PENDAHULUAN
mutu pendidikan. Hal ini bisa dirasakan, yaitu ketika sebuah lembaga
tugas guru dalam proses pendidikan, yaitu menanamkan sikap dan nilai pada
diri peserta didik. Oleh karena itu, guru disamping sebagai pengajar atau
1
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Dunia Pendidikan, Sebuah Tinjauan Filosofi,
(Yogyakarta: Suka – Press, 2014), hlm. 93
indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
memprihatinkan.
nasional. Oleh karena itu, supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi
menjadi faktor utama atau penentu bagi masa depan bangsa. Tujuan
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
tidak pernah berhenti dan selesai. Berbagai konsep dan wawasan baru akan
Konsep dan wawasan baru itu diharapkan dapat meningkatkan mutu sumber
diperjuangkan.
2
Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer, (Yogyakarta :
IRCISOD, 2017), hlm 111
Mereliasisasikan perjuangan dalam meningkatkan mutu pendidikan
maka perlu adanya pembenahan dari segi sumber daya manusianya, lembaga
SMK/MAK, dan perguruan tinggi dan semuanya itu perlu didukung oleh
sumber daya pendidik yang layak. Sumber daya pendidikan itu antara lain:
tenaga ahli atau guru, manajemen, kurikulum, sarana dan prasarana, serta
kerjasama.3
ditawarkan.
3
Sukirno, Pedoman Kerja Komite Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Widyamata, 2006), hlm.
3
dapat mengakomodasi keinginan masyarakat dan pemerintah.4 Dalam
dan komite sekolah di tingkat satuan pendidikan. Amanat rakyat ini sejalan
4
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006) hlm. 11
5
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007),hlm..92.
Madrasah, Majelis Sekolah, Komite TK, atau nama-nama lain yang
disepakati Bersama 6.
sekolah.
komite sekolah sebagai partner kerjanya. Langkah ini diambil karena pihak
lembaga menyadari bahwa berfikir, berbuat dan bekerja akan lebih baik jika
ketidaktahuan peran dan fungsi utama komite sekolah sebagai mitra dalam
karena dapat dibuktikan setiap ada rapat guna meningkatkan mutu pendidikan
6
Hasbullah, Otonomi Pendidikan (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006), lm 89
di MAN 1 Bangka, pihak komite sekolah seringkali tidak hadir atau terlambat
menghadiri rapat. Padahal peran dan fungsi komite sekolah sangat dibutuhkan
agar mutu pendidikan peserta didik di MAN 1 Bangka menjadi lebih baik.
Hal ini dimaksudkan, agar semua elemen masyarakat dapat ikut serta
baik. Karena itu juga, hal ini sebagai bagian dari respon terhadap kebijakan-
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
MAN 1 Bangka ?
di MAN 1 Bangka ?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
c. Secara praktis
pendidikan
E. Telaah Pustaka
Beberapa hasil penelitian yang memiliki korelasi dengan penelitian
penelitian ini adalah Komite Sekolah yang terdiri dari wakil pihak sekolah,
wakil dari pihak orang tua siswa, dan perwakilan dari masyarakat di Sekolah
7
Nico Setiawan, “Partisipasi Komite Sekolah Dalam Penyelenggaraan Kegiatan
Ekstrakurikuler Di Sd Negeri Se-Kecamatan Muntilan” (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta,
2012)
8
Sugeng Nurhadi, Peran Serta Komite Sekolah dalam Pengembangan Mutu Sekolah di
SMP Negeri 2 Rawalo Kabupaten Banyumas, (Yogyakarta : Thesis Tidak Diterbitkan, 2008).
membahas tentang peran serta komite sekolah dalam pengembangan mutu di
dan persamaan penelitian diatas tidak jauh beda dengan yang dilakukan oleh
peneliti, dimana masalah yang terjadi cenderung sama namun komite sekolah
di tempat yang peneliti ambil kurang aktif dalam peningkatan mutu sekolah.
komite sekolah dalam hal berdaya guna untuk meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah.
9
Muhammad Mirhasan, “Peran Komite dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Bandar Lampung” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung,
2019).
peneliti focus membahas mengenai peran komite sekolah dalam
F. Kerangka Teoritis
yang dihasilkan. Mutu bukanlah benda magis atau sesuatu yang rumit.
Mutu didasarkan pada akal sehat. Fokus mutu didasari upaya positif yang
yang mahal dan mobil-mobil mewah. Menurut Edward Sallis sebagai suatu
konsep yang absolute, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan
10
Jarome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007) hlm
77
11
Ibid,,, hlm 75
12
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) hlm.326.
