Anda di halaman 1dari 13

PORTOFOLIO

LOMBA KREASI INOVASI SEKOLAH


SMA AWARDS 2021
"KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK"

Disusun oleh :
Ervina Nazwa S
Anisah Dwi R
Tamaela Nurandya P

SMA ISLAM SIDOARJO


SIDOARJO
JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan portofolio ini.
Portofolio ini dibuat untuk turut berkompetisi dalam lomba "INOVASI SEKOLAH
NEW NORMAL JAWAPOS SMA AWARDS 2021'' yang mengangkat judul
"Kurikulum Sekolah Penggerak".

Selain itu, tujuan dari portofolio ini adalah agar pembaca dapat mengenal,
mengetahui latar belakang, tujuan, efektivitas serta pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari khususnya yang dibahas dalam portofolio ini.

Selanjutnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun portofolio ini, sehingga portofolio ini dapat
selesai.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
apabila ada kesalahan dalam portofolio ini, sehingga menjadi landasan bagi penulis
dalam membuat portofolio yang lain.

Akhirnya segala puji hanya kepada Allah SWT. Semoga portofolio ini dapat
bermanfaat bagi pembaca utamanya bagi penulis sendiri dan mendapat rahmat dari
Allah SWT.

Sidoarjo, 20 September 2021


Penyusun

SMA ISLAM SIDOARJO

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...
1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………2
1.3 Konsep Tujuan …………………………………………………...4
1.4 Proses Perwujudan ……………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………..6
2.1 Deskripsi Karya …………………………………………………. 6
2.2 Efektivitas Dari Implementasi Karya……………………………..7
BAB III PENUTUP
………………………………………………………………..8
3.1 Simpulan ………………………………………………………....8
3.2 Saran ……………………………………………………………..8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang paling mendasar bagi kemajuan sebuah


bangsa, oleh karena itu kualitas pendidikan harus selalu ditingkatkan. Peningkatan
kualitas pendidikan ini dilakukan melalui hal yang paling fundamental yaitu
kurikulum. Kurikulum bersifat dinamis sehingga harus selalu dikembangkan
seiring dengan kebutuhan perkembangan zaman. Untuk itu, kita perlu melakukan
pembelajaran dengan paradigma baru. Pembelajaran dengan Kurikulum Sekolah
Penggerak merupakan penerjemahan visi misi Presiden, yaitu mengembangkan
reformasi sistem pendidikan.
Kurikulum Sekolah Penggerak adalah program merdeka belajar yang
diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem
Makarim pada 1 Februari 2021. Program ini dimulai pada tahun ajaran 2021/2222
di 2.500 sekolah yang tersebar di 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota.
Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan
hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul
(kepala sekolah dan guru). KSP ini mulai diberlakukan bagi 2500 Sekolah yang
lulus seleksi sesuai dengan kabupaten/kota sasaran.
SMA Islam Sidoarjo merupakan salah satu sekolah penggerak dari 2.500
sekolah yang tersebar di 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota yang ada di
Indonesia. Dalam artian, Sma Islam Sidoarjo merupakan sekolah yang telah
memenuhi standarisasi dan lolos seleksi untuk menjadi sekolah penggerak, yang
ditunjang oleh tenaga pendidik dengan SDM unggul, serta siswa siswi dengan
kompetensi dan karakter yang optimal.
Kepala sekolah dan guru merupakan motor penggerak dalam menumbuhkan
kompetensi dan karakter yang dapat dikembangkan. Ekosistem sekolah yang baik
bukan untuk menumbuhkan kompetisi, tetapi untuk menumbuhkan kolaborasi.
Kolaborasi adalah kuncinya. Kolaborasi ini dapat menumbuhkan ekosistem
sekolah yang sehat dalam hal pengetahuan, inovasi dapat ditumbuhkan bersama.
Kolaborasi seluruh elemen warga sekolah sangat diperlukan, mulai dari kepala
sekolah, guru, siswa, dan orang tua.
Di dalam kelas, pengetahuan harus dipahami tidak lagi hanya pada guru
tetapi juga pada semua siswa. Di sinilah kolaborasi antara guru dan siswa masuk.
Kolaborasi juga dapat memperkaya sumber belajar antara guru dan siswa. Apalagi
di era digital, siswa berlari begitu cepat dengan penyerapan ilmu dari mana saja;
youtube, line, twitter, atau tik-tok. Kolaborasi tercipta dari siswa yang memiliki
pemahaman dalam memahami media sosial (dalam arti digunakan untuk kegiatan
belajar atau mengajar) saling menciptakan pengetahuan dengan berbagi
pengalaman belajar yang mungkin dapat menghindari pelajaran yang sama saja,
membosankan dan tampak seperti buku teks. Selain itu, perlu juga memutus
hierarki kekuasaan antara kepala sekolah dan guru. Hubungan kekuasaan yang
tidak seimbang antara kepala sekolah dan guru menyebabkan sekolah mandek
dalam menciptakan ekosistem sekolah yang baik. Perlu adanya hubungan yang
setara antara kepala sekolah dan guru dalam menciptakan program sekolah yang
mendukung pembelajaran yang berpartisipasi aktif dalam menciptakan ekosistem
pembelajaran yang mandiri dan relevan.
Dengan begitu, sekolah akan menjadi cara akselerasi untuk menciptakan
ekosistem pendidikan yang sesuai dengan visi pendidikan Indonesia dalam
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui
penciptaan peserta didik Pancasila.

1.2 Tujuan

Sebagai sekolah penggerak, SMA Islam Sidoarjo memiliki beberapa tujuan


untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju, sebagai berikut :
1. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun ke depan) :
a. Mengoptimalkan sarana prasarana sekolah untuk menunjang
rancangan pembelajaran yang memotivasi keinginan selalu belajar.
b. Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi.
c. Membentuk peserta didik yang taat dan tepat waktu melaksanakan
ibadah.
d. Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian
sosial.
e. Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi
kebhinekaan global di masyarakat.
f. Merancang pembelajaran yang bangga akan potensi daerah.
g. Menerapkan pondasi gotong royong dalam kegiatan kelas hingga
sekolah.
h. Melaksanakan program dan pembelajaran HOTs untuk memperkuat
bernalar kritis dan kreativitas.
i. Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi dan
numerasi.
j. Mempertahankan serta meningkatkan prestasi yang sudah tercapai
sebelumnya.

2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan) :


a. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan
kemampuan kognitif peserta didik mengarahkan pada keterampilan
dan kecakapan hidup sesuai bakat dan minatnya.
b. Sekolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid
dengan sistem digitalisasi.
c. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal surat-surat
pendek.
d. Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.
e. Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah atau Corporate
Social Responsibility (CSR) perusahaan untuk merancang program
pembelajaran berbasis budaya lokal.
f. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam
mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minta dan potensi peserta
didik.
3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan) :
a. Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi
ciri khas sekolah.
b. Menghasilkan lulusan yang memiliki mental pembelajar sejati.
c. Membentuk peserta didik yang berakhlakul mulia dan selalu peduli
sosial dalam toleransi beragama.
d. Menyusun pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk
meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.
e. Menjalin kerjasama dengan pihak luar (sanggar, perguruan tinggi, dan
dunia usaha dan industri) untuk melengkapi program sekolah yang
memfasilitasi berbagai keragaman potensi, minat dan bakat peserta
didik.
f. Membangun budaya dan kultur sekolah yang kompetitif yang positif.
g. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan
minat bakat peserta didik.
h. Membudayakan lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat
tanggap di lingkungan sekolah.

1.3 Konsep Tujuan Kurikulum Sekolah Penggerak

Secara operasional komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat 3 aspek berikut


ini:
1. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh siswa
atau diaktualisasikan dalam bentuk produk atau kinerja (abstrak dan konkret)
yang menunjukkan siswa telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
● Gunakan Kata Kerja Operasional dapat diamati, mengacu pada
Taksonomi Bloom yang direvisi.

2. Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang diperoleh siswa
melalui pemahaman selama proses pembelajaran di akhir satu unit
pembelajaran.
● Apa ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di
akhir satu unit pembelajaran? Pertanyaan apa yang perlu dapat
dijawab siswa setelah mempelajari unit tersebut?

3. Variasi adalah sebuah keterampilan berpikir apa saja yang perlu dikuasai
siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan keterampilan
berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi, seperti mengevaluasi,
menganalisis, memprediksi, menciptakan, dan lain sebagainya.
● Keterampilan berpikir apa saja yg perlu dikuasai siswa untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran? Gunakan keterampilan berpikir yang
bervariasi terutama HOTS.

1.4 Proses Perwujudan

Beberapa contoh perwujudan dari kurikulum sekolah penggerak dalam aspek


pembelajaran, antara lain :
• Menjelaskan hukum Newton dengan menggunakan kata-kata sendiri dan
menceritakan fenomena
dalam keseharian yang menggambarkan hukum Newton
• Merancang solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam bidang konservasi
energi dalam skala
rumah tangga.

✓ Kompetensi (Kata kerja yang menunjukkan keterampilan/ aksi)


● Peserta didik dapat menyajikan solusi utk menangani perubahan kondisi
alam di permukaan bumi akibat faktor manusia
✓ Konten (materi yang dipelajari)
● Perubahan kondisi alam di permukaan bumi akibat faktor manusia.
✓ Variasi (penggunaan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi)
● Menganalisa hubungan antara kegiatan manusia dengan perubahan alam di
permukaan bumi dan menarik kesimpulan penyebab-penyebab utamanya.
Dimana untuk bisa menganalisa hubungan dan menarik kesimpulan, peserta
perlu mengetahui, memahami, mengaplikasi materi tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Karya

Kurikulum Sekolah Penggerak adalah program merdeka belajar yang diluncurkan


Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim pada 1
Februari 2021. Program ini dimulai pada tahun ajaran 2021/2222 di 2.500 sekolah
yang tersebar di 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota.

Kurikulum Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa


secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter,
diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Kurikulum Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi
sekolah sebelumnya. Kurikulum Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah
negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.
Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh
sekolah di Indonesia menjadi Kurikulum Sekolah Penggerak.

Karakteristik Kurikulum Program Sekolah Penggerak (PSP)


Karakteristik KPSP adalah bahwa kurikulum ini:
1. Berbasis Kompetensi
Oleh karena itu maka ranah hasil belajar yang meliputi aspek pengetahuan dan
keterampilan serta sikap merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses yang
berkelanjutan. Pada akhirnya akan membangun kompetensi yang holistik.
Kompetensi holistik ini sebagai hasil belajar disebut dengan Capaian Pembelajaran
(CP).
2. Fleksibilitas Pembelajaran
Terdapat pengurangan isi dalam muatan pelajaran ditujukan agar siswa memiliki
waktu yang cukup dan memadai untuk menguasai kompetensi yang hendak
dicapai. Kemudian, siswa juga memiliki kesempatan yang cukup untuk belajar
sesuai dengan grade ketercapaiannya.
3. Karakter Pancasila
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran diupayakan dapat disinergikan
dengan kegiatan sehari-hari dan berorientasi pada pencapaian penumbuhan dan
penguatan profil pelajar Pancasila.

Beberapa perubahan mengenai struktur mata pelajaran (Mapel) SMA Kelas 10.
Kurikulum 2013 (Kurtilas)
a. Siswa secara langsung masuk dalam program peminatan (IPA, IPS, atau Bahasa
& Budaya)
b. Tidak ada mata pelajaran (mapel) IPA dan IPS. Mata pelajaran langsung
spesifik/ khusus pada Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi, dan sebagainya.

Arah perubahan kurikulum


Belum terdapat peminatan. Siswa mengambil seluruh mata pelajaran (mapel)
wajib. Di kelas 10, siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata
pelajaran (mapel) di kelas 11. Siswa perlu berkonsultasi dahulu dengan guru
Bimbingan Konseling (BK), wali kelas, dan orang tua.
Mata pelajaran pada kelompok IPA dan IPS terdiri dari:
1. IPA: Fisika, Kimia, Biologi (6 Jam Pelajaran)/minggu.
2. IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (8Jam Pelajaran/minggu).

Sekolah menentukan dalam mengorganisasikan IPA dan IPS berdasarkan sumber


daya yang tersedia, yaitu dengan cara memilih:
a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan. Tetapi, guru pengampu Fisika,
Kimia, Biologi mengajar bergantian.
b. Sebagai mata pelajaran (mapel) yang berdiri sendiri-sendiri.
c. Terintegrasi-team teaching dalam perencanaan dan pembelajaran.

Setiap tengah dan akhir semester ada unit inkuiri yang mengintegrasikan beberapa
mapel dalam masing-masing IPA dan IPS.
Siswa menyetor tulisan esai sebagai salah satu syarat kelulusan.
SMA (Kelas 11 dan 12): Paduan antara peminatan dan perkembangan holistik/
utuh.
2. 2 Efektivitas Dari Implementasi Karya

Efektivitas kurikulum sekolah penggerak membahas pokok pokok dalam rangka


penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Kurikulum sekolah
penggerak akan berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik
yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter. Hal itu diawali
dengan SDM (kepala sekolah dan guru) yang unggul. Kurikulum sekolah
penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah
untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.

Banyak keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan Program
Sekolah Penggerak, yaitu:
a. Peningkatan mutu hasil belajar dalam kurun waktu 3 tahun.
b. Peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru.
c. Percepatan digitalisasi sekolah.
d. Kesempatan menjadi katalis perubahan bagi satuan pendidikan lain.
e. Percepatan pencapaian profil pelajar Pancasila.
f. Mendapatkan pendampingan intensif.
g. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian buku bagi pembelajaran
dengan paradigma baru.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Pendidikan adalah hal yang paling mendasar bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh
karena itu kualitas pendidikan harus selalu ditingkatkan. Peningkatan kualitas
pendidikan ini dilakukan melalui hal yang paling fundamental yaitu kurikulum.
Kurikulum bersifat dinamis sehingga harus selalu dikembangkan seiring dengan
kebutuhan perkembangan zaman. Untuk itu, kita perlu melakukan pembelajaran
dengan paradigma baru.

Pembelajaran dengan Kurikulum Sekolah Penggerak merupakan penerjemahan visi


misi Presiden, yaitu mengembangkan reformasi sistem pendidikan. Kurikulum
Sekolah Penggerak adalah program merdeka belajar yang diluncurkan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim pada 1 Februari
2021. Program ini dimulai pada tahun ajaran 2021/2222 di 2.500 sekolah yang
tersebar di 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota.

Kurikulum Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa


secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup
kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah
dan guru). KSP ini mulai diberlakukan bagi 2500 Sekolah yang lulus seleksi sesuai
dengan kabupaten/kota sasaran.

3.2 Saran

Dengan adanya portofolio ini, kami mengharapkan agar kita bisa lebih memahami
dan mengetahui mengenai latar belakang, tujuan serta manfaat dari kurikulum
sekolah penggerak, sehingga kita dapat mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pelajar Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai