Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka
Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha
pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,
pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum cukup dalam meningkatkan
kualitas pendidikan (Depdiknas, 2001:2).
Salah satu wujud aktualisasinya dibentuklah suatu badan yang mengganti
keberadaan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) yakni Komite
Sekolah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 044/U/2002
tanggal 2 April 2002. Penggantian nama BP3 menjadi Komite Sekolah didasarkan
atas perlunya keterlibatan masyarakat secara penuh dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam
peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan
berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran,
ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah.
Beberapa alasan penulis memilih tema di atas adalah: 1) adanya fenomena
yang berkembang di masyarakat terhadap keberadaan Komite Sekolah dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan 2) Komite Sekolah merupakan organisasi
baru dalam dunia pendidikan yang menarik untuk ditelaah lebih mendalam

1
khususnya dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mendasar yang
hendak dibahas adalah bagaimana upaya yang dilakukan oleh Komite Sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Manfaatnya: (1) bagi Guru, sebagai informasi
mengenai upaya yang telah dilakukan Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan, dan (2) bagi Komite Sekolah, sebagai sarana untuk menumbuh
kembangkan upaya meningkatkan mutu pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Komite Sekolah


Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak
begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada
pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu
pendidikan.
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah,
jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas
nomor: 044/U/2002).

Tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah:


a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis
dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan
pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

Adapun fungsi Komite Sekolah, sebagai berikut:


a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/ dunia
usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu.

3
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
1) kebijakan dan program pendidikan
2) rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah (RAPBS)
3) kriteria kinerja satuan pendidikan
4) kriteria tenaga kependidikan
5) kriteria fasilitas pendidikan, dan
6) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan
e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan
f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan.
g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan
(Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

B. Peranan Komite Sekolah


Secara kontekstual, peran Komite Sekolah sebagai:
a) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanan
kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
b) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
c) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.
d) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan
pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Depdiknas dalam bukunya Partisipasi Masyarakat, menguraikan tujuh
peranan Komite Sekolah terhadap penyelenggaraan sekolah, yakni:

4
a. Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan kegiatan
belajar-mengajar di sekolah baik sarana, prasarana maupun teknis
pendidikan.
b. Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa. Membantu usaha
pemantapan sekolah dalam mewujudkan pembinaan dan
pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan bernegara,
pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan, berorganisasi,
dan kepemimpinan), keterampilan dan kewirausahaan, kesegaran
jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta apresiasi seni
dan budaya.
c. Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu.
d. Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan
kurikulum, baik intra maupun ekstrakurikuler dan pelaksanaan
manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan
karyawan.
e. Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah.
f. Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
g. Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan
tertentu (Depdiknas, 2001:17).
Mengacu pada peranan Komite Sekolah terhadap peningkatan
mutu pendidikan, sudah barang tentu memerlukan dana. Dana dapat
diperoleh melalui iuran anggota sesuai kemampuan, sumbangan
sukarela yang tidak mengikat, usaha lain yang tidak bertentangan
dengan maksud dan tujuan pembentukan Komite Sekolah.

C. Hubungan Sekolah dengan Komite Sekolah


Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat. Sekolah
merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah mengambil
siswanya dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari

5
dukungan sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan
masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka
penyelenggaraan pendidikan.
Adanya hubungan yang harmonis antar sekolah dan masyarakat yang
diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu
mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program
pendidikan, dalam bentuk:
a. Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas pendidikan,
memberikan bantuan dana serta pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah.
b. Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang
dimiliki anaknya, dan
c. Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak (Depdiknas,
2001:19).
Berkenaan dengan peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat,
subtansi pembinaannya harus diarahkan kepada meningkatkan kemampuan
seluruh personil sekolah dalam:
a) Memupuk pengertian dan pengetahuan orang tua tentang pertumbuhan pribadi
anak.
b) Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak yang baik, dengan
harapan mereka mampu memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anaknya
dalam mengikuti pelajaran.
c) Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang program pendidikan
yang sedang dikembangkan di sekolah.
d) Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang hambatan-hambatan
yang dihadapi sekolah.
e) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan serta memajukan
sekolah.
f) Mengikutsertakan orang tua dan tokoh masyarakat dalam merencanakan dan
mengawasi program sekolah (Depdiknas, 2001:20).

6
D. Konsep Mutu Pendidikan
Mutu dalam konteks "hasil" pendidikan mengacu pada prestasi yang
dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai
atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes
kemampuan akademis, dapat pula prestasi bidang lain seperti olah raga, seni
atau keterampilan tertentu (komputer, beragam jenis teknik, jasa). Bahkan
prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible)
seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan
sebagainya (Umaedi, 1999:9).
Pengertian mutu secara umum adalah gambaran dan karakteristik yang
menyeluruh dari barang - barang dan jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan dalam konteks pendidikan.
Pengertian mutu mencakup Input, proses dan output pendidikan (Depdiknas
Buku 1 MPMBS, 2001:25).
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
kebutuhan untuk keberlangsungan proses. Input pendidikan meliputi SDM dan
perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya
proses dan pencapaian target.
Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.
Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input,
sedangkan sesuatu yang diperoleh dari hasil proses disebut output. Output
pendidikan merupakan hasil kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
upaya-upaya yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan, meliputi:
a. peningkatan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam kemajuan sekolah,
khususnya dukungan moril dan material,
b. peningkatan kesejahteraan guru,
c. pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran,
d. pengawasan terhadap program pendidikan di sekolah. Upaya-upaya tersebut
sudah dilakukan Komite Sekolah secara maksimal sesuai dengan kemampuan
pengurus Komite Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

B. Saran
Upaya Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu
mendapat dukungan dari seluruh komponen pendidikan, baik guru, Kepala
Sekolah, siswa, orang tua/wali murid, masyarakat, dan institusi pendidikan. Oleh
karena itu perlu kerjasama dan koordinasi yang erat di antara komponen
pendidikan tersebut sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan yang
dilaksanakan dapat efektif dan efisien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah


(Buku 1). Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2001. Partisipasi Masyarakat. Jakarta: Depdikbud.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 044/U/2002 tentang Dewan


Pendidikan dan Komite Sekolah.

Soenarya, Endang. 2000. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendidikan


Sistem. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa.

Umaedi. 1999. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

http://re-searchengines.com/trimo80708.html

http://numaniez.blogspot.com/2009/04/peranan-komite-sekolah-dalam.html

9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah yang berjudul "PERAN KOMITE SEKOLAH" dengan
baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT meridhai
segala usaha kami. Amin.

Serang, 02 Nopember 2017

Penyusun

i
10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3


A. Konsep Dasar Komite Sekolah ......................................... 3
B. Peranan Komite Sekolah .................................................... 4
C. Hubungan Sekolah dengan Komite Sekolah ...................... 5
D. Konsep Mutu Pendidikan ................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................ 8


A. Kesimpulan......................................................................... 8
B. Saran ................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 9

ii
11
MAKALAH
PERAN KOMITE SEKOLAH

OLEH:

HADI RISYADI

NPM. 7772160159

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Jl. Raya Jakarta Km. 04 Pakupatan Serang

Telepon : (0254) 280330, Ext 204 Fax. (0254) 281254, Hp Pasca : 081808292917

12

Anda mungkin juga menyukai