Dosen Pengampu :
Nur Ikhlas, M.A
Disusun Oleh :
Andryan kurnia pratama : 23762312507
Muhamad Rizki Saputra : 23762312658
Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala. yang telah memberikan kita rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ilmu hadist, sejarah dan cabangnya”. Sholawat serta salam tidak lupa
kita hanturkan kepada sang junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Ikhlas
selaku dosen pembimbing mata kuliah “Ulumul Hadist” yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Penyusun berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan terhadap pembelajaran
Ulumul Hadist dan kami berharap agar makalah ini dapat dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Pengertian Ilmu Hadist........................................................................................2
B. Sejarahnya Ilmu Hadist........................................................................................2
C. Cabang Cabangnya Ilmu Hadist..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka ada beberapa
yang menjadi permasalahannya yang akan dibahas pada makalah ini sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Hadist ?
2. Bagaimana Sejarahnya Ilmu Hadist ?
3. Ada Berapakah Cabang Cabang Ilmu Hadis Berserta Penjelasannya ?
C. Tujuan Masalah
Untuk menjawab permasalahan di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk Mengetahui Tentang Ilmu Hadist.
2. Untuk Mengetahui Tentang Sejarahmya Ilmu Hadist.
3. Supaya Dapat Memahami Apa Saja Cabang Cabang Dalam Ilmu Hadist.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sempurna (takamul)
Sempurna artinya utuh, lengkap segalanya. Kesempurnaan hukum islam
dapat dilihat dengan diturunkannya syari’at islam dalam bentuk yang umum
dan menggelobal permasalahannya. Misalnya: masalah-masalah perkawinan,
1
Evi Iryani. Hukum Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. (Jambi: Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 2017) Hal. 24
2
Sya’ban Mauluddin. Karakteristik Hukum Islam: Konsep dan Implementasinya. (Manado:
IAIN Manado, 2016). Hal. 1
2
perceraian, warisan diterangkan secara terperinci.3 Oleh karena itu hukum-
hukumnya bersifat tetap, tidak berubah-ubah. Untuk hukum-hukumnya yang
lebih rinci, penjelasan dan rinciannya diserahkan kepada para ijtihad pemuka
masyarakat untuk melakukannya sesuai dengan situasi dan kondisi.
Menurut M. Hasbi ash shiddieciy, salah satu ciri hukum islam adalah
takamul yaitu lengkap, sempurna dan bulat, berkumpul padanya aneka
pandangan hidup. Menurutnya hukum islam menghimpun segala sudut dan
segi yang berbeda-beda di dalam suatu kesatuan, karenanya hukum islam
tidak menghadapi adanya pertentangan antara ushul dengan furu, tetapi satu
sama lain saling melengkapi serta kuat-menguatkan.4
2. Elastis
Sifat dan karakteristik hukum islam yang kedua yakni elastis (mudah
diubah bentuknya, dan mudah kembali ke bentuk asal, lentur, dan luwes)
meliputi segala bidang dan lapangan kehidupan manusia baik jasmani
maupun rohani yang berhubungan manusia dengan tuhannya maupun
hubungan interaksi sesama manusia, juga tuntunan mengenai kehidupan
manusia di dunia ataupun diakhirat seperti bidang muamalah, ibadah, jinayah,
dan lainnya. Hukum islam hanya memberikan kaidah-kaidah yang mesti
dijalankan oleh umat manusia.5
Sebagai bukti bahwa hukum islam bersifat elastis, kita hanya mendapati 4
ayat dan dapat dilihat dalam contoh kasus jual beli yang tertuang dalam Al-
qur’an yaitu surah Al-Baqarah ayat 275, surah An-nisa ayat 29, surah Al-
Baqarah ayat 282, surah al-Jum’ah ayat 9.
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surah Al-B aqarah ayat 2756
ْي َع َو َح َرم اّلِّربٰوا.َ وَا َح ل ا ّٰله اْلَب
Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan ribah”
اِّ َّٓل َا ْن َت هك و َن َ ع ٍ ض
ْ
را ِّّْمن هك.ن َت
َ ْ
ْم َتَا رًة
Artinya: “Kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu”.
3
Faisar Ananda Arfa. Filsafat Hukum Islam. (Medan: Citapustaka, 2007) Hal. 113
4
Sya’ban Mauluddin…..Ibid, Hal. 5
3
5
Faisar Ananda Arfa bid, Hal. 114-116
6
Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia
7
Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia
8
Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia
4
D َ ْعتْه م.َباي.َ وَا ْش ِّه هْد ٓوا َاِّ ذا َت
Artinya: “Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli”.
Al-Qur’an surah al-Jum’ah Ayat 99
ٰٓ ٰ
ْ ِّوم ا ْلهه مَ عِ ّة َفا ْسَ عْ وا.ْه ِوّد َي ِّلل صٰ لوةِّ ِّم ْن ي.ْ ٓوا اِّذَا ن.َُّ ها ال ِّذْي َن ٰاَ منه.يَي
ْي َع.اِّ ٰٰل ِّذ ْكِ ّر ا ِّّٰلل ََوذه روا اْلَب
ٰ ذِّل هك ْم َ ْخ ٌْي ل هك ْم اِّ ْن
ْعَل همْ و َن.تْه م َت.هْكن
Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui”.
Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan hukum bolehnya jual beli,
persyaratan keridaan antara kedua belah pihak, larangan riba dan larangan
jual beli waktu azan jum’at.
3. Wasathiyah (Seimbang)
Hukum islam menempuh jalan tengah jalan yang seimbang tidak terlalu
berat ke kanan, mementingkan kejiwaan hal ini diistilahkan dengan teori
wasathiyah, menyelaraskan diantara kenyataan dan fakta dengan ideal dan
cita- cita. Tasawuth adalah keseimbangan titik asas hukum islam dalam
menghadapi kehidupan dan problem manusia. 10
لهْ ٓوا َْا ه َل ال.َُّْ ِو ّح ْٓي اَِّْلي ِّه ْم َف ْ´ س.َل َك اِّ َّل ِّر َجًاَّل ن.ْب.َ َومٓا َْار َسْلَنا َق
ْعَل همْ و َن.تْه م َل َت.ِّّْذ كِ ّر اِّ ْن هْكن
5
9
Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia
10
M. Syaikhul Arif. Jurnal: Sifat dan Karakteristik Hukum Islam. (Jambi: STAI An-
Nadwah Kuala Tungkal, 2020) Hal. 34
11
Moh. Ahsanuddin Jauhari. Filsafat Hukum Islam. (Bandung: PT. Liventurindo, 2020)
hal. 110-111
12
Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia.
6
Artinya: “Dan tiadalah kami (Allah) mengutus kamu (Muhammad)
melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”.
Ayat di atas menyatakan bahwa syariat yang dibawa oleh Muhammad
tidaklah dikhususkan untuk orang Arab saja, namun berlaku bagi seluruh
umat manusia seluruh dunia.
5. Sistematis
Syariat islam bersifat sistematis artinya mencerminkan sejumlah ajarannya
berhubungan antara satu dengan lainnya secara logis. Hal ini seperti perintah
shalat di dalam Al-Qur’an selalu diiringi dengan perintah menunaikan zakat.
Perintah makan dan minum diiringi dengan kalimat “jangan berlebihan”.
Hukum islam tidak dapat dilaksanakan apabila diterapkan sebagian dan
ditinggalkan sebagian lainnya. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa hukum
islam melarang seseorang hanya bermuamalah kepada Allah dan melupakan
dunia, maksudnya hukum islam mendorong umatnya untuk beribadah di satu
sisi juga tidak melarang umatnya untuk mengurusi kehidupan duniawi. 13
13
Moh. Ahsanuddin Jauhari……Ibid, Hal. 111
14
Faisar Ananda Arfa........bid, Hal. 121
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah pemaparan mengenai sifat hukum islam dan dapat
disimpulkan bahwa Hukum islam adalah aturan yang ditetapkan oleh Allah
Ta’ala untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi yakni Nabi
Muhammad SAW. baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan
(aqidah) ataupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah
(perbuatan) yang dilakukan oleh umat Muslim. Hukum islam memiliki watak
tertentu dan beberapa karakteristik yang membedakannya dengan hukum
lainnya. Karakteristik tersebut ada yang berasal dari watak hukum sendiri,
ada pula yang berasal dari proses penerapan jalan menuju ridha Allah Ta’ala.
Hukum Islam bersifat takamul (sempurna), wasatiyah (seimbang,
harmonis), harakah (bergerak dan berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman), dan lainnya. Sempurna artinya utuh, lengkap segalanya.
Kesempurnaan hukum islam dapat dilihat dengan diturunkannya syari’at
islam dalam bentuk yang umum dan menggelobal permasalahannya.
Misalnya: masalah-masalah perkawinan, perceraian, warisan diterangkan
secara terperinci. Sifat dan karakteristik hukum islam yang kedua yakni
elastis (mudah diubah bentuknya, dan mudah kembali ke bentuk asal, lentur,
dan luwes) meliputi segala bidang dan lapangan kehidupan manusia baik
jasmani maupun rohani yang berhubungan manusia dengan tuhannya maupun
hubungan interaksi sesama manusia, juga tuntunan mengenai kehidupan
manusia di dunia ataupun diakhirat seperti bidang muamalah, ibadah, jinayah,
dan lainnya. Universal (‘Alamy) berarti umum yakni berlaku untuk semua
orang, bersifat mencakup seluruh dunia tanpa adanya batas baik wilayah,
suku, ras, bangsa, dan bahasa. Sedangkan, hukum islam bersifat dinamis
yakni terletak pada dasar-dasar yang menjadi tiang pokok bagi hukum.
Bahwa dasar- dasar dan pokok itulah yang menjadi sumbu kekuatan,
kelemahan, kemudahan, dan kesukaran dalam menetapkan hukum islam.
Syariat islam bersifat sistematis artinya mencerminkan sejumlah ajarannya
berhubungan antara satu dengan lainnya secara logis. Hal ini seperti perintah
shalat di dalam Al-Qur’an selalu diiringi dengan perintah menunaikan zakat.
Perintah makan dan minum diiringi dengan kalimat “jangan berlebihan”. Dan
ta'abbudi adalah suatu bentuk ibadah yang tujuan utamanya untuk mendekati
diri kepada Allah, yakni berimana kepada-Nya dan berupa ibadah yang
mengandung sifat ta'abbudi murni, artinya ide dan konsep yang terkandung di
dalamnya tidak dapat dinalar (ghairu ma'qulah al-ma'na) atau supra-rasional.
8
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun berisikan tentang sifat hukum
islam. Kami menyadari bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan dan
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Adapun sekiranya terdapat kritik
maupun saran yang membangun sebagai penunjang makalah kedepannya
kami mengucapkan terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. Syaikhul. Jurnal: Sifat dan Karakteristik Hukum Islam. (Jambi: STAI An-
Nadwah Kuala Tungkal, 2020)
Iryani, Evi. Hukum Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. (Jambi: Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 2017)
Jauhari, Moh. Ahsanuddin. Filsafat Hukum Islam. (Bandung: PT. Liventurindo, 2020)
1
0