Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

Dosen Pengampu :
Dr. Atik Rusdiani, M.Pd.
Rahma Dianti Putri, S.E., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Astin Trimartalena 2213031081
Aldi Pranoto 2213031088
Aulia Rafly Lubis 2213031104

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat yang
selalu tercurah dari-Nya membuat penulis berhasil menyelesaikan makalah
Manajemen Pendidikan yang berjudul Perencanaan Pengembangan Sekolah.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Atik Rusdiani, M.Pd.dan
Rahma Dianti Putri, S.E., M.Pd. selaku dosen pengampu dan kepada semua pihak
yang sudah membantu dan membimbing kami selama pembuatan makalah dari
awal hingga selesai. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen Pendidikan serta untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.

Penulis juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan


makalah. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
bahan pertimbangan perbaikan makalah menjadi lebih baik lagi. Akhir kata,
semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Bandar Lampung, 28 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Konsep Pengembangan Sekolah...............................................................3
B. Peran Komite Sekolah dan TPS................................................................4
C. Perencanaan Program Sekolah..................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangungan sumber daya
manusia Indonesia. Peran penting pendidikan dalam pembangunan sumber daya
manusia diakomodasi pemerintah melalui institusi pendidikan, baik formal
maupun informal. Pada institusi pendidikan formal, proses pendidikan dilakukan
di sekolah. Pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kepada siswa. Pembelajaran di sekolah oleh guru harus
dilaksanakan dengan baik dan bermutu. Pembelajaran yang bermutu berkorelasi
dengan persiapan yang baik. Persiapan tersebut meliputi perencanaan dan
pemilihan strategi pembelajaran.
Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang
menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu
mutlak diperlukan adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai
program yang dikembangkan tersebut harus relevan dengan visi dan misi sekolah
serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk
dilaksanakan di sekolah. Pengembangan program sekolah hendaknya dilakukan
melalui tahapan yang sistematis dengan langkah-langkah yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial.
Pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan
kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung
keterlaksanaan program, dan apakah terdapat ancaman atau hambatan dalam
pelaksanaan nantinya.
Strategi pembelajaran merupakan bagian dari proses perencanaan
pembelajaran. dalam kapasitasnya, keberhasilan suatu pembelajaran serta
berkembangnya mutu pendidikan, tidak hanya ditentukan oleh perencanaan dan
strategi yang telah dibangun oleh guru dan sekolah. Terdapat pilar penting yang
mempengaruhinya, yaitu keselarasan dukungan dari para orang terdekat siswa dan
masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Pengembangan Sekolah?
2. Apa Peran Komite Sekolah dan TPS?
3. Bagaimana Perencanaan Program Sekolah (Penyusunan Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran Indikator)?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Mampu mendeskripsikan dan menjelaskan konsep pengembangan


sekolah.
2. Mampu mendefinisikan dan menjelaskan peran komite sekolah dan TPS.
3. Mampu mendefinisikan dan menjelaskan bagaimana perencanaan
program sekolah (penyusunan visi, misi, tujuan, sasaran indikator).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengembangan Sekolah


Konsep pengembangan sekolah dapat mencakup berbagai aspek, seperti
perencanaan strategis, manajemen sumber daya, pembelajaran, pengajaran,
evaluasi, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh konsep
pengembangan sekolah yang diambil dari jurnal akademik terkait:

1. Pengembangan Sekolah Berbasis Komunitas


Konsep pengembangan sekolah berbasis komunitas menekankan
pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pengembangan sekolah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mardiastuti, dkk. (2021), disebutkan
bahwa pengembangan sekolah berbasis komunitas dapat meningkatkan
kualitas pendidikan, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan,
dan memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat.

2. Pengembangan Sekolah Berbasis Kepemimpinan


Konsep pengembangan sekolah berbasis kepemimpinan menekankan
peran penting kepemimpinan dalam mengarahkan dan mengelola proses
pengembangan sekolah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suhartini, dkk.
(2020), disebutkan bahwa kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan
kinerja guru, memotivasi siswa, dan meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam proses pengembangan sekolah.

3. Pengembangan Sekolah Berbasis Kualitas


Konsep pengembangan sekolah berbasis kualitas menekankan pentingnya
peningkatan kualitas proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Nasution, dkk. (2021), disebutkan bahwa
pengembangan sekolah berbasis kualitas dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, meningkatkan motivasi siswa, dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam proses pengembangan sekolah.

3
B. Peran Komite Sekolah dan TPS
1. Peran Komite Sekolah
Komite Sekolah merupakan mitra sekolah dalam meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan. Sebagai mitra sekolah, komite sekolah harus menjadi
badan yang otonom agar memiliki posisi yang sejajar dengan sekolah. Di
dalam UU No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional
(Propenas) 2000-2004 dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah disebutkan
bahwa Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan badan yang
bersifat mandiri dan otonom serta menganut asas kebersamaan dan tidak
mempunyai hubungan hierarkis dengan Dinas Pendidikan maupun lembaga-
lembaga lainnya di suatu kabupaten/kota. Pantjastuti (2008:80- 81)
mengungkapkan bahwa komite sekolah dan sekolah memiliki kemandirian
masing-masing tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling bekerja sama
sejalan dengan konsep manajemen berbasis sekolah.
Mengingat peran penting komite sekolah terhadap upaya peningkatan
mutu pembelajaran, sekolah perlu menjalin hubungan baik dengan orang tua
dan masyarakat. Hal ini sangat diperlukan oleh sekolah untuk membantu
keberhasilan program-program sekolah. Mulyasa (2009: 50) menyatakan
bahwa tujuan membina hubungan antara sekolah dan masyarakat antara lain:
a. Memajukan mutu pembelajaran, dan pertumbuhan anak
b. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan mutu hidup dan penghidupan
masyarakat
c. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarakat.
Kemendikbud (2016) menyebutkan bahwa program kemitraan melalui
komite sekolah ini bertujuan untuk:
a. Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan
potensi anak secara utuh.

4
b. Meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung
keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program
pendidikan di sekolah dan di masyarakat.

2. Fungsi Komite Sekolah


Sebagai badan kemitraan sekolah yang mewadahi konektivitas antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat, kedudukan komite sekolah memiliki
fungsi yang penting seperti yang disampaikan Sagala (2009: 257) bahwa
komite sekolah memiliki fungsi yaitu sebagai pemberi pertimbangan,
pendukung, dan pengontrol.
a. Pemberi Pertimbangan
1) Program dan kegiatan yang disusun dalam rencana pembangunan
pendidikan tingkat kabupaten/kota dan RKS serta RKT tingkat satuan
pendidikan.
2) Pertimbangan kepada guru dalam pelaksanaan tugas supaya tidak
sewenang-wenang dalam menangani siswa (misalnya dalam hal
memberi hukuman bagi siswa).
3) Pertimbangan dalam hal peningkatan disiplin guru dan memberi solusi
bagi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru.
4) Pertimbangan dalam mengembangkan bakat dan minat siswa (misalnya
dalam keikutsertaan siswa dalam lomba-lomba).
b. Sebagai Pendukung
1) Mendata jumlah guru yang memerlukan pendidikan dan latihan,
mendata tingkat pendidikan guru yang memerlukan peningkatan
kualifikasi pendidikan.
2) Memberikan pelatihan mengenai mata pelajaran dan layanan belajar
bagi guru yang membutuhkan.
3) Mendata jumlah siswa dan indeks prestasinya, guru dan Komite
Sekolah
4) Menyediakan hadiah dan trophy bagi siswa yang menjuarai perlombaan

5
5) Mendukung pemanfaatan sarana-prasarana untuk mendukung
pembelajaran
6) Membuat media pembelajaran sesuai kebutuhan belajar siswa.
c. Sebagai Pengontrol
1) Menanyakan proses belajar mengajar apakah sudah mengarah pada
standar yang dipersyaratkan.
2) Menanyakan kondisi kesehatan, gizi, dan bakat peserta didik.
3) Memantau pelaksanaan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rencana
Kegiatan Tahunan (RKT).
4) Ikut serta dalam penyusunan RKS dan RKT.
5) Ikut dalam rapat pembagian rapor.
6) Mengontrol kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
7) Mengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar guru.

