namun demikian bukan berarti mereka tidak memiliki peranan pada bidang akademik. Justru
Guru Bimbingan dan Konseling dapat menjadi penunjang keberhasilan siswa pada bidang
akademik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang akademik dimulai dari saat
pertama peserta didik memasuki sekolah, dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan
potensidirinya pada bidang akademik.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Non
Akademik
Disamping pada bidang akademik, pelayanan Bimbingan dan Konseling juga
dilaksanakan pada bidangnon akademik. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk
mengembangkan potensi siswa pada bidang non akademik,sehingga bakat maupun minat
peserta didik dapat berkembang secara optimal.
3. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Psikologis
4. Pemahaman aspek psikologis.
Siswa pada
institusi
pendidikan
memiliki
kontribusi
yang
sangat
berarti
dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan
karakteristik siswa yang unik dilihatdari segi perilaku, kepribadian, sikap, minat motivasi,
perhatian, persepsi, daya pikir, intelegensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis yang
berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain.Tidak ada dua individu yang sama.
Perbedaan karakteristik psikologis siswa harus dipahami oleh semua guru. Namun kenyataan
tidak semua guru dapat memperhatikan hal tersebut, apalagi guru mata pelajaran yang sering
kalidikejar dengan target kurikulum yang harus dipenuhi.Pelayanan Bimbingan dan
Konseling
pada
bidang
psikologis
meliputi
pengembangan
pribadi
siswa
pada
bidang psikologis seperti pemahaman terhadap diri sendiri, konsep diri, minat, bakat,
kemampuan, sikap, sifat dansebagainya. Pelayanan ini bertujuan agar siswa lebih memahami
dirinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
B. Pengembangan Diri Melalui kegiatan Ekstra Kurikuler
1. Struktur Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling. Kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
b. Paradigma, Visi dan Misi
1) Paradigma
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan fisik, psikologis dan sosial
dalam bingkai budaya guna mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik.
Artinya, pengembangan berdasarkan kaidah-kaidah fisiologis, psikologis, sosiologis,
dan keilmuan, serta teknologi pendidikan yang dikemas dalam kaji-terapan program
kegiatan yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.
2) Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara
optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna
untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
3) Misi
a) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.
b) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka
penyusunan program BK seperti: ruang kerja tenaga bimbingan beserta peralatannya, ruang
konsultasi, ruang tunggu, ruang tata usaha BK, peralatan administrasi, dll. Sarana teknis
adalah alat-alat atau instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan
seperti tes baku, daftar checklist, angket, format anekdot, daftar penilaian, kartu pribadi, dll.
d. Penentuan Sarana personil dan Pembagian Tugas
Sarana personil dalam penyusunan rencana program BK adalah orang-orang yang
akan dilibatkan dalam penyusunan program BK dan mereka akan diberi tugas apa. Seperti
orang-orang yang bisa dilibatkan dalam penyusunan program BK adalah: konselor atau
pembimbing, kepala sekolah, guru mata pelajaran, pegawai, perwakilan orang tua siswa, dan
komite sekolah.
e. Kegiatan penunjang
Dalam penyusunan rencana program BK di sekolah diperlukan kegiatan-kegiatan
pendukung terutama pertemuan staf bimbingan dan hubungan dengan masyarakat yang
terkait dengan rencana program BK yang disusun. Misalnya, rencana penyusunan program
BK yang berkenaan dengan bidang karir, bisa melibatkan lembaga-lembaga karir tertentu.
3. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Penyusunan program BK di sekolah harus merujuk kepada program sekolah secara
umum. Artinya program BK di sekolah tidak boleh bertentangan dengan program sekolah
yang bersangkutan dan berorientasi dengan kebutuhan sekolah secara umum. Oleh sebab itu,
program layanan BK di sekolah harus mendukung program pendidikan di sekolah yang
bersangkutan,
program
utama
sekolah
adalah
menyelenggarakan
pendidikan
dan
pembelajaran. Tujuan pendidikan dan pembelajaran di sekolah tidak akan tercapai secara
optimal tanpa dukungan pelayanan bimbingan dan konseling.
