Anda di halaman 1dari 33

PENINGKATAN PERAN KOMITE

SEKOLAH MELALUI PERMENDIKBUD


NO. 75 TAHUN 2016
Yul Ardi, S. Pd., M. M
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II
Prov. Sumatera Barat

Copy Right : Chatarina Muliana Girsang


Staf Ahli Menteri Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan
LATAR BELAKANG REVITALISASI KOMITE SEKOLAH
1. Kepmendiknas Nomor 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sudah tidak
relevan karena tidak mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (masih berdasarkan
UU Sisdiknas sebelumnya: UU Nomor 2 Tahun 1989 yang telah dicabut) dan PP Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Salah satu contoh norma yang sudah tidak
relevan adalah komponen keanggotaan Komite Sekolah masih memasukkan unsur Guru dari sekolah
yang bersangkutan.
2. Optimalisasi tugas dan fungsi Komite Sekolah
3. Menghindari praktik pungli (pungutan liar) baik yang dilakukan Sekolah maupun Komite Sekolah
4. Melindungi masyarakat yang kurang mampu
5. Perlunya transparansi alokasi anggaran dari Pemda/Pemerintah kepada sekolah dan
Pusat akuntablitas pertanggungjawaban penggalangan dana oleh Komite
Sekolah.
6. Tujuan: Revitalisasi Komite Sekolah dengan Prinsip Gotong Royong
DASAR HUKUM / PERATURAN TERKAIT
1. Pasal 51 ayat (1) dan Penjelasannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 6. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bersih Pungutan Liar (SABER Pungli)
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan 7. Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal Dana Alokasi Khusus Fisik
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.” 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2012
Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada Pendidikan
bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang Dasar
dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014
sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan. tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang
2. Pasal 56 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah
Nasional 10. Permendikbud Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Pintar (PIP)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang 11. Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017 tentang Juknis Bantuan
Pendanaan Pendidikan Operasional Sekolah (BOS)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
MODUS PUNGLI OLEH SEKOLAH/KOMITE SEKOLAH
Modus
Berkedok / seolah-olah SUMBANGAN, Pungutan diatasnamakan Komite Sekolah
MODUS PUNGLI OLEH SEKOLAH/KOMITE SEKOLAH
MODUS PUNGLI OLEH SEKOLAH/KOMITE SEKOLAH
MODUS PUNGLI OLEH SEKOLAH/KOMITE SEKOLAH
MODUS PUNGLI OLEH SEKOLAH/KOMITE SEKOLAH
SEKOLAH KITA ?
FUNGSI DAN TUGAS KOMITE SEKOLAH [PP SNP]

1. Pasal 52 ayat (3):


• Struktur organisasi Sekolah dan Biaya Operasional Sekolah
diputuskan oleh Komite Sekolah dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah
2. Pasal 52 ayat (4):
• Tata tertib sekolah, yang minimal meliputi tata tertib pendidik,
tendik dan siswa, serta penggunaan dan pemerliharaan sarpras
ditetapkan oleh Kepala Sekolah setelah mempertimbangkan
masukan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
3. Pasal 54 ayat (2):
• Pelaksanaan pengelolaan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana
kerja tahunan harus mendapat persetujuan dari rapat dewan
pendidik dan komite sekolah.
FUNGSI DAN TUGAS KOMITE SEKOLAH [PASAL 2 & 3]

1. Fungsi Komite Sekolah: Peningkatan MUTU PELAYANAN Pendidikan.


2. Tugas Komite Sekolah
a. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan
pelaksanaan
kebijakan pendidikan terkait:
1) Kebijakan dan program Sekolah;
2) RAPBS/RKAS;
3) Kriteria kinerja Sekolah;
4) Kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah; dan
5) Kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain.
b. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan
lainnya dari masyarakat melalui upaya kreatif dan inovatif
c. Mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah
d. Menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat atas
kinerja Sekolah
KEANGGOTAAN [PASAL 4]
YANG TIDAK DAPAT MENJADI
Orangtua/Wali Dari KOMITE SEKOLAH
Tokoh Masyarakat
Siswa Yang Masih 1. Guru & Tenaga Kependidikan dari
Aktif • maks 30% Sekolah yang bersangkutan
• Memiliki pekerjaan dan 2. Penyelenggara Sekolah yang
• maks 50%
perilaku hidup yang bersangkutan  Sekolah Swasta
• Diharapkan ketua
menjadi panutan
Komite dari Orang
• Tidak termasuk
Tua/Wali ORANG YANG KARENA JABATANNYA
anggota/pengurus OPG
dan pengurus Parpol BERPOTENSI CONFLICT OF INTEREST
TERHADAP PENGELOLAAN ANGGARAN
NEGARA
Jumlah Anggota: 3. Pemerintah Desa
Pakar Pendidikan
5-15 orang 4. Pejabat daerah yang tergabung
dalam Forum Koordinasi Pimpinan
• maks 30%
Persentase ini merupakan Kecamatan/Pimpinan Daerah
• Pensiunan PTK batas maksimal sampai
• Berpengalaman di 5. Anggota DPRD
dengan jumlah anggota
bidang pendidikan 6. Pejabat pemerintah pusat/pemda
memenuhi 100% yang
disesuaikan dengan kondisi yang membidangi pendidikan
daerah masing-masing.
YANG TIDAK DAPAT MENJADI
KOMITE SEKOLAH

1. Guru & Tenaga Kependidikan


dari Sekolah yang
bersangkutan
2. Penyelenggara Sekolah yang
bersangkutan  Sekolah
Swasta
ORANG YANG KARENA
JABATANNYA BERPOTENSI
CONFLICT OF INTEREST
TERHADAP PENGELOLAAN
ANGGARAN NEGARA
3. Pemerintah Desa
4. Pejabat daerah yang
tergabung dalam Forum
Koordinasi Pimpinan
Kecamatan/Pimpinan Daerah
5. Anggota DPRD
6. Pejabat pemerintah
pusat/pemda yang
membidangi pendidikan
KEANGGOTAAN & KOORDINASI [PASAL 4 – 9]
2. METODE PEMBENTUKAN 3. BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

a. Dalam 1 Sekolah: melalui rapat a. Mengundurkan diri


orangtua/wali, dimusyawarahkan dan/atau b. Meninggal dunia
c. Tidak dapat melaksanakan tugas
melalui voting. Ditetapkan oleh Kepala
karena berhalangan tetap
Sekolah (Sesuai dengan PP 17 Tahun 2010) d. Dijatuhi pidana dan telah inkracht
b. Komite Sekolah Gabungan: bagi Sekolah
yang memiliki siswa kurang dari 200 dapat 4. PEMBINA KOMITE SEKOLAH
membentuk Komite Sekolah gabungan dgn Bupati/walikota, camat, lurah/kepala desa sesuai
Sekolah Lain. difasilitasi dengan wilayah kerjanya
Pembentukannya oleh Dinas sesuai
Pendidikan 5. KOORDINASI DAN KONSULTASI
kewenangannya.
Dengan Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas
Ditetapkan oleh
Pendidikan / Cabang Dinas, dan pemangku kepentingan
Kepala
lainnya
Sekolah yang memiliki siswa
paling banyak
METODE PENGGALANGAN DANA
YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH KOMITE SEKOLAH
YANG DAPAT MEMUNGUT HANYA:
SMA/SMK NEGERI DI DAERAH YG TIDAK
BANTUAN SUMBANGAN MELAKSANAKAN WAJIB BELAJAR 12
TAHUN & SEKOLAH SWASTA
Definisi: Pemberian Definisi: Pemberian
uang/barang/jasa uang/barang/jasa oleh PUNGUTAN
oleh pemangku peserta didik, orang Definisi: Penarikan uang oleh
kepentingan satuan tua/wali baik Pasal 10 Sekolah (bukan oleh Komite
pendidikan di luar perseorangan maupun Sekolah) kepada peserta didik,
peserta didik atau bersama-sama,
BUKAN  orangtua/walinya yang bersifat
orang tua/wali, masyarakat atau lembaga wajib, mengikat, serta jumlah
dengan syarat yang secara sukarela, dan tidak dan jangka waktu
disepakati para mengikat satuan pemungutannya ditentukan
pihak pendidikan • Dana BOS/BOSDA diutamakan untuk kebutuhan pokok sekolah
misalkan buku pelajaran, buku di perpustakaan.
• Pungutan TIDAK DIPERUNTUKAN untuk pembangunan fisik atau
renovasi bangunan (misalkan tempat ibadah dan ruang kelas), atau
• Sumbangan oleh Komite Sekolah tidak boleh untuk untuk pembelian kendaraan operasional sekolah.
membayar gaji/honor guru dan tendik. (Permendagri
Nomor 31 Tahun 2016  APBD untuk Guru PNS)
PUNGUTAN LIAR (PUNGLI)
ADALAH PENGENAAN BIAYA ATAU PUNGUTAN DI TEMPAT YANG SEHARUSNYA TIDAK ADA BIAYA
DIKENAKAN ATAU DI PUNGUT DI LOKASI ATAU PADA KEGIATAN TERSEBUT TIDAK SESUAI KETENTUAN.

SEBAGAI KEGIATAN MEMUNGUT BIAYA ATAU MEMINTA UANG SECARA PAKSA OLEH SESEORANG KEPADA
PIHAK LAIN DAN HAL TERSEBUT MERUPAKAN SEBUAH PRAKTEK KEJAHATAN ATAU PERBUATAN PIDANA.

FAKTOR PENYEBAB PUNGLI


 Aspek Individu Pelaku :  Aspek Organisasi
• Sifat tamak manusia; • Kurang adanya sikap keteladanan
• Moral yang kurang pimpinan;
kuat; • Tidak adanya kultur organisasi yang
• Penghasilan yang kurang benar;
mencukupi; • Sistim akuntabilitas yang benar di
• Kebutuhan hidup yang instansi pemerintah yang kurang
mendesak; memadai;
• Gaya hidup yang • Kelemahan sistim pengendalian
konsumtif; manajemen;
• Malas atau tidak mau
kerja;
• Ajaran agama yang
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

PUNGLI (PN) = KORUPSI (DELIK SUAP)


• Delik Merugikan Keuangan Negara Dan Atau Perekonomian
Negara. Psl 2 Ayat (1) Dan Psl 3
• Delik : Suap Menyuap Pasal 5 Ayat (1) a,b (2) ; Psl 6 (1) a,b
(2) ; Psl 11 ; Psl 12 A, B, C, D ; Psl 13
• Delik Penggelapan Dalam Jabatan Psl 8 ; Psl 9 ; Psl 10 A, B,
C
• Delik Pemerasan Dalam Jabatan Psl 12 e , f , g
• Delik Perbuatan Curang Psl 7 (1) A, B, C, D , (2) ; Psl 12 H
• Delik Benturan Kepentingan Dlm Pengadaan (Psl 12 I)
• Delik Gratifikasi (Psl 12 B Jo 12 C)

UU No. 11 Tahun 1980 (TP Suap) KUH Pidana

Pasal 368 (Pemerasan)


Pasal 3 (penerima Suap) Anc 3 Thn Anc 9 Thn
Pasal 378 (Penipuan)
Anc 4 Thn
MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]
YANG HARUS DILAKUKAN SEKOLAH
A. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS), dengan ketentuan (tertuang dalam Permendikbud Nomor 16 Tahun 2016 tentang BOS):
1. RKAS memuat BOS
2. RKJM disusun setiap 4 (empat) tahun
3. RKJM, RKT, dan RKAS disusun berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah
4. RKJM, RKT, dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan guru setelah memperhatikan pertimbangan Komite
Sekolah dan disahkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya untuk SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/ SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah atau yayasan untuk SD/SDLB/SMP/ SMPLB atau SMA/SMALB/SMK yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
B. Menentukan Kebutuhan YANG TELAH DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH NEGARA dalam Penyelenggaraan Pendidikan
C. Komite Sekolah membuat proposal yang diketahui Sekolah sebelum melakukan penggalangan dana dan sumber
daya pendidikan lainnya dari masyarakat. Bentuk proposal minimal berisi:
1. Jenis kebutuhan yang tidak dapat dibiayai negara 3. Rencana sumber penggalangan dana
(yang telah diputuskan sebelumnya pada rapat 4. Rencana pelaksanaan (jangka waktu)
Komite Sekolah dengan Sekolah yang disepakati oleh 5. Metode pemberian sumbangan/bantuan
orangtua siswa) 6. Narahubung/Contact Person
2. Besaran anggaran untuk pemenuhan Kebutuhan
Perpres Nomor 123 Tahun 2016
PETUNJUK TEKNIS DAK FISIK, untuk DAK Fisik Bidang Pendidikan dapat digunakan untuk..
DAK Fisik Bidang Pendidikan: mendanai kegiatan Dikdasmen yang merupakan urusan wajib Daerah sesuai
prioritas nasional sebagai upaya pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai SNP

DAK FISIK REGULER DAK FISIK PENUGASAN


SD SMP SMA SMK

1. Rehab ruang belajar, ruang 1. Rehab ruang belajar 1. Rehab ruang belajar PRIORITAS BIDANG KEAHLIAN:
guru, dan/atau jamban, dan/atau ruang penunjang dan/atau ruang penunjang 1. Agribisnis dan
dengan tingkat kerusakan lainnya dengan tingkat lainnya dengan tingkat Agroteknologi;
sedang atau berat, baik kerusakan kerusakan minimal sedang, 2. Kemaritiman;
berikut perabot atau tanpa minimal sedang, baik baik berikut perabot atau 3. Pariwisata;
perabot; dan/atau berikut perabot atau tanpa perabot; dan
PRASARANA 2. Pembangunan ruang kelas tanpa perabot; 2. Pembangunan ruang kelas 4. Industri
baru (RKB) berikut 2. Pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabot; Kreatif/Teknol
perabot. baru (RKB) beserta dan/atau ogi
perabot; dan/atau 3. Pembangunan lab IPA dan Rekayasa.
3. Pembangunan lab IPA beserta perabotnya.
beserta perabotnya.
Pemenuhan/pembangunan
ruang praktik siswa.

Pengadaan koleksi Pengadaan peralatan dan Pengadaan peralatan dan media Pengadaan peralatan praktik
perpustakaan (buku media pendidikan pendidikan utama
SARANA pengayaan, buku referensi,
dan buku panduan pendidik)
Permendikbud Nomor 19 Tahun 2016
PIP, dapat digunakan untuk..

Dana bantuan diberikan langsung kepada siswa dengan untuk pemanfaatan sebagai berikut:
1. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;
2. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll);
3. Transportasi siswa ke sekolah;
4. Uang saku siswa ke sekolah; dan
5. Biaya kursus/les tambahan.
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017
PERUNTUKKAN BOS (SD/SDLB dan SMP/SMPLB), dapat digunakan untuk..
1. Pengembangan Perpustakaan (termasuk 9. Pembayaran Honor
penyediaan buku teks) a. Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM);
2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB b. Tenaga administrasi (tenaga yang melaksanakan administrasi sekolah
termasuk melakukan tugas sebagai petugas pendataan Dapodikdasmen),
(termasuk pendaftaran ulang siswa
termasuk tenaga administrasi BOS untuk SD;
lama) c. Pegawai perpustakaan;
3. Kegiatan Pembelajaran dan d. Penjaga sekolah;
Ekstrakurikuler e. Petugas satpam;
4. Kegiatan Evaluasi f. Petugas kebersihan.
Pembelajaran 10. Pembelian/Perawatan Alat Multi Media Pembelajaran
5. Pengelolaan Sekolah 11. Biaya Lainnya
6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Apabila seluruh komponen 1-10 telah terpenuhi pembiayaannya dan masih
terdapat kelebihan BOS, maka BOS dapat digunakan untuk keperluan lainnya,
Kependidikan, serta Pengembangan
dimana penggunaan dana ini harus diputuskan melalui rapat dengan dewan
Manajemen Sekolah guru dan Komite Sekolah. Pembiayaan yang dapat dibiayai antara lain:
7. Langganan Daya dan Jasa (biaya a. peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan oleh
langganan listrik, air, telepon, internet) pemerintah;
8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan b. membangun jamban/WC beserta sanitasinya, dan kantin sehat, bagi
Prasarana Sekolah SD/SDLB yang belum memiliki prasarana tersebut;
c. mesin ketik untuk kebutuhan kantor.
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017
PERUNTUKKAN BOS (SMA/SMALB), dapat digunakan untuk..
1. Pengembangan Perpustakaan (termasuk 8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah
penyediaan buku teks) 9. Pembayaran Honor
2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB (termasuk BOS dapat digunakan untuk pembayaran honor guru pada untuk
pendaftaran ulang siswa lama) jenjang SMA/SMK sebagai akibat peralihan kewenangan pengelolaan
3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler pendidikan menengah dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran pemerintah provinsi, dengan ketentuan:
5. Pengelolaan Sekolah a. batas maksimum penggunaan BOS untuk membayar honor adalah
6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga 15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;
Kependidikan, serta Pengembangan Manajemen b. mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat melalui
Sekolah dinas pendidikan masing-masing provinsi dengan
7. Langganan Daya dan Jasa (biaya langganan listrik, menyampaikan
perhitungan jumlah guru, nama guru dan mata pelajaran yang
air, telepon, internet) diampu, serta dan satuan pendidikan yang menjadi
satuan
administrasi pangkalnya;
c. memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV; dan
d. bukan merupakan guru yang baru direkrut
setelah peralihan kewenangan.
10. Pembelian Alat Multi Media Pembelajaran
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017
PERUNTUKKAN BOS (SMK), dapat digunakan untuk..

1. Pengembangan Perpustakaan (termasuk 9. Pembayaran Honor


penyediaan buku teks) BOS dapat digunakan untuk pembayaran honor guru untuk jenjang SMK
2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB (termasuk sebagai akibat peralihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah
pendaftaran ulang siswa lama) dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi,
3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler dengan ketentuan:
4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran a. batas maksimum penggunaan BOS untuk membayar honor adalah
5. Pengelolaan Sekolah 15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;
6. Pengembangan Profesi Guru dan b. mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat melalui dinas pendidikan
Tenaga
Kependidikan, serta Pengembangan Manajemen masing-masing provinsi dengan menyampaikan perhitungan jumlah
Sekolah guru, nama guru dan mata pelajaran yang diampu, serta dan satuan
7. Langganan Daya dan Jasa (biaya langganan listrik, pendidikan yang menjadi satuan administrasi pangkalnya;
air, telepon, internet) c. memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV; dan
8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan d. bukan merupakan guru baru yang direkrut setelah peralihan
Prasarana Sekolah kewenangan.
10. Pembelian Alat Multi Media Pembelajaran
11. Penyelenggaraan Kegiatan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Kejuruan
12. Penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK dan/atau Praktek Kerja
Industri (Prakerin)/Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dalam Negeri dan
Pemagangan
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA
[Pasal 11] Sumbangan dan [PASAL 12] Larangan untuk KS
Bantuan DILARANG berasal dari: (juga terdapat pada PP 17 Tahun 2010)

a. Perusahaan rokok dan/atau 1. Menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar,
lembaga yang menggunakan merk pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam di Sekolah
dagang, logo, semboyan, dan/atau
2. Melakukan pungutan kepada siswa & orangtua siswa
warna yang diasosiasikan sbg ciri
khas perusahaan rokok 3. Mencederai integritas evaluasi hasil belajar siswa
b. Perusahaan minuman 4. Mencederai integritas seleksi pada PPDB
beralkohol lembaga 5. Melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas
yang menggunakan merk dagang,
dan/atau 6. Mengambil/mensiasati keuntungan ekonomi dari
logo, semboyan, dan/atau warna pelaksanaan
yang diasosiasikan sbg ciri khas kedudukan
perusahaan beralkohol
7. Memanfaatkan asset Sekolah untuk kepentingan pribadi/kelompok
c. Partai politik.
diluar untuk urusan Sekolah
8. Melakukan kegiatan politik praktis di Sekolah
9. Mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan & tusi KS
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA
[PASAL 13] Mekanisme Laporan KS

Komite Sekolah menyampaikan laporan kepada orgtua/wali siswa,


masyarakat, dan Kepsek melalui pertemuan berkala paling sedikit 1x
dalam 1 semester

Laporan Komite Sekolah terdiri dari:


a. Laporan kegiatan Komite Sekolah (rutin dan berkala)
b. Laporan hasil perolehan penggalangan dana (dibuat setiap
melakukan penggalangan dana)
KRITERIA MINIMAL FORMAT LAPORAN
TAHUNAN KOMITE SEKOLAH
A. UMUM
 SK Pengangkatan Komite Sekolah
 Profil Pengurus Komite Sekolah
 AD/ART Komite Sekolah

B. IKHTISAR PROGRAM KEGIATAN SELAMA 1 TAHUN


 Dana Yang Tersedia di Awal Tahun  Laporan per kegiatan Komite Sekolah berbentuk
 Laporan per Kegiatan Komite Sekolah Penggalangan Dana (dituangkan dalam laporan tahunan dan
Non Penggalangan Dana dibuat setiap kegiatan sebagai pertanggungjawaban)
o Ruang Lingkup Kegiatan o Proposal Kegiatan untuk Penggalangan Dana
o Laporan Keuangan o Laporan Pemasukan dari Penggalangan Dana
o Dokumenasi & Hasil kegiatan o Laporan Pengeluaran dari Penggunaan Dana
o Dokumentasi & Hasil Kegiatan
 Dana Yang Tersisa Pada Akhir Tahun
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 14:
Ketentuan dalam Permendikbud ini harus disesuaikan dalam jangka waktu
1 tahun sejak Permendikbud ditetapkan (30 Desember 2016).

1. Maka, batas waktu penyesuaian Komite Sekolah diseluruh Sekolah terhadap


Peraturan Menteri ini paling lambat 30 Desember 2017;
2. Dinas Pendidikan wajib memastikan setiap Sekolah wajib memiliki Komite
Sekolah; dan
3. Sesuai dengan PP Nomor 17 Tahun 2010, pembentukkan Komite Sekolah dapat
menggunakan nomenklatur lain dengan pembentukan, struktur, tugas, dan
fungsi yang sama dengan Komite Sekolah sesuai peraturan perundang-
undangan.
KETENTUAN PENUTUP DAN TINDAK LANJUT
1. Sumbangan, bantuan, dan DAK Fisik tidak dapat dilaksanakan apabila tidak terdapat
Komite Sekolah.
2. Pemerintah Daerah membuat aturan tentang batasan yang jelas mengenai apa yang
dapat dipungut dan yang tidak dapat dipungut melainkan dengan sumbangan/bantuan.
3. Regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Daerah mengacu pada peraturan perundang-
undangan termasuk PP Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.
4. Regulasi yang dibuat Pemerintah Daerah mengakomodir antara lain: prinsip tidak
memungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis
dan tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik,
penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.
5. Dengan adanya regulasi tersebut, diharapkan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yang
telah melaksanakan penggalangan dana sesuai dengan peraturan perundang-undangan
tidak terkena Tim Saber Pungli maupun penegak hukum lainnya.
TANTANGAN REVITALISASI KOMITE SEKOLAH
1. Keterlibatan aktif peran anggota KS dan Orang tua/wali
2. Peran Dinas Pendidikan untuk :
a. Memastikan adanya Komite Sekolah ada di setiap Sekolah.
b. mencegah adanya Pungli berkedok sumbangan dan memberatkan orang tua.
c. melakukan pengawasan pada saat memasuki tahun ajaran baru (mulai bulan 5-7) agar jangan ada
pungutan oleh sekolah dan sumbangan oleh KS kepada org tua/wali
3. Bagi daerah yang belum menetapkan Wajib Belajar 12 Tahun maka sebaiknya Perda yang mengatur
penetapan APBS (Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah) untuk menetapkan iuran wajib (pungutan) oleh
Sekolah, dengan mengatur antara lain :
a. APBS ditetapkan sebelum Tahun Ajaran Baru;
b. disusun oleh Sekolah dan KS dengan wajib memetakan kemampuan wali siswa untuk SMA/SMK
c. APBS harus disetujui DISDIK dan ada waktu bagi DISDIK untuk mencermati bahwa APBS tersebut tidak
membebani orang tua/wali siswa.
d. APBS wajib disosialisasikan kepada seluruh orang tua/wali siswa.
KANAL PELAPORAN DAN INFORMASI

Unit Layanan Terpadu Saber Pungli

021-570 3303
0812 976 929 1193
021-5790 3020
193
021-573 3125 ult.kemdikbud.go.id
0821 1213 1323

pengaduan@kemdikbud.go.id lapor@saberpungli.id

Posko Pengaduan Itjen Kemdikbud LAPOR!

0812 976 929 1708

pengaduan@kemdikbud.go.id lapor.go.id
TERIMA
KASIH

Staf Ahli Menteri Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Anda mungkin juga menyukai