Dalam menjalankan fungsinya komite sekolah diatur dalam pasal 196 ayat
(2) yang mengandung penjelasan bahwa komite sekolah/ madrasah
menjalankan fungsinya secara mandiri dan profesional. Sebagai badan yang
mandiri, komite sekolah/ madrasah tidak mengesampingkan masukan, saran,
kritik, maupun aspirasi masyarakat. Pada pasal 196 ayat 3 disebutkan bahwa
dalam menjalankan fungsinya, komite sekolah/madrasah mendengarkan
segala masukan masyarakat. Komite sekolah/madrasah juga menindaklanjuti
segala aspirasi masyarakat terkait peningkatan mutu pendidikan.

3. TPS (Think Pair Share)


Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dilaksanakan dalam tiga tahapan,
yaitu berpikir (think), berpasangan (pair), dan berbagi (share). Slavin (1995)
menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan metode sederhana namun
bermanfaat yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari University of
Maryland. Guru mengajukan pertanyaan di kelas ketika pembelajran
berlangsung kemudian siswa diperintahkan untuk memikirkan jawaban
sendiri, setelah itu berpasangan dengan teman sebayanya untuk saling
mencocokkan jawabannya, dan terakhir guru meminta siswa untuk berbagi
jawaban kepada seluruh kelompok dalam satu kelas. Melalui Think Pair

6
Share (TPS) siswa dapat bekerja sama dan saling menukar pendapat sehingga
siswa mampu menguasai materi pembelajaran dan akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.
Isjoni (2009) menyatakan bahwa dalam Think Pair Share (TPS) siswa
tidak hanya bekerja dalam kelompok, tetapi siswa dapat bekerja sendiri dan
memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Model pembelajaran TPS merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang telah memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit
untuk memberi siswa lebih banyak untuk berfikir , menjawab dan saling
membantu satu sama lain. Metode pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan jawaban yang sangat tepat, serta
mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama antar siswa.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif TPS. Menurut Cholifah
(2010:13) adalah:
a. Guru mengajukan pertanyan atau problema yang terkait dengan
pelajaran dan guru mnyediakan bahan dan alat yang diperlukan.
b. Guru meminta para siswa untuk mendiskusikan mengenai apa yang
telah difikirkan melaui pengamatan, eksplorasi atau prosedur penelitian.
c. Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan tersebut untuk berbagi
atau bekerja sama dengan kelas keseluruhan mengenai apa yang telah
dibicarakan.

C. Perencanaan Program Sekolah


Perencanaan merupakan langkah awal manajemen yang menentukan
bagaimana langkah langkah manajemen berikutnya dilaksanakan. Perencanaan
menurut Atmusudirdjo dalam Saud (2007:4), Handoko (2003: ) adalah kegiatan
menetapkan tujuan dan kegiatan mencapai tujuan tersebut berupa strategi,
kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

1. Penyusunan Visi

7
Visi sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan
dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus
diharapkan oleh sekolah. Menurut Gaffar dalam wahyudi (2012 : 19) visi
adalah daya pandang yang jauh, mendalam dan luas yang merupakan daya
fikir abstrak yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos
batas-batas fisik, waktu dan tempat.
Berdasarkan pengertian diatas tergambar bahwa visi merupakan cita
bersifat jangka panjang, visi merupakan hasil pemikiran terbaik dan realistis,
visi memberi energi pada organisasi dan orang-orang yang ada dalam
organisasi. Maka dari itu dalam merencanakan pengembangan sekolah
dimulai dari perumusan visi yang dipahami dan diterima semua warga
sekolah.

2. Merumuskan Misi
Misi adalah pernyataan yang berkaitan erat dengan visi, dan memberi arah
yang jelas yang akan ditempuh pada masa sekarang ini dan masa yang akan
datang. Jadi misi merpakan jabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban dan rancangan Tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan
visi. Pernyataan misi memperjelas perbedaan antara lembaga yang satu
dengan lembaga yang lainnya. Yang penting disini adalah bahwa misi
tersebut harus diterjemahkan kedalam tindakan nyata.

3. Tujuan
Bertolak dari visi dan misi, selanjutnya sekolah merumuskan tujuan.
Tujuan sekolah adalah jabaran dari visi dan misi sekolah dan merupakan
tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah
dicanangkan. Jika visi dan misi untuk waktu yang panjang, maka tujuan
sekolah untuk jangka menengah (3-5 tahun). Tidak ada patokan berapa tahun,
namun sebaiknya terkait dengan satu siklus pendidikan agar mudah
penjabaran berikutnya.

4. Sasaran Indikator

8
Menentukan sasaran sekolah adalah tujuan yang dirumuskan dengan
memperhitungkan tantangan nyata yang dihadapi sekolah. Berdasarkan
tantangan nyata tersebut, maka dirumuskan sasaran yang akan dicapai oleh
sekolah. Meskipun sasaran dirumuskan berdasarkan tantangan nyata yang
dihadapi sekolah, namun perumusan sasaran tersebut harus tetap mengacu
pada visi, misi, dan tujuan sekolah. Sasaran atau tujuan situasional sekolah
sering juga disebut tujuan jangka pendek.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep pengembangan sekolah dapat mencakup berbagai aspek, seperti
perencanaan strategis, manajemen sumber daya, pembelajaran, pengajaran,
evaluasi, dan sebagainya.
Kemudian komite sekolah yang merupakan mitra sekolah dalam
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Sebagai mitra sekolah, komite
sekolah harus menjadi badan yang otonom agar memiliki posisi yang sejajar
dengan sekolah. Keberadaan Komite Sekolah diharapkan tidak menjadi sebuah
formalitas semata. Sebagai sebuah badan yang mandiri, Komite Sekolah memiliki
komitmen dan loyalitas terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan
menetapkan cara-cara yang rasional untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan
pengembangan sekolah harus dilakukan oleh setiap sekolah untuk dapat
membangun dan mengembangkan sekolah sesuai atau melebihi standar nasinal
pendidikan (standar kompetensi lulusan, isi, proses, keuangan, sarana prasarana,
pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan dan penilaian/evaluasi).

B. Saran
Meskipun kami penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
berupa karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, A. (2014). PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH.


Pedagogi:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(2), 30-38.
Mardiastuti, N. A., Indarwati, R., & Putra, E. P. (2021). Konsep Pengembangan
Sekolah Berbasis Komunitas dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan.
Jurnal Ilmiah Kependidikan, 5(1), 99-108.
Mufidah, L., Effendi, D., & Purwanti, T. T. (2013). Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe TPS untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
pokok bahasan matriks. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI
Sidoarjo, 1(1), 117-125.
Mukhtar, R. (2015). Rencana pengembangan sekolah. Manajer Pendidikan: Jurnal
Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 9(3).
Mustadi, A., Zubaidah, E., & Sumardi, S. (2016). Peran Komite Sekolah Dalam
Peningkatan Mutu Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 35(3).
Nasution, R. A., Julianti, I., & Haryanto, E. (2021). Konsep Pengembangan
Sekolah
Berbasis Kualitas dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 30(1), 45-55.
Puspitasari, E., Setyosari, P., & Amirudin, A. (2016). Peningkatan motivasi dan
hasil belajar melalui think pair share (tps) di sekolah dasar. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(7), 1432-1436.
Suhartini, D., Lutfiyati, A., & Rachmawati, A. (2020). Konsep Pengembangan
Sekolah Berbasis Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Guru.
Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 8(1), 1-12.

11
12

Anda mungkin juga menyukai