Langkah-langkah penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:
a. Menentukan karakteristik siswa.
Tugas-tugas perkembangan siswa perlu dipertimbangkan dalam penyusunan program
BK ditingkat satuan pendidikan. Apabila program BK disusun adalah untuk tingkat
satuan sekolah dasar maka harus memperhatikan karakteristik dan tugas-tugas
D. Bidang Pengembangan
1. Bidang Pengembangan Pribadi
a. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi
Pengembangan pribadi siswa melalui pelayanan BK di sekolah bisa diwujudkan
melalui layanan bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang
membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi. Bidang
pengembangan pribadi siswa adalah mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang
menyangkut dengan Tuhan dan dirinya sendiri.
Menurut Surya dan Winkel (1991) aspek-aspek persoalan individu membutuhkan
layanan bimbingan pribadi adalah:
a) Kemampuan individu memahami dirinya sendiri.
b) Kemampuan individu mengambil keputusan sendiri.
c) Kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan batinnya
sendiri.
b. Makna Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada
terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam
mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara baik.
Menurut Surya (1988) bimbingan pribadi merupakan bimbingan dalam menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Relavan dengan Surya, Winkel (1991)
menyatakan bahwa bimbingan pribadi merupakan proses bantuan yang menyangkut keadaan
batinnya sendiri, kejasmaniaannya sendiri.
Berdasarkan pengertian diatas bimbingan pribadi (personal guidance) bisa bermakna
bimbingan untuk membantu individu mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi.
c. Tujuan Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi betujuan untuk membantu individu agar bisa memecahkan
masalah-masalah yang bersifat pribadi. Tujuan bimbingan pribadi untuk:
a) Mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi.
b) Mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara baik.
c) Mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap sendiri, atau memecahkan masalah
sendiri.
d) Agar individu bisa mengatur dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan
jasmani, dan pengisian waktu luang.
d. Bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu:
a) Layanan Informasi.
Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan fisik,
motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas, pengertian, moral,
dan perkembangan kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini
dapat mencakup informasi tentang: ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan dan
pentingnya IPTEK bagi manusia.
b) Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi mencakup:
identitas individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat, dll.
c) Orientasi
Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup: suasana, lembaga dan
objek pengembangan pribadi.
2. Bidang Pengembangan Sosial
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan sosial adalah: suasana, lembaga dan
objek-objek pengembanga sosial.
3. Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar
a. Aspek-aspek bimbingan belajar.
Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar atau
bimbingan akademik adalah: kemampuan belajar yang rendah, motivasi belajar yang lemah,
minat belajar yang rendah, tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu, kesulitan
berkonsentrasi, sikap belajar yang tidak terarah, prilaku yang suka mengganggu teman ketika
bekajar, prestasi belajar yang rendah, penyaluran kelompok belajar, pemilihan dan penyaluran
jurusan, pemilihan pendidikan lanjutan, gagal ujian, tidak naik kelas, tidak lulus ujian, dll.
b. Makna bimbingan belajar.
Bimbingan belajar adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam
mengatasi kesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di institusi pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut, bimbingan belajar bisa bermakna suatu bantuan dari pembimbing
kepada terbimbing dalam menghadapi dan memecahkan masala-masalah belajar.
c. Tujuan bimbingan belajar
Tujuan bimbingan belajar adalah membantu individu atau siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa. Secara
khusus tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah belajar.
d. Bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar
Bentuk bimbingan belajar kepada siswa adalah menyesuaikan dengan masalah belajar
yang terjadi dan dihadapi oleh siswa. Beberapa bentuk layanan yang bisa diberikan kepada
siswa di sekolah adalah:
a) Orientasi kepada siswa tentang tujuan institusional, isi kurikulum pembelajaran,
struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan
corak pendidikan d sekolah.
b) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belaar yang tepat selama
mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik individual maupun kelomok.
c) Bantuan dalam memilih jurusan, kegiatan non akademik yang menunjang usaha
belajar dan program studi lanjutan.
d) Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat
khusus, arah minat, cita-cita hidup dll.
e) Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulita belajar seperti kurang mampu
menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ujian,
kurang dapat berkonsentrasi dll.
f) Bantuan dalam hal membentuk kelompok belajar dan mengatur kegiatan belajar
kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien.
4. Bidang Pengembangan Karier
a. Aspek-aspek bimbingan karier
Beberapa aspek masalah karier yang membutuhkan pelayanan bimbingan karier di
sekolah adalah: pemahaman terhadap dunia kerja, perecanaan dan pemilihan karier,
penyediaan berbagai program studi yang berorientasi karier, nilai kehidupan yang berkenaan
dengan karier, cita-cita masa depan, minat terhadap karier tertentu, kemampuan dalam bidang
karier tertentu, bakat khusus dalam bidang karier tertentu, kepribadian yang berkenaan
dengan karier tertentu, harapan keluarga, masa depan karier yang akan diperoleh,
penyesuaian diri terhadap tuntutan karier, pasar kerja, kemungkinan pengembangan karier,
dll.
b. Makna bimbingan karier
Menurut Winkel (1991), bimbingan karier merupakan bantuan dalam mempersiapkan
diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan tertentu serta membekali diri
agar siap memangku jabatan tersebut dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang telah dimasuki. Bimbingan karier bermakna suatu bantuan dari pembimbing
kepada terbimbing (siswa) dalam menghadapi dalam memecahkan masalah-masalah karier.
c. Tujuan bimbingan karier
Tujuan bimbingan karier adalah:
a) Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau profesi tertentu.
b)Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karir atau jabatan atau profesi secara
benar.
c) Agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karir tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
d) Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karir yang akan dipilihnya nanti.
e) Agar siswa mampu mengembangkan karir setelah selesai dari pendidikannya.
Selain itu tujuan bimbingan karir di sekolah adalah agar siswa mampu memahami,
merencanakan, memilih menyesuaikan diri, dan mengembangkan karier- karier tertentu
setelah mereka tamat dari pendidikannya.
d. Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
Jenis layanan bimbingan karier yang bisa diberikan kepada siswa antara lain:
1) Layanan informasi tentang diri sendiri yang mencakup: kemampuan intelektual,
bakat khusus di bidang akademik, minat-minat umum dan khusus, hasil belajar
dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya dengan
karier seperti potensi kepemimpinan, nilai kehidupan dan cita-cita masa depan,
keterampilan khusus yang dimiliki siswa, kesehatan fisik dan mental, kematangan
vokasional,dll.
2) Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karir
yang mencakup: informasi pendidikan (educational information), informasi jabatan
(vocational information), dll.
3) Layanan penempatan yakni usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa
depannya selama masih dibangku sekolah dan sesudah tamat, dalam mengambil
program studi tertentu sebagai stufdi lanjutan. Tujuan layanan ini adalah agar siswa
menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan non
akademik yang menunjang perkembangannya dan semakin merealisasikan masa
depannya. Layanan ini mencakup: perencanaan masa depan, pengambilan
keputusan, penyaluran ke salah satu jalur studi akademik, program kegiatan
ekstrakurikuler, program persiapan pra-jabatan, pemantapan dan re-orientasi
apabila diperlukan, pengumpulan data dalam rangka penelitian.
4) Orientasi.
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karir mencakup: suasana, lembaga,
dan objek karir seperti kantor, bengkel, pabrik, dll.
5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
a. Aspek-aspek pengembangan kehidupan berkeluarga.
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi individu (siswa) karena keluarga
merupakan lembaga sosial tetapi lingkupnya lebih kecil. Aspek-aspek pengembangan
kehidupan berkeluarga yang membutuhkan layanan bekal antara lain:
1) Pemahaman tentang fungsi-fungsi, peranan dan tanggung jawab keluarga
2) Pemahaman tentang kesehatan reproduksi pada manusia
3) Prilaku seksual yang benar
4) Pernikahan
5) Perceraian
6) Talak dan rujuk
7) Kelahiran
8) Hubungan antara anggota keluarga
b. Makna bimbingan kehidupan berkeluarga
Bimbingan kehidupan berkeluarga merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh
individu kepada individu lain dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan
berkeluarga. Melalui bimbingan kehidupan sosial berkeluarga, individu dibantu mencarikan
alternatif bagi pemecahan masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
c. Tujuan bimbingan kehidupan berkeluarga di sekolah
Tujuan BK pada bidang ini adalah agar siswa memperoleh pemahaman yang benar
tentang kehidupan berkeluarga. Selain itu bertujuan agar para siswa mampu memecahkan
masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
d. Bentuk-bentuk bimbingan pengembangan kehidupan berkeluarga
Layanan BK berkenaan dengan hal ini dapat diberikan pada siswa dalam bentuk:
1) Layanan data.
