Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEUTAMAAN DAN ALASAN

“KENAPA HARUS MENGERJAKAN SHALAT”

Disusun oleh :

Berthania Ocky Windana (40011319650013)

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

MANAJEMEN & ADMINISTRASI LOGISTIK

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjakan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan serta memberikan petunjuk dalam menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Ssemoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman. Aamiin.

Semarang, 1 November 2019

Berthania Ocky Windana


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Shalat merupakan rukun Islam yang paling tegas setelah dua


kalimat syahadat dan amalan paling mulia sesudahnya. Karena, shalat
mengambil bentuk ibadah yang paling sempurna dan paling bagus serta
mengumpulkan berbagai bentuk dan macam penghambaan diri kepada
Allah. Ia juga merupakan peribadahan yang wajib bagi kita untuk
mendiriknnya. Jika kita meninggalkannya, hal itu bisa mengakibatkan
pada kekufuran, nifak, atau hal-hal buruk lainnya.

Makalah yang bersumber dari buku karangan Dr. Muhammad Al-


Muqaddam ini memaparkan mengenai rahasia-rahasia dibalik shalat.
Sehingga, sebagai seorang yang mengaku Islam, susah sepantasnya
membaca dan melaksanakan perintah Allah, yaitu shalat. Hal ini
dimaksudkan agar kita semakin mantap dalam mengerjakannya dan juga
menambah wawasan mengenai shalat.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja keutamaan shalat?
2. Apa saja manfaat shalat?
C. Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui apa saja keutamaan mengerjakan shalat
2. Untuk mengetahui manfaat shalat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan dan Keutamaan Shalat


“Sesungguhnya wasiat terakhir Rasulullah yang mana beliau berusaha
menggeraakkan lidahnya ialah ‘shalat, shalat, dan bertakwalah kepada
Allah atas apa yang engkau miliki’.”
1. Hal Terpenting dalam Agama
Shalat merupakan bagian tertinggi dalam agama setelah
tauhid. Ibarat kepala dalam susunan ogan tubuh, manusia tak bisa
hidup tanpanya. Begitu pula dengan agama, ia tak bisa hidup tanpa
shalat.
Khalifah Umar bin Khathab pernah menulis surat kepada
setiap penjuru wilayah kekuasaan Islam. “Urusan terpenting kalian
bagi saya adalah shalat. Barangsiapa memelihara shalat, berarti ia
telah memeliharanya agamanya. Barangsiapa yang
meremehkannya, berarti terhadp selain shalat, ia lebih meremehkan
lagi. Orang yang meninggalkan shalat tak memiliki bagian apa-apa
dalam Islam.
Shalat ialah penopang rukun Islam yang lain. Karena, ia
mengingatkkan hamba akan kemuliaan Allah dan kehinaan hamba
serta urusan pahala dan siksa. Dengan shalat, seorang hamba
semakin mudah untuk selalu menaati-Nya.
2. Induk Ibadah
Seorang hamba harus menjadikan shalat sebagai pedoman
hidupnya, baik lahir maupun batin yang mana hati, lisan, dan
perbuatannya menyatu dalam shalatnya. Allah berfirman :
“... berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan
khusyuk.” (Al-Baqarah: 238)
Orang yang sedang melaksanakan shalat dilarang makan,
minum, menoleh, dan bergerak-gerak. Berbeda dengan ibadah-
ibadah selain shalat, ibadah lain tekadang menuntut untuk
menggerakkan anggota badan. Berpuasa misalnya, mereka masih
bisa berbicara dan bergerak. Berjihad, mereka masih bisa menoleh
dan berbicara. Begitu pula orang yan berhaji, mereka masih bis
makan dan minum.
Sementara itu, berkenaan dengan shalat, didalamnya
terdapat semua warna dan corak ibadah yang mencakup hati, akal,
tubuh dan lisan. Mencakup lisan, misalnya mengucap dua kalimat
syahadat, takbir, ta’awwudz, basmalah, bacaan Al-Quran, tasbih,
tahmid, istighfar, dan permohonan (doa).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata, “Ketika shalat itu
mencakup setiap bacaan, zikir, dan doa, yakni menghimpun
seluruh bagian bagian ibadah dalam bentuk yang paling sempurna,
maka ia lebih baik dibanding semua bentuk bacaan, zikir, dan doa
yang dilakukan secara perorangan. Sebab, shalat mencakup seluruh
bentuk ibadah yang diaplikasikan semua anggota tubuh.”.
3. Perintah Allah
Perintah Allah harus senantiasa dipatuhi dan segera
dikerakan. Dari Harits Al-Asy’ari, dari Rasulullah, bahwasannya
Yahya mengumpulkan Bani Israil dan berkata kepada mereka,
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku lima kata agar aku
menunaikannya, dan aku perintahkan pada kalian agar
mengerjakannya, (diantaranya); bahwasannya Allah
memerintahkan kepada kalian untuk mendirikan shalat, dan jika
kalian shalat maka janganlah kalian berpaling 9bergerak-gerak).
Karena sesungguhnya Allah menghadapkan wajah-Nya pada
hamba-Nya yang sedang melaksanakan shalatmdan tidak berpaling
(bergerak-gerak).”.
4. Wasiat Terakhir Rasulullah
Saat-saat menjelang meninggalnya, Rasulullah tidak
memiliki banyak waktu untuk menyampaikan banyak wasiat.
Namun ketika beliau merasa semakin dekat dengan sakaratul
maut, dengan sangat lembut beliau menyampaikan wasiatnya.
Diriwayatkan, Imam Ali berkata, “perkataan terakhir Rasulullah
ialah ‘shalat, shalat, dan bertakwalah kepada Allah dalam budak-
budak kalian’.”.
5. Ibadah Terbaik
Shalat ialah syariat terbaik yang ditetapkan Allah diantara
semua bentuk ibadah yang lain. Fardhunya shalat sebaik-baik
fardhu dan sunnahnya amalan sunnah.
6. Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah

Shalat merupakan waktu naiknya orang-orang beriman dan


tempat bermunajat dengan Rabb Pencipta alam semesta. Tak ada
penghalang antara hamba yang shalat dengan Rabb-nya. Dengan
shalat, pengaruh cinta tampak jelas. Karena, tidak ada yang lebih
nikmat bagi orang yang bercinta melebihi nikmatnya berkhalwat
bersama yang dicintai agar bisa memperoleh hasrat yang
didambakannya.

B. Manfaat Shalat
“Sesungguhnya shalat itu seagung-agung pertolongan untuk teguh
dalam satu perkara”
1. Mencegah dari kemungkaran dan dosa hawa nafsu
Shalat yang didirikan dengan khusyuk dan sempurna bisa
mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar serta
membimbingnya bke jalan kebaikan dan sikap terpuji. Karenanya,
bisa dilihat, orang-orang yang mendirikan shalat ialah orang-orang
yang teguh pendirian serta tidak memiliki aib. Sementara itu,
orang-orang selain merekalah yang memiliki dosa berlipat-lipat.
Apabila shalat yang didirikan seseorang benar, maka benar pula
pekerjan yang dilakukan seseorang itu.
2. Menghapus dosa-dosa dan kesalahan
Rasulullah bersabda, “Lihatlah sandainya seorang yang
bekeja diantara rumah dan tempat kerjanya terdapat lima aliran
sungai. Apabila ia mendatangi tempat kerjanya, ia bekerja dengan
sungguh sungguh. Maha Suci Allah Yang Maha Berkehendak, ia
berpeluh keringat dan bersimbah kotoran, maka apabila melewati
sungai itu, ia membersihkan diri, adakah kotoran yang melekat
dibadannya? Demikian pula shalat; setiap melakukan dosa, ia
berdoa dan memohon ampun maka Allah mengampuni dosa
dosanya yang telah berlalu.
3. Jalan keluar mukmin dari kesulitan
Sesungguhnya didalam shalat terdapat jawaban untuk
insting manusia yang beraneka ragam. Ada naluri kebutuhan,
kelemahan dan permintaan, serta penyerahan dan peneguhan diri.
Insting doa dan munajat, menyerahkan diri di hadapan Allah.
Shalat menjadi semakin dekat terhadap orang mukmin,
menjadi tempat meminta perlindungan paling sering, serta lebih
cepat dalam memberi bantuan dan pertolongan. Shalat lebih murah
hati, lebih pengasih, dan lebih penyayang dari pangkuan seorang
ibu yang pengasih atas anaknya yang lari, si yatim yang hilang, dan
si lemah yang tak berdaya. Msetiap kali diancam dan setiap kali
ditimpa rasa takut atau diterpa rasa haus dan lapar, ia bergegas ke
arah ibunya dn menghempaskan dirinya ke pangkuan ibunya
dengan penuh kerendahan hati.
Seperti itulah shalat, ia menjadi tempat berpijak dan
berlindung orang muslim serta menjadi urwatul wutsqa, tali erat
yang meneguhkannya, tali yang terbentang antara hamba dan Sang
Pencipta. Shalat menjadi gizi bagi jiwa, penyejuk luka-lika, obat
jiwa, penolong bagi yang lemah, rasa aman bagi yang takut,
kekuatan bagi yang lemah, dan senjata bagi orang orang yang tak
bersenjata.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat itu sendiri memiliki banyak keutamaan.
Diantaranya, mencegah dari kemungkaran dan hawa
nafsu, menghapus dosa-dosa dan kesalahan, jalan keluar
seorang mukmin dalam kesulitan, serta sebagai
pemelihara dan pelindung. Yang pastinya, hal tersebut
sudah menjadi keinginan kita.
Karena itu, sudah seharusnya kita mengerjakan
shalat bagaimana pun kondisi kita. Janganlah kita
menyia-nyiakannya, bahkan meninggalkannya. Kita
shalat sesuai ketentuan-ketentuannya dan juga khusyu’,
sehingga kita akan menuai hasil atas apa yang telah kita
lakukan.

Anda mungkin juga menyukai