merek berbasis pelanggan yang positif ketika
konsumen bereaksi lebih positif terhadap produk dan cara produk itu
dipasarkan ketika merek tersebut teridentifikasi.
Pemasar membangun ekuitas merek dengan menciptakan struktur
pengetahuan merek yang tepat untuk konsumen yang tepat. Proses ini
bergantung pada semua kontak yang berhubungan dengan merek baik
dilakukan oleh pemasar maupun bukan.
Karena kekuatan merek terletak dalam pikiran konsumen dan cara
merek mengubah respons konsumen terhadap pemasaran, ada dua
pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas merek. Pendekatan tidak
langsung menilai sumber ekuitas merek yang potensial dengan
mengidentifikasi dan melacak struktur pengetahuan merek konsumen.
Pendekatan langsung menilai dampak aktual pengetahuan merek terhadap
respons konsumen pada berbagai aspek pemasaran. Kedua pendekatan
umum ini saling melengkapi, dan pemasar dapat menerapkan keduanya.
Dengan kata lain, agar ekuitas merek dapat melaksanakan fungsi strategis
yang berguna dan memandu keputusan pemasaran, pemasar harus benar-
12
benar memahami sumber ekuitas merek dan bagaimana sumber itu
mempengaruhi hasil yang diharapkan. Bagaimana bila sumber-sumber ini
dan hasil berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Pengelolaan merek yang efektif membutuhkan tindakan pemasaran
jangka panjang. Karena respons pelanggan terhadap aktivitas pemasaran
tergantung pada apa yang mereka ketahui tentang sebuah merek, tindakan
pemasaran jangka pendek, dengan mengubah pengetahuan mensuksesan
merek, sangat mempengaruhi peningkatan atau penurunan kesuksesan
jangka panjang tindakan pemasaran di masa depan.
Ekuitas Pelanggan merupakan konsep pelengkap untuk ekuitas
merek yang merefleksikan jumlah dari nilai-nilai seumur hidup dari
seluruh pelanggan untuk sebuah merek.
Terakhir kita dapat menghubungkan ekuitas merek dengan salah
satu konsep pemasaran penting lainnya, Ekuitas Pelanggan (customer
equity). Tujuan manajemen hubungan pelanggan (CRM) adalah
menghasilkan ekuitas yang tinggi. Meskipun kita dapat menghitungnya
cara berbeda, salah satu definisi ekuitas pelanggan adalah Jumlah dari
nilai-nilai seumur hidup seluruh pelanggan. Nilai seumur hidup pelanggan
dipengaruhi oleh pertimbangan pendapatan dan biaya yang berhubungan
dengan Akusisi pelanggan, retensi dan penjualan silang.
Ekuitas merek cenderung berfokus pada isu-isu strategis dalam
mengelolah dan menciptakan serta meningkatkan kesadaran dan citra
merek dengan pelanggan. Ekuitas pelanggan memberikan panduan praktis
untuk aktivitas-aktivitas pemasaran yang spesifik.
Ekuitas merek dan ekuitas pelanggan sama-sama penting. Tidak
ada merek tanpa pelanggan dan tidak ada pelanggan tanpa merek. Merek
berguna sebagai “umpan” yang digunakan pengecer serta pedagang
perantara untuk menarik pelanggan yang mereka ambil nilainya.
Pelanggan berguna sebagai mesin keuntungan nyata bagi mereka untuk
menguankan nilai merek mereka.
13
Strategi penetapan merek (branding strategy) perusahaan
mencerminkan jumlah dan jenis baik elemen merek maupun unik yang
diterapkan perusahaan pada produk yang dijualnya. Memutuskan cara
menetapkan merek produk baru merupakan hal yang sangat penting.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu untuk
memperoleh informasi mengenai Ekuitas Merek.
Demikianlah isi pembahasan dari makalah ini, namun sebagai
manusia yang tidak sempurna kami menyadari bahwa ada banyak
kesalahan-kesalahan serta kekurangan-kekurangan yang terdapat
didalamnya baik dalam dari segi isi, pengetikan, dan kesalahan-kesalahan
lain yang terjadi, untuk itu beribu ma’af kami harapkan, kiranya bisa
dimaklumi.
Namun demikian, segala masukkan, tanggapan, saran serta
kritikkan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikkan dimasa depan. Terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Philip Ketler, Kevin Lane Keller. Manajemen Pemesaran Edisi Ke Tiga Belas
Jilid 1, Penerbit Erlangga. Jakarta , 2008
15