Anda di halaman 1dari 16

16

LAPORAN
PENGEMBANGAN
SEKOLAH
TAHUN 2023

===========
========
SMP NEGERI
2 BANJAR
BARU

KATA PENGANTAR
16

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia serta hidayahnya, Akhirnya
Laporan Pengembangan Sekolah (LPS) Pemenuhan PKKS sebagai Laporan Akhir dapat
diselesaikan. Laporan Pengembangan Sekolah (LPS) ini dimaksudkan untuk dapat memberikan
gambaran perkembangan dan keadaan yang diinginkan.

Semoga melalui Laporan Pengembangan Sekolah ini dapat dijadikan bahan pengembangan dan
evaluasi oleh pendidik yang berkepentingan baik langsung maupun tidak langsung, untuk
selanjutnya digunakan sebagai titik tolak peningkatan pembelajaran baik fungsi dan peranan
pendidik yang tidak lepas dari kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan guna perbaikan kearah kesempurnaannya.

Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga tersusunnya
Laporan Pengembangan Sekolah (LPS) ini.
Dengan Laporan Pengembangan Sekolah (LPS) sebagai Laporan ini kami berharap semoga
pendidikan semakin terarah sehingga dapat mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu. Amin.

Banjar Baru, 23 Desember 2022


Kepala Sekolah,

R LINDA MAULI, PNR, S.Sos.


NIP 197105192006042008
16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 4
B. Tujuan ………………………………………………………………………………… 6
C. Hasil yang diharapkan …………………………………………………………………. 6
BAB II KONDISI SEKOLAH SAAT INI
A. Profil Sekolah ………………………………………………………………………… 7
B. Capaian 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) ………………………………………. 7

BAB III INDIKATOR CAPAIAN SEKOLAH …………………………………………. 9


BAB IV PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
A. Persiapan ……………………………………………………………………………….. 15
B. Langkah-langkah Kegiatan …………………………………………………………… 15
BAB V PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………………………………………. 16
B. Saran ………………………………………………………………………………….. 16
16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh berbagai komponen yang saling berkaitan. Komponen-
komponen  tersebut  antara  lain,  pendidik, peserta didik, kurikulum, sumber belajar, media
pembelajaran, sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem, artinya
antara komponen yang satu dengan komponen lainnya saling mendukung, saling ketergantungan.
Jika komponen yang satu terpenuhi tetapi komponen yang lainnya tidak, maka keberhasilan
pendidikan tidak akan tercapai.
Kondisi pendidikan saat ini masih jauh dari yang diharapkan karena komponen pendukungnya
masih kekurangan. Oleh karena itu harus ada upaya konkrit dari berbagai pihak untuk
mengatasinya. Pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab terhadap pendidikan menurut
Undang- Undang  Nomor  20  tahun  2003  tentang  sistem  pendidikan  nasional meliputi
pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Ketiga pihak penanggung jawab pendidikan tersebut 
harus  mampu  membuat  inovasi  pendidikan yang saat ini cenderung masih banyak kekurangan
wenjadi sekolah maju dan ideal.

Pemerintah sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan sedang
berusaha membuat inovasi pendidikan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Lingkup standar nasional pendidikan mencakup (1)
stndar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) standar sarana prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan
(8) standar penilaian pendidikan. Sekolah sebagai bagian dari pemerintah berkewajiban untuk
mendukung dan merealisasikan PP Nomor 19 tahun 2005 tersebut.

Usaha-usaha untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah banyak dilakukan. Kenyataan
menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan
tugasnya. “Hal itu ditunjukkan dengan kenyataan (1) guru sering mengeluh kurikulum yang
berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan kurikulum yang syarat dengan beban, (3) seringnya
siswa mengeluh dengan cara mengajar guru yang kurang menarik, (4) masih belum dapat
16

dijaminnya kualitas pendidikan sebagai mana mestinya” (Imron, 2000:5).

Berdasarkan kenyataan begitu berat dan kompleksnya tugas serta peran guru tersebut, perlu
diadakan supervisi atau pembinaan terhadap guru secara terus menerus untuk meningkatkan
kinerjanya. Kinerja guru perlu ditingkatkan agar usaha membimbing siswa untuk belajar dapat
berkembang.
”Proses pengembangan kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di
tempat mereka bekerja. Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan supervisi
kepala sekolah” (Pidarta, 1992:3). Pada pelaksanaan Kurikulum 2013 menuntut kemampuan
baru pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tingkat
produktivitas sekolah dalam memberikan  pelayanan-pelayanan  secara  efisien  kepada 
pengguna (peserta didik, masyarakat) akan sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung
jawab individual dan kelompok.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Menegah (2008:3) menyatakan ”kualitas pendidikan sangat


ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus
lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas, mempunyai andil dalam menentukan
kualitas pendidikan konsekuensinya, adalah guru harus mempersiapkan (merencanakan ) segala
sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif”.Sekolah,yang warga
kebanyakan berpenghasilan menengah ke bawah sebagai buruh. Pada saat ini sebagian besar
guru bisa mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini  terlihat pada  kondisi ini pada
standar proses indikator 3.2. proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat waktu.

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi masa kini para guru diharapkan mampu
menerapkan pembelajaran prinsip kedekatakan dengan lingkungan. Guru mampu membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik.Secara tidak langsung para guru dituntut untuk
bisa mengoperasikan dan mengakses berbagai ilmu pengetahuan melalui jaringan internet.
Dalam pembelajaran, guru diharapkan menerapkan teknologi tepat guna sehingga dapat
meningkatkan minat belajar siswa, dengan demikian akan diikuti dengan peningkatan prestasi
siswa.
16

Banyak guru-guru yang belum mengerti bagaimana memberikan pembelajaran yang sesuai
dengan aturan yang tertera dalam pembelajaran paikem. Diharapkan melalui workshop bisa
meningktkan wawasan serta keterampilan guru kelas maupun guru mata pelajaran dalam
mengoptimalkan proses pembelajaran.

B. Tujuan
1. Meningkatkan kopetensi guru dalam  membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Meningkatkan kompetensi guru dalam pelaksanaan  kegiatan  pembelajaran.

C. Hasil Yang diharapkan


1. Meningkatnya kompetensi guru-guru kegiatan pembelajaran..
2. Meningkatnya kompetensi guru-guru dalam membuat rencana  pembelajaran

.
16

BAB II
KONDISI SEKOLAH SAAT INI
A. Profil Sekolah
1. VISI
”RELIGIUS, BERBUDAYA, CERDAS DAN TRAMPIL”

2. MISI
a. Membentuk warga sekolah yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur dengan mengembangkan sikap dan perilaku religius baik didalam sekolah maupun
diluar sekolah
b. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerjasama,
saling menghargai, displin , jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif.
c. Meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan keingin tahuan peserta didik dalam bidang
akademik maupun non akademik
d. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa
takut salah, dan demokratis.
e. Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan manusia agar
memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta didik.
f. Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat
kebangsaan, dan hidup demokratis.

3.TUJUAN SEKOLAH

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam
mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.

a. Terpenuhinya perangkat pembelajaran untuk semua mata pelajaran dengan


mempertimbangkan pengembangan nilai religius dan budi pekerti luhur.
b. Terwujudnya budaya gemar membaca, kerjasama, saling menghargai, displin , jujur,
kerja keras, kreatif dan inovatif.
c. Terwujudnya peningkatan Prestasi dibidang Akademik dan non-Akademik
d. Terwujudnya suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa
16

takut salah, dan demokratis.


e. Terwujudnya efisiensi waktu belajar, optimalisasi penggunaan sumber belajar
dilingkungan untuk menghasilkan karya dan prestasi yang maksimal.
f. Terwujudnya lingkungan sekolah yang memiliki kepedulian sosial dan lingkungan, cinta
damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, serta hidup demokratis.
16

