Anda di halaman 1dari 26

Rancangan Penilaian Hasil Belajar pada Silabus

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Silabus Pembelajaran


Matematika

Dosen Pengasuh
Ismail Hanif Batubara, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh:

Dea Aldani (1902030019)


Rini Ristiana (1902030038)
Nurul Aini Salsabilla (1902030042)
Utari Sulistiawati (1902030047)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga makalah Rancangan Penilaian Hasil Belajar pada Silabusini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ismail Hanif Batubara, S.Pd.I, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Pengemb. Silabus Pembelajaran Matematika yang telah membimbing hingga
laporan ini dapat terselesaikan. Teman-teman semua yang telah mendukung, bekerja sama
serta memberikan motivasi sehingga laporan ini terselesaikan. Makalah ini disusun guna
melengkapai tugas kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
mahasiswa tentang pengembangan silabus pembelajaran matematika. Kami menyadari,
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami mengharap
kritik mapun saran yang bersifat membangun dan memperbaiki makalah yang mungkin akan
ditulis untuk kegiatan lainnya. Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Medan, 18 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
D. Tujuan ....................................................................................................................... 3
E. Manfaat ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 5
A. Hakikat Penilaian ...................................................................................................... 5
B. Prinsip Penilaian ........................................................................................................ 6
C. Teknik Penilaian ........................................................................................................ 7
D. Aspek yang Dinilai .................................................................................................... 9
E. Instrument Penilaian .................................................................................................. 9
F. Prosedur Penilaian ..................................................................................................... 10
G. Mekanisme Penilaian ................................................................................................ 12
H. Perencanaan Penilaian ............................................................................................... 12
I. Pelaksanaan Penilaian ............................................................................................... 14
J. Pengembangan Indikator Penilaian ........................................................................... 19
K. Pengembangan Kisi – Kisi ........................................................................................ 20
L. Pengembangan Instrument Penilaian dan Pedoman Penskoran ................................ 20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 21
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 21
B. Saran........................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan(Kelas et al.,
2011). Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan
kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi
ilmiah yang ada pada diri manusia secara menyeluruh, sehingga manusia mampu menghadapi
setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan memiliki peranan penting dalam proses
meningkatkan sumber daya manusia. Menyadari pentingnya pendidikan, maka pemerintah
bersama-sama masyarakat telah dan terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas, antara
lain melalui perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi perbaikan bagi guru dan tenaga
pendidikan lainnya.
Mencetak sumber daya manusia berkualitas dan berwawasan internasioanal haruslah
menjadi tujuan utama pendidikan di Indonesia. Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan
dalam kehidupan seharihari, di dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 (Soedibyo, 2003) tentang
sistem pendidikan nasional pada pasal 3 dinyatakan: ”Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta tanggung jawab”. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh
beberapa faktor. Salah satunya adalah kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola
proses pembelajaran. Didalam proses pembelajaran terdapat beberapa bagian penting salah
satunya adalah penilaian. Dengan adanya penilaian dapat diketahui tingkat ketercapaian
tujuan pembelajaran bagi peserta didik. Menurut Sumarna Supranata & M. Hatta (Penilaian et
al., 2011) guru dapat melakukan penilaian dengan cara mengumpulkan catatan yang
diperoleh melalui pertemuan, observasi, portofolio, proyek, produk, ujian, serta data hasil
interview dan survey.
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau
proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran. Metode dan teknik penilaian sebagai bagian

1
dari penilaian internal dilakukan untuk mengetahui proses dan hasil belajar peserta didik
terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru dan bertujuan untuk mengukur
tingkat ketercapaian ketuntasan kompetensi oleh peserta didik. Kompetensi disini ialah
pengetahuan (kognitif), sikap dan nilainilai (afektif), dan keterampilan (psikomotor) yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga mampu menghadapi persoalan
yang dihadapinya.
Menurut Griffin dan Nix yang dikutip oleh Mimin Haryati (Setiamihardja, 2012)penilaian
adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik
seseorang atau sesuatu. Ini menunjukkan bahwa proses penilaian tidak hanya menyangkut
hasil belajar saja tetapi juga menyangkut semua proses belajar-mengajar. Akan tetapi, masih
banyak dijumpai guru yang merasa belum begitu memahami tentang penerapan kurikulum
termasuk juga mengenai pelaksanaan penilaian. Peranan guru sangat menentukan dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut
untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaiknya. Undang – undang
Nomor 14 tahun 2005 (0, 2005) tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru
sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah
satunya adalah kompetensi. Mulyasa (Amanza et al., 2011) mengemukakan bahwa figur guru
akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan dan
merupakan komponen utama yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 (0,
2005) tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik harus memiliki kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
memujudkan pendidikan nasional.
Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya tingkat pendidikan, keikutsertaan
berbagai pelatihan, pengalaman kerja, serta motivasi kerja. Sedangkan faktor eksternalnya
diantaranya iklim sekolah, besar gaji dan tunjangan. Iklim sekolah yang positif itu merupakan
suatu kondisi, dimana keadaan dan lingkungan dalam keadaan yang sangat aman, nyaman,
damai, menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar. Bahwasanya lingkungan sekolah itu
membutuhkan lingkungan kerja yang kondusif, suatu lingkungan yang baik secara fisik
maupun psikis dapat menumbuh iklim yang menyenangkan untuk melakukan pekerjaaan.
Dengan adanya iklim sekolah yang kondusif diharapkan kinerja dari seorang guru pun
menjadi meningkat. Peningkatan kinerja guru juga dapat dilakukan dengan memperhatikan

2
faktor motivasi kerja guru. Motivasi yang bahasa latinnya movere mengandung arti dorongan.
Menurut Malayu Hasibuan (Rahayu, 2017) motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal. Motivasi guru dengan pertimbangan ini merupakan pendorong
utama setiap guru untuk lebih kreatif, inovatif dan partisipatif melaksanakan tugas
keprofesiannya sesuai ketentuan yang berlaku sebagai tenaga profesi kependidikan. 6 Sistem
penilaian meliputi beberapa langkah – langkah yang harus dilakukan. Mekanisme dari
penilaian adalah perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil
penilaian, serta pelaporan penilaian.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang
muncul, sebagai berikut.

1) Terdapat beberapa guru yang belum optimal dalam tugasnya sebagai pendidik.
2) Didalam pelaksanaan penilaian haruslah mengacu pada mekanisme penilaian
yang berlaku.
3) Kompetensi yang dinilai didalam penilaian adalah aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
4) Perancangan penilaian yang matang akan mempermudah proses penilaian
sehingga tujuan penilaian dapat diraih.
5) Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsipprinsip.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan tersebut, maka secara umum
dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut :
1) Sejauh manakah kualitas perancangan penilaian hasil belajar yang saat ini?
2) Bagaimana mekanisme penilaian yang berlaku?
3) Apa sajakah yang menjadi kompetensi didalam penilaian?
4) Perancangan seperi apakah agar mempermudah proses penilaian?
5) Apa saja prinsip – prinsip dari penilaian hasil belajar?

D. Tujuan

3
Rancangan penilaian hasil belajar ini disusun sebagai acuan bagi satuan pendidikan dan
pendidik untuk merancang penilaian yang berkualitas guna mendukung penjaminan dan
pengendalian mutu lulusan. Di sisi lain, dengan menggunakan rancangan penilaian hasil
belajar ini diharapkan pendidik dapat mengarahkan peserta didik menunjukkan penguasaan
kompetensi yang telah ditetapkan.

E. Manfaat

Manfaat Hasil penelitian diharapkan bermanfaat terutama:

1. Manfaat secara praktis.


a. Bagi pihak sekolah.
Sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi sistem informasi penilaian
hasil belajar siswa.
b. Bagi pihak lembaga terkait.
Sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijaksanaan baru berkaitan
dengan pendidikan.
2. Manfaat secara teoretis.
a) Bagi pembaca.
Menambah pengetahuan dan wawasan.
b) Bagi peneliti berikutnya. Sebagai masukan dalam melakukan penelitian
serupa di masa yang akan datang.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Penilaian

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu
bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan
selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan
adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang
ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar
Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD).
Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Sebagaimana diketahui bahwa penilaian pada kurikulum KTSP
berbeda dengan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013, penilaian dilakukan secara
komperehensif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran meliputi: ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan (bdk. Lampiran
Permendikbud No. 66 tahun 2013).
Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk
mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan
evaluasi.
1) Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala
menurut aturan tertentu (Fruchter et al., 1989). Pengukuran pendidikan berbasis
kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta
didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan
nontes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif
hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat
atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang),
disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik.
2) Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan
penilaian.

5
3) Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa
digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses
penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar
peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta
untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Rahdiani et al., 2021).
Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian
tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik
metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian
untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal
untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa
tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan
sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil
pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan
belajar peserta didik.
4) Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan
suatu objek (Thompson & Vacha-Haase, 2000). Dalam melakukan evaluasi terdapat
judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung
unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil
penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap,
minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat
ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin
diperoleh.Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis),
maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran,
kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

B. Prinsip Penilaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara
lain:
1) Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
3) Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;

6
4) Hasil penilaian ditindak lanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
5) Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
6) Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsipprinsip sebagai
berikut:
1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan
tidak membedakan latar belakang sosialekonomi, budaya, agama, bahasa, suku
bangsa, dan jender;
4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran;
5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik;
7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkahlangkah yang baku;
8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

C. Teknik Penilaian

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling


melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara
lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian
antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik :

7
1) Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau
salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes
tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi
pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya
berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes
yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik
dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik
(kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan
perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkan keterampilan.
2) Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta
didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai
dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
3) Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium,
tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
4) Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai
untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek
psikologis.
5) Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan
secara deskriptif.
6) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap
peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.

8
7) Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal
secara jujur.

D. Aspek yang Dinilai

Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang
meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif ialah
kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan
masalah, berkembangnya kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai
pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga ia dapat berfungsi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari (Novitasari, 2018).Kemampuan psikomotor melibatkan
gerak adaptif (adaptive movement) atau gerak terlatih dan keterampilan komunikasi
berkesinambungan (nondiscursive communication) (Krathwohl, 2002). Kondisi afektif
peserta didik berhubungan dengan sikap, minat, dan/atau nilainilai. Kondisi ini tidak dapat
dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket, inventori, atau pengamatan yang
sistematik dan berkelanjutan. Sistematik berarti pengamatan mengikuti suatu prosedur
tertentu, sedangkan berkelanjutan memiliki arti pengukuran dan penilaian yang dilakukan
secara terus menerus.

E. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian atau


evaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes maupun non tes dan observasinya dapat
dilakukan dengan cara observasi sistematis dan non-sistematis. Untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien instrumen harus baik sebagai alat ukur. Instrumen tes berupa perangkat tes
yang berisi soalsoal, instrumen observasi berupa lembar pengamatan, instrumen penugasan
berupa lembar tugas projek atau produk, instrumen portofolio berupa lembar penilaian
portofolio, instrumen inventori dapat berupa skala Thurston, skala Likert atau skala Semantik,
instrumen penilaian diri dapat berupa kuesioner atau lembar penilaian diri, dan instrumen
penilaian antarteman berupa lembar penilaian antarteman. Setiap instrumen harus dilengkapi
dengan pedoman penskoran.

9
F. Prosedur Penilaian

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 20
tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh: pendidik, satuan
pendidikan, dan pemerintah.

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan


untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen
yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik,
b) Bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan
c) Memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan
sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan
berskesinambungan.
Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat:
a) Mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik,
b) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
c) Mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan,
d) Memperbaiki strategi pembelajaran, dan
e) Meningkatkan akuntabilitas sekolah.ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah
koordinasi satuan pendidikan.
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini meliputi:

10
a) Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu
persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik;
b) Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan
dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional) dan aspek kognitif
dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian Sekolah
juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan.
3. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian


kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional
(UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk
menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja sama dengan
instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. UN didukung oleh sistem yang menjamin mutu
kerahasiaan soal yang digunakan dan pelaksanaan yang aman, jujur, adil, dan akuntabel.
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a) Pemetaan mutu satuan pendidikan,
b) Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
c) Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan
d) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan


Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN)
yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran,

11
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan,
c) Lulus ujian sekolah/madrasah dan
d) Lulus ujian nasional.

G. Mekanisme Penilaian

Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan
tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian.
Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut:

Perencanaan Pelaksanaan Analisis Hasil


Penilaian Penilaian Penilaian

Pelaporan Hasil Tindak Lanjut


Penilaian Hasil Penilaian

Mekanisme Penilaian
Dilihat dari mekanisme penilaian, perancangan penilaian terdapat pada langkah pertama
dalam penilaian.Oleh karena itu, peranan perancangan penilaian sangatlah penting didalam
suatu pelaksanaan penilaian itu sendiri.Perancangan yang baik merupakan salah satu aspek
penting dalam pengajaran yang efektif. Dengan perancangan yang matang akan
mempermudah proses penilaian sehingga tujuan penilaian dapat diraih.

H. Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisikisi yang memuat indikator dan strategi
penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan
bentuk instrumen penilaian.

1. Perencanaan penilaian oleh pendidik


Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai

12
berikut:
1) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan
pendidikan (MGMP sekolah) melakukan:
a. Pengembangan indikator pencapaian KD,
b. Penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang
sesuai,
c. Pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,
d. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masingmasing mata
pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik (kemampuan rata rata peserta didik/intake), karakteristik
setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi
satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas
sarana dan prasarana).
2) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata
pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada
peserta didik.
2. Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisikisi, instrumen penilaian (berupa
tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran.
1) Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan:

Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai


berikut:

a. Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:

 Pendataan KKM setiap mata pelajaran.

 Penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang


menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program
pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan
Sistem Kredit Semester).

 Penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama


dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

13
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan,
dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.

 Penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah.

 Koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,


dan ulangan kenaikan kelas.

b. Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan


tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang
meliputi:

 Pengembangan kisikisi penulisan soal (di dalamnya terdapat


indikator soal),

 Penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal,


serta mengikuti kaidah penulisan butir soal,

 Penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik


lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang
sama dengan butir soal yang ditelaahnya,

 Perakitan butirbutir soal menjadi perangkat tes.

2) Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah

Perencanaan penilaian oleh pemerintah meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN;

b. Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL;

c. Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN;

d. Menentukan kriteria kelulusan UN.

I. Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik. Penilaian


dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid,
objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.
1) Pelaksanaan penilaian oleh pendidik

14
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi:

a. Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah


dikembangkan;

b. Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman


penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan
belajar peserta didik;

Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada


masing masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik
misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini merupakan informasi
yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk:

a. Mengetahui kemajuan hasil belajarnya,

b. Mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya,

c. Memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan

d. Memperbaiki strategi belajarnya

2) Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan

Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan berikut:

a. Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir


semester, dan ulangan kenaikan kelas;

b. Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok mata


pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,
estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. Menyelenggarakan ujian sekolah untuk mata pelajaran pada kelompok


ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional,
serta aspek kognitif dan/atau psikomotor untuk mata pelajaran dalam
kelompok agama dan akhlak mulia, serta kewarganegaraan dan
kepribadian. Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu pada Prosedur
Operasi Standar Ujian Sekolah (POSUS) yang diterbitkan oleh BSNP.

15
3) Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah

Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan pengelolaan dan


pengendalian pelaksanaan UN mengacu Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional
(POSUN).

1) Analisis hasil penilaian

a. Analisis hasil penilaian oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah


menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu
membandingkan hasil penilaian masingmasing peserta didik dengan
standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh
pendidik hasil penilaian masingmasing peserta didik dibandingkan
dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan
hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk
memperbaiki pembelajaran.

b. Analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan

Kegiatan analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan meliputi:

 Menganalisis hasil belajar peserta didik kelas X dan XI


dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan untuk
masingmasing mata pelajaran;

 Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil


ujian sekolah masingmasing peserta didik dengan batas
kelulusan ujian sekolah yang telah ditentukan;

 Menganalisis hasil penilaian kelompok mata pelajaran agama


dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,
serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan;

16
 Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan
dapat tidaknya peserta didik kelas X dan kelas XI naik kelas
berdasarkan kriteria kenaikan kelas yang telah ditetapkan;

 Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan


peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan
kriteria kelulusan yang telah ditetapkan.

c. Analisis hasil penilaian oleh pemerintah

Kegiatan analisis hasil penilaian oleh pemerintah yaitu menganalisis


hasil UN setiap sekolah untuk pemetaan daya serap.

2) Tindak lanjut hasil analisis

Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti.

a. Tindak lanjut oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil


analisis meliputi:

 Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum


tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan
memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah
tuntas;

 Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah


dilaksanakan.

b. Tindak lanjut oleh satuan pendidikan

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut


hasil analisis meliputi:

 Menyiapkan laporan hasil belajar (rapor) peserta didik;

 Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi


peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan
kriteria kelulusan.

c. Tindak lanjut oleh pemerintah

17
Tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan oleh pemerintah adalah:

 Membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN;

 Menyusun peringkat hasil UN secara Nasional, Provinsi, dan


Kabupaten/Kota.

3) Pelaporan hasil penilaian

Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta
didik.

a. Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik

Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan


sebagai berikut:

 Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai


macam penilaian (hasil ulangan harian, tugastugas, ulangan
tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan
kenaikan kelas);

 Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta


didik pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan
pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik
dalam bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspek
pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat
sebagai cerminan kompetensi yang utuh;

 Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru


Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk
menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta
didik;

 Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil


penilaiannya kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil
pimpinan bidang akademik (kurikulum).

b. Pelaporan hasil penilaian oleh satuan pendidikan

18
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam tahap
pelaporan:

 Melaporkan hasil penilaian untuk semua mata pelajaran pada


setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam
bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan
ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan memotivasi
anaknya belajar;

 Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan


lengkap dengan nilai yang dicapai kepada orangtua/walinya;

 Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan


setiap tahun kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

c. Pelaporan hasil penilaian oleh pemerintah

Pemerintah menyampaikan laporan hasil analisis berupa daya serap


dan peringkat UN secara nasional kepada pihakpihak yang
berkepentingan

J. Pengembagan Indikator Penilaian

Pengembangan indikator hendaknya memperhatikan UKRK (urgensi, kontinuitas,


relevansi, dan keterpakaian). Urgensi, maksudnya penting dan harus dikuasai peserta didik.
Kontinuitas, yaitu pendalaman dan/atau perluasan dari kompetensi pada jenjang/tingkat
sebelumnya. Relevansi, diperlukan karena ada hubungannya untuk mempelajari atau
memahami kompetensi dan/atau konsep mata pelajaran lain. Keterpakaian, artinya memiliki
nilai terapan tinggi dalam kehidupan seharihari.
Syaratsyarat indikator soal:
1. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur,
2. Ada keterkaitan dengan materi dan kompetensi yang diuji, dan
3. Dapat dibuat soalnya.
Indikator soal pilihan ganda, menggunakan satu kata kerja operasional yang terukur,
sedangkan untuk soal berbentuk uraian dan/atau soal praktik indikator yang dikembangkan
dapat menggunakan lebih dari satu kata kerja operasional yang terukur. Indikator soal
sebaiknya menggunakan stimulus (dasar pertanyaan) yang dapat berupa gambar, grafik, tabel,
data hasil percobaan, atau kasus yang dapat merangsang/memotivasi peserta didik berpikir

19
sebelum menentukan pilihan jawaban. Rumusan indikator soal yang lengkap mencakup 4
komponen, yaitu: A = audience, B = behaviour, C = condition, dan D = degree.
K. Pengembangan Kisi-Kisi

Kisikisi merupakan format yang memuat informasi mengenai ruang lingkup dan
isi/kompetensi yang akan dinilai/diujikan. Kisikisi disusun berdasarkan tujuan penilaian dan
digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan soal. Kisikisi harus mengacu pada SK-
KD dan komponenkomponennya harus rinci, jelas, dan bermakna. Untuk indikator soal
berbentuk pilihan ganda hanya ada satu kata kerja operasional yaitu menentukan. Pada
indikator soal uraian terdapat tiga kata kerja operasional yaitu menentukan, menyebutkan,
dan mendeskripsikan. Sedangkan pada indikator soal praktik terdapat empat kata kerja
operasional yaitu membuat preparat, mengamati menggunakan mikroskop, menggambar, dan
menunjukkan.
L. Pengembangan Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran

Instrumen penilaian yang dikembangkan perlu memperhatikan halhal berikut :

1. Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas dan/atau di luar kelas.


2. Relevan dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi dan kegiatan
pembelajaran.
3. Menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna
dengan mengacu pada aspek berpikir taksonomi bloom
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis seperti: mendeskripsikan,
menganalisis, menarik kesimpulan, menilai, melakukan penelitian, memecahkan
masalah, dsb.
5. Mengukur berbagai kemampuan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik.
6. Mengikuti kaidah penulisan soal.

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan untuk mengukur tingkat ketercapaian ketuntasan kompetensi oleh
peserta didik. Kompetensi disini ialah pengetahuan (kognitif), sikap dan nilainilai (afektif),
dan keterampilan (psikomotor) yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
sehingga mampu menghadapi persoalan yang dihadapinya.
Secara umum, dapat digambarkan aspek penilaian mencakup semua aspek kompetensi
yang meliputi : kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif, sedangkan
penggunaan jenis penilaian berupa: tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian
diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.

B. SARAN
Untuk tenaga pendidik di harapkan dapat mengoptimalkan tugasnya sebagaipendidik dan
di dalam melaksanakan penilaian haruslah mengacu pada mekanisme penilaian yang berlaku.
Selain itu salah satu unsur penilaian yang belum dilibatkan dalam penilaian hasil belajar
siswa, terutama untuk penilaian sikap adalahpenilaian oleh orang tua/wali karena
perkembangan sikap siswa dapat dilihat dari kebiasaannya di rumah atau di lingkungan
keluarga.

21
DAFTAR PUSTAKA
0. (2005). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する
共分散構造分析 Title. Materia Japan, 44(1), 24–31.
https://doi.org/10.2320/materia.44.24
Amanza, R. R., Pengembangan, P., Berkelanjutan, K., Peningkatan, T., Profesional, K., &
Pasirwangi, S. D. S. (2011). Redi Ramdani Amanza, 2013 Pengaruh Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru
Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasirwangi Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu. 56–86.
Fruchter, B., Comrey, A. L., & Michael, W. B. (1989). J. Paul Guilford (1897–1987).
Multivariate Behavioral Research, 24(1), 3–15.
https://doi.org/10.1207/s15327906mbr2401_1
Kelas, P. S., Ringinrejo, U. S., & Tahun, K. A. B. K. (2011). Interaktif Bahasa Indonesia
Untuk.
Krathwohl, D. R. (2002). A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Educational Objectives.
Theory into Practice, 41(4), 302.
Novitasari, Y. (2018). Analisis Permasalahan "Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini”.
PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(01), 82–90.
https://doi.org/10.31849/paudlectura.v2i01.2007
Penilaian, I., Belajar, H., Kurikulum, D., Kompetensi, B., Bkk, D. I., Administrasi, P., Ips, J.
P., Uns, F., Utomo, D. S., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Maret, U. S. (2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id.
Rahayu, K. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat
Daerah Kabupaten Kutai Timur. Ekonomia, 6(1), 177–182.
Rahdiani, D., Ramadhan, A., & Prakoso, B. H. (2021). Portfolio Assessment at Featured
Schools in Yogyakarta. Indonesian Journal of Educational Assessment, 3(2).
https://doi.org/10.26499/ijea.v3i2.92
Setiamihardja, R. (2012). Portofolio Assessment. Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru,
3(2), 1–2.
Soedibyo. (2003). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に
関する共分散構造分析 Title. Teknik Bendungan.
Thompson, B., & Vacha-Haase, T. (2000). Psychometrics is datametrics: The test is not

22
reliable. Educational and Psychological Measurement, 60(2), 174–195.
https://doi.org/10.1177/0013164400602002

23

Anda mungkin juga menyukai