Anda di halaman 1dari 10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Herlinaa1*, Rifa Farhana Mufliha2*, Usi Damayantia3*


1
Guru SMP PGRI Tugu 207. Jl. Raya Puncak KM.86, 2. Desa Tugu Selatan,  Cisarua - 
Bogor. 16752
2
Guru SMP Bina Citra Mandiri Jl. Pasir Ipis Kulon RT 04 RW 07 Jonggol Baru,
Sukamaju, Kec. Jonggol, Kab. Bogor Prov. Jawa Barat
3
Guru SMK PANDU 2 Jl. Raya Ciampea Km. 15 RT 03/RW 08 Desa Cibadak
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

*
Korespondensi: linavarelveril@gmail.com, rifarhanamuflih@gmail.com,
usidamay13@gmail.com,

ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan tentang langkah-langkah kepala sekolah dalam mengambil
keputusan dari masalah yang dihadapi oleh sekolah. Tujuan dari artikel ini untuk
mengetahui langkah-langkah kepala sekolah dalam mengambil keputusan. Adapun
masalah yang dihadapi adalah penolakan orang tua murid untuk memberikan bantuan
dalam pembangunan infrastruktur sekolah. Penulisan artikel ini menggunakan metode
teori pustaka, berdasarkan kajian ini ditemukan kesimpulan yaitu pengertian dari
pengambilan keputasan, tipe pengambilan keputusan,langkah-langkah dasar
pengambilan keputusan.
Kata kunci: pengertian pengambilan keputusan, tipe pengambilan keputusan dan dasar
pengambilan keputusan.

ABSTRACT

This article descsries about the steps of school principal in making decisions from the
problems at school. The purpose of this article are to know of steps of school principal
in making decisions, types of making decision and basic decisions making. The
literature methode is used in this article. This study found some conclusions which are
the definition of steps of scool principal in making decisions, types of making decision
and basic decisions making.
Keywords : the steps of school principal in making decisions, types of making decision
and basic decision making.

1
KASUS:
Hal mana yang anda prioritaskan sebagai Kepala Sekolah dan bagaimana anda
menetapkan solusinya.
1. Terdapat kekurangan guru yang mengharuskan ada guru lain menggantikan
mengajar mata pelajaran tertentu.
2. Terdapat LSM yang menuduh saudara melakukan penyimpangan terhadap BOS.
3. Terdapat orang tua yang menolak memberikan bantuan yang telah ditetapkan
untuk pembangunan infrastruktur.

PROSES AWAL:
Menanggapi kasus-kasus di atas, saya sebagai Kepala Sekolah mengundang para
staf dan guru yang berhubungan dengan masalah-masalah di atas untuk mengadakan
rapat bersama untuk mengambil keputusan secara musyawarah dan sepakat untuk
mennetukan prioritas masalah mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu.
Adapun para pegawai yang diundang dalam rapat bersama tersebut antara lain:
1. Untuk kasus pertama:
a. Kurikulum sekolah
b. Guru yang bersangkutan
2. Untuk kasus kedua:
Tim manajemen BOS, Bendahara sekolah
3. Untuk kasus ketiga;
a. Bendahara sekolah
b. Komite sekolah
c. Wali kelas

HASIL RAPAT BERSAMA:


Setelah mengadakan rapat bersama dengan para pegawai untuk ketiga kasus
tersebut di atas, maka secara musyawarah dan sepakat (Grup Decision Making) maka
diputuskan kasus ketiga yaitu terdapat orang tua yang menolak memberikan bantuan
yang telah ditetapkan untuk pembangunan infrastruktur.

2
PENDAHULUAN
Pembangunan infrastruktur sekolah merupakan salah satu hal yang penting,
karena dengan proses pembangunan infrastruktur yang berjalan lancar akan menunjang
dalam pemenuhan fasilitas di sekolah. Dengan lengkapnya fasilitas sekolah maka akan
berdampak positif pada KBM di sekolah. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur
membutuhkan dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, salah satu nya dukungan
dari orang tua murid. Pihak sekolah tidak semena-mena menentukan besaran rupiah
yang harus orang tua siswa berikan ke pihak sekolah, tetapi di sini kepala sekolah
bersama-sama membuat keputusan untuk menentukan besaran uang yang orang tua
berikan. Sehingga keputusan atas jumlah uang yang harus orang tua berikan itu atas
dasar kesepakatan bersama. Selain itu Kepala sekolah harus dengan terbuka pula
memberikan informasi manfaat dari hasil bantuan yang orang tua berikan kepihak
sekolah.
a. Alasan ini jelas tercantum pada pasal 46 UUSPN tentang sumber dan Pengelolaan
Dana Pendidikan.
b. Sumber pendanaan pendidikan di tentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan berkelanjutan.
c. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang
sesuai dengan peraturan perundang-ungangan yang berlaku.
Selain itu juga tercantum jelas pada pasal 48 yaitu menyebutkan bahwa pengelolaan
dana pendidikan diatur dalam pasal 54 UUSPN yaitu
a. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
b. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
pendidikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun dasar dari keterlibatan orang tua terhadap sekolah, khususnya
pembiayaan tercantum jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional disebutkan beberapa peran yang dapat dilakukan oleh

3
masyarakat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pendidikan, diantaranya adalah ;
a. Hak dan kewajiban Masyarakat
Pada pasal 8 dan 9 UUSPN disebutkan bahwa masyarakat berhak untuk berperan
serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan. Sedangkan pasal 9 menyebutkan bahwa masyarakat wajib memberikan
dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
b. Tanggung jawab pendanaan
Pasal 46 UUSPN menyebutkan bahwa :
1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat.
2) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab
menyediakan anggaran pendidikan.
Kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam pembuatan kebijakan dana
bantuan orang tua,dan meminta komite sekolah mengadakan pendekatan kepada para
orang tua siswa, sehingga masyarakat dan pihak orang tua lebih yakin lagi dan percaya
bahwa program pembangunan infrastruktur tersebut benar-benar di buat. Kepala sekolah
memberikan wewenang kepada pihak komite sekolah untuk membantu agar program
pembangunan infrastruktur sekolah dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Keterlibatan komite sekolah ini dijelaskan menurut Kemendiknas No.044/U/2002 yaitu:
a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
b. Melakukan kerjasama dengan masyrakat (perseorangan, organisasi, dunia usaha,
dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan
yang bermutu.
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntuta, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan.
e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.
f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan

4
Bantuan yang resmi untuk pihak sekolah. Bukan asal meminta atau memungut
dari orang tua. Selain itu pihak sekolah memberikan solusi dalam penentuan besar nya
bantuan yang diberikan ke pihak sekolah, yaitu besarannya di tentukan sesuai dengan
kemampuan orang tua itu sendiri,serta di berikan keringanan dalam proses
pembayarannya yaitu diberikan toleransi waktu yang cukup. Alasan ini jelas tercantum
di permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite sekolah mengatur batas-batas
penggalangan dana yang boleh dilakukan komite sekolah. Penggalangan dana tersebut
ditujukan untuk mendukung peningkatan mutu layanan pendidikan di sekolah dengan
azas gotong royong. Dalam Permendikbud tersebut, Komite sekolah diperbolehkan
melakukan penggalangan dana berupa sumbangan pendidikan, bantuan pendidikan, dan
bukan pungutan.
Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 10 ayat (1) dijelaskan bahwa
Komite Sekolah melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya
untuk melaksanakan fungsinya dalam memberikan dukungan tenaga, sarana dan
prasarana, serta pengawasan pendidikan. Kemudian pasal 10 ayat (2) disebutkan bahwa
penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berbentuk bantuan dan / atau sumbangan, bukan pungutan. Yang dimaksud
dengan bantuan pendidikan adalah pemberian berupa uang/barang/jasa oleh pemangku
kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya, dengan
syarat yang disepakati para pihak. Staf Ahli Mendikbud Bidang Regulasi, Chatarina
Girsang menegaskan, Permendikbud tentang komite sekolah maupun permendikbud
tentang pungutan dan sumbangan biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar tidak
untuk membebani orang tua / wali yang tidak mampu. “sumbangan memang bisa di
minta dari orang tua siswa, tetapi tidak seluruh orang tua, karena sifatnya sukarela.
Ketika sumbangan itu diberlakukan untuk seluruh orang tua, itu jatuhnya jadi pungutan.
Dalam menentukan pungutan pun, sekolah harus melihat kemampuan ekonomi orang
tua siswa”.
1. Dasar-dasar pengambilan keputusan
Sebagai Kepala Sekolah ketika menghadapi masalah orang tua yang
menolak memberikan bantuan yang telah ditetapkan untuk pembangunan
infrastruktur, maka saya akan mengambil keputusan berdasarkan:

5
a. Wewenang
Kepala Sekolah yang memiliki ide atau gagasan mengenai hal-hal yang terkait
terhadap sekolah yang termasuk di dalamnya adalah dana bantuan
pembangunan dari orang tua siswa. Selanjutnya kepala sekolah memberikan
tugas kepada masing-masing wali kelas untuk menyampaikan hal yang terkait
mengenai bantuan untuk infrastruktur pembangunan sekolah kepada wali
murid masing-masing untuk meminta bantuan seikhlasnya.
b. Fakta
Kepala Sekolah dan Stakeholder yang ada di sekolah melihat langsung ke
lapangan mengenai pembangunan infrasturktur sekolah sehingga muncul idea
tau gagasan untuk meminta bantuan yang sudah ditetapkan melalui hasil rapat.
Dan pengambilan keputusan ini juga menggunakan rasional karena memiliki
kejelasan masalah yang dihadapi yaitu ingin melaksanakan pembangunan
infrasturktur, memiliki tujuan yang pasti untuk menjadikan sekolah lebih bagus
dan berkualitas dengan infrastruktur yang baik sehingga dapat hasil yang
maksimal dalam proses pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan terhadap masalah orang tua
yang menolak memberikan bantuan yang telah ditetapkan untuk pembangunan
infrastruktur dapat dikategorikan ke dalam Masalah Berstruktur, karena:
a. Pada setiap tahunnya ada saja orang tua murid yang menolak memberikan
bantuan yang telah ditetapkan untuk pembangunan infrastruktur, jadi masalah
tersebut terjadi berulang-ulang setiap tahunnya dan rutin.
b. Teknik pengambilan keputusan berdasarkan tradisi (kebiasaan).
c. Ada Standar Operasional Prosedur.
3. Tipe Pengambilan Keputusan
Masalah orang tua yang menolak memberikan bantuan yang telah
ditetapkan untuk pembangunan infrastruktur adalah masalah yang berulang-ulang
setiap tahunnya, maka prosedur yang dikembangkan termasuk dalam tipe
Programmed Decision yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Masalah
Rutin dan berulang

6
b. Prosedur
Proses yang panjang karena harus melihat infrastruktur yang masih kurang
lengkap dan infrasturktur yang harus diperbaiki.
c. Model Tipe Keputusan
Untuk masalah orang tua menolak memberikan bantuan yang telah ditetapkan
untuk pembangunan infrastruktur adalah Model Dorongan Pencapaian
kebutuhan yang dijabarkan dalam skema berikut:

Penetapan Tujuan MASALAH Pengambilan Keputusan

Yang Timbul Oleh

1) Tujuan
Penyediaan sarana dan prasarana dan memperbaiki pembangunan
infrasturktur sekolah demi terlaksananya dan nyamannya kegiatan
pembelajaran.
2) Masalah
Orang tua menolak memberikan bantuan yang telah ditetapkan untuk
pembangunan infrastruktur sekolah.
3) Pengambilan Keputusan
Kepala Sekolah memiliki wewenang untuk menetapkan tujuan dan
sasaran untuk pembangunan infrastruktur sekolah dan meminta bantuan
seikhlasnya kepada orang tua siswa tanpa paksaan.

7
4. Proses Pengambilan Keputusan

Penetapan Goal Khusus dan


Objective dan Pengukuran Hasil a
Revise

Pengidentifikasian Masalah b
Revise

Pengembangan Alternatif c
Revise

Pengevaluasian Alternatif d

Revise

Pemilihan Alternatif e

Revise

Penerapan Keputusan f
Revise

Pengendalian dan Pengevalusian g

Revise

a. Penetapan Goal Khusus, Objektif dan Pengukuran Hasil


Tujuan yang akan dicapai adalah membuat orang tua murid yang
menolak memberikan bantuan yang telah ditetapkan untuk pembangunan
infrastruktur tidak salah paham dan terbuka tentang dana bantuan.
b. Pengidentifikasian Masalah
1) Orang tua siswa tidak mendapatkan informasi yang jelas secara lisan dan
tulisan
2) Orang tua siswa tidak mampu
c. Pengembangan Alternatif
1) Alangkah baiknya di adakan pertemuan khusus rapat orang tua siswa di
sekolah agar Kepala sekolah dapat memberikan alasan yang kuat mengapa
pihak sekolah harus meminta bantuan kepada pihak orang tua

8
2) Pihak sekolah akan memberikan keringanan dengan cara bisa di cicil dua kali
dan akan memberitahu bantuan tidak dikenakan pada siswa/orang tua yang tidak
mampu.
d. Pengevalusian Alternatif
1) Pertemuan khusus rapat orang tua siswa di sekolah akan memakan waktu
dan biaya yang tidak sedikit
2) Pihak sekolah akan memberikan keringanan dengan cara bisa di cicil dua kali
dan akan memberitahu bantuan tidak dikenakan pada siswa/orang tua yang tidak
mampu akan beresiko membuat orang tua lain ingin mendapat perlakuan yang
sama walaupun mampu.
e. Pemilihan Alternatif
Alternatif pertama adalah pilihan paling efektif dan efisien untuk dapat
memberikan alasan yang kuat mengapa pihak sekolah harus meminta bantuan
kepada pihak orang tua siswa.
f. Penerapan Keputusan
Kepala sekolah memberikan wewenang kepada pihak komite sekolah
untuk membantu agar program pembangunan infrastruktur sekolah dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar.
g. Pengendalian dan Pengevalusian
Setelah pihak komite sekolah diberikan wewenang untuk membantu
agar program pembangunan infrastruktur sekolah, mengacu pada
permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite sekolah mengatur batas-
batas penggalangan dana yang boleh dilakukan komite sekolah.
5. Pengaruh Perilaku Dalam Pengambilan Keputusan
Perilaku mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Sebagai Kepala Sekolah,
saya memilih Grup Decision Making, karena banyak keputusan yang harus melibatkan
orang tua, wali kelas dan komite sekolah.
6. Faktor yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan
Kondisi Kepastian
Kondisi dimana saya sebagai Kepala Sekolah memiliki informasi tentang:
a. Masalah yang dihadapi, yaitu orang tua menolak memberikan bantuan yang telah
ditetapkan untuk pembangunan infrastruktur

9
b. Alternatif pemecahan masalah, yaitu adalah pilihan paling efektif dan efisien
untuk dapat memberikan alasan yang kuat mengapa pihak sekolah harus
meminta bantuan kepada pihak orang tua siswa.
c. Hasil dari alternatif pemecahan, yaitu orang tua siswa menjadi faham dan akan
memberikan bantuan dengan dicicil.
7. Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pengambilan keputusan yang saya ambil sebagai Kepala Sekolah yaitu dengan
Gaya Analitis, yaitu dengan cara toleransi yang tinggi dan cara berpikir yang rasional.

KESIMPULAN
Sebagai Kepala Sekolah, dasar-dasar pengambilan keputusan terhadap masalah orang
tua yang menolak memberikan bantuan yang telah ditetapkan untuk pembangunan
infrastruktur adalah dengan wewenang dan fakta. Masalah tersebut merupakan masalah
berstruktur karena terjadi secara berulang-ulang, tipe pengambilan keputusan dalam
masalah ini menggunakan Program Decision, Kepala Sekolah juga menggunakan tujuh
proses dalam pengambilan keputusan yaitu dengan cara Penetapan Goal Khusus dan
Objectiv dan Pengukuran Hasil, Pengidentifikasian Masalah, Pengembangan Alternatif,
Pengevaluasian Alternatif, Pemilihan Alternatif, Penerapan Keputusan, Pengendalian
dan Pengevaluasian. Sebagai Kepala Sekolah perilaku yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan yaitu Group Decision Making, dan gaya pengambilan
keputusan yang digunakan Kepala Sekolah adalah Gaya Analitis.

Sumber:
Hendarman. 2018. Revolusi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Indeks
http://www.kemendikbud.go.id2017 diakses tanggal 25 Juni 2018, pukul 08.00
http://m.detik.com>news>berita diakses tanggal 25 Juni 2018, pukul 08.00

10

Anda mungkin juga menyukai