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan kedepan ke arah dan tentang sesuatu
yang baru. Layanan orientasi akan mengantarkan siswa memasuki suasana ataupun objek
baru agar ia dapat mengambil manfaat yang berkenaan dengan situasi atau objek yang baru
tersebut.
b. Tujuan layanan orientasi
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru dan dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya
dari berbagai sumber yang ada itu.
c. Isi layanan orientasi.
Isi layanan orientasi adalah berbagai hal berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan
objek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal tersebut melingkupi bidang-bidang:
pengembangan pribadi, pengembangan hubungan sosial, pengembangan kegiatan belajar,
pengembangan karir, pengembangan kehidupan keluarga, dan pengembanga kegidupan
beragama.
d. Teknik layanan orientasi.
1) Format lapangan.
Format ini ditempuh apabila siswa melakukan kegiatan keluar kelas dalam rangka
mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan. Format ini biasanya
dilakukan dimana siswa mengunjungi objek-objek tertentu seperti perpustakaan
laboratorium, dsb.
2) Format klasikal.
Dengan format ini, kegiatan layanan orientasi dilaksanakan di dalam kelas atau
ruangan. Objek-objek yang menjadi isi layanan dibawa ke dalam kelas dalam
bentuk contoh-contoh, ilustrasi melalui gambar, film, tampilan video dll. Isi
layanan disajikan, dipersepsi, dicermati, di diskusikan, diperlakukan secara bebas
dan terbuka.
3) Format kelompok.
Melalui format ini lebih memungkinkan dilakukannya akses yang lebih
memungkinkan dilakukannya akses yang lebih intensif terhadap objek layanan.
Selain itu layanan ini juga dapat memanfaaatkan dinamika kelompok sehingga
hasil layanan dapat lebih optimal.
4) Format individual
Format ini merupakan format khusus dilakukan terhadap individu-individu
tertentu. Isi layanan juga bersifat khusus disesuaikan dengan kebutuhan individu
yang bersangkutan.
5) Format politik
Dengan format ini konselor berupaya menghubungkan dan mengaktifkan pihakpihak diluar peserta layanan untuk memberikan dukungan dan fasilitas yang
memudahkan pelaksanaan layanan dan menguntungkan peserta layanan.
2. Layanan Informasi
a. Makna layanan informasi
Menurut Winkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya
memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi
bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman
tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.
b. Tujuan layanan informasi
Layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui menguasai informasi
yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan
dirinya. Penguasaan informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah,
pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu serta
memungkinkan individu yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hakhaknya.
c. Isi layanan informasi
Informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling adalah:
1) Informasi tentang perkembangan diri.
2) Informasi tentang hubungan antarpribadi, sosial, nilai-nilai dan moral.
3) Informasi tentang pendidikan, kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4) Informasi tentang dunia karir dan ekonomi.
5) Informasi tentang sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan.
6) Informasi tentang kehidupan berkeluarga.
7) Informasi tentang agama dan kehidupan beragama beserta beluk beluknya.
d. Teknik layanan informasi
Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah :
1) Ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini paling umum digunakan dalam
penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan termasuk pelayanan bimbingan
dan konseling.
2) Melalui media. Penyampaian informasi dapat dilakukan melalui media seperti alat
peraga, media tertulis,gambar, poster, dll.
3) Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan berkenaan dengan
acara khusus di sekolah; misalnya Hari Tanpa Asap Rokok,dalam acara tersebut
disampaikan berbagai informasi berkenaan dengan hari-hari tersebut dan dilakukan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut.
4) Nara sumber. Layanan informasi juga bisa diberikan kepada nara sumber. Misalnya
informasi obat-obatan terlarang. Dengan begitu informasi tidak menjadi monopoli
konselor.
e. Kegiatan Pendukung Layanan Informasi
Beberapa kegiatan pendukung layanan informasi adalah:
1) Aplikasi instrumen dan himpunan data. Data yang tercantum dalam himpunan data
dapat dipergunakan untuk: a) menetapkan informasi yang menjadi layanan
3) Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi diri siswa dengan kondisi
1)
2)
3)
4)
4.
a.
kepada individu atau siswa baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai
kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Oleh sebab itu layanan konten
bermakna suatu bantuan kepada siswa agar menguasai aspek-aspek konten tersebut secara
terintegrasi.
b. Tujuan layanan penguasaan konten.
Tujuan layanan konten secara lebih khusus sesuai fungsi-fungsi bimbingan dan
konseling adalah:
1) Fungsi pemahaman. Bertujuan agar siswa memahami berbagai konten tertentu
yang mencakup fakta, konsep, proses dll.
2) Fungsi pencegahan. Bertujuan untuk membantu individu agar tercegah dari
masalah tertentu terlebih apabila individu mengalami masalah.
3) Fungsi pengentasan. Bertujuan untuk mengentaskan atau mengatasi masalah yang
sedang dialami siswa.
4) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Bertujuan untuk mengembangkan
potensi diri siswa sekaligus memelihara potensi yang telah berkembang tersebut.
c. Isi layanan penguasaan konten.
Isi layanan penguasaan konten mencakup: a) pengembangan kehidupan pribadi, b)
pengembangan kemampuan hubungan sosial, c) pengembangan kegiatan belajar, d)
pengambangan dan perencanaan karir, e) pengembangan kehidupan berkeluarga, f)
pengembangan kehidupan beragama.
d. Teknik layanan penguasaan konten.
Layanan penguasaan konten umumnya diselenggarakan secara langsung dan tatap
muka melalui format klasikal, kelompok atau individual. Pembimbing secara aktif
menyajikan bahan, memberi contoh, memotivasi, mendorong dan menggerakkan siswa untuk
berpartisipasi secara aktif mengikuti materi dan kegiatan layanan.
e. Kegiatan pendukung layanan penguasaan konten.
Konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus umumnya ditempuh
apabila peserta layanan penguasaan konten memerlukan tindak lanjut tertentu. Dari hasil
penilaian layanan penguasaan konten, akan dapat diidentifikasi siswa mana yang memerlukan
tindak lanjut.
f. Pelaksanaan layanan penguasaan konten.
1) Perencanaan.
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
4) Analisis hasil evaluasi
5) Tindak lanjut
6) Laporan
5. Layanan Konseling Perorangan.
a. Makna layanan konseling perorangan.
Bermakna layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang pembimbing
terhadap seorang siswa dalam rangka pengentasan masalah pribadi siswa. Melalui konseling
perorangan siswa akan memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahn yang
dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya, serta kemungkinan upaya untuk mengatasi
masalahnya.
b. Tujuan layanan konseling perorangan.
Secara lebih khusus tujuan layanan konseling perorangan adalah:
1) Fungsi pemahaman. Bertujuan agar siswa memahami seluk beluk yang dialami
secara mendalam dan komprehensif, positif dan dinamis.
2) Fungsi pengentasan. Bertujuan untuk mengentaskan siswa dari masalah yang
dihadapinya.
3) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Bertujuan untuk mengembangkan dan
memelihara unsur-unsur positif yang ada pada diri siswa.
c. Isi layanan konseling perorangan.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling perorangan mencakup:
1) Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan pribadi.
2) Bidang pengembangan sosial
3) Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar
4) Bidang pengembangan karir
5) Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
6) Bidang pengembangan kehidupan beragama
d. Teknik layanan konseling perorangan.
1) Kontak mata
2) Kontak psikologi
3) Ajakan untuk berbicara
4) Penerapan 3M (mendengar dengan cermat, memahami secara tepat, dan merespon
secara positif)
5) Keruntutan, dll
e. Kegiatan pendukung layanan konseling perorangan.
Adapun kegiatan-kegiatan pendukung layanan konseling perorangan adalah: aplikasi
instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
f. Pelaksanaan layanan konseling perorangan.
pendalaman,
dan
pemberian
contoh
untuk
lebih
pemecahan masalah tersebut, para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus yaitu: 1)
terkembangnya persaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah lauk
khususnya dan bersosialisasi serta berkomunikasi, 2) terpecahnya masalah individu yang
bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu lain yang
menjadi peserta layanan.
c. Isi Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan
masalah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan
terlebih dahulu dan setrusnya.
d. Teknik Layanan Konseling Kelompok
Beberapa teknik yang bisa digunakan dalam layanan konseling kelompok adalah:
1) Teknik umum. Secara umum, teknik yang digunakan dalam penyelenggaraan
layanan konseling kelompok mengacu kepada berkembangnya dinamika
kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok untuk mencapai tujuan
layanan. Teknik tersebut secara garis besar meliputi 1) komunikasi secara
efektif dan dinamis, 2) pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif
dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi, 3)
dorongan minimal untuk memantapkan respon aktivitas anggota kelompok, 4)
penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan
analisis, argumentasi dan pembahasan, 5) pelatihan untuk membentuk pola
tingkah laku baru yang dikehendaki.
2) Teknik permainan kelompok. Dalam layanan konseling kelompok dapat
diterapkan teknik permainan baik sebagai selingan maupun sebgai media yang
memuat materi pembicaran tertentu.
8. Layanan Konsultasi
a. Makna Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh
pembimbing terhadap seorang konsulti yang memungkinkannya memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau
permasalahn pihak ketiga. Dalam layanan konsulti, ada tiga pihak yang tidak bisa dipishkan
yaitu konselor, konsulti, dan pihak ketiga.
Konselor merupakan tenaga ahli konseling yang memiliki kewenangan melakukan
pelayanan konseling sesuai dengan bidang tugasnya. Konsulti adalah individu yang meminta
bantuan kepada konselor agar dirinya mampu menangani kondisi atau masalah yang dialami
pihak ketiga yang setidak-tidaknya sebagian menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan pihak
5) Alih tangan kasus. Dilakukan apabila masalah pihak ketiga yang dibawa
konsulti merupakan masalah yang tidak menjadi kewenangan konsultan untuk
menanganinya.
9. Layanan Mediasi
a. Makna layanan mediasi
Istilah mediasi terkait dengan istilah media yang berasal dari kata medium yang
berarti perntara. Berdasarkan hal tersebut mediasi bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
mengantarai atau menghubungkan yang semula terpisah.
Menurut Prayitno (2004) layanan mediasi merupakan layanan konseling yang
dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak
menemukan kecocokan.
b. Tujuan layanan mediasi
Secara umum layanan mediasi bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang positif
dan kondusif di antara para klien atau pihak-pihak yang bermusuhan. Secara lebih khusus
layanan mediasi bertujuan agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negatif menjadi
kondisi baru dalam hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah.
c. Isi Layanan Mediasi
Isi atau masalah yang dibahas dalam layanan mediasi adalah hal-hal yang berkenaan
dengan hubungan yang terjadi antara individu-individu atau kelompok yang sedang bertikai.
Masalah tersebut dapat mencakup: a) permasalahan atas kepemilikan sesuatu, b) kejadian
dadakan antara satu siswa atau sekelompok siswa, c) perasaan tersinggung, d) dendam dan
sakit hati, e) tuntutan atas hak.
d. Teknik Layanan Mediasi
Ada dua teknik yang bisa diterapkan dalam layanan mediasi:
1) Teknik umum. Yang termasuk dalam teknik umum adalah: a) mediasi diawali
dengan penerimaan terhadap siswa dan posisi duduk, b) penstrukturan. Melalui
penstrukturan konselor mengembangkan pemahaman peserta layanan tentang
layanan mediasi itu, c) ajakan untuk berbicara. Ajakan berbicara dapat dapat
diawali dengan upaya konselor mencari tahu adanya permasalahan ynag dialami
para siswa dan bagaimana konselor dapat bertemu dengan mereka.
2) Teknik khusus. Bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa yang berselisih.
Beberapa teknik khusus yang bisa diterapkan dalam layanan mediasi adalah: a)
informasi dan contoh pribadi. b) perumusan tujuan, pemberiana contoh dan latihan
bertingkah laku, c) nasihat. Teknik ini ini diterapkan apabila benar-benar
diperlukan, d) peneguhan hasrat dan kontrak. Teknik ini merupakan tahap pengunci
atas berbagai upaya pengubahan tingkah laku yang telah dilaksanakan.
e. Kegiatan Pendukung Layanan Mediasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Analisis hasil evaluasi
Tindak lanjut
Laporan
F. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi
a. Makna
Aplikasi instrumentasi dapat bermakna upaya pengungkapan melalui pengukuran
yang dilakukan dengan menggunakan lat ukur atau instrumen tertentu. Kondisi dalam diri
siswa perlu diungkap melalui aplikasi instrumentasi dalam rangka pelayanan BK untuk
memperoleh pemahaman tentang siswa secra lebih lengkap.
b. Tujuan
Tujuan aplikasi instrumentasi adalah supaya diperolehnya data tentang kondisi
tertentu siswa. Data yang diperoleh itu digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
penyelenggaraan BK.
2. Himpunan Data
a. Makna Himpunan Data
Data merupakan deskripsi atau gambaran, keterangan atau catatan tentang sesuatu.
Himpunan data dapat bermakna usaha-usaha untuk memperoleh data tentang peserta didk,
menganalisis dan menafsirkan, serta menyimpannya.
b. Tujuan
Penyelenggaraan himpunan data dapat bertujuan memperoleh pengertian yang lebih
luas, lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-masing peserta didik dan membantu siswa
memperoleh pemahaman diri sendiri.
3. Konferensi Kasus
a. Makna
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing guna
membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya. Konferensi kasus direncanakan dan
dipimpin oleh pembimbing, dihadiri oleh pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kasus dan
upaya pemechannya. Pihak yang terkait diharapkan memiliki komitmen yang tinggi untuk
teratasinya kasus secara baik dan tuntas.
b. Tujuan
Secara umum konferensi kasus bertujuan untuk mengumpulkan data secara lebih luas
dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan kasus dalam rangka
pemecahan masalah. Selain itu konferensi kasus juga bertujuan untuk pengembangan dan
pemeliharaan potensi-potensi siswadengan permasalahan yang dibahas dalam konferensi
kasus.
4. Kunjungan Rumah
a. Makna
Kunjungan rumah dapat bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam
kaitannya dengan permasalahan siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing
dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Tujuan
Secara umum kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data ynag lebih lengkap
dan akurat. Kunjungan rumah dilakukan dalam rangka mengumpulkan data atau melengkapi
data siswa yang terkait dengan keluarga. Dengan data yang lebih lengkap dan terbinanya
komitmen orang tua, maka upaya pencegahan masalah terutama yang disebabkan faktor
keluarga, lebih memungkinkan untuk data dilaksanakan.
5. Alih tangan kasus
a. Makna
Alih tangan kasus dapat dimaknai dengan upaya mengalihkan atau memindahkan
tanggung jawab memecahkan masalah atau kasus-kasus tertentu yang dialami siswa kepada
orang laib yang lebih mengetahui dan berwenang.
b. Tujuan
Alih tangan kasus bertujuan untuk memperoleh pelayanan yang optimal dan
pemecahan masala klien secara lebih tuntas. Alih tangan kasus secara khusus terkait dengan
fungsi fungsi Bimbingan dan Konseling.
Profesi Pendidikan
Pelayanan dan Pengembangan Diri Siswa
OLEH:
KELOMPOK 5:
SILVIA CITRA LINDA (1204938)
ADEK PERMATA SARI (1204912)
RM 10
DAFTAR PUSTAKA