Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN SUHU

TUBUH

Kelompok 5 :
1. Annisa (18005)
2. Dorci Kelmanutu (18016)
3. Indah Andriani (18027)
4. Nitan Arismawati (18038)
5. Ratna Aulia P. (18049)
6. Soleha (18060)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA


2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini u
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar. Kami mengucapkan terimakasih
kepada dosen pengajar Keperawatan Dasar yang telah berkenan memberikan bimbingan
mengenai makalah ini.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Jakarta, 30 Desember 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II TINJAU KAJIAN
2.1 Pengertian Termoregulasi ................................................................................................... 5
2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Termoregulasi ........................................................ 5
2.3 Perubahan Suhu .................................................................................................................. 6
2.4 Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Termoregulasi .......................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian .......................................................................................................................... 13
3.2 Identitas Klien ................................................................................................................... 13
3.3 Riwayat Keperawatan ....................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan ........................................................................................................................ 29
3.2.Saran .................................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 30


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan
darah, frekuensi pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan,
ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin
tubuh.
Karena sangat penting maka disebut tnda vital. Banyak faktor seperti suhu
lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-
kadang di luar batas normal. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan termoregulasi ?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya termoregulasi ?
3. Bagaimana askep pada klien dengan gangguan termoregulasi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian termoregulasi.
2. Untuk mengatahui factor – factor yang mempengaruhi terjadinya termoregulasi
3. Untuk mengetahui askep dengan gangguan termoregulasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Termoregulasi


Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara prodksi panas
dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme
neurologis dan kardiovaskular. Perawat menerapkan pengetahuan mekanisme kontrol suhu
untuk meningkatkan regulasi suhu.

2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Termoregulasi


a. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan,
masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.suhu tubuh bayi dapat
berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan.
Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara
berangsur sanpai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu
tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35 ºC tidak lazim pada lansia dalam
cuaca dingin. Nmun rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 ºC.
b. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan
karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi
panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan
suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jarak jauh, dapat meningatkan suhu
tubuh untuk sementara sampai 41 ºC.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar
dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus
menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar
batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga
terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah berhenti mentruasi dapat mengalami
periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit.
d. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode 24 jam.
Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling rendah
biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai
seitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada dini hari.
e. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persarafan. ogi tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit
atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal.
f. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang
sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme
pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa baju
hangat, suhu tubuh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran
panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan
karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.

2.3 Perubahan Suhu


Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran
panas yang berlebihan, produksi panas minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap
gabungan dari perubahan tersebut. Sifat perubahan tersebut mempengauhi masalah klinis
yang dialami klien.
a. Demam
Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanisme pengeluara panas tidak
mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam
mengancamkesehatan seringkali merupkan sumber yang diperdebatkan di antara pemberi
perawatan kesehatan. Demam biasanya tidak berbahaya jika berada pada suhu dibawah
39 ºC.
b. Kelelahan akibat panas
Kelelehan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih. Disebabkan oleh lingkungan yang
terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama
kelelehan akibat panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yg
lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia.
Setiap penyakit atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme
pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol
produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan
anestetik tertentu.
d. Heatstroke
Perjalanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi
dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke,
kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi. Klien berisiko
termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit
kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik.
e. hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia. Hipotermia
diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau
tidak sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan
kebutuhan tubuh terhada oksigen.
2.3 Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Termoregulasi
A. Assesment ( Pengkajian )
a. Mengkaji klien dengan cara mengumpulkan :
1. Data Subyektif
Mengumpulkan data yang diperoleh berdasarkan keluhan klien /
keluarga dengan cara interview dengan klien untuk mengetahui batas
normal suhu tubuh klien.
2. Data Obyektif
Mengumpulkan data yang diperoleh berdasarkan pengukuran,
pemeriksaan dan pengamatan dengan cara:
a) Pengukuran suhu tubuh yang akurat
b) Observasi tanda – tanda fisik
c) Observasi gejala yang menandai adanya perubahan temperature

b. Inspeksi
Area tubuh yang berhubungan harus diperiksa untuk mengetahui tanda perubahan
temperatur tubuh.
Kulit harus diamati : warna, temperatur, keringat, menggigil.

c. Observasi
1. Tingkat kesadaran klien
2. Menimbang BB
3. Status gizi
4. Hidrasi

B. Diagnosa ( diagnosis )
1. Resiko Terhadap Klien
Status dimana seseorang berhadapan dengan resiko untuk kegagalan dalam
memelihara temperature tubuh dalam batas normal.
Karakteristik :
a) Usia yang ekstrim
b) Ekspos ke lingkungan yang dingin
c) Ekspos ke lingkungan yang panas
d) Dehidrasi
e) Keaktifan / kemalasan dalam beraktifitas
f) Pengobatan yang disebabkan vasokontriksi dan vasodilatasi
g) Meningkatnya metabolisme
h) Pakaian yang tidak sesuai dengan temperature lingkungan
i) Cedera system saraf pusat
j) Kerusakan system termoregulasi
Factor yang berhubungan sama halnya dengan faktor resiko.

2. Hypothermi
Keadaan dimana temperatur tubuh seseorang berada di bawah suhu normal.
