Di Susun oleh:
kelompok 5
Anggota:
D. Bidang Pengembangan 2
E. Jenis Layanan 3
F. Kegiatan Pendukung 2
BAB 3 PENUTUP 4
A. Kesimpulan 2
KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
A. Pengembangan Diri Melalui Pelayanan Konseling
B. Pengembangan Diri Melalui Kegiatan Ekstra Ku-
likuler
C. Program BK Di Sekolah
D. Bidang Pengembangan
E. Jenis Layanan
F. Kegiatan Pendukung
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memahami:
1. Jenis layanan bimbingan konseling
2. Bidang pengembangan pelayanan bimbingan
3. Kegiatan pendukung bimbingan konseling
BAB 2
PEMBAHASAN
e. Kegiatan penunjang
b. Penyusunan program.
a. Indetifikasi kebutuhan
Program yang baik adalah program yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh karena itu,
suatu program BK hendaknya didasarkan atas
analisis kebutuhan.
b. Penyusunan rencana kegiatan
Rencana kegiatan bimbingan disusun atas
dasar jenis-jenis dan prioritas kebutuhan, baik ke-
butuhan masing-masing individu maupun kebu-
tuhan sekolah secara umum.
c. Pelaksanaan kegiatan
d. Penilaian kegiatan
D. Bidang Pengembangan
1. Bidang Pengembangan Pribadi
a. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi
Pengembangan pribadi siswa melalui
pelayanan BK di sekolah bisa diwujudkan
melalui layanan bimbingan pribadi. Bimbingan
pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu
para siswa dalam menghadapi dan memecahkan
masalah pribadi. Bidang pengembangan pribadi
siswa adalah mengembangkan aspek-aspek
kepribadian siswa yang menyangkut dengan
Tuhan dan dirinya sendiri.
Menurut Surya dan Winkel (1991) aspek-aspek
persoalan individu membutuhkan layanan
bimbingan pribadi adalah:
a) Kemampuan individu memahami dirinya sendiri.
b) Kemampuan individu mengambil keputusan
sendiri.
c) Kemampuan individu memecahkan masalah yang
menyangkut keadaan batinnya sendiri.
b. Makna Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai
suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimb-
ing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tu-
gas perkembangan pribadi dalam mewujudkan
pribadi yang mampu bersosialisasi dan menye-
suaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Menurut Surya (1988) bimbingan pribadi
merupakan bimbingan dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi. Relavan
dengan Surya, Winkel (1991) menyatakan bahwa
bimbingan pribadi merupakan proses bantuan
yang menyangkut keadaan batinnya sendiri, ke-
jasmaniaannya sendiri.
Berdasarkan pengertian diatas bimbingan
pribadi (personal guidance) bisa bermakna
bimbingan untuk membantu individu mengatasi
masalah-masalah yang bersifat pribadi.
c. Tujuan Bimbingan Pribadi\Bimbingan pribadi be-
tujuan untuk membantu individu agar bisa
memecahkan masalah-masalah yang bersifat prib-
adi. Tujuan bimbingan pribadi untuk:
a) Mencapai tujuan dan tugas perkembangan prib-
adi.
b) Mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi
dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya se-
cara baik.
c) Mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap
sendiri, atau memecahkan masalah sendiri.
d) Agar individu bisa mengatur dirinya sendiri
dibidang kerohanian, perawatan jasmani, dan
pengisian waktu luang.
d. Bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi
Ada beberapa macam bentuk
layanan bimbingan pribadi, yaitu:
a) Layanan Informasi.
Informasi tentang tahap-tahap perkemban-
gan dapat mencakup perkembangan fisik, mo-
torik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial,
bermain, kreativitas,
b) Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berkenaan dengan
layanan bimbingan pribadi mencakup: identitas
individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat
pendidikan, prestasi, bakat, minat, dll.
c) Orientasi
Layanan orientasi bidang pengembangan
pribadi mencakup: suasana, lembaga dan objek
pengembangan pribadi.
E. Jenis Layanan
1. Layanan Orientasi.
a. Makna layanan orientasi
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti
tatapan kedepan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru. Layanan orientasi akan mengantarkan siswa
memasuki suasana ataupun objek baru agar ia
dapat mengambil manfaat yang berkenaan dengan
situasi atau objek yang baru tersebut.
b. Tujuan layanan orientasi
Layanan orientasi bertujuan untuk mem-
bantu individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru dan
dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari
berbagai sumber yang ada itu.
c. Isi layanan orientasi.
Isi layanan orientasi adalah berbagai hal
berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan ob-
jek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal terse-
but melingkupi bidang-bidang: pengembangan
pribadi, pengembangan hubungan sosial,
pengembangan kegiatan belajar, pengembangan
karir, pengembangan kehidupan keluarga, dan
pengembanga kegidupan beragama.
d. Teknik layanan orientasi.
1) Format lapangan.
Format ini ditempuh apabila siswa
melakukan kegiatan keluar kelas dalam rangka
mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi
layanan. Format ini biasanya dilakukan dimana
siswa mengunjungi objek-objek tertentu seperti
perpustakaan laboratorium, dsb.
2) Format klasikal.
Dengan format ini, kegiatan layanan orien-
tasi dilaksanakan di dalam kelas atau ruangan.
Objek-objek yang menjadi isi layanan dibawa ke
dalam kelas dalam bentuk contoh-contoh, ilus-
trasi melalui gambar, film, tampilan video dll. Isi
layanan disajikan, dipersepsi, dicermati, di
diskusikan, diperlakukan secara bebas dan ter-
buka.
3) Format kelompok.
Melalui format ini lebih memungkinkan di-
lakukannya akses yang lebih memungkinkan di-
lakukannya akses yang lebih intensif terhadap ob-
jek layanan. Selain itu layanan ini juga dapat me-
manfaaatkan dinamika kelompok sehingga hasil
layanan dapat lebih optimal.
4) Format individual
Format ini merupakan format khusus di-
lakukan terhadap individu-individu tertentu. Isi
layanan juga bersifat khusus disesuaikan dengan
kebutuhan individu yang bersangkutan.
5) Format politik
Dengan format ini konselor berupaya
menghubungkan dan mengaktifkan pihak-pihak
diluar peserta layanan untuk memberikan dukun-
gan dan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan
layanan dan menguntungkan peserta layanan.
2. Layanan Informasi
a. Makna layanan informasi
Menurut Winkel (1991) layanan informasi
merupakan suatu layanan yang berupaya
memenuhi kekurangan individu akan informasi
yang mereka perlukan. Layanan informasi
bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa
dengan pengetahuan serta pemahaman tentang
lingkungan hidupnya dan tentang proses perkem-
bangan anak muda.
b. Tujuan layanan informasi
Layanan informasi bertujuan agar individu
(siswa) mengetahui menguasai informasi yang se-
lanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidup-
nya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Pen-
guasaan informasi dapat digunakan untuk mence-
gah timbulnya masalah, pemecahan suatu
masalah, untuk memelihara dan mengembangkan
potensi individu serta memungkinkan individu
yang bersangkutan membuka diri dalam mengak-
tualisasikan hak-haknya.
c. Isi layanan informasi
Informasi yang menjadi isi layanan bimbingan
dan konseling adalah:
1) Informasi tentang perkembangan diri.
2) Informasi tentang hubungan antarpribadi, sosial,
nilai-nilai dan moral.
3) Informasi tentang pendidikan, kegiatan belajar,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Informasi tentang dunia karir dan ekonomi.
5) Informasi tentang sosial budaya, politik, dan ke-
warganegaraan.
6) Informasi tentang kehidupan berkeluarga.
7) Informasi tentang agama dan kehidupan be-
ragama beserta beluk beluknya.
d. Teknik layanan informasi
Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk
layanan informasi adalah :
1) Ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini
paling umum digunakan dalam penyampaian in-
formasi dalam berbagai kegiatan termasuk
pelayanan bimbingan dan konseling.
2) Melalui media. Penyampaian informasi dapat di-
lakukan melalui media seperti alat peraga, media
tertulis,gambar, poster, dll.
3) Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini
dilakukan berkenaan dengan acara khusus di
sekolah; misalnya “Hari Tanpa Asap
Rokok”,dalam acara tersebut disampaikan berba-
gai informasi berkenaan dengan hari-hari tersebut
dan dilakukan berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan hal tersebut.
4) Nara sumber. Layanan informasi juga bisa
diberikan kepada nara sumber. Misalnya infor-
masi obat-obatan terlarang. Dengan begitu infor-
masi tidak menjadi monopoli konselor.
e. Kegiatan Pendukung Layanan Informasi
Beberapa kegiatan pendukung layanan informasi
adalah:
1) Aplikasi instrumen dan himpunan data. Data yang
tercantum dalam himpunan data dapat dipergu-
nakan untuk: a) menetapkan informasi yang men-
jadi layanan informasi, b) menetapkan calon pe-
serta layanan, c) menetapkan calon penyaji terma-
suk nara sumber yang akan diundang.
2) Konferensi kasus. Melalui konferensi kasus dapat
dibicarakan berbagai aspek penyelenggaraan
layanan informasi yang mencakup: a) informasi
yang dibutuhkan oleh subjek layanan, b) subjek
calaon peserta layanan, c) penyaji layanan, d)
waktu dan tempat layanan, e) rencana opera-
sional.
3) Kunjungan rumah. Kegiatan ini dilakuakan untuk
mengetahui pendapat orang tua dan kondisi ke-
hidupan keluarga terkait dengan penguasaan in-
formasi tertentu oleh anak atau anggota keluarga
lainnya. Apabila sulit melakukan kunjungan
rumah, bisa dilakukan dengan mengundang orang
tua ke sekolah.
4) Alih tugas kasus. Siswa yang ingin mendalami
informasi yang telah diterimanya diperlukan up-
aya lebih lanjut, alih tugas kasus perlu dilakukan.
Pembimbing bersama siswa mengatur pelak-
sanaan alih tugas kasus tersebut
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
a. Makna layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan adalah usaha-usaha
membantu siswa merencanakan masa depannya
selama masih di sekolah dan sesudah tamat,
memilih program studi lanjutan sebagai persiapan
untuk kelak memangku jabatan (Winkel, 1991).
b. Tujuan layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran bertu-
juan supaya siswa bisa menempatkan diri dalam
program studi akademik dan lingkup kegiatan
non akademik yang menunjang perkembangan-
nya serta semakin merealisasikan rencana masa
depan.
c. Isi layanan penempatan dan penyaluran.
Isi layanan penempatan dan penyaluran meliputi
dua sisi yaitu:
1) Sisi potensi diri siswa sendiri, mencakup: a)
potensi intelegensi, bakat, minat, dan kecenderun-
gan pribadi. b) kondisi psikofisik seperti terlalu
banyak bergerak, cepat lelah, alergi, c) kemam-
puan berkomunikasi dan kondisi hubungan sosial.
d) kemampuan panca indra. e) kondisi fisik
seperti jenis kelamin, ukuran badan dan lain-lain.
2) Kondisi lingkungan, mencakup: a) kondisi fisik,
kelengkapan dan tata letak serta susunannya. b)
kondisi udara dan cahaya. c) kondisi hubungan
sosial emosional. d) kondisi dinamis suasana
kerja dan bertingkah laku, e) kondisi statis seperti
aturan-aturan dan pembatasan-pembatasan.
d. Teknik layanan penempatan dan penyaluran.
Beberapa hal yang perlu dilakukan
pembimbing sebelum melaksanakan layanan pen-
empatan dan penyaluran adalah:
1) Mengkaji potensi dan kondisi diri subjek layanan
siswa.
2) Mengkaji kondisi lingkungan dari lingkungan
yang paling dekat dan mengacu kepada per-
masalahan subjek layanan.
3) Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi
diri siswa dengan kondisi lingkungannya serta
permasalahan yang berkembang pada diri siswa.
4) Mengkaji kondisi dan prospek lingkungan lain
yang mungkin ditempati.
5) Menempatkan subjek ke lingkungan baru.
e. Kegiatan pendukung layanan
1) Aplikasi instrumen dan himpunan data
2) Konferensi kasus
3) Kunjungan rumah
4) Alih tangan kasus
4. Layanan Penguasaan Konten
a. Makna layanan penguasaan konten
Menurut Prayitno (2004) layanan pen-
guasaan konten adalah suatu layanan bantuan
kepada individu atau siswa baik sendiri maupun
dalam kelompok untuk menguasai kemampuan
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
Oleh sebab itu layanan konten bermakna suatu
bantuan kepada siswa agar menguasai aspek-as-
pek konten tersebut secara terintegrasi.
b. Tujuan layanan penguasaan konten.
Tujuan layanan konten secara lebih khusus sesuai
fungsi-fungsi bimbingan dan konseling adalah:
1) Fungsi pemahaman. Bertujuan agar siswa mema-
hami berbagai konten tertentu yang mencakup
fakta, konsep, proses dll.
2) Fungsi pencegahan. Bertujuan untuk membantu
individu agar tercegah dari masalah tertentu ter-
lebih apabila individu mengalami masalah.
3) Fungsi pengentasan. Bertujuan untuk mengen-
taskan atau mengatasi masalah yang sedang di-
alami siswa.
4) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Bertu-
juan untuk mengembangkan potensi diri siswa
sekaligus memelihara potensi yang telah berkem-
bang tersebut.
c. Isi layanan penguasaan konten.
Isi layanan penguasaan konten mencakup:
a) pengembangan kehidupan pribadi, b) pengem-
bangan kemampuan hubungan sosial, c) pengem-
bangan kegiatan belajar, d) pengambangan dan
perencanaan karir, e) pengembangan kehidupan
berkeluarga, f) pengembangan kehidupan be-
ragama.
d. Teknik layanan penguasaan konten.
Layanan penguasaan konten umumnya dis-
elenggarakan secara langsung dan tatap muka
melalui format klasikal, kelompok atau individ-
ual. Pembimbing secara aktif menyajikan bahan,
memberi contoh, memotivasi, mendorong dan
menggerakkan siswa untuk berpartisipasi secara
aktif mengikuti materi dan kegiatan layanan.
e. Kegiatan pendukung layanan penguasaan konten.
Konferensi kasus, kunjungan rumah dan
alih tangan kasus umumnya ditempuh apabila pe-
serta layanan penguasaan konten memerlukan tin-
dak lanjut tertentu. Dari hasil penilaian layanan
penguasaan konten, akan dapat diidentifikasi
siswa mana yang memerlukan tindak lanjut.
f. Pelaksanaan layanan penguasaan konten.
1) Perencanaan.
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
4) Analisis hasil evaluasi
5) Tindak lanjut
6) Laporan
F. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi
a. Makna
Aplikasi instrumentasi dapat bermakna up-
aya pengungkapan melalui pengukuran yang di-
lakukan dengan menggunakan lat ukur atau in-
strumen tertentu. Kondisi dalam diri siswa perlu
diungkap melalui aplikasi instrumentasi dalam
rangka pelayanan BK untuk memperoleh pema-
haman tentang siswa secra lebih lengkap.
b. Tujuan
Tujuan aplikasi instrumentasi adalah su-
paya diperolehnya data tentang kondisi tertentu
siswa. Data yang diperoleh itu digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan BK.
2. Himpunan Data
a. Makna Himpunan Data
Data merupakan deskripsi atau gambaran,
keterangan atau catatan tentang sesuatu. Him-
punan data dapat bermakna usaha-usaha untuk
memperoleh data tentang peserta didk, menganal-
isis dan menafsirkan, serta menyimpannya.
b. Tujuan
Penyelenggaraan himpunan data dapat
bertujuan memperoleh pengertian yang lebih luas,
lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-
masing peserta didik dan membantu siswa mem-
peroleh pemahaman diri sendiri.
3. Konferensi Kasus
a. Makna
Konferensi kasus merupakan forum ter-
batas yang dilakukan oleh pembimbing guna
membahas suatu permasalahan dan arah pemeca-
hannya. Konferensi kasus direncanakan dan dip-
impin oleh pembimbing, dihadiri oleh pihak-pi-
hak tertentu yang terkait dengan kasus dan upaya
pemechannya. Pihak yang terkait diharapkan
memiliki komitmen yang tinggi untuk teratasinya
kasus secara baik dan tuntas.
b. Tujuan
Secara umum konferensi kasus bertujuan
untuk mengumpulkan data secara lebih luas dan
akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak
yang terkait dengan kasus dalam rangka pemeca-
han masalah. Selain itu konferensi kasus juga
bertujuan untuk pengembangan dan pemeliharaan
potensi-potensi siswadengan permasalahan yang
dibahas dalam konferensi kasus.
4. Kunjungan Rumah
a. Makna
Kunjungan rumah dapat bermakna upaya mende-
teksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan
permasalahan siswa yang menjadi tanggung
jawab pembimbing dalam pelayanan bimbingan
dan konseling.
b. Tujuan
Secara umum kunjungan rumah bertujuan
untuk memperoleh data ynag lebih lengkap dan
akurat. Kunjungan rumah dilakukan dalam
rangka mengumpulkan data atau melengkapi data
siswa yang terkait dengan keluarga. Dengan data
yang lebih lengkap dan terbinanya komitmen
orang tua, maka upaya pencegahan masalah
terutama yang disebabkan faktor keluarga, lebih
memungkinkan untuk data dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA