Modul III Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah
Modul III Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah
Peningkatan
Kemampuan Organisasional
Komite Sekolah
JAKARTA, 2012
ii PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
SAMBUTAN SEKRETARIS DIREKTORAT
JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
Peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan merupakan amanat UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peran serta masyarakat tersebut diwujudkan dalam
wadah Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan
dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan. Agar Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat melaksanakan
fungsi tersebut secara optimal, maka Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah perlu ditingkatkan
kinerjanya, melalui upaya pemberdayaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Secara kuantitatif, Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota telah dibentuk di hampir di
seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Demikian pula, Komite Sekolah telah dibentuk di
seluruh satuan pendidikan di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Namun secara kualitatif,
keberadaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah memang belum sepenuhnya
dapat mendorong peningkatan mutu layanan pendidikan. Salah satu faktor penyebabnya
antara lain karena masih rendahnya pemahaman masyarakat dan pemangku kepentingan
pendidikan (stakeholder) tentang kedudukan, fungsi dan tugas Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah. Untuk meningkatkan kinerja Komite Sekolah/Madrasah, maka diluncurkan program
pemberdayaan Komite Sekolah, yang akan dilakukan secara bottom-up oleh Dewan Pendidikan
Kabupaten/Kota. Untuk itu, kegiatan TOT Fasilitator Pemberdayaan Komite Sekolah dimaksudkan
untuk menyiapkan SDM-nya. Sedang untuk menyiapkan materinya, telah disiapkan Modul
Pemberdayaan Komite Sekolah ini berserta paparan power point-nya.
Modul Pemberdayaan Komite Sekolah ini terdiri atas tiga tajuk, yang urutannya berbeda
dengan modul yang disusun pada tahun 2009. Modul Pemberdayaan Komite Sekolah yang
disusun pada tahun 2012 ini urutannya diubah menjadi: (1) Peningkatan Wawasan Kependidikan
Pengurus Komite Sekolah, (2) Penguatan Kelembagaan Komite Sekolah, dan (3) Peningkatan
Kemampuan Organisasional Pengurus Komite Sekolah. Modul-modul tersebut disusun oleh tim
penulis yang juga akan menjadi pemandu dalam kegiatan TOT Pemberdayaan Komite Sekolah.
iv PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
Kami menaruh harapan besar agar modul ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat
untuk meningkatkan kinerja Komite Sekolah. Kepada tim penulis dan pemandu kegiatan TOT
Pemberdayaan Komite Sekolah, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.
dengan konsep PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Ini
merupakan satu bentuk keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan. Oleh karena itu, Komite Sekolah perlu memahami wawasan kependidikan
tersebut.
Modul ketiga ini meliputi lima bagian yang saling terkait, yaitu: (1) Membangun
Komite Sekolah yang Efektif, (2) Menyusun Program Kerja Komite Sekolah, (3)
Membangun Keterlibatan Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS), (4) Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS), dan (5) Menjalin Hubungan dan Kerjasama Komite Sekolah dengan Institusi
yang Terkait.
Tim Penulis,
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
school, through its well-established system promotes the highest academic and
other achievements for the maximum number of students regardless of its socio-
economic background of the families”.
Sementara Cheng (1996) mendefinisikan sekolah efektif adalah sekolah
yang memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsinya secara maksimal,
baik fungsi ekonomis, fungsi sosial kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya
maupun fungsi pendidikan. Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal
kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup
sejahtera. Fungsi sosial kemanusiaan adalah sekolah sebagai media bagi siswa
untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah
sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban
sebagai warganegara. Fungsi budaya sekolah adalah media untuk melakukan
transmisi dan transformasi budaya. Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah
sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukan kepribadian
siswa.
Dengan demikian sekolah efektif adalah sekolah yang dapat
mengoptimalkan semua sumber daya pendidikan dalam mencapai hasil
pendidikan, baik dalam bentuk jumlah lulusan, prestasi lulusan, suasana
pembelajaran yang terpelihara dalam diri peserta didik.
2. Ciri Sekolah Efektif
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik
proses sebagai berikut :
1. Proses Belajar Mengajar (PBM) yang efektifitasnya tinggi. PBM menekankan
pada pemberdayaan siswa. PBM bukan hanya sekedar memorisasi dan re-
call, tetapi menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan se-
hingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati serta
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari;
2. Kepemimpinan sekolah yang kuat. Kepala sekolah memiliki peran yang kuat
dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sum-
berdaya pendidikan yang tersedia. Oleh karena itu kepala sekolah dituntut
memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar
mampu mengambil keputusan dan inisiatif/prakarsa untuk meningkatkan
mutu sekolah;
3. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib. Sekolah yang memiliki lingkun-
gan yang aman, tertib, dan nyaman akan membuat proses belajar-mengajar
dapat berjalan menyenangkan;
4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. Pengelolaan tenaga kepen-
didikan mulai dari analisis kebutuhan, perensanaan, pengembangan, evalu-
6 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
asi kinerja, hubungan kerja, sapai imbal jasa merupakan garapan penting
dalam implementasi MBS;
5. Sekolah memiliki budaya mutu. Semua warga sekolah memiliki komitmen
tentang mutu sehingga semuanya menyadari dan bersama-sama bergerak
untuk meningkatkan mutu;
6. Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas, dan dinamis. Hasil pen-
didikan merupakan hasil kolektif semua warga sekolah. Oleh karena itu ke-
bersamaan semua warga sekolah sangat dituntut pelaksanaan MBS;
7. Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian). Sekolah memiliki kewenan-
gan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut un-
tuk memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang tidak selalu meng-
gantungkan pada atasan;
8. Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat. Partisipasi warga
sekolah dan masyarakat yang tinggi merupakan bagian kehidupan sekolah
yang melaksanakan MBS.
9. Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen. Keterbukaan/
transparansi ditujukan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagainya yang selalu meli-
batkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol;
10. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik). Perubahan
dalam arti ke arah yang lebih baik harus merupakan sesuatu yang meny-
enangkan bagi semua warga sekolah;
11. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Evaluasi
terus dilakukan secara berkelanjutan yang bukan hanya untuk mengukur
daya serap siswa tetapi juga sebagai umban balik untuk memperbaiki pros-
es. Sejalan dengan itu perbaikanpun harus terus dilaksanakan;
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan. Sekolah harus mam-
pu membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat;
13. Komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik antar semua warga sekolah
perlu dipelihara dan dibina sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh masing-masing warga sekolah dapat diketahui;
14. Sekolah memiliki akuntabilitas. Akuntabilitas adalah bentuk pertanggung-
jawaban yang harus dilakukan sekolah terhadap keberhasilan program
yang telah dilaksanakan. Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang
dicapai dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua siswa, dan masyara-
kat secara berkala.
D. KOMITE SEKOLAH EFEKTIF
Komite Sekolah dibentuk dengan maksud agar ada suatu organisasi
masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap
MODUL 3.1: MEMBANGUN KOMITE SEKOLAH YANG EFEKTIF 7
kreativitas.
d. Perangkat Organisasi Komite Sekolah
Perangkat organisasi Komite Sekolah minimal yang harus ada, yang
memungkinkan berjalannya roda organisasi Komite Sekolah adalah: Personel
Komite Sekolah, Struktur Organisasi disertai job description setiap personel dan
tata-hubungan antarpersonel, Panduan Organisasi (antara lain berupa AD/
ART), fasilitas penunjang (Kantor/Sekretariat, tenaga adminstrasi).
e. Kepengurusan.
Komite Sekolah yang terdiri atas personel yang dibentuk berdasarkan
ketentuan yang ada (dijelaskan pada topik Pembentukan Komite Sekolah)
dibentuk menjadi sebuah organisasi yang paling tidak terdiri atas Ketua,
Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
f. Struktur Organisasi.
Dalam keadaan organisasi Komite Sekolah dengan kegiatan yang lebih
kompleks, struktur organisasinya dapat lebih diperluas dengan beberapa Ketua
Bidang, dan beberapa Seksi.
g. Job description.
Guna menjalankan roda organisasi Komite Sekolah, perlu dibuat job
description bagi setiap personel pada setiap jabatan yang diembannya,
sehingga tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaan tugas. Dalam hal ini job
description berupa panduan siapa mengerjakan apa dan masing-masing
personel bertanggung jawab atas terlaksananya tugas yang ia diemban. Terkait
dengan job description, juga disusun panduan tata-hubungan antarpersonel.
Misalnya Seksi Penggalangan dana masyarakat berada di bawah koordinasi
Ketua Bidang Sumberdaya. Salah satu hal yang penting diketahui oleh semua
angota pengurus Komite Sekolah adalah mengenal satu sama lain dan masing-
masing mengetahui kelebihan (dan kalau mungkin kelemahan) masing-
masing. Hal ini penting bagi penempatan personel pada jabatan tertentu
dalam organisasi Komite Sekolah. Perlu dihindari penempatan seseorang dalam
organisasi adalah berdasarkan kedudukan, kepangkatan, atau kekayaaan.
h. AD/ART.
AD/ART merupakan salah satu perangkat organisasi yang penting. Dalam
hal organisasi masih merupakan organisasi yang sederhana dengan kegiatan
yang masih terbatas, AD/ART tidak harus ada dulu. Akan tetapi Komite Sekolah
tetap harus memiliki panduan berorganisasi, dan roda organisasi berjalan
berdasarkan panduan tersebut. Dalam AD/ART atau Panduan Organisasi paling
10 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
tidak harus diatur mengenai: Dasar, Tujuan, dan kegiatan dari Komite Sekolah,
ketentuan keanggotaan dan kepengurusan (termasuk masa bakti), hak dan
kewajiban anggota dan pengurus, ketentuan tentang pengelolan keuangan,
mekanisme pengambilan keputusan, perubahan Panduan Organisasi atau AD/
ART, dan pembubaran organisasi
i. Fasilitas Penunjang.
Sebuah organisasi dapat dikatakan mustahil berjalan tanpa didukung
oleh fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang sebuah Komite Sekolah yang
paling sederhana adalah adanya meja kerja bagi Ketua Komite, baik di rumah
sang Ketua, di sebuah sekolah, atau bahkan di sebuah Kantor Khusus Komite
Sekolah yang memiliki fasilitas ruang-ruang kerja pengurus, ruang rapat,
fasilitas administrasi, dan karyawan.
E. PENUTUP
Komite sekolah yang efektif dalam pelaksanaan MBS adalah komite sekolah
yang dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan.
Komite sekolah yang dapat meningkatkan tanggung-jawab dan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Komite
sekolah yang dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di
satuan pendidikan.
MODUL 3.2:
MENYUSUN PROGRAM KERJA KOMITE
SEKOLAH
A. PENDAHULUAN
Sejarah pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di Indonesia
dimulai pada tahun 2000 berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000
tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS). Berdasarkan PROPENAS,
Dewan Pendidikan dibentuk di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/
kota,sementara Komite Sekolah dibentuk di setiap satuan pendidikan atau kelompok
satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta. Selanjutnya, guna memudahkan
masyarakat dalam membentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Menteri
Pendidikan Nasional menerbitkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
044/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
disertai Lampiran-lampiran. Lampiran I merupakan Acuan Pembentukan Dewan
pendidikan, sementara Lampiran II merupakan Acuan Pembentukan Komite
Sekolah.
Seiring dengan berjalannya waktu, ketentuan tentang Dewan Pendidikan
dan Komite Sekolah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Keberadan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah kini
telah diperkuat dari aspek legal karena telah dicantumkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pada Pasal 56,
walaupun ada sedikit modifikasi. Menurut Undang Undang Nomor 23 Tahun 2003
tersebut, Dewan pendidikan juga dibentuk pada tingkat Provinsi dan tingkat Pusat.
Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan mengatur lebih lanjut tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. PP Nomor 17 Tahun 2010 ini pun telah disempurnakan menjadi
PP Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Namun
12 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
Kegiatan Indikator
Waktu Sumberdaya
yang dapat Penanggung keberhasilan
Topik Masalah yang yang
mengatasi jawab pemecahan
dibutuhkan diperlukan
masalah masalah
Masalah A 1.
2.
3.
Masalah B 1.
2.
Masalah C 1.
2.
Masalah D 1.
2.
3.
5. Pelaksanaan Program/Kegiatan
Berdasarkan rencana aksi, penangggung jawab program kemudian
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dalam program kerja
Komite Sekolah.
6. Evaluasi Program
Selama berjalannya waktu dilakukan evaluasi secara periodik. Setelah
tenggat waktu periode tertentu terlewati tetapi indikator kinerja masih di
bawah target, perlu dilakukan analisis dan dibuat tindakan koreksi (corrective
action).
C. ORGANISASI KOMITE SEKOLAH YANG EFEKTIF
Komite Sekolah dapat memutar roda organisasi dengan melaksanakan
program dan kegiatan yang sederhana. Hal yang paling sederhana yang dapat
dilakukan oleh Komite Sekolah adalah konsolidasi organisasi sebagai berikut:
1. Penyamaan Visi
Sebuah organisasi dapat berjalan apabila semua anggota pengurus
dan anggota organisasi tersebut memiliki visi yang sama. Tujuan akhir dari
keberadaan Komite Sekolah di setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan
pendidikan adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikan
tersebut. Ada prinsip yang harus dipegang oleh semua anggota Komite Sekolah,
yaitu Komite Sekolah tidak mengambil fungsi pelaksanaan satuan pendidikan,
dalam pengertian tidak melaksanakan fungsi pemerintah, Kepala Sekolah, dan
Guru.
MODUL 3.2: MENYUSUN PROGRAM KERJA KOMITE SEKOLAH 15
A. PENDAHULUAN
Untuk membangun lembaga pendidikan sekolah yang berkualitas, sekolah
dan semua pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan harus bekerja sama
untuk membangun sekolah itu. Untuk dapat melaksanakan pembangunan sekolah,
semua pemangku kepentingan sekolah juga harus bekerja sama dalam menyusun
satu rencana yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Sekolah (RPS). Siapa
yang tidak membuat rencana, ia akan membuat kegagalan, atau who don’t make a
plan, make a fail.
Perencanaan pembangunan sekolah dikenal dengan perencanaan jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Rencana jangka pendek atau 1
(satu) tahun dikenal dengan Rencana Kerja (Renja), rencana jangka menengah atau
5 (lima) tahun dikenal dengan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), dan selain
itu dikenal dengan rencana jangka panjang atau 25 (dua puluh lima) tahun.
Modul ini, secara khusus akan membahas secara lebih rinci tentang upaya
untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder) di sekolah
dalam menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam modul ini akan
dibahas tentang kebijakan pembangunan pendidikan dasar, hakikat Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS) pada khususnya, pentingnya RPS sebagai rencana
strategis pembangunan pendidikan dasar jangka menengah, dan proses
penyusunan RPS, serta dilampirkan satu contoh format Rencana Pengembangan
Sekolah yang pernah disusun oleh satu sekolah.
B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DASAR
Kebijakan pembangunan pendidikan dasar merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahkan dari keseluruhan kebijakan pembangunan pendidikan nasional.
Jika pada awalnya pembangunan pendidikan dasar lebih dititikberatkan pada
aspek perluasan atau pemerataan pendidikan, maka pada tahap selanjutnya,
18 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
semua aspek perluasan pemerataan pendidikan ini harus secara bertahap diubah
kepada aspek peningkatan mutu pendidikan, di samping juga memperhatikan
aspek relevansinya. Ketiga aspek pembangunan pendidikan ini, baik perluasan
pemerataan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, dan peningkatan relevansi
pendidikan menjadi aspek pembangunan pendidikan yang menjadi satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
C. HAKIKAT RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)
1. Pentingnya Perencanaan
Dewasa ini kita mengenal tiga fungsi manajemen yang saling kait-
mengait, yakni (1) perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing),
dan (3) pengarahan (directing). Tiga fungsi manajemen ini merupakan ringkasan
dari lima fungsi manajemen yang dikenal sebelumnya, yakni (1) merancang, (2)
mengorganisasi, (3) memerintah, (4) mengoordinasi, dan (5) mengendalikan.
Pelaksanaan fungsi manajemen tersebut tidak lain adalah untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, fungsi perencanaan
merupakan fungsi penting dalam manajemen.
Dewasa ini kita mengenal ungkapan untuk menjelaskan tentang betapa
pentingnya perencanaan. Misalnya, “who don’t make a plan, make a fail” atau
siapa yang tidak membuat rencana, membuat kegagalan. Itulah sebabnya, untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah, dan sekaligus juga untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, lembaga pendidikan sekolah ini
harus menyusun perencanaan, yang dikenal dengan Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS).
2. RPS Sebagai Rencana Strategis
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan rencana strategis
pembangunan sekolah jangka menengah, yakni untuk 5 (lima) tahun. Rencana
jangka pendek disusun dalam periode satu tahun, yang dikenal dengan
Rencana Kerja (Renja). Sedang rencana pembangunan jangka panjang disusun
untuk jangka 25 (dua puluh lima) tahun. Dalam penyusunan RPS tersebut, pada
umumnya sekolah lebih mengutamakan pembangunan fisik sekolah, padalah
sesungguhnya pembangunan nonfisik sebenarnya lebih penting
3. Tujuan
Penyusunan RPS perlu dilakukan dengan tujuan untuk:
1. mengidentifikasi/memotret/ memetakan kondisi sekolah yang
sebenarnya;
2. merencanakan tujuan sekolah yang realistis;
MODUL 3.3: MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS) 19
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)
Tahun ...................
Disusun oleh:
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota ….............
Provinsi ......................
………………………………….
NIP. ……………………………
MODUL 3.3: MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS) 23
1. Visi
Diisi visi masing-masing sekolah
Indikator Visi:
Indikator visi diisi oleh sekolah
2. Misi
Diisi misi masing-masing sekolah
3. Tujuan
Diisi tujuan pengembangan sekolah oleh sekolah
B. IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah
Diisi identitas sekolah secara lengkap (nama sekolah, NSS, alamat, website, e-
mail, nomor telepon).
2. Data Siswa
Diisi data siswa sebagai berikut:
a. Data jumlah siswa dan rombongan belajar.
b. Data rata-rata nilai UN dan UAS tiga tahun terakhir.
c. Data prestasi siswa baik akademik maupun nonakademik secara lengkap
termasuk prestasi lomba keilmuan/olimpiade dan lomba nonakademik
(olahraga dan seni).
3. Data SDM
Diisi data SDM sekolah secara lengkap terdiri dari:
a. Identitas Kepala Sekolah
b. Jumlah guru per Mata Pelajaran dan guru BK
c. Jumlah guru yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris selain
guru bahasa Inggris
d. Jumlah guru yang mampu menggunakan ICT dalam pembelajaran
e. Jumlah tenaga pendukung meliputi:
1) staf TU (tenaga keuangan, administrasi, satpam, pesuruh, dll.);
2) laboran;
3) pustakawan;
4) teknisi (komputer, bahasa, multimedia).
D. SASARAN/TUJUAN
Diisi sasaran yang ingin dicapai dengan program dan kegiatan sekolah.
F. SUMBER DANA
Sumber dana yang diperlukan untuk pelaksanaan program dan kegiatan sekolah yang
berasal dari:
1. Rutin
2. Komite Sekolah
3. APBD Kabupaten/Kota
4. APBD Provinsi
5. APBN
6. Yayasan
7. Sumber dana lain
A. PENDAHULUAN
Setiap usaha untuk perubahan atau untuk meningkatkan kualitas pasti
ada harganya. Harga atau biaya dalam arti jumlah dana, tenaga dan atau waktu.
Semakin banyak perubahan dan atau kualitas perubahan, semakin besar pula
biaya yang diperlukan. Sayangnya, kita punya banyak keinginan tetapi kita punya
sedikit sumber-sumber pembiayaan. Oleh karena itu, kita selalu disarankan untuk
melakukan perubahan yang realistis baik secara teknis mupun secara finansial atau
waktu yang tersedia. Mempertimbangkan semua ini adalah hakikat diperlukannya
sebuah perencanaan.
Komponen utama perencanaan adalah: (1) tujuan, (2) kegiatan, (3) sasaran,
(4) penjadwalan, (5) anggaran, dan (6) pengorganisasian. Berbicara mengenai
rencana, maka kita tidak mungkin terlepas dari membicarakan mengenai besarnya
anggaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagai
tindak lanjut menyusun rencana lima tahun maka perlu disusun rencana tahunan.
Rencana tahunan ini disusun dalam bentuk apa yang dinamakan RAPBS, sebagai
alat operasionalisasi anggaran untuk mencapai tujuan perubahan dari tahun
ke tahun. Inilah pentingnya sekolah untuk menyusun RAPBS tahun demi tahun
dengn menyebutkan pos-pos apa yang akan dibiayai, berapa volumenya berapa
anggarannya dan dari mana asalnya. Gambaran pembiayaan ini digambarkan
dalam satu format RAPBS atau Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah.
B. PENGERTIAN RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) adalah rencana
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dirumuskan dalam Rencana Kerja
Sekolah (Renja) Sekolah akan dilaksanakan oleh sekolah dengan rincian biaya yang
diperlukan untuk melaksanakannya dalam jangka waktu satu tahun anggaran.
RAPBS dibuat untuk satu tahun anggaran mendatang, dan meliputi kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan pada satu tahun anggaran tersebut dengan
26 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
No. Program dan Kegiatan Volume Satuan Satuan Sumber Pembiayaan Jumlah
Harga APBN APBD KS Lain-Lain
I Belanja Pegawai
II Administrasi
V ...................................
Jumlah
............................................., ...............
...................................... ..............................................
MODUL 3.4: MENYUSUN RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS) 29
E. PENUTUP
RAPBS disusun sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen
RPS dan Renja yang juga harus disusun oleh sekolah. Proses penyusunan
RAPBS dilakukan oleh sekolah bersama dengan Komite Sekolah. Oleh karena
itu dokumen RAPBS ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite
Sekolah. Bahkan ada sekolah yang meminta agar Dinas Pendidikan setempat ikut
menandatangani dokumen RAPBS tersebut.
Tentu saja pelaksanaan RAPBS merupakan tanggung jawab sekolah. Namun
demikian Komite Sekolah akan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
RAPBS tersebut.
30 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
MODUL 3.5:
MENJALIN HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
KOMITE SEKOLAH DENGAN INSTITUSI
TERKAIT
A. PENDAHULUAN
Sebagai sebuah organisasi, Komite Sekolah tidak dapat bekerja sendiri dalam
menjalankan perannya, khususnya dalam peran sebagai lembaga yang memberi
dukungan (support) kepada satuan pendidikan. Komite Sekolah perlu membangun
kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Komite Sekolah tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik apabila tidak memiliki hubungan dan kerjasama yang
baik dengan pihak lain. Hubungan dan kerjasama tersebut dapat menghasilkan
berbagai masukan sumberdaya bagi Komite Sekolah.
B. PENDEKATAN PROGRAM KERJASAMA DI BIDANG PENDIDIKAN
Pada dasarnya keseluruhan pelaksanaan program kerja sama ini, baik di tingkat
masyarakat kelurahan hingga ke tingkat kota/kabupaten, tidak boleh dipahami
sebagai suatu proses yang administratif formal maupun mekanisme prosedural
saja, namun diharapkan yang terjadi adalah “dinamika proses” dari pelaksanaan
kegiatan itu sendiri. Dengan menitikberatkan pada tumbuhnya kesadaran kritis
semua pelaku dalam melakukan setiap langkah kegiatan, yang bermuara pada
pemahaman tentang mengapa, apa, untuk apa, dan bagaimana kegiatan tersebut
dilakukan.
Hal ini berkaitan erat dengan hakekat partisipasi masyarakat yang tidak berarti
hanya menyerahkan keputusan dan segala sesuatunya kepada masyarakat, namun
juga mendorong serta menumbuhkembangkan ’kesadaran kritis masyarakat’, yakni
kondisi dimana masyarakat paham terhadap resiko, tanggungjawab dan hak serta
kewajiban yang timbul dari segala konsekuensi atas keputusan yang akan diambil.
Sehingga diharapkan pada pelaksanaan kegiatan ini, masyarakat, pemerintah
Kabupaten/Kota, komite sekolah, dewan pendidikan dan pihak sekolah serta
kelompok peduli senantiasa mampu mengambil dan melaksanakan keputusan
yang lebih adil, berpihak pada masyarakat miskin, jujur dan berorientasi pada
32 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
a. = Kajian
b. =a.Perencanaan
= Kajian
c. =b.Pelaksanaan
= Perencanaan
d. = Monitoring Evaluasi
c. = Pelaksanaan
2. Prinsip Kerelawanan
Proses pengembangan masyarakat dengan prinsip membangun
’masyarakat dari dalam’ akan membutuhkan pelopor-pelopor penggerak dari
masyarakat itu sendiri yang bekerja tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki
komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya. ’Proses membangun
dari dalam’ tidak akan terlaksana apabila pelopor-pelopor yang menggerakkan
masyarakat tersebut merupakan individu atau sekumpulan individu yang
hanya memiliki pamrih pribadi dan hanya mementingkan urusan ataupun
kepentingan pribadi serta golongan atau kelompoknya. Dengan kata lain,
perubahan perilaku masyarakat akan sangat ditentukan oleh relawan-relawan
atau kader-kader motor penggerak setempat yang memiliki ’moral’ yang baik
atau diakui kualitas sifat kemanusiaan yang dimilikinya, dibandingkan dengan
kader-kader yang bertumpu pada pengalaman, pendidikan, status sosial, dll.
Pengertian relawan masyarakat dalam program bantuan pendidikan
mengandung makna yang cukup luas, antara lain yakni: (1) Relawan-relawan
terlibat mendalam secara khusus dalam satu atau beberapa tahapan kegiatan
dengan menjadi utusan warga atau panitia-panitia dari pelaksanaan tahapan
kegiatan dimaksud. (2) Relawan-relawan masyarakat yang ikut dalam struktur
yang dibangun masyarakat untuk melaksanakan program peningkatan
mutu pendidikan, serta (3) Relawan-relawan yang mengikuti seluruh proses
pelaksanaan untuk membantu masyarakat atau bahkan relawan-relawan yang
tidak ikut terlibat dalam pelaksanaan, namun memberikan kontribusi nyata
bagi kelancaran kegiatan.
D. KEKELIRUAN/SALAH PERSEPSI TENTANG KERJASAMA KOMITE SEKOLAH DENGAN PIHAK
LAIN
Selama berkembangnya Komite Sekolah, beberapa Komite Sekolah beru-
paya membangun kerjasama dengan berbagai pihak. Tujuan dari kerjasama
tersebut adalah dalam upaya membantu satuan pendidikan. Namun demikian
sering terjadi salah persepsi tentang bentuk kerjasama tersebut. Salah persepsi
pertama adalah bahwa kerjasama harus menghasilkan uang atau barang. Guna
mencapai tujuan tersebut kerjasama yang dibangun adalah dengan dunia usaha
dan dunia industri (DUDI). Padahal kerjasama dengan DUDI bukan merupakan
keharusan. Kerjasama juga tidak harus menghasilkan uang atau barang. Salah
persepsi kedua adalah bahwa kerjasama harus dinyatakan dalam MOU (memo-
randum of understanding). MOU bukan tujuan dari kerjasama. Salah persepsi ke-
tiga adalah bahwa kerjasama antara pihak ketiga dengan sekolah yang bukan
merupakan prakarsa Komite Sekolah dianggap merupakan kerjasama antara pi-
hak lain dengan Komite Sekolah.
MODUL 3.5: MENJALIN KERJA SAMA KOMITE SEKOLAH DENGAN INSTITUSI TERKAIT 35
E. PENUTUP
Dalam upaya melaksanakan fungsinya sebagi lembaga yang memberi
dukungan kepada satuan pendidikan, Komite Sekolah perlu membangun kerjasama
dengan institusi terkait. Ada beberapa pendekatan dan prinsip dalam membangun
kerjasama tersebut. Hubungan dan kerjasama tersebut harus berdasarkan prinsip
bahwa ada keinginan untuk memberdayakan diri dari pihak Komite Sekolah dan
ada dasar kerelawanan dari pihak terkait untuk membantu satuan pendidikan
melalui Komite Sekolah.
36 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
Disampaikan oleh:
Komite Sekolah
Dalam
Mudul Pemberdayaan Komite Sekolah
SEKOLAH EFEKTIF
SEKOLAH EFKETIF
Cheng (1996) mendefinisikan sekolah efektif
adalah sekolah yang memiliki kemampuan
dalam menjalankan fungsinya secara
maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial
kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya
maupun fungsi pendidikan.
38 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
Penyamaan visi.
Membangun Tim Yang Efektif
Mengembangkan Kreativitas
Perangkat Organisasi Komite Sekolah
Kepengurusan.
Struktur Organisasi.
Job description.
AD/ART.
Fasilitas Penunjang.
Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah 39
1. IDENTIFIKASI MASALAH
2. PENENTUAN PRIORITAS
3. ANALISIS MASALAH
4. PERENCANAAN PROGRAM
5. PELAKSANAAN PROGRAM
6. E VALUASI PROGRAM
3
40 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
6
Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah 41
Masalah B
Masalah C
10
11
12
Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah 43
adalah dengan :
13
KONSOLIDASI ORGANISASI :
Penyamaan Visi
Membangun Tim yang Efektif
Mengembangkan Kreativitas
14
15
44 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
16
Orang yang kreatif adalah orang yang selalu bertanya tentang sesuatu hal
yang dianggap masalah
Orang yang kreatif adalah orang yang selalu berfikir untuk memecahkan
suatu masalah
17
PENUTUP
Setiap KOMITE SEKOLAH sebagai sebuah organisasi dapat
merancang program dan kegiatan untuk memecahkan
masalah pendidikan di sekolah/satuan pendidikan
tersebut, melalui proses yang benar
18
Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah 45
Disampaikan Oleh:
Kegiatan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah Yang Terbina
Dalam Acara
TOT PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH
TAHUN 2012
TUJUAN RPS
Visi Sekolah,
Misi Sekolah, dan
Tujuan Sekolah;
Kondisi Sekolah saat ini;
Harapan Sekolah;
Rencana Program dan Kegiatan Sekolah;
Jadwal Pelaksanaan Program dan Kegiatan Sekolah;
Pendanaan Sekolah.
48 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
Disampaikan Oleh:
Kegiatan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah Yang Terbina
Dalam Acara
TOT PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH
TAHUN 2012
(1) tujuan,
(2) kegiatan,
(3) sasaran,
(4) penjadwalan,
(5) penganggaran, dan
(6) pengorganisasian.
Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah 49
PENGERTIAN RAPBS
FORMAT RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
......................................................................
Tahun ................
No Program dan Kegiatan Volume Satuan Satuan Sumber Pembiayaan JUMLAH
Harga
APBN APBD KS LAIN-LAIN
I Belenja Pegawai
1 ......................................................
2 .....................................................
II Administrasi
dst
Sekilas tentang
KERJASAMA DENGAN FIHAK LAIN
UNTUK
MENDUKUNG PELAKSANAAN
PROGRAM DAN KEGIATAN KOMITE
SEKOLAH
Jawabannya :
TIDAK SELALU
dan
TIDAK MESTI
2
Pada prinsipnya
JANGAN KECEWA ATAU JANGAN
KECIL HATI APABILA SEBAGAI
PENGURUS KOMITE SEKOLAH TIDAK
MAMPU MENGGAET DUNIA USAHA
DAN DUNIA INDUSTRI YANG MEMBERI
BANTUAN UNTUK MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH
TEMPAT KOMITE SEKOLAH TERSEBUT
MENGABDI
5
52 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
Pada prinsipnya
JANGAN KECEWA ATAU JANGAN
KECIL HATI APABILA SEBAGAI
PENGURUS KOMITE SEKOLAH TIDAK
MAMPU MENGGAET DUNIA USAHA
DAN DUNIA INDUSTRI YANG MEMBERI
BANTUAN UNTUK MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH
TEMPAT KOMITE SEKOLAH TERSEBUT
MENGABDI
5
Akibat :
SALAH PERSEPSI
atau
SALAH PENGERTIAN
6
Dengan
KOMITE SEKOLAH
Bukan dengan
KEPALA SEKOLAH
KREATIVITAS
10
54 PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASIONAL KOMITE SEKOLAH
BAGAIMANA ?
APA CONTOHNHYA?
Marilah kita buat daftarnya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst.
12
Mengapa demikian?
13