Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA

Di Susun oleh:

kelompok 5

Anggota:

Anjeli wulandari 2020143701

Veni Veronika 2020143689

Wingka Ananda Valentina 2020143715

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 2
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4
BAB 2 PEMBAHASAN 1
A. Pengembangan Diri Melalui Pelayanan Konseling 2
B. Pengembangan Diri Melalui Kegiatan Ektra Kurikuler
3
C. Program BK Di Sekolah 4

D. Bidang Pengembangan 2
E. Jenis Layanan 3
F. Kegiatan Pendukung 2
BAB 3 PENUTUP 4

A. Kesimpulan 2
KATA PENGANTAR

              Puji syukur penulis ucapkan kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyele-
saikan pembuatan makalah yang berjudul
“Pelayanan Konseling dan Pengembangan Diri
Siswa”.

              Makalah ini dibuat sebagai tambahan ni-


lai dari tugas matakuliah Profesi Kependidikan.
Adapun tujuan penulisan membuat makalah ini
yaitu untuk mengetahui lebih luas mengenai ben-
tuk pelayanan konseling dan pengembangan diri
siswa. Tentu saja dalam pelaksanaan penelitian
dan penulisan makalah ini, penulis banyak diberi
bimbingan, arahan, petunjuk, dan dorongan dari
berbagai pihak sehingga penulis dapat mem-
berikan yang terbaik dalam penulisan makalah
ini. Karena itu dalam kesempatan ini, penulis in-
gin mengucapkan terima kasih yang sebesar – be-
sarnya kepada Ibu, serta pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itupenulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sehingga akan menam-
bah pengetahuan penulis dimasa yang akan datang.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umum-
nya.
BAB 1 PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

          Tahun 1993 merupakan tonggak baru bagi


pelaksana pelayanan bimbingan konseling,sebab
dalam SK Menpan No. 84/1993 secara eksplisit
dikemukakan tugas pokok Gurudan Guru Pem-
bimbing. Dikemukakan tugas pokok guru pem-
bimbing adalah menyusun program bimbingan,
melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi
pelaksanaanprogram, menganalisis hasil evaluasi
program dan melaksanakan tindak lanjut ter-
hadaphasil analisis pelaksanaan program.Dengan
dirancang, disosialisasikan dan pelaksanaan
KTSP, yang didalamnya termuatsalah satu kom-
ponen kurikulum tersebut adalah pengembangan
diri siswa, maka perlulah dikemukakan materi se-
bagaimana tersebut diatas. Hal-hal yang
berhubungan denganprogram pelayanan konsel-
ing dan pengembangan diri siswa sangat penting
diketahuioleh mahasiswa calon guru dengan hara-
pan nantinya setelah menjadi guru dan pengelo-
lapendidikan dapat bekerja sama dengan guru
pembimbing dalam rangka mengembangkan-
potensi siswa secara optimal.

B. Rumusan Masalah
A. Pengembangan Diri Melalui Pelayanan Konseling
B. Pengembangan Diri Melalui Kegiatan Ekstra Ku-
likuler
C. Program BK Di Sekolah
D. Bidang Pengembangan
E. Jenis Layanan
F. Kegiatan Pendukung

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memahami: 
1. Jenis layanan bimbingan konseling
2. Bidang pengembangan pelayanan bimbingan
3. Kegiatan pendukung bimbingan konseling
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Diri Melalui Pelayanan


Konseling
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
merupakan usaha membantu siswa dalam
mengembangkan kehidupan pribadi, sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengem-
bangan karier. Pelayanan Bimbingan dan Konsel-
ing memfasilitasi pengembangan diri siswa, baik
secara individual maupun kelompok, sesuai den-
gan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkemban-
gan serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini
juga bertujuan membantu mengatasikelemahan
dan hambatan serta masalah yang dihadapi siswa.
Tujuan umum pengembangan diri bertu-
juan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspre-
sikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta
didik denganmemperhatikan kondisi sekolah/
madrasah

Pelayanan Bimbingan dan Konseling da-


pat dikelompokan pada pengembangan diri
bidang akademik, nonakademik, serta psikologis.
1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada
Pengembangan Diri Bidang Akademik Guru
Bimbingan dan Konseling tidak mengajar pada
kelompok mata pelajaran, namun demikian bukan
berarti mereka tidak memiliki peranan pada
bidang akademik. Justru Guru Bimbingan dan
Konseling dapat menjadi penunjang keberhasilan
siswa pada bidang akademik. Pelayanan Bimbin-
gan dan Konseling pada bidang akademik dimulai
dari saat pertama peserta didik memasuki seko-
lah, dengan tujuan agar siswa dapat mengem-
bangkan potensidirinya pada bidang akademik.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada
Pengembangan Diri Bidang Non Akademik Dis-
amping pada bidang akademik, pelayanan
Bimbingan dan Konseling juga dilaksanakan pada
bidangnon akademik. Tujuan dari pelayanan ini
adalah untuk mengembangkan potensi siswa pada
bidang non akademik,sehingga bakat maupun mi-
nat peserta didik dapat berkembang secara opti-
mal.
3. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada
Pengembangan Diri Bidang Psikologis
4. Pemahaman aspek psikologis.

Siswa pada institusi pendidikan memiliki


kontribusi yang sangat berarti dalam pengemban-
gan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal
ini sesuai dengan karakteristik siswa yang unik
dilihatdari segi perilaku, kepribadian, sikap, mi-
nat motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, in-
telegensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis
yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang
lain.Tidak ada dua individu yang sama. Perbe-
daan karakteristik psikologis siswa harus dipa-
hami oleh semua guru. Namun kenyataan tidak
semua guru dapat memperhatikan hal tersebut,
apalagi guru mata pelajaran yang sering kalidike-
jar dengan target kurikulum yang harus dipenuhi.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang
psikologis meliputi pengembangan pribadi siswa
pada bidang psikologis seperti pemahaman ter-
hadap diri sendiri, konsep diri, minat, bakat, ke-
mampuan, sikap, sifat dan sebagainya. Pelayanan
ini bertujuan agar siswa lebih memahami dirinya,
sehingga dapat berkembang sesuai den-
gan potensi yang dimiliki.

B. Pengembangan Diri Melalui kegiatan


Ekstra Kurikuler
1. Struktur Kegiatan Ekstrakurikuler
A. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pen-
didikan di luar mata pelajaran dan pelayanan kon-
seling. Kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebu-
tuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/
madrasah.

B. Paradigma, Visi dan Misi


1. Paradigma
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
pengembangan fisik, psikologis dan sosial dalam
bingkai budaya guna mengembangkan potensi,
bakat, dan minat peserta didik. Artinya, pengem-
bangan berdasarkan kaidah-kaidah fisiologis,
psikologis, sosiologis, dan keilmuan, serta
teknologi pendidikan yang dikemas dalam kaji-
terapan program kegiatan yang diwarnai oleh bu-
daya lingkungan peserta didik.
2. Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkem-
bangnya potensi, bakat dan minat secara optimal,
serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan
peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat.
3. Misi
a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dip-
ilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka.
b. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan
kesempatan peserta didik mengekspresikan diri
secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau
kelompok.

C. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler


1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ek-
strakurikuler untuk mengembangkan kemampuan
dan kreativitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat dan minat mereka.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler un-
tuk mengembangkan kemampuan dan rasa tang-
gung jawab sosial peserta didik.
3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler
untuk mengembangkan suasana rileks, mengem-
birakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan.
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ek-
strakurikuler untuk mengembangkan kesiapan
karir peserta didik.

D. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler


1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler
yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat pe-
serta didik masing-masing.
2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler
yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara
sukarela oleh peserta didik.
3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ek-
strakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta
didik secara penuh.
4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ek-
strakurikuler dalam suasana yang disukai dan
mengembirakan peserta didik.
5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler
yang membangun semangat peserta didik untuk
bekerja dengan baik dan berhasil.
6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ek-
strakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentin-
gan masyarakat.

E. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler


1. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
(PASKIBRA).
2. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja
(KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan ke-
mampuan akademik, penelitian.
3. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi
pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya,
cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.
4. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan
substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan,
perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

F. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler


1. Individual, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti peserta didik secara perorangan.
2. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta
didik.
3. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti peserta didik dalam satu kelas.
4. Gabungan, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti peserta didik antarkelas/antarseko-
lah/antarmadrasah.
5. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti seorang atau sejumlah peserta didik
melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapan-
gan.
C. Program BK di Sekolah
1. Pengantar urgensi program bimbingan dan
konseling di sekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan
bagian integral dan tidak terpisahkan dari proses
pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap ke-
berhasilan proses pendidikan di sekolah. Hal ini
berarti proses pendidikan dan proses di sekolah
tidak akan memperoleh hasil yang optimal tanpa
didukung oleh penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling yang baik serta dipro-
gramkan secara baik pula. Dengan perkataan lain,
pelayanan BK di sekolah perlu direncanakan, di-
laksanakan, dan dinilai secara sistematis oleh
berbagai pihak.

2. Perencanaan Program Bimbingan dan Konsel-


ing di sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah terlaksana memalui sejumlah kegiatan
bimbingan. Kegiatan tersebut diselenggarakan
melalui suatu program bimbingan (guidance pro-
gram). Secara umum program bimbingan meru-
pakan suatu rancangan atau rencana kegiatan
yang akan dilaksanankan dalam jangka waktu ter-
tentu. Rancangan atau rencana tersebut disusun
secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi
dalam jangka waktu tertentu.
Dalam menyusun rencana program
bimbingan dan konseling di sekolah harus meli-
batkan berbagai pihak yang terkait. Keterlibatan
pihak-pihak tersebut mengingat manfaat layanan
BK di sekolah tidak saja akan dirasakan pihak
sekolah dalam hal ini siswa tetapi juga orang tua
dan masyarakat.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk


perencanaan program BK sebagai berikut:
a. Studi Kelayakan. Studi kelayakan merupakan re-
fleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan
suatu prgram bimbingan. Studi kelayakan juga
perlu dilakukan untuk melihat program mana
yang lebih layak dalam bentuk layanan bimbin-
gan terhadap siswa.

b. Penyusunan Program Bimbingan. dapat diker-


jakan oleh ahli bimbingan atau guru BK serta
konselor di sekolah dengan melibatkan tenaga
bimbingan yang lain.

Dalam menyusun rencana program BK, harus


diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pola dasar mana yang sebaiknya dipegang dan


stategi mana yang tepat untuk diterapkan.
2. Bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana
yang perlu di prioritaskan.
3. Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang
sesuai untuk melayani kebutuhan para siswa.
4. Keseimbangan yang wajar antara pelayanan
bimbingan secara kelompok dan secara individ-
ual.
5. Pengaturan pelayanan konsultasi.
6. Cara mengadakan evaluasi program.
7. Pelayanan rutin dan pelayanan insidental.
8. Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat
layanan bimbingan tertentu.
9. Petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh instansi
yang berwenang.

c. Penyediaan sarana Fisik dan Teknis

Sarana fisik adalah semua peralatan atau per-


lengkapan yang dibutuhkan dalam rangka
penyusunan program BK seperti: ruang kerja
tenaga bimbingan beserta peralatannya, ruang
konsultasi, ruang tunggu, ruang tata usaha BK,
peralatan administrasi, dll. Sarana teknis adalah
alat-alat atau instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes
baku, daftar checklist, angket, format anekdot,
daftar penilaian, kartu pribadi, dll.

d. Penentuan Sarana personil dan Pembagian Tugas

Sarana personil dalam penyusunan rencana


program BK adalah orang-orang yang akan dili-
batkan dalam penyusunan program BK dan
mereka akan diberi tugas apa. Seperti orang-
orang yang bisa dilibatkan dalam penyusunan
program BK adalah: konselor atau pembimbing,
kepala sekolah, guru mata pelajaran, pegawai,
perwakilan orang tua siswa, dan komite sekolah.

e. Kegiatan penunjang

Dalam penyusunan rencana program BK di


sekolah diperlukan kegiatan-kegiatan pendukung
terutama pertemuan staf bimbingan dan hubungan
dengan masyarakat yang terkait dengan rencana
program BK yang disusun. Misalnya, rencana
penyusunan program BK yang berkenaan dengan
bidang karir, bisa melibatkan lembaga-lembaga
karir tertentu.

3. Penyusunan Program Bimbingan dan Konsel-


ing di Sekolah

Penyusunan program BK di sekolah harus


merujuk kepada program sekolah secara umum.
Artinya program BK di sekolah tidak boleh
bertentangan dengan program sekolah yang
bersangkutan dan berorientasi dengan kebutuhan
sekolah secara umum.

Langkah-langkah penyusunan program bimbin-


gan dan konseling di sekolah adalah:

a. Menentukan karakteristik siswa.

Tugas-tugas perkembangan siswa perlu dipertim-


bangkan dalam penyusunan program BK dit-
ingkat satuan pendidikan. Apabila program BK
disusun adalah untuk tingkat satuan sekolah dasar
maka harus memperhatikan karakteristik dan tu-
gas-tugas perkembangan murid SD. Selanjutnya
dari karakteristik siswa pada masing-masing
tingkat akan diketahui kebutuhan-kebutuhannya,
dari situlah disusun program BK.

b. Penyusunan program.

Penyusunan program BK umumnya mengikuti 4


langkah pokok yaitu:

a. Indetifikasi kebutuhan
Program yang baik adalah program yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh karena itu,
suatu program BK hendaknya didasarkan atas
analisis kebutuhan.
b. Penyusunan rencana kegiatan
Rencana kegiatan bimbingan disusun atas
dasar jenis-jenis dan prioritas kebutuhan, baik ke-
butuhan masing-masing individu maupun kebu-
tuhan sekolah secara umum.

c. Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi


rencana program bimbingan yang telah disusun.
Dalam kaitan ini, format-format monitoring yang
telah dikembangkan dapat digunakan untuk men-
catat jalannya proses kegiatan.

d. Penilaian kegiatan

Penilaian dilakukan mencakup semua


kegiatan BK yang telah dilaksanakan. Penilaian
direncanakan dan dilakukan pada setiap tahap
kegiatan dalam keseluruhan program.

D. Bidang Pengembangan
1. Bidang Pengembangan Pribadi
a. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi
Pengembangan pribadi siswa melalui
pelayanan BK di sekolah bisa diwujudkan
melalui layanan bimbingan pribadi. Bimbingan
pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu
para siswa dalam menghadapi dan memecahkan
masalah pribadi. Bidang pengembangan pribadi
siswa adalah mengembangkan aspek-aspek
kepribadian siswa yang menyangkut dengan
Tuhan dan dirinya sendiri.
Menurut Surya dan Winkel (1991) aspek-aspek
persoalan individu membutuhkan layanan
bimbingan pribadi adalah:
a) Kemampuan individu memahami dirinya sendiri.
b) Kemampuan individu mengambil keputusan
sendiri.
c) Kemampuan individu memecahkan masalah yang
menyangkut keadaan batinnya sendiri.
b. Makna Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai
suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimb-
ing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tu-
gas perkembangan pribadi dalam mewujudkan
pribadi yang mampu bersosialisasi dan menye-
suaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Menurut Surya (1988) bimbingan pribadi
merupakan bimbingan dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi. Relavan
dengan Surya, Winkel (1991) menyatakan bahwa
bimbingan pribadi merupakan proses bantuan
yang menyangkut keadaan batinnya sendiri, ke-
jasmaniaannya sendiri.
Berdasarkan pengertian diatas bimbingan
pribadi (personal guidance) bisa bermakna
bimbingan untuk membantu individu mengatasi
masalah-masalah yang bersifat pribadi.
c. Tujuan Bimbingan Pribadi\Bimbingan pribadi be-
tujuan untuk membantu individu agar bisa
memecahkan masalah-masalah yang bersifat prib-
adi. Tujuan bimbingan pribadi untuk:
a) Mencapai tujuan dan tugas perkembangan prib-
adi.
b) Mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi
dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya se-
cara baik.
c) Mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap
sendiri, atau memecahkan masalah sendiri.
d) Agar individu bisa mengatur dirinya sendiri
dibidang kerohanian, perawatan jasmani, dan
pengisian waktu luang.
d. Bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi
Ada beberapa macam bentuk
layanan bimbingan pribadi, yaitu:
a) Layanan Informasi.
Informasi tentang tahap-tahap perkemban-
gan dapat mencakup perkembangan fisik, mo-
torik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial,
bermain, kreativitas,
b) Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berkenaan dengan
layanan bimbingan pribadi mencakup: identitas
individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat
pendidikan, prestasi, bakat, minat, dll.
c) Orientasi
Layanan orientasi bidang pengembangan
pribadi mencakup: suasana, lembaga dan objek
pengembangan pribadi.

2. Bidang Pengembangan Sosial


a. Aspek-aspek bimbingan sosial.
Selain program yang menyangkut dirinya
sendiri individu juga dihadapkan pada problem
yang terkait dengan orang lain. Problem individu
yang berhubungan dengan lingkungan sosial,
misalnya: kesulitan dalam persahabatan, kesulitan
mencari teman, merasa terasing dalam aktifitas
kelompok, kesulitan memperoleh penyesuaian
dalam kegiatan kelompok, kesulitan dalam
mewujudkan hubungan yang harmonis dalam
keluarga, kesulitan dalam menghadapi situasi
sosial yang baru.
b. Makna bimbingan sosial
Bimbingan sosial bermakna suatu bimbin-
gan atau bantuan dalam menghadapi dan memec-
ahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan,
konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Tujuan
bimbingan sosial
Tujuan utama bimbingan sosial adalah agar
individu yang dibimbing mampu melakukan in-
teraksi sosial secara baik dapat menyesuaikan
dengan lingkungannya. Dahlan (1989) meny-
atakan bahwa tujuan bimbingan sosial adalah
agar individu mampu mengembangkan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial dan makhluk cip-
taan Allah SWT.
c. Bentuk-bentuk layanan bimbingan sosial
Bentuk-bentuk layanan tersebut adalah sbb:
1) Layanan informasi yang mencakup:
a) Informasi tentang keadaan masyarakat masa ini
mencakup: informasi tentang ciri-ciri masyarakat
maju, makna ilmu pengetahuan, pentingnya
IPTEK bagi manusia.
b) Informasi tentang cara-cara bergaul.
Sebagai makhluk sosial individu perlu berhubun-
gan dengan orang lain dan dituntut untuk mampu
beradaptasi dengan lingkungannya.
2) Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan
sosial adalah: suasana, lembaga dan objek-objek
pengembanga sosial.

3. Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar


a. Aspek-aspek bimbingan belajar.
Beberapa aspek masalah belajar yang
memerlukan layanan bimbingan belajar atau
bimbingan akademik adalah: kemampuan belajar
yang rendah, motivasi belajar yang lemah, minat
belajar yang rendah, tidak berbakat pada mata
pelajaran tertentu, kesulitan berkonsentrasi, sikap
belajar yang tidak terarah, prilaku yang suka
mengganggu teman ketika bekajar, prestasi bela-
jar yang rendah, penyaluran kelompok belajar,
pemilihan dan penyaluran jurusan, pemilihan
pendidikan lanjutan, gagal ujian, tidak naik kelas,
tidak lulus ujian, dll.

b. Makna bimbingan belajar.


Bimbingan belajar adalah suatu bantuan
dari pembimbing kepada individu dalam hal men-
emukan cara belajar yang tepat, dalam memilih
program studi yang sesuai dan dalam mengatasi
kesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntutan
belajar di institusi pendidikan.

Tujuan bimbingan belajar


Tujuan bimbingan belajar adalah mem-
bantu individu atau siswa agar mencapai perkem-
bangan yang optimal sehingga tidak menghambat
perkembangan belajar siswa.

E. Jenis Layanan
1. Layanan Orientasi.
a. Makna layanan orientasi
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti
tatapan kedepan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru. Layanan orientasi akan mengantarkan siswa
memasuki suasana ataupun objek baru agar ia
dapat mengambil manfaat yang berkenaan dengan
situasi atau objek yang baru tersebut.
b. Tujuan layanan orientasi
Layanan orientasi bertujuan untuk mem-
bantu individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru dan
dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari
berbagai sumber yang ada itu.
c. Isi layanan orientasi.
Isi layanan orientasi adalah berbagai hal
berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan ob-
jek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal terse-
but melingkupi bidang-bidang: pengembangan
pribadi, pengembangan hubungan sosial,
pengembangan kegiatan belajar, pengembangan
karir, pengembangan kehidupan keluarga, dan
pengembanga kegidupan beragama.
d. Teknik layanan orientasi.
1) Format lapangan.
Format ini ditempuh apabila siswa
melakukan kegiatan keluar kelas dalam rangka
mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi
layanan. Format ini biasanya dilakukan dimana
siswa mengunjungi objek-objek tertentu seperti
perpustakaan laboratorium, dsb.
2) Format klasikal.
Dengan format ini, kegiatan layanan orien-
tasi dilaksanakan di dalam kelas atau ruangan.
Objek-objek yang menjadi isi layanan dibawa ke
dalam kelas dalam bentuk contoh-contoh, ilus-
trasi melalui gambar, film, tampilan video dll. Isi
layanan disajikan, dipersepsi, dicermati, di
diskusikan, diperlakukan secara bebas dan ter-
buka.
3) Format kelompok.
Melalui format ini lebih memungkinkan di-
lakukannya akses yang lebih memungkinkan di-
lakukannya akses yang lebih intensif terhadap ob-
jek layanan. Selain itu layanan ini juga dapat me-
manfaaatkan dinamika kelompok sehingga hasil
layanan dapat lebih optimal.
4) Format individual
Format ini merupakan format khusus di-
lakukan terhadap individu-individu tertentu. Isi
layanan juga bersifat khusus disesuaikan dengan
kebutuhan individu yang bersangkutan.
5) Format politik
Dengan format ini konselor berupaya
menghubungkan dan mengaktifkan pihak-pihak
diluar peserta layanan untuk memberikan dukun-
gan dan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan
layanan dan menguntungkan peserta layanan.
2. Layanan Informasi
a. Makna layanan informasi
Menurut Winkel (1991) layanan informasi
merupakan suatu layanan yang berupaya
memenuhi kekurangan individu akan informasi
yang mereka perlukan. Layanan informasi
bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa
dengan pengetahuan serta pemahaman tentang
lingkungan hidupnya dan tentang proses perkem-
bangan anak muda.
b. Tujuan layanan informasi
Layanan informasi bertujuan agar individu
(siswa) mengetahui menguasai informasi yang se-
lanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidup-
nya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Pen-
guasaan informasi dapat digunakan untuk mence-
gah timbulnya masalah, pemecahan suatu
masalah, untuk memelihara dan mengembangkan
potensi individu serta memungkinkan individu
yang bersangkutan membuka diri dalam mengak-
tualisasikan hak-haknya.
c. Isi layanan informasi
Informasi yang menjadi isi layanan bimbingan
dan konseling adalah:
1) Informasi tentang perkembangan diri.
2) Informasi tentang hubungan antarpribadi, sosial,
nilai-nilai dan moral.
3) Informasi tentang pendidikan, kegiatan belajar,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Informasi tentang dunia karir dan ekonomi.
5) Informasi tentang sosial budaya, politik, dan ke-
warganegaraan.
6) Informasi tentang kehidupan berkeluarga.
7) Informasi tentang agama dan kehidupan be-
ragama beserta beluk beluknya.
d. Teknik layanan informasi
Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk
layanan informasi adalah :
1) Ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini
paling umum digunakan dalam penyampaian in-
formasi dalam berbagai kegiatan termasuk
pelayanan bimbingan dan konseling.
2) Melalui media. Penyampaian informasi dapat di-
lakukan melalui media seperti alat peraga, media
tertulis,gambar, poster, dll.
3) Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini
dilakukan berkenaan dengan acara khusus di
sekolah; misalnya “Hari Tanpa Asap
Rokok”,dalam acara tersebut disampaikan berba-
gai informasi berkenaan dengan hari-hari tersebut
dan dilakukan berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan hal tersebut.
4) Nara sumber. Layanan informasi juga bisa
diberikan kepada nara sumber. Misalnya infor-
masi obat-obatan terlarang. Dengan begitu infor-
masi tidak menjadi monopoli konselor.
e. Kegiatan Pendukung Layanan Informasi
Beberapa kegiatan pendukung layanan informasi
adalah:
1) Aplikasi instrumen dan himpunan data. Data yang
tercantum dalam himpunan data dapat dipergu-
nakan untuk: a) menetapkan informasi yang men-
jadi layanan informasi, b) menetapkan calon pe-
serta layanan, c) menetapkan calon penyaji terma-
suk nara sumber yang akan diundang.
2) Konferensi kasus. Melalui konferensi kasus dapat
dibicarakan berbagai aspek penyelenggaraan
layanan informasi yang mencakup: a) informasi
yang dibutuhkan oleh subjek layanan, b) subjek
calaon peserta layanan, c) penyaji layanan, d)
waktu dan tempat layanan, e) rencana opera-
sional.
3) Kunjungan rumah. Kegiatan ini dilakuakan untuk
mengetahui pendapat orang tua dan kondisi ke-
hidupan keluarga terkait dengan penguasaan in-
formasi tertentu oleh anak atau anggota keluarga
lainnya. Apabila sulit melakukan kunjungan
rumah, bisa dilakukan dengan mengundang orang
tua ke sekolah.
4) Alih tugas kasus. Siswa yang ingin mendalami
informasi yang telah diterimanya diperlukan up-
aya lebih lanjut, alih tugas kasus perlu dilakukan.
Pembimbing bersama siswa mengatur pelak-
sanaan alih tugas kasus tersebut
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
a. Makna layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan adalah usaha-usaha
membantu siswa merencanakan masa depannya
selama masih di sekolah dan sesudah tamat,
memilih program studi lanjutan sebagai persiapan
untuk kelak memangku jabatan (Winkel, 1991).
b. Tujuan layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran bertu-
juan supaya siswa bisa menempatkan diri dalam
program studi akademik dan lingkup kegiatan
non akademik yang menunjang perkembangan-
nya serta semakin merealisasikan rencana masa
depan.
c. Isi layanan penempatan dan penyaluran.
Isi layanan penempatan dan penyaluran meliputi
dua sisi yaitu:
1) Sisi potensi diri siswa sendiri, mencakup: a)
potensi intelegensi, bakat, minat, dan kecenderun-
gan pribadi. b) kondisi psikofisik seperti terlalu
banyak bergerak, cepat lelah, alergi, c) kemam-
puan berkomunikasi dan kondisi hubungan sosial.
d) kemampuan panca indra. e) kondisi fisik
seperti jenis kelamin, ukuran badan dan lain-lain.
2) Kondisi lingkungan, mencakup: a) kondisi fisik,
kelengkapan dan tata letak serta susunannya. b)
kondisi udara dan cahaya. c) kondisi hubungan
sosial emosional. d) kondisi dinamis suasana
kerja dan bertingkah laku, e) kondisi statis seperti
aturan-aturan dan pembatasan-pembatasan.
d. Teknik layanan penempatan dan penyaluran.
Beberapa hal yang perlu dilakukan
pembimbing sebelum melaksanakan layanan pen-
empatan dan penyaluran adalah:
1) Mengkaji potensi dan kondisi diri subjek layanan
siswa.
2) Mengkaji kondisi lingkungan dari lingkungan
yang paling dekat dan mengacu kepada per-
masalahan subjek layanan.
3) Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi
diri siswa dengan kondisi lingkungannya serta
permasalahan yang berkembang pada diri siswa.
4) Mengkaji kondisi dan prospek lingkungan lain
yang mungkin ditempati.
5) Menempatkan subjek ke lingkungan baru.
e. Kegiatan pendukung layanan
1) Aplikasi instrumen dan himpunan data
2) Konferensi kasus
3) Kunjungan rumah
4) Alih tangan kasus
4. Layanan Penguasaan Konten
a. Makna layanan penguasaan konten
Menurut Prayitno (2004) layanan pen-
guasaan konten adalah suatu layanan bantuan
kepada individu atau siswa baik sendiri maupun
dalam kelompok untuk menguasai kemampuan
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
Oleh sebab itu layanan konten bermakna suatu
bantuan kepada siswa agar menguasai aspek-as-
pek konten tersebut secara terintegrasi.
b. Tujuan layanan penguasaan konten.
Tujuan layanan konten secara lebih khusus sesuai
fungsi-fungsi bimbingan dan konseling adalah:
1) Fungsi pemahaman. Bertujuan agar siswa mema-
hami berbagai konten tertentu yang mencakup
fakta, konsep, proses dll.
2) Fungsi pencegahan. Bertujuan untuk membantu
individu agar tercegah dari masalah tertentu ter-
lebih apabila individu mengalami masalah.
3) Fungsi pengentasan. Bertujuan untuk mengen-
taskan atau mengatasi masalah yang sedang di-
alami siswa.
4) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Bertu-
juan untuk mengembangkan potensi diri siswa
sekaligus memelihara potensi yang telah berkem-
bang tersebut.
c. Isi layanan penguasaan konten.
Isi layanan penguasaan konten mencakup:
a) pengembangan kehidupan pribadi, b) pengem-
bangan kemampuan hubungan sosial, c) pengem-
bangan kegiatan belajar, d) pengambangan dan
perencanaan karir, e) pengembangan kehidupan
berkeluarga, f) pengembangan kehidupan be-
ragama.
d. Teknik layanan penguasaan konten.
Layanan penguasaan konten umumnya dis-
elenggarakan secara langsung dan tatap muka
melalui format klasikal, kelompok atau individ-
ual. Pembimbing secara aktif menyajikan bahan,
memberi contoh, memotivasi, mendorong dan
menggerakkan siswa untuk berpartisipasi secara
aktif mengikuti materi dan kegiatan layanan.
e. Kegiatan pendukung layanan penguasaan konten.
Konferensi kasus, kunjungan rumah dan
alih tangan kasus umumnya ditempuh apabila pe-
serta layanan penguasaan konten memerlukan tin-
dak lanjut tertentu. Dari hasil penilaian layanan
penguasaan konten, akan dapat diidentifikasi
siswa mana yang memerlukan tindak lanjut.
f. Pelaksanaan layanan penguasaan konten.
1) Perencanaan.
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
4) Analisis hasil evaluasi
5) Tindak lanjut
6) Laporan

5. Layanan Konseling Perorangan.


a. Makna layanan konseling perorangan.
Bermakna layanan konseling yang dise-
lenggarakan oleh seorang pembimbing terhadap
seorang siswa dalam rangka pengentasan masalah
pribadi siswa. Melalui konseling perorangan
siswa akan memahami kondisi dirinya sendiri,
lingkungannya, permasalahn yang dialami, keku-
atan dan kelemahan dirinya, serta kemungkinan
upaya untuk mengatasi masalahnya.
b. Tujuan layanan konseling perorangan
Secara lebih khusus tujuan layanan konseling per-
orangan adalah:
1) Fungsi pemahaman. Bertujuan agar siswa mema-
hami seluk beluk yang dialami secara mendalam
dan komprehensif, positif dan dinamis.
2) Fungsi pengentasan. Bertujuan untuk mengen-
taskan siswa dari masalah yang dihadapinya.
3) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Bertu-
juan untuk mengembangkan dan memelihara un-
sur-unsur positif yang ada pada diri siswa.
c. Isi layanan konseling perorangan.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan
konseling perorangan mencakup:
1) Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang
pengembangan pribadi.
2) Bidang pengembangan sosial
3) Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan
belajar
4) Bidang pengembangan karir
5) Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
6) Bidang pengembangan kehidupan beragama
d. Teknik layanan konseling perorangan.
1) Kontak mata
2) Kontak psikologi
3) Ajakan untuk berbicara
4) Penerapan 3M (mendengar dengan cermat,
memahami secara tepat, dan merespon secara
positif)
5) Keruntutan, dll
e. Kegiatan pendukung layanan konseling peroran-
gan.
Adapun kegiatan-kegiatan pendukung
layanan konseling perorangan adalah: aplikasi in-
strumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
f. Pelaksanaan layanan konseling perorangan.
Pelaksanaan layanan konseling perorangan
juga menempuh beberapa tahapan kegiatan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil
evaluasi, tindak lanjut.

6. Layanan Bimbingan Kelompok


a. Makna layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan
suatu cara memberikan bimbingan kepada siswa
melalui kegiatan kelompok. Masalah yang men-
jadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan
kelompok dibahas melalui suasana dinamika
kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti
oleh semua anggota kelompok dibawah pem-
bimbing.
b. Tujuan layanan bimbingan kelompok
Secara umum layanan bimbingan kelom-
pok bertujuan untuk pengembangan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomu-
nikasi siswa. Secara khusus layanan bimbingan
kelompok bertujuan untuk mendorong pengem-
bangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap yang menunjang perwujudan tingakah laku
yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.
c. Isi layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok membahas
materi atau topik umum baik topik tugas maupun
topik bebas. Yang dimaksud topik tugas adalah
topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh
pembimbing kepada kelompok untuk dibahas.
Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau
pokok bahasan yang dikemukakan secara bebas
oleh anggota kelompok. Topik yang dibahas
dalam layanan bimbingan kelompok baik topik
bebas maupun topik tugas dapat mencakup
bidang pengembangan kepribadian, hubungan
sosial, pendidikan, karier,dll.
d. Teknik layanan bimbingan kelompok
Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam
layanan bimbingan kelompok yaitu:
1) Teknik umum. Dalam teknik ini dilakukan
pengembangan dinamika kelompok, meliputi:
a) Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan
terbuka
b) Pemberian ransangan untuk menimbulkan inisi-
atif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan
pengembanagan argumentasi
c) Dorongan minimal untuk memantapkan respon
dan aktivitas anggota kelompok
d) Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh
untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi,
dan pembahasan
e) Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku
baru yang dikehendaki.
2) Permainan kelompok. Permainan dapat dijadikan
sebagai salah satu teknik dalam bimbingan
kelompok baik sebagai selingan maupun sebagai
wahana yang memuat materi pembinaan atau me-
teri layanan tertentu. Permainan kelompok yang
memenuhi ciri-ciri dalam layanan bimbingan
kelompok: a) sederhana, b) mengembirakan, c)
menimbulkan suasana rileks dan tidak mele-
lahkan, d) meningkatkan keakraban, e) diikuti
oleh semua anggota kelompok.
e. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Kelom-
pok
Seperti halnya bimbingan yang lain,
bimbingan kelompok juga memerlukan kegiatan
pendukung seperti: aplikasi instrumentasi, him-
punan data, konferensi kasus, kunjungan rumah,
dan alih tangan kasus.
f. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-
tahap kegiatan sebagai berikut:
1) Perencanaan yang mencakup:
a) mengidentifikasi topik yang akan dibahas
dalam layanan bimbingan kelompok, b) memben-
tuk kelompok,
c) menyusun jadwal kegiatan,
d) menetapkan prosedur layanan,
e) menetapkan fasilitas layanan,
f) menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan:
a) mengomunikasikan rencana layanan bimbingan
kelompok,
b) menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok
melalui tahap-tahap
c) pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhi-
ran)
3) Evaluasi yang mencakup kegiatan:
a) menetapakan materi evaluasi,
b) menetapkan prosedur dan standar evaluasi,
c) menyusun instrumen evaluasi,
d) mengoptimalkan instrumen evaluasi,
e) mengolah aplikasi instrumen.
4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan:
a) menetapkan norma atau standar analisis,
b) melakukan analisis,
c) menafsirkan hasil analisis.
5) Tindak lanjut yang mencakup:
a) menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,
b) mengomunikasikan rencana tindak lanjut
kepada pihak-pihak yang terkait,
c) melaksanakan rencana tindak lanjut.
6) Laporan yang mencakup kegiatan:
a) menyusun laporan,
b) menyampaikan laporan kepada kepsek dan pi-
hak lain yang terkait,
c) mendokumentasikan laporan layanan.
7. Layanan Konseling Kelompok
a. Makna Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok mengak-
tifkan dinamika kelompok untuk membahas
berbagai hal yang berguna bagi pengembangan
pribadi dan pemecahan masalah siswa yang men-
jadi peserta layanan. Dengan demikian, konseling
kelompok bermakna sebagai suatu upaya pem-
bimbing membantu memecahakan masalah prib-
adi yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok melalui kegiatan kelompok agar terca-
pai perkembangan ynag optimal.
b. Tujuan Layanan konseling kelompok
Secara umum tujuan layanan konseling
kelompok adalah berkembangnya kemampuan
sosialisai siswa, khususnya kemampuan berko-
munikasinya. Selanjutnya menurut Prayitno
(2004) secara khusus, oleh karena fokus layanan
konseling kelompok adalah masalah pribadi indi-
vidu peserta layanan, maka layanan konseling
kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan
masalah tersebut, para peserta memperoleh dua
tujuan sekaligus yaitu: 1) terkembangnya persaan,
pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah
kepada tingkah lauk khususnya dan bersosialisasi
serta berkomunikasi, 2) terpecahnya masalah in-
dividu yang bersangkutan dan diperolehnya im-
basan pemecahan masalah tersebut bagi individu
lain yang menjadi peserta layanan.

c. Isi Layanan Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok membahas
masalah-masalah pribadi yang dialami oleh mas-
ing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran
anggota kelompok mengemukakan masalah prib-
adinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana
yang akan dibahas dan dientaskan terlebih dahulu
dan setrusnya.
d. Teknik Layanan Konseling Kelompok
Beberapa teknik yang bisa digu-
nakan dalam layanan konseling kelompok adalah:
1) Teknik umum. Secara umum, teknik yang digu-
nakan dalam penyelenggaraan layanan konseling
kelompok mengacu kepada berkembangnya di-
namika kelompok yang diikuti oleh seluruh
anggota kelompok untuk mencapai tujuan
layanan. Teknik tersebut secara garis besar
meliputi 1) komunikasi secara efektif dan di-
namis, 2) pemberian rangsangan untuk menim-
bulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, anali-
sis, dan pengembangan argumentasi, 3) dorongan
minimal untuk memantapkan respon aktivitas
anggota kelompok, 4) penjelasan, pendalaman,
dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan
analisis, argumentasi dan pembahasan, 5) pelati-
han untuk membentuk pola tingkah laku baru
yang dikehendaki.
2) Teknik permainan kelompok. Dalam layanan
konseling kelompok dapat diterapkan teknik per-
mainan baik sebagai selingan maupun sebgai me-
dia yang memuat materi pembicaran tertentu.
8. Layanan Konsultasi
a. Makna Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan
konseling yang dilaksanakan oleh pembimbing
terhadap seorang konsulti yang memungkinkan-
nya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-
cara yang perlu dilaksanakannya dalam menan-
gani kondisi atau permasalahn pihak ketiga.
Dalam layanan konsulti, ada tiga pihak yang tidak
bisa dipishkan yaitu konselor, konsulti, dan pihak
ketiga.
Konselor merupakan tenaga ahli konseling
yang memiliki kewenangan melakukan pelayanan
konseling sesuai dengan bidang tugasnya. Kon-
sulti adalah individu yang meminta bantuan
kepada konselor agar dirinya mampu menangani
kondisi atau masalah yang dialami pihak ketiga
yang setidak-tidaknya sebagian menjadi tanggung
jawabnya. Sedangkan pihak ketiga adalah indi-
vidu-individu yang kondisi atau permasalahannya
dipersoalkan oleh konsulti.
b. Tujuan layanan konsulti
Secara umum layanan konsulti bertujuan
agar siswa dengan kemampuannya sendiri dapat
menangani kondisi atau permasalahan yang di-
alami oleh pihak ketiga. Secara lebih khusus tu-
juan layanan konsulti adalah agar konsulti memi-
liki kemampuan diri yang berupa: wawasan,
pemahaman, dan cara-cara bertindak yang terkait
langsung dengan suasana atau permasalahan pi-
hak ketiga.
c. Isi layanan konsulti
Layanan konsulti dapat menyangkut
pengembangan bidang pribadi, hubungan sosial,
pendidikan, karir, kehidupan berkeluarga, dan ke-
hidupan beragama. Terhadap siswa disekolah,
masalah-masalah yang dikonsultasikan hen-
daknya lebih diprioritaskan pada hal-hal yang
berkaitan dengan status siswa sebagai pelajar.
d. Teknik layanan konsulti
1) Teknik umum. Merupakan sejumlah tindakan
yang dilakukan konselor untuk mengembangkan
proses konseling konsultasi. Teknik ini diawali
dengan menerima konsulti, mengatur posisi
duduk, mengadakan penstrukturan, mengadakan
analisis dan diskusi tentang permasalahan yang
dihadapi hingga mengadakan penilaian dan la
2) poran.
3) Teknik khusus. Teknik ini dimaksudkan untuk
mengubah tingkah laku konsulti, terutama berke-
naan dengan masalah yang dialami pihak ketiga.
Teknik ini diawali dengan perumusan tujuan,
yaitu hal-hal yang ingin dicapai konsulti dlam
bentuk perilaku nyata, dll.
e. Pendukung Layanan Konsultasi
1) Aplikasi intrumentasi. Aplikasi instrumentasi san-
gat diperlukan untuk mendalami kondisi pribadi
pihak ketiga yang masalahnya dibahas dalam
layanan konsultasi.
2) Himpunan data. Pihak konsuslti dan konseror se-
bagai konsultan dapat menggunakan data yang
sudah tercantum pada himpunan data baik secara
langsung maupun dengan cara mengolahnya kem-
bali untuk memperoleh data yang lebih aktual.
3) Konferensi kasus. Bertujuan untuk mengenal
lebih dekat dan mendalam tentang kasus yang
dibahas serta menggalang komitmen pihak-puhak
yang hadir dalam konferensi kasus untuk
bersama-sama menangani kasus yang dibahas.
4) Kunjungan rumah. Bertujuan untuk lebih mema-
hami masalah yang dialami oleh konsulti dan
membina komitmen pihak yang terkait seperti
orang tua dengan masalah-masalah yang dialami.
5) Alih tangan kasus. Dilakukan apabila masalah pi-
hak ketiga yang dibawa konsulti merupakan
masalah yang tidak menjadi kewenangan konsul-
tan untuk menanganinya.
9. Layanan Mediasi
a. Makna layanan mediasi
Istilah mediasi terkait dengan istilah media
yang berasal dari kata medium yang berarti pern-
tara. Berdasarkan hal tersebut mediasi bisa di-
maknai sebagai suatu kegiatan yang mengantarai
atau menghubungkan yang semula terpisah.
Menurut Prayitno (2004) layanan mediasi
merupakan layanan konseling yang dilaksanakan
konselor terhadap dua pihak atau lebih yang
sedang dalam keadaan saling tidak menemukan
kecocokan.
b. Tujuan layanan mediasi
Secara umum layanan mediasi bertujuan
agar tercapai kondisi hubungan yang positif dan
kondusif di antara para klien atau pihak-pihak
yang bermusuhan. Secara lebih khusus layanan
mediasi bertujuan agar terjadi perubahan atas
kondisi awal yang negatif menjadi kondisi baru
dalam hubungan antara kedua belah pihak yang
bermasalah.
c. Isi Layanan Mediasi
Isi atau masalah yang dibahas dalam
layanan mediasi adalah hal-hal yang berkenaan
dengan hubungan yang terjadi antara individu-in-
dividu atau kelompok yang sedang bertikai.
Masalah tersebut dapat mencakup:
a) permasalahan atas kepemilikan sesuatu,
b) kejadian dadakan antara satu siswa atau
sekelompok siswa,
c) perasaan tersinggung,
d) dendam dan sakit hati,
e) tuntutan atas hak.
d. Teknik Layanan Mediasi
Ada dua teknik yang bisa diterap-
kan dalam layanan mediasi:
1) Teknik umum. Yang termasuk dalam teknik
umum adalah:
a) mediasi diawali dengan penerimaan terhadap
siswa dan posisi duduk,
b) penstrukturan. Melalui penstrukturan konselor
mengembangkan pemahaman
peserta layanan tentang layanan mediasi itu,
c) ajakan untuk berbicara. Ajakan berbicara dapat
dapat diawali dengan upaya
konselor mencari tahu adanya permasalahan ynag
dialami para siswa dan bagaimana konselor dapat
bertemu dengan mereka.
2) Teknik khusus. Bertujuan untuk mengubah
tingkah laku siswa yang berselisih. Beberapa
teknik khusus yang bisa diterapkan dalam
layanan mediasi adalah:
a) informasi dan contoh pribadi.
b) perumusan tujuan, pemberiana contoh dan
latihan bertingkah laku,
c) nasihat. Teknik ini ini diterapkan apabila be-
nar-benar diperlukan,
d) peneguhan hasrat dan kontrak. Teknik ini
merupakan tahap pengunci atas berbagan upaya
pengubahan tingkah laku yang telah dilak-
sanakan.
e. Kegiatan Pendukung Layanan Mediasi
Adapun kegiatan-kegiatan pendukung
layanan mdiasi adalah: aplikasi instrumentasi,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan
rumah, dan alih tangan kasus.
f. Pelaksanaan Layanan Mediasi
Pelaksanaan layanan mediasi juga
melalui proses atau tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
4) Analisis hasil evaluasi
5) Tindak lanjut
6) Laporan

F. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi
a. Makna
Aplikasi instrumentasi dapat bermakna up-
aya pengungkapan melalui pengukuran yang di-
lakukan dengan menggunakan lat ukur atau in-
strumen tertentu. Kondisi dalam diri siswa perlu
diungkap melalui aplikasi instrumentasi dalam
rangka pelayanan BK untuk memperoleh pema-
haman tentang siswa secra lebih lengkap.
b. Tujuan
Tujuan aplikasi instrumentasi adalah su-
paya diperolehnya data tentang kondisi tertentu
siswa. Data yang diperoleh itu digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan BK.

2. Himpunan Data
a. Makna Himpunan Data
Data merupakan deskripsi atau gambaran,
keterangan atau catatan tentang sesuatu. Him-
punan data dapat bermakna usaha-usaha untuk
memperoleh data tentang peserta didk, menganal-
isis dan menafsirkan, serta menyimpannya.
b. Tujuan
Penyelenggaraan himpunan data dapat
bertujuan memperoleh pengertian yang lebih luas,
lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-
masing peserta didik dan membantu siswa mem-
peroleh pemahaman diri sendiri.
3. Konferensi Kasus
a. Makna
Konferensi kasus merupakan forum ter-
batas yang dilakukan oleh pembimbing guna
membahas suatu permasalahan dan arah pemeca-
hannya. Konferensi kasus direncanakan dan dip-
impin oleh pembimbing, dihadiri oleh pihak-pi-
hak tertentu yang terkait dengan kasus dan upaya
pemechannya. Pihak yang terkait diharapkan
memiliki komitmen yang tinggi untuk teratasinya
kasus secara baik dan tuntas.
b. Tujuan
Secara umum konferensi kasus bertujuan
untuk mengumpulkan data secara lebih luas dan
akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak
yang terkait dengan kasus dalam rangka pemeca-
han masalah. Selain itu konferensi kasus juga
bertujuan untuk pengembangan dan pemeliharaan
potensi-potensi siswadengan permasalahan yang
dibahas dalam konferensi kasus.
4. Kunjungan Rumah
a. Makna
Kunjungan rumah dapat bermakna upaya mende-
teksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan
permasalahan siswa yang menjadi tanggung
jawab pembimbing dalam pelayanan bimbingan
dan konseling.
b. Tujuan
Secara umum kunjungan rumah bertujuan
untuk memperoleh data ynag lebih lengkap dan
akurat. Kunjungan rumah dilakukan dalam
rangka mengumpulkan data atau melengkapi data
siswa yang terkait dengan keluarga. Dengan data
yang lebih lengkap dan terbinanya komitmen
orang tua, maka upaya pencegahan masalah
terutama yang disebabkan faktor keluarga, lebih
memungkinkan untuk data dilaksanakan.

5. Alih tangan kasus


a. Makna
Alih tangan kasus dapat dimaknai dengan
upaya mengalihkan atau memindahkan tanggung
jawab memecahkan masalah atau kasus-kasus ter-
tentu yang dialami siswa kepada orang laib yang
lebih mengetahui dan berwenang.
b. Tujuan
Alih tangan kasus bertujuan untuk mem-
peroleh pelayanan yang optimal dan pemecahan
masala klien secara lebih tuntas. Alih tangan ka-
sus secara khusus terkait dengan fungsi – fungsi
Bimbingan dan Konseling.

 
DAFTAR PUSTAKA

Mulyawesty. 2012. Tugas Makalah Profesi Kepen-


didikan Pelayanan Konseling Dan Pegembangan
Diri Siswa. http://bk/tugas-makalah-profesi-
kependidikan.html. diakses tanggal 22 Februari
2014: 19.30 WIB

Rahayu, Suryani Saputri. -. Pengembangan Diri


Melalui Pelayanan Konseling. http://bk/Pengem-
bangan_diri_melalui_pelayanan_konseling.htm.
diakses tanggal 22 Februari 2014: 19.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai