Agustus 2017
SEBAGAI KEGIATAN MEMUNGUT BIAYA ATAU MEMINTA UANG SECARA PAKSA OLEH SESEORANG KEPADA
PIHAK LAIN DAN HAL TERSEBUT MERUPAKAN SEBUAH PRAKTEK KEJAHATAN ATAU PERBUATAN PIDANA.
BIDANG %
Pendidikan 49 %
Pertanahan 11 %
Gakkum 8%
Adminduk 7%
Cukai & Pajak 7%
Kepegawaian 6%
Perhubungan 5%
Perizinan 4%
Kesehatan 3%
Lainnya
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA
A. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dengan ketentuan (tertuang dalam
Permendikbud Nomor 16 Tahun 2016 tentang BOS):
B. Menentukan Kebutuhan YANG TELAH DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH NEGARA dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
C. Komite Sekolah membuat proposal yang diketahui Sekolah sebelum melakukan
penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat. Bentuk
proposal minimal berisi:
1. Jenis kebutuhan yang tidak dapat dibiayai negara (yang telah diputuskan sebelumnya
pada rapat Komite Sekolah dengan Sekolah yang disepakati oleh orangtua siswa)
2. Besaran anggaran untuk pemenuhan Kebutuhan
3. Rencana sumber penggalangan dana
4. Rencana pelaksanaan (jangka waktu)
5. Metode pemberian sumbangan/bantuan
6. Narahubung/Contact Person
MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]
D. Hasil penggalangan dana dibukukan pada rekening bersama antara Komite Sekolah
dan Sekolah
Pasal 14:
Ketentuan dalam Permendikbud ini harus disesuaikan dalam jangka
waktu 1 tahun sejak Permendikbud ditetapkan (30 Desember 2016).
1. Maka, batas waktu penyesuaian Komite Sekolah diseluruh Sekolah terhadap Peraturan
Menteri ini paling lambat 30 Desember 2017;
2. Dinas Pendidikan wajib memastikan setiap Sekolah wajib memiliki Komite Sekolah; dan
3. Sesuai dengan PP Nomor 17 Tahun 2010, pembentukkan Komite Sekolah dapat
menggunakan nomenklatur lain dengan pembentukan, struktur, tugas, dan fungsi yang
sama dengan Komite Sekolah sesuai peraturan perundang-undangan.
KETENTUAN PENUTUP DAN TINDAK LANJUT
1. Sumbangan, bantuan, dan DAK Fisik tidak dapat dilaksanakan apabila tidak terdapat Komite
Sekolah.
2. Pemerintah Daerah membuat aturan tentang batasan yang jelas mengenai apa yang dapat
dipungut dan yang tidak dapat dipungut melainkan dengan sumbangan/bantuan.
3. Regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Daerah mengacu pada peraturan perundang-undangan
termasuk PP Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.
4. Regulasi yang dibuat Pemerintah Daerah mengakomodir antara lain: prinsip tidak memungut dari
peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis dan tidak dikaitkan
dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta
didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
5. Dengan adanya regulasi tersebut, diharapkan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yang telah
melaksanakan penggalangan dana sesuai dengan peraturan perundang-undangan tidak terkena
Tim Saber Pungli maupun penegak hukum lainnya.
TANTANGAN REVITALISASI KOMITE SEKOLAH
3. Bagi daerah yang belum menetapkan Wajib Belajar 12 Tahun maka sebaiknya
Perda yang mengatur penetapan APBS (Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah)
untuk menetapkan iuran wajib (pungutan) oleh sekolah, dengan mengatur antara
lain :
a. APBS ditetapkan sebelum Tahun Ajaran Baru;
b. disusun oleh Sekolah dan KS dengan wajib memetakan kemampuan wali siswa
untuk SMA/SMK
c. APBS harus disetujui DISDIK dan ada waktu bagi DISDIK untuk mencermati
bahwa APBS tersebut tidak membebani orang tua/wali siswa.
d. APBS wajib disosialisasikan kepada seluruh orang tua/wali siswa.
BEBERAPA CONTOH PRAKTIK BAIK PENGGALANGAN BANTUAN
DAN SUMBANGAN
1. Bpk. Solihin, saat ini Kepala Sekolah SDN 3 Menteng Jakarta Pusat
a. Memanfaatkan dana CSR perusahaan-perusahaan di sekitar sekolah
b. Proposal diserahkan ke perusahaan-perusahaan itu.
c. Pengiriman yang ke 7 baru mendapat respons, diuji oleh manajemen untuk
melihat keseriusan ybs.
d. Menolak diberi bantuan dana dalam bentuk uang agar tidak repot. Bantuan
dalam bentuk sarana prasarana sekolah.
BEBERAPA CONTOH PRAKTIK BAIK PENGGALANGAN BANTUAN
DAN SUMBANGAN
2. SMPN 1 Karawang Barat – lomba penataan ruang kelas dan taman antar
paguyuban orang tua
a. Dengan adanya Paguyuban, orang tua mengetahui situasi kelas anaknya yang
sangat memprihatinkan.
b. Disepakati dengan Komite Sekolah dan kepala sekolah, untuk
menyelenggarakan lomba menata ruang kelas.
c. Kelas didisain oleh orang tua, siswa, dan wali kelas.
d. Sumbangan orang tua: dana sesuai kesepakatan paguyuban (yang kurang
mampu tidak diminta), tenaga, dan barang (tanaman, rak buku, foto, dll).
e. Hadiah: sumbangan piala dari Ditbindikkel dan BRI.
3. Sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul – menyelenggarakan kelas orang tua
dengan dana infaq dari peserta yang hadir.
4. Sekolah PABH (Pengajian Ahad…) – Menambah luas sekolah dengan mengajak
masyarakat beramal jariyah melalui pembelian tanah wakaf.
5. PAUD Gajah Wong Yogyakarta – mengajak masyarakat (pengamen, pengemis,
dan pemulung) di bantaran sungai untuk mendanai sekolah melalui usaha
peternakan.
6. SMP Negeri 3 Depok – Kelas orang tua dan kelas motivasi untuk anak dengan
nara sumber orang tua siswa.
7. Sekolah Kebangsaan Setia Wangsa Kuala Lumpur – memperoleh dana CSR
10.000 ringgit. Dana dikelola oleh PIBG (Persatuan Ibu Bapa Guru) dengan di
antaranya mengadakan School Fair. Dana akhirnya menjadi sekitar 100.000
ringgit yang kemudian digunakan untuk perbaikan dan pengadaan sarana
sekolah.
8. Apa lagi?
TUGAS KELOMPOK – waktu 10 menit
021-570 3303
0812 976 929 1193
021-5790 3020
193
021-573 3125 ult.kemdikbud.go.id
0821 1213 1323
pengaduan@kemdikbud.go.id lapor@saberpungli.id
pengaduan@kemdikbud.go.id lapor.go.id
TERIMA KASIH