MUAMALAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh/Ushul Fiqih
Dosen Pengampuh:
H.Ali Akbar , M.Ag
Disusun oleh:
Nama : Riskon Ali Guru Harahap ( 0104201064)
Sapriyani Hasibuan ( 0104201006)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehinga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Muamalat ” ini
tepat waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas “H.Ali Akbar , M.Ag” pada mata kuliah “Fiqh/ Ushul Fiqih”.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan kita
tentang Pengertian Muamalat beserta hal hal yang berkaitan dengan muamalat bagi
para pembaca dan penulis. kami mengucapkan terima kasih kepada “H.Ali Akbar
, M.Ag” selaku dosen mata kuliah “Fiqh/Ushul Fiqih” yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 .......................................................................................................................ii
PENDAHULUAN ...................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang...............................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................iv
1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................................1
BAB 2 .......................................................................................................................1
PEMBAHASAN........................................................................................................1
2.1 Pengertian Muamalat …………………………………………………………..1
2.2 Ruang Lingkup Muamalat dalam islam…………………………………...……2
2.3 Tujuan atau fungsi Muamalat …………………………………………………..3
2.4 Jenis jenis Muamalat dalam syariat Islam……………………………………...4
BAB III……………………………………………………………………………. 5
PENUTUP………………………………………………………………….………5
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...……..6
3.2 Saran…………………………………………………………………...…...6
Daftar Pustaka……………………………………………………………...............7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Islam memberikan aturan-aturan yang longgar dalam bidang muamalah,
karena bidang tersebut amat dinamis mengalami perkembangan.Meskipun
demikian, Islam memberikan ketentuan agar perkembangan di bidang muamalah
tersebut tidak menimbulkan kerugian salah satu pihak. Bidang muamalah
berkaitan dengan kehidupan duniawi, namun dalam prakteknya tidak dapat
dipisahkan dengan ukhrawi, sehingga dalam ketentuannya mengadung aspek
halal, haram, sah, rusak dan batal.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Muamalat
pengertian muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur
hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup hidup sesama umat manusia
untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan, yang termasuk dalam
kegiatan muamalah di antaranya ialah jual beli, sewa menyewa, utang piutang,
dan lain sebagainya. Sederhananya, muamalah diartikan sebagai hubungan antar
manusia dengan manusia untuk saling membantu agar tercipta masyarakat yang
harmonis. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah Al-Maidah
ayat 2, yang berbunyi:
ش ِد ْيد ا ْل ِعقَاب
َ َّللا
ٰ ّللاَ ۗاِن ِ اْلثْ ِم َوا ْلعد َْو
ٰ ان َۖواتقوا ِ ْ علَى َ َعلَى ا ْلبِ ِر َوالت ْق ٰو ۖى َو َْل تَع
َ اون ْوا َ ََوتَع
َ اون ْوا
a. Jual Beli
Dalam hukum Islam, kegiatan ekonomi memiliki arti suatu kegiatan atau
kesepakatan dalam menukar barang dengan tujuan untuk dimiliki selamanya.
Adapun beberapa syarat saat proses jual beli di antaranya berakal sehat,
transaksi dilakukan atas dasar kehendak sendiri, dan penjual maupun pembeli
harus punya akal, baligh, dan lain sebagainya.
b. Hutang Piutang
Hutang piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada orang
dengan catatan suatu saat nanti akan dikembalikan sesuai perjanjian.
Beberapa rukun hutang piutang di antaranya harus ada barang atau
harta, adanya ijab qabul, dan adanya pemberi hutang atau penghutang.
Salah satu hal yang harus dihindari ialah menjahui riba.
h. Sewa menyewa atau dalam Islam disebut akad ijarah merupakan suatu
imbalan yang diberikan kepada seseorang atas jasa yang telah
diberikan, seperti kendaraan, tenaga, tempat tinggal, dan pikiran.
Adapun beberapa syaratnya ialah barang yang disewakan menjadi hak
sepenuhnya dari pihak pemberi sewa, kedua belah pihak harus berakal
sehat, dan manfaat barang yang disewakan harus diketahui jelas oleh
penyewa.
i. Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau
upah sewa/jasa. Istilah “Ijarah” pada umumnya digunakan
dalam perbankan syariah. Secara makna dan konteksnya dalam
perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu barang dengan
pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas
barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu tanpa
maksud memilikinya. Lebih lanjut, yang berperan sebagai penyewa
adalah nasabah dengan objek yang akan disewakan dan bank adalah
pihak yang menyewakan. Transaksi dengan akad Ijarah diatur dalam
Fatwa MUI tentang Pembiayaan Ijarah Nomor 09/DSN-
MUI/VI/2000. Oleh sebab itu, pembiayaan dengan akad Ijarah diatur
sesuai syariat Islam. Baik proses maupun Imbalan dari transaksi Ijarah
ini sendiri juga berdasarkan hasil kesepakatan kedua belah pihak.
Bukan hanya itu saja, tujuan dari penyewaan barang atau asset tersebut
haruslah jelas dan telah diketahui sebelumnya. Akad Ijarah berfokus
kepada manfaat barang dan tidak boleh dilakukan atas suatu benda.
Misalkan saja apabila ada seekor sapi yang diIjarahkan untuk diambil
susunya, hal ini tidak diperbolehkan karena susu dapat menjadi benda
yang dapat diperjual-belikan. Contoh Transaksi Ijarah Dalam
perbankan syariah, salah satu contoh transaksi Ijarah bisa dilihat dalam
pinjaman multiguna. Contohnya, seseorang menjaminkan sepeda
motornya ke bank untuk mendapatkan pinjaman. Hak guna sepeda
motor tersebut berpindah ke bank, namun tidak atas kepemilikannya.
Setelah nasabah melunaskan pinjamannya, maka hak guna sepeda
motor tersebut kembali ke nasabah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami sangat berharap sekali dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan keilmuan kita dan bisa bermanfaat bagi semuanya . Dan juga
kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
makalah ini lebih baik ke depan nya karena dengan masukan masukan yang
bersifat mendukung tersebut dapat merevisi kekurangan kekurangan dalam
makalah ini.
3.3 Daftar Pustaka
https://islam.nu.or.id/post/read/124885/penjelasan-boleh-tidaknya-jual-beli-
utang-dengan-utang