2. Tujuan Penerapan Mutu
masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur
13
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010), hlm. 307.
14
Aminatul Zahroh, Total Quality Management, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016),
hlm 32
dasarnya tujuan penerapan mutu ditetapkan untuk meningkatkan kualitas
3. Komponen Mutu
c. Struktur pendukung
f. Pengukuran.15
criteria. Dalam ketiga kriteria itu memiliki enam unsur mutu yaitu:
e. Recovery
15
Tim Dosen Administrasi pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta ,2010), hlm 298.
f. Reputation and credibility.16
pendidikan, mutu isi dan proses, mutu pendidik dan tenaga kependidikan,
pencapaian mutu. Mutu lulusan tidak akan dicapai apabila tidak ada proses
penilaian dan evaluasi untuk terus melakukan koreksi dan perbaikan secara
continue. Pada dasarnya komponen mutu ini bagian yang harus ada dalam
diharapkan pelanggan.
16
Engkoswara, dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm 305-306
17
Ibi,,,,hlm 313
Pelaksanaan pendidikan dari suatu lembaga pendidikan tidak lepas
dari lima faktor pendidikan, dimana faktor yang satu dengan lainnya saling
a. Tujuan
b. Guru (Pendidik)
sehingga mutu pendidikan yang akan dicapai tidak akan lepas dengan
d. Alat
masyarakat termasuk orang tua siswa, sebab tanpa adanya bantuan dan
Mutu pendidikan tidak bisa terlepas dari salah satu faktor yang
bermutu.
5. Komite Sekolah
18
Jamiludin Usman, Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah, (Jurnal Tadris Vol. 11 Nomor 2 Desember 2016), hlm. 241.
Komite Sekolah merupakan wadah yang berfungsi sebagai forum untuk
Majelis Sekolah yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan
19
Engkoswara, dan Aan Komariah, Ibid,,, hlm 297.
20
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010), hlm. 258.
21
Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah
di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007), hlm. 61.
dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokrasi oleh para
pendidikan di sekolah.22
Selain itu, tujuan komite sekolah dalam buku Engkoswara dan Aan
Komariah adalah:
kebijakan sekolah.
pendidikan.
22
Engkoswara, dan Aan Komariah, Ibid,,, hlm 298
6) Memfasilitasi dan mengontrol penerapan sistem manajemen sekolah
Pendidikan
penyelenggaraan pendidikan.
23
Ibid,,, hlm 298
24
Hasbullah, Otonomi Daerah (Kebijakan Otonomi Daerah Dan Implementasi Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan), (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,2010), hlm. 90.
masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, usahawan, dan
pendidikan.
satuan pendidikan.
pendidikan.
berikut:
25
Ibid,,,hlm 92-93
2) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan atau
pendidikan.
26
Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah
di Era Otonomi Daerah, (Jakarta, CV. Sagung Seto, 2007), h. 62.
dalam kebijakan-kebijakan pendidikan yang diperoleh dari dan untuk
Peran komite sekolah sebagai mediator ini pada dasarnya hanya sebagai
masyarakat, sekolah harus dapat membina kerja sama dengan orang tua
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang
diamati, diarahkan dari latar belakang individu secara utuh (holistic) tanpa
27
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2010), hlm 94-95
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV
Alfabeta, 2017), hlm. 39.
menghambat peranan komite dalam meningkat mutu pendidikan
kemudian dianalisa.29
2. Tempat Penelitian
a. Wawancara
b. Observasi
29
Winarno Surachmad, Metode penelitian, (Bandung : Tartsito, 1990), hlm. 40
30
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 135
masalah yang sebenarnya sehingga data dapat diperoleh secara
c. Dokumentasi
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
a. Reduksi data
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
31
Reason dalam Norman K, Hand book of Quality Research, (London : New Delhi,
1994), hlm. 325.
32
Sutrisno Hadi, Statistik II, (Yogyakarta : UGM Press, 1986), hlm 131
data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih jelas
b. Penyajian data
c. Verifikasi data
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang
pembahasan.
telah dilakukan sebelumnya, dan pada bab ini juga akan dijelaskan kerangka
teoritis penelitian
penelitian.
Daftar Pustaka Sementara
Yogyakarta : IRCISOD
Rajagrafindo Persada.
Ar-Ruzz Media.
Nurhadi, Sugeng. 2008. Peran Serta Komite Sekolah dalam Pengembangan Mutu
Reason. Norman K. 1994. Hand book of Quality Research. London : New Delhi
CV Alfabeta.
Media.