BAB III

INDIKATOR CAPAIAN SEKOLAH

Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indikator Capaian Sekolah sesuai rapor mutu
1. Standar Kompetensi  Lulusan Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang SKL

1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap. Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME (berakhak, jujur dan peduli,
bertanggungjawab, pembelajar sejati, sepanjang hayat dan sehat jasmani dan rohani) ➢
Sekolah sudah menerapkan pembiasaan melalui implementasi PPK dan Bindikel,seperti :
Sambut pagi, literasi, sholat berjamaah.
•  Sambut Siswa dilakukan oleh 2 orang guru piket secara bergantian
•  pembiasaan sholat dhuhur berjamaah dilaksanakan secara bergantian jadwal kelas.

1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan Memiliki pengetahuan


faktual, prosedural, konseptual dan metakognitif (ilmu pengetahuan teknologi, seni dan
budaya) ➢ Perolehan nilai hasil ujian sekolah cukup
1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan. Memiliki keterampilan
berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif melalui
pendekatan ilmiah ➢ Belum semua guru menerapkan pembelajaran berbasis IT

2. 1.  Standar Isi Permendikbud No 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi 2.1. Perangkat
pembelajaran sesuai rumusan kompetensi. Memuat karakteristik kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa dan ruang lingkup
materi pembelajaran ➢ Perangkat pembelajaran merupakan copy paste dari perangkat
pembelajaran dari CD yang dikeluarkan oleh Penerbit Buku

2. 2. Kurikulum Tingkat  Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai prosedur. Melibatkan


pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum. Mengacu pada kerangka dasar
penyusunan.
Melewati tahapan operasional pengembangan. Memiliki kurikulum tingkat satuan
16

pendidikan yang dikembangkan ➢ Sekolah mengembangkan KTSP sesuai dengan prosedur


yaitu melalui tahapan- tahapan ➢ Sekolah dalam mengembangkan kurikulum belum
melibatkan semua pemangku kepentingan.
2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan Menyediakan alokasi waktu
pembelajaran sesuai struktur kurikulum yang berlaku Mengatur beban belajar bedasarkan
bentuk pendalaman materi Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal
Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa ➢ Sekolah sudah melaksanakan
Kurikulum 2013

3.   Standar Proses Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses


3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan. Mengacu pada silabus
yang telah dikembangkan Mengarah pada pencapaian kompetensi Menyusun dokumen
rencana dengan lengkap dan sistematis
Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah ➢  Sekolah kami
dalam membuat RPP sudah mengacu pada silabus tapi belum lengkap dan sistematis
3.2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat Mendorong siswa mencari tahu
Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah Melakukan pembelajaran ➢  Proses
pembelajaran belum semuanya memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran berbasis kompetensi Memberikan pembelajaran
terpadu Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa Memanfaatkan media
pembelajaran dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran Menggunakan
aneka sumber belajar
3.3. Pengawasan dan penilaian
otentik dilakukan dalam proses pembelajaran melakukan penilaian otentik secara
komprehensif dan memanfaatkan hasilnya.Melakukan pemantauan Pengawasan dan
penilaian dalam proses pembelajaran melakukan pengawasan dalam pelaksanaan evaluasi.
proses pembelajaran dan supervisi proses pembelajaran  kepada guru.
Mengevaluasi proses pembelajaran  dan menindaklanjuti hasil pengawasan.
4.   Standar Penilaian Pendidik Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan 4.1. Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi. Mencakup ranah sikap,
16

pengetahuan, dnan keterampilan dan memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah Aspek
penilaian sesuai ranah kompetensi. Mencak up Sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dalam
bentuk pelaporan
4.2. Teknik penilaian obyektif
dan akuntabel. Menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel dan
memiliki perangkat teknik penilaian lengkap. ➢  Menggunakan jenis
teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel dan memiliki perangkat teknik penilaian
lengkap
4.3. Penilaian pendidikan ditindaklanjuti. Menindaklanjuti hasil ➢  Menindaklanjuti hasil
pelaporan penilaian dan pelaporan penilaian dan melakukan pelaporan secara periodik.
Melakukan pelaporan dan melakukan pelaporan
4.4. Instrumen penilaian menyesuaikan aspek. Menggunakan instrumen penilaian aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan. ➢  Instrumen penilaian menyesuaikan aspek.
Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan
4.5. Penilaian dilakukan
mengikuti prosedur. Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara dan ranah sesuai
prosedur. Menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan/kriteria yang sesuai. ➢ 
Penilaian dilakukan mengikuti prosedur. Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara
dan ranah sesuai prosedur.
5.   Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5.1. Ketersediaan  dan kompetensi guru sesuai ketentuan.
Berkualifikasi akademik minimal S1/D4, tersedia ➢  Memiliki guru
sesuai ketentuan berkualifikasi akademik S1dan sudah bersertifikat
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Guru
Permendiknas No. 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi S/M untuk tiap
mata pelajaran dan bersertifikat pendidik. Berkompetensi paedagogik dan profesional
minimal baik. pendidik.
➢  Ada 1 orang guru kelas dan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
berstatus honorer
5.2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan. Berkualifikasi minimal
16

S1/D4. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan. Berpengalaman mengajar selama yang
ditetapkan.
Pangkat minimal III.c, bersertifikat pendidik, bersertifikat kepala sekolah.
Berkompetensi kewirausahaan, supervisi dan sosial minimal baik ➢ Kepala Sekolah
sudah berkualifikasi S1 dan bersertifikat pendidik.
5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi  sesuai ketentuan.Tersedia tenaga
pelaksana ➢ Belum memiliki tenaga administrasi sesuai ketentuan
Permendiknas No. 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan S/M
Permendiknas No 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium S/M
Permendiknas No.27 Tahun 2008
Standar Kualifikasi Akademik Konselor urusan administrasi dan berpendidikan sesuai
ketentuan
5.4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan
Tersedia kepala, tenaga laboratorium dan teknisi laboratorium yang berkualifikasi sesuai
dengan ketentuan ➢      Sekolah belum memiliki tenaga laboratorium
5.5. Ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan. Tersedia kepala dan
tenaga perpustakaan yang sesuai dengan kualifikasi yang sesuai. ➢    Sekolah sudah
memiliki tenag perpustakaan sesuai kualifikasi
6.   Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan.
6.1. Kapasitas dan daya tampung sekolah memadai.
➢    Sekolah memiliki rombongan belajar yang sesuai

Permendiknas No 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Memiliki kapasitas
rombongan belajar yang sesuai dan memadai. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa.
Kondisi lahan dan bangunan sekolah memenuhi persyaratan.
Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan. ➢ Rasio luas lahan tidak sesuai jumlah siswa
6.2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap.
Memiliki ruang kelas, laboratorium IPA, ruang perpustakaan sesuai standar dan kondisinya
layak pakai ➢  Sekolah belum memiliki perpustakaan tetapi masih sedikit buku- buku untuk
bacaan non fiksi
6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap.
16

Memiliki ruang pimpinan, ruang guru, ruang UKS, tempat ibadah, jamban, gudang, ruang
TU, ruang ➢      Sekolah sudah memiliki kantin yang layak konseling, ruang OSIS,
sesuai standar dan layak pakai.
Menyediakan kantin dan tempat parkir yang layak.
7.   Standar Pengelolaan Pendidikan Permendiknas No 19 Tahun 2007 Tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan. 7.1. Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan Memiliki visi,
misi tujuan yang jelas sesuai ketentuan. Mengembangkan RKS

Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam merencanakan pengelolaan sekolah. ➢


Memiliki visi, misi tujuan yang jelas sesuai ketentuan. Mengembangkan RKS
➢ Belum melibatkan pemangku kepentingan sekolah secara lengakap
7.2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan. Memiliki pedoman pengelolaan
sekolah lengkap. Meyelenggarakan layanan kesiswaan. Meningkatkan dayaguna PTK.
➢    Peyelenggaraaan layanan kesiswaan dan peningkatan daya guna PTK belum
sepenuhnya terlaksana dengan baik

Melaksanakan EDS dan membangun kemitraan. Mengelola bidang kurikulum dan kegiatan
pembelajaran.
7.3. Kepala sekolah Berkinerja baik. Berjiwa kepemimpinan dan   mengelola sumber daya
       dengan baik ➢    Sumber daya yang ada belum dikelola secara maksimal
7.4. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen Memiliki sistem informasi manajemen
yang sesuai. ➢ Baru sebagian guru yang menggunakan IT
8.   Standar Pembiayaan Peraturan Pemerintah R.I. No 48 Tahun 2008
Tentang Pendanaan Pendidikan 8.1. Sekolah memberikan layanan subsidi silang Memiliki
data daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas.

Membebaskan biaya bagi siswa yang tidak mampu dan memberikan subsidi silang bagi yang
kurang mampu. ➢  Sekolah sudah memberikan subsidi silang ➢  Sekolah memiliki data
daftar siswa yang berlatar belakang ekonomi kurang

8.2. Beban operasional sekolah sesuai ketentuan. Memiliki biaya operasional non personil
16

sesuai ketentuan ➢    Sekolah menerima bantuan dari pemerintah dan masyarakat


8.3. Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik Mengatur alokasi dana, memiliki
laporan pengelolaan dana dan laporan dapat diakses oleh pemangku kepentingan ➢   
Sekolah sudah melakukan pengelolaan dana dengan baik

BAB IV
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A. Persiapan
1. Mengadakan sosialisasi
16

2. Mengadakan rapat pembentukan panitia pengembang sekolah


3. Membuat SK Panitia pengembang sekolah
4. Menyusun jadwal pelaksanaan
B. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan workshop
1. Jadwal pelaksanaan workshop :
Kegiatan  1
1. Persiapan
a. Membuat undangan
b. Menganalisis kebutuhan
c. Menentukan sasaran dan materi workshop
d. Menentukan metode pelatihan
2.  Pelaksanaan
a. Melakukan daftar hadir peserta
b. Membuka kegiatan workshop
c. Mengawal pelaksanaan workshop dengan sepenuh hati
d. Memfasilitasi  brainstorming  dan  apersepsi  pentingnya  penggunaan  media belajar dalam
pembelajaran
e. Memfasilitasi pembelajaran membuat power poin dengan sabar
f. Memberikan kesempatan guru untuk menciptakan power poin pembelajaran dengan gayanya
( kreatifitas dan inovasi )
g. Memberikan   pendampingan   kepada   guru-guru   jika   perlu   memberikan bimbingan
tambahan di luar workshop ( layanan, kerja keras, pantang menyerah )
h. Menindaklanjuti   worshop   dengan   cara   melakukan   obserfasi   ketika   guru menggunakan
power poin dalam pembelajaran.
3.  Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring dimulai dari perencanaan kegiatan sampai pada pelaksanaan kegiatan.
Monitoring dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dengan instrumen monitoring..

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Kegiatan pengembangan sekolah ini diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan dan
16

keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai dengan  tugasnya, agar dapat meningkatkan
efisiensi dan produktifitas dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Program ini sangat diperlukan
dalam  mengikuti  perkembangan  jaman  terutama  di bidang pembuatan media . Dengan adanya
kegiatan ini dapat membantu para guru menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya, serta
timbulnya dorongan dalam diri guru untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kompetensi
kerjanya.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan Pengembangan sekolah untuk meningkatkan
pengelolaan manajerial kepemimpinan pembelajaran sebagai berikut.
1. Guru sebaiknya mengusahakan dan membuar rencana pembelajaran yang  menyenangkan.
2. Guru harus memberi motivasi dan bimbimngan pada siswa yang mengalami kesulitan selama
proses pembelajaran.
3. Guru   hendaknya   menciptakan    suasana   belajar   yang    menyenangkan sehingga dapat
meningkatkann hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai