PENDAHULUAN
1
Aprijon, Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SLTP, Menara Riau: Jurnal Kewirausahaan, Januari-Juni
2014
2
E. Mulyasa, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah, konsep, strategi dan Implenetasi, (Bandung: remaja Rosda
Karya).
3
M. pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipasi dengan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990),18.
Komite sekolah sebagai badan penghubung, berperan dalam mengidentifikasi aspirasi
pendidikan dalam masyarakat, menampung pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan
dan program pendidikan, mengomunikasikan pengaduhan dan keluhan masyarakat
terhadap instansi terkait dalam bidang pendidikan di sekolah. Komite sekolah sebagai
badan penghubung mempunyai tiga fungsi yaitu menjadi penghubung antara masyarakat
dengan sekolah dalam perencanaan pendidikan, pelaksanaan program sekolah, dan
pengelolaan sumber daya pendidikan4. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor
utama bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman.
Berdasarkan teori di atas apabila dikaitkan dengan kondisi yang terjadi di SMAN 11
Maros khususnya dalam hal peranan komite sekolah terhadap penyelenggaraan
pendidikan. penulis menemukan bahwa peranan komite lebih dominan terhadap perannya
sebagai badan pendukung dan pemberi pertimbangan dibanding perannya sebagai badan
penghubung dan badan pengontrol.
1.3 Tujuan
1 Mengetahui inisiasi keputusan sekolah terhadap penyelenggaraan pendidikan di
madrasah?
4
Hasbullah, Otonomi pendidikan ( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010 ) h. 96-99.
2 Mengetahui legitimasi keputusan sekolah terhadap penyelenggaraan pendidikan di
madrasah?
3 Menjelaskan pelaksanaan program komite sekolah terhadap penyelenggaraan
pendidikan di madrasah?
4 Mengidentifikasi factor partisipasi kebutuhan komite sekolah terhadap
penyelenggaraan pendidikan di madrasah?
5 Mengidentifikasi hubungan kinerja komite terhadap prestasi di madrasah?
BAB II
PEMBAHASAN
Dari paparan diatas dapat dikatakan bahwa peran komite sebagai badan pertimbangan
pada hasil penelitian kedua lembaga tersebut yaitu telah memberikan pertimbangan
dalam hal-hal sebagai berikut:
5
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), 243.
6
Depdiknas, Pemberdayaan Komite Sekolah: Modul 3 (Jakarta: Depdiknas, 2006), 32.
masukan, pertimbangan dan rekomndasi kepada satuan pendidikan, diperlukan informasi-
informasi yang didasarkan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Dalam hal tersebut komite sekolah memiliki peran sebagai badan pertimbangan terhadap
penyelenggaraan pendidikan di madrasah, sebagaimana tujuan dari implementasi MBS
itu sendiri yaitu mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah
umum persekolahan dari unsur komite sekolah dalam membantu peningkatan mutu
sekolah. 7
Ketika lembaga pendidikan menerapkan MBS dengan segala otonomi yang
diberikan, maka lembaga perlu melibatkan masyarakat atau komite sebagai penasehat dan
badan pertimbangan dalam pengambilan berbagai kebijakan sekolah. Komite sekolah
dapat memberikan nasehat dan pertimbangan terkait dengan pengembangan program
sekolah berdasarkan permintaan atau usulan dari masyarakat luas. Dengan demikian
lembaga akan dapat menyelenggaraan pendidikan di madrasah dengan baik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat beserta dengan dukungan masyarakat
7
Depdiknas, Pemberdayaan Komite Sekolah: Modul 1 (Jakarta: Depdiknas, 2006), 16.
2.2 Legitimasi Keputusan
Wujud peran komite sekolah sebagai badan pendukung (supporting Agency) yaitu baik
yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan.
Berdasarkan paparan data dari hasil penelitian kedua lembaga tersebut yang dapat
dikatakan bahwa peran komite sebagai badan pendukung meliputi ranah finansial,
kompetensi guru, dan pengelolaan anggaran. Komite sekolah sebagai pendukung baik
yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
di satuan pendidikan, minimal dalam mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen
masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dalam bentuk kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
Dalam hal tersebut komite sekolah memiliki peran sebagai pendukung terhadap terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, sebagaimana tujuan dari implementasi MBS
itu sendiri yaitu peningkatan mutu yang diperoleh melalui partisipasi orangtua terhadap
sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru
dan kepala sekolah, berlakunya sistem insentif dan disinsentif. Dalam hal tersebut komite
berperan dalam menjaring partisipasi masyarakat atau orang tua dengan pembiayaan
untuk pengembangan mutu pendidikan. Selain itu komite juga berperan dalam
pengembangan kompetensi guru sebagaimana tujuan implementasi MBS salah satunya
yaitu mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite
sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat setempat.Ketika lembaga pendidikan menerapkan
MBS dengan segala otonomi yang diberikan, maka lembaga perlu melibatkan masyarakat
atau komite sebagai pendukung setiap kebijakan yang diambil sebagai bentuk
tanggungjawab lembaga terhadap masyarakat dan juga sebagai bentuk partisipasi
masyarakat dalam implementasi MBS agar dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2.3 Pelaksanaan Program Komite
Komite sekolah di madrasah melaksanakan program-programnya tentunya tidak lepas
dari peran orang tua siswa atau masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah, karena
komite sekolah adalah salah satu wadah untuk menyalurkan aspirasi orang tua siswa atau
masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan sekolah. proses pembentukan komite
sekolah dibentuk melalui musyawarah, antara orang tua siswa atau masyarakat, dan pihak
sekolah melalui pemilihan suara terbanyak. Adanya pembentukan komite sekolah maka
masyarakat dapat menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan baik antara orang tua
siswa atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Serta dapat
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai yang diharapkan pihak sekolah, orang tua siswa
atau masyarakat.
Orang tua siswa atau masyarakat sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat terlaksana
dengan baik. Faktor pendukung dari orang tua siswa sangat bekerja sama dengan Komite
sekolah. Besarnya dukungan dari orang tua siswa atau mayarakat dan Kepala Sekolah
akan memperlancar setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di madrasahHubungan
antara komite sekolah dan orang tua siswa atau masyarakat itu berjalan dengan harmonis
sehingga orang tua siswa atau masyarakat dapat berpartisipasi dengan menyumbangkan
dana yang telah disepakati bersama agar penyelenggaraan pendidikan dan sarana prasana
yang belum lengkap dapat terlengkapi. Namun, terdapat beberapa faktor penghambat
diantaranya komite sekolah memiliki kesibukan masing-masing dan kemampuan
sebagian dari orang tua siswa kurang atau pendapatan orang tua siswa terhambat, karena
rata-rata orang tua siswa hanya berprofesi sebagai petani, nelayan dan kerjasamanya
terhadap pengadaan sarana dan prasarana masih kurang dan belum efektif atau belum
berjalan sesuai yang diharapkan .
Yang menjadi faktor penghambat yaitu pendapatan orang tua siswa terkendala karena
sebagian orang tua siswa berprofesi sebagai petani dan nelayan, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor penghambat partisipasi komite sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah orang tua siswa, dan kurangnya kerjasama antara komite sekolah dan
orang tua siswa karena sebagian orang tua siswa hanya berprofesi sebagai petani dan
nelayan, dan komite sekolah memiliki kesibukan masing-masing sehingga partisipasi dari
orang tua siswa atau masyarakat dan komite sekolah terkendala atau belum berjalan
sesuai yang diharapkan dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah