Anda di halaman 1dari 4

PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


BALITBANG KEMENDIKBUD 2017
Policy Brief

REVITALISASI KOMITE SEKOLAH

K
etentuan rinci mengenai Komite Sekolah diatur oleh
Kepmendiknas No. 044 Tahun 2002 tentang Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah. Peraturan ini sudah
sangat lama padahal peraturan induknya banyak yang sudah
mengalami perubahan, yakni UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, UU No 32 Tahun 20014 tentang
Pemerintah Daerah yang kemudian direvisi menjadi UU No
23 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Selain
itu, banyak kebijakan di daerah yang dituangkan dalam
bentuk Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Gubernur, dan
Peraturan Bupati/Walikota, baik secara langsung maupun
tidak mempengaruhi peran dan fungsi dari komite sekolah.

Mengingat beban anggaran pemerintah dari tahun ke tahun


yang semakin besar, maka peran dan dukungan partisipasi
masyarakat melalui wadah komite sekolah tentunya masih
sangat diperlukan untuk menghasilkan pendidikan yang
bermutu. Namun perlu dirumuskan bentuk atau model peran
serta seperti apa yang sesuai dengan perubahan kebijakan dan
tuntutan masyarakat saat ini.

http://litbang.kemdikbud.go.id
Revitalisasi Komite Sekolah

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat melalui rapat bersama antara sekolah, komite
Penelitian Kebijakan Pendidikan dan dan orang tua setiap semester;
Kebudayaan, Balitbang Kemendikbud ini
menggambarkan praktik-praktik baik tentang Peran Mediator
peran komite sekolah dalam mendukung
Peran sebagai mediator misalnya ditemukan
mutu pendidikan di sekolah di tiga lokasi yang
dalam kasus penyelesaian kekerasan di
memiliki praktik baik dalam pelaksanaan
sekolah. Komite berperan dalam penyelesaian
peran dan fungsi komite sekolah, yakni Kota
kasus antara orang tua dan guru/pihak
Banda Aceh, Kota Pontianak, dan Kabupaten
sekolah dan menyampaikan hasil rapat orang
Lombok Tengah.
tua kepada sekolah, pengaduan dan keluhan
orang tua/masyarakat.

Peran Pemberi Praktik Baik di Beberapa


Pertimbangan Negara lain
Peran pemberi pertimbangan misalnya Selain itu, beberapa praktik baik di beberpa
dipraktikan di SDN Sumberporong 03 negara berikut ini bisa menjadi bahan
Kecamatan Lawang dalam bentuk: turut untuk revitalisasi komite sekolah di masa
dalam pembahasan dan pengesahan RAPBS, mendatang, yaitu:
memberi pertimbangan tentang potensi
sumber daya dalam masyarakat melalui proses 1. Di Amerika Serikat ada beberapa bentuk
identifikasi, memberi pertimbangan baik organisasi/lembaga yang mewadahi
yang bersifat teknis maupun anggaran dalam peranserta orangtua di sekolah, yakni
renovasi gedung sekolah dan laboratorium Parent Teacher Association (PTA) yang
komputer, pemberian pertimbangan kepada berada di tingkat sekolah dan tingkat
sekolah agar mendapat perhatian yang lebih nasional di Virginia. Ada juga School
dalam hal kesejahteraan sehingga dapat Parent Council seperti di sekolah-sekolah
meningkatkan motivasi bekerja; di Boston. Beberapa praktik baik yang
dilakukan, yaitu:
Peran Pendukung
a. Kunjungan orang tua ke sekolah
Peran pendukung dalam bentuk memberikan dimana orang tua bisa hadir di
bantuan sarana dan prasarana, penambahan kelas selama sekitar 20 menit untuk
dan perbaikan meja kursi, perbaikan pagar mengetahui proses pembelajaran di
sekolah, menata kebersihan, dll. Bentuk kelas.
dukungan lain juga berupa dukungan dalam
perekrutan guru dan karyawan tata usaha b. Mengundang orang tua untuk bertemu
untuk memenuhi kebutuhan SDM sekolah, dengan kepala sekolah dalam bentuk
memberikan masukan program tambahan makan pagi bersama sambil berdiskusi
jam pelajaran bagi kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 terkait kebijakan pendidikan dan
dalam rangka menghadapi ujian nasional; perkembangan sekolah.
Peran Pengontrol c. Mengadakan pentas seni sebagai salah
satu upaya menggalang dana komite;
Peran pengontrol berupa pengawasan
terhadap kebijakan dan keputusan sekolah d. Menerbitkan majalah pendidikan dwi-
dilakukan melalui laporan yang disampaikan bulanan tingkat nasional.
oleh kepala sekolah secara tertulis atau
lisan, pemeriksaan laporan keuangan e. Mengumpulkan dana sukarela
sekolah dilakukan oleh komite dengan cara dari orang tua untuk membiayai
memberikan copy laporan kepada anggota operasional komite dan membantu
komite untuk diteliti dan diperiksa, serta biaya kegiatan kelas dan sekolah
memantau hasil ujian akhir siswa, angka terutama kegiatan ekstrakulikuler,
partisipasi sekolah, angka mengulang dan pengayaan akademik, dll
angka bertahan siswa dilakukan secara
berkelanjutan. Pemantauan dilakukan

2
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemendikbud

2. Di Sydney Australia, persatuan orang masyarakat dan orangtua untuk ikut


di tingkat sekolah dengan nama Parent serta dalam meningkatkan mutu layanan
and Citizen Assaciatioan (PC). Beberapa pendidikan. Peranan COMPASS
praktik baik yang dilakukan yaitu: mencakup:
a. Membantu pendanaan kegiatan a. Memberikan masukan pada
olahraga dan kegiatan budaya; Kementrian Pendidikan Singapura
dari sisi perspektif orang tua;
b. Mengelola kantin sekolah;
b. Mendorong orang tua untuk bermitra
c. Memelihara lingkungan sekolah; dengan sekolah dalam menciptakan
pendidikan karakter yang berpusat
d. Mendukung kegiatan ekstrakuriker
pada siswa; dan
music, debat, olahraga, catur, dsb;
c. Menumbuhkan kemitraan sekolah-
e. Pendanaan diperoleh dari partisipasi
orang tua untuk mencapai tujuan
orangtua, keuntungan kantin sekolah,
pendidikan dengan mengadakan
dan kegiatan orang tua lainnya.
berbagai macam kegiatan, forum dan
3. Di Ontario Kanada partisipasi orang diskusi.
tua di sekolah melalui School Council.
Beberapa praktik baik yang dilakukan
Kendala/hambatan
yaitu:
komite sekolah dalam
a. Menginformasikan kepada orang tua menjalankan peran dan
berkaitan dengan kegiatan akademik, fungsinya
kebijakan sekolah, perencanan sekolah,
dan bagaimana upaya membantu PR 1. Banyak orang tua tidak bersedia menjadi
siswa di rumah. pengurus, tokoh masyarakat/pendidikan
yang ada pun sangat terbatas, sehingga
b. Mengkomunikasikan program sekolah rekrutmen pengurus menjadi beban
dan kemajuan siswa. sekolah, akibatnya pengurus komite
sekolah seringkali tetap dipertahankan
c. Mengelola dukungan dan bantuan walaupun telah melebihi batas periodenya;
orang tua
2. Kompetensi dan kapasitas pengurus belum
d. Mengidentifikasi dan memanfaatkan sepenuhnya mampu untuk menjalankan
sumber daya masyarakat untuk peran komite sekolah sebagai pemberi
memperkuat program sekolah, pertimbangan, pendukung, pengontrol,
hubungan keluarga, dan pembelajaran dan mediator; Masih banyak anggota
siswa. komite sekolah yang belum memahami
peran dan fungsinya.
e. Mengundang orang tua yang memiliki
kepakaran tertentu untuk berbicara 3. Tugas kerja pengurus komite sekolah
sesuai bidangnya. masih bersifat memanfaatkan waktu
luang. Hal ini disebabkan kesibukan
f. Mengingatkan orang tua agar
pengurus komite sekolah, karena tugas
memperhatikan kegiatan pendidikan
menjadi komite sekolah bukan merupakan
anaknya termasuk menemani anak
profesi utamanya. Keadaan ini menjadi
mengerjakan PR, menanyakan
salah satu kendala kurang optimalnya
kegiatan harian anak, mendukung
peran dan fungsi komite sekolah.
kegiatan ekstrakulikuler anak dan
memberikan bimbingan pada anak. 4. Kontribusi masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah desa/LMD masih rendah
4. Di Singapura, organisasi kemitraan
atau bahkan belum berjalan, karena
orang tua-sekolah dikenal dengan
peran mediasi komite sekolah masih
nama Community and Parent in Support
lemah, sehingga peran tersebut seringkali
of Schools (COMPASS), merupakan
dijalankan oleh internal sekolah;
organisasi yang merepresentasikan

3
Revitalisasi Komite Sekolah

5. Rendahnya peran komite sekolah dalam melaksanakan pengawasan (controlling) terhadap


pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan, membuat komite sekolah lebih banyak
melakukan bentuk pengawasan tidak secara langsung.
6. Komite sekolah yang dibentuk banyak yang tidak memiliki AD dan ART.
7. Pemberlakukan pendidikan gratis dan adanya larangan pungutan di sekolah menyebabkan
komite sekolah kesulitan untuk menggalang sumberdaya pendidikan terutama dana dari
orangtua murid walaupun sifatnya hanya sebagai sumbangan.
Berbagai kelemahan tersebut menimbulkan kurang berfungsinya komite sekolah sebagai wadah
partisipasi masyarakat, sehingga terkadang komite sekolah hanya berfungsi sebagai pengesah
(stempel) kebijakan sekolah.

Rekomendasi Yang Diusulkan


1. Dalam mengatasi kesulitan mencari pengurus, sekolah perlu melakukan pemetaan
(profiling) orang tua/masyarakat yang berpotensi menjadi pengurus komite sekolah; hal
tersebut dilakukan dengan selalu menjalin komunikasi dan kemitraan sekolah dengan
orangtua murid, tokoh masyarakat/adat/agama dan dunia usaha di lingkungan sekolah;
2. Perlu dukungan dari Pemda tentang penguatan kembali fungsi komite sekolah (revitalisasi)
dalam menggalang sumberdaya pendidikan terutama yang tidak bisa dipenuhi dari
anggaran pemerintah. Hal tersebut mengingat anggaran pemerintah hanya bisa memenuhi
untuk kebutuhan operasional sekolah, dan sangat sulit digunakan untuk pengembangan/
peningkatan mutu layanan sekolah. Oleh karena itu perlu dukungan sumberdaya dari
masyarakat dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku. Kebijakan pendidikan
gratis yang sudah banyak diberlakukan di daerah perlu dijelaskan kembali kepada
masyarakat tentang sasarannya, sehingga masyarakat tidak lagi beranggapan bahwa semua
biaya pendidikan gratis. Selain itu, Pemda juga bisa meminta dukungan kepada perusahaan
yang ada di wilayahnya untuk mengalokasikan dana CSR-nya untuk pengembangan/
peningkatan mutu sekolah.
3. Penguatan kapasitas pengurus bisa dilakukan dengan cara melakukan bimtek oleh Dewan
Pendidikan atau berbagi pengalaman dari komite sekolah yang dinilai berhasil. Terkait
dengan hal ini, Dewan Pendidikan di setiap kabupaten/kota perlu membina minimal satu
komite sekolah pada setiap jenjang pendidikan untuk dijadikan model atau acuan bagi
komite sekolah lainnya. Salah satu wujudnya ialah dengan menyusun AD ART yang bisa
menjadi salah satu pedoman dalam mengelola komite sekolah.
4. Peningkatan peran komite sekolah dalam pengalangan sumber daya perlu diawali dengan
pengenalan program sekolah, misalnya penguatan pendidikan karaker. Dalam upaya
mewujudkan ketercapaian program tersebut, maka komite bisa ikut mendukung dengan
memberdayakan orangtua dan masyarakat yang memiliki kompetensi tertentu untuk
menjadi sumber belajar.

Policy Brief ini merupakan hasil dari penelitian/ kajian yang dilakukan oleh Pusat
Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016,
untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Pusat Penelitian Kebijakan
Pendidikan dan Kebudayaan
Komplek Perkantoran Kemendikbud, Gedung E lantai 19,
Jalan Jendral Sudirman, Jakarta
4

Anda mungkin juga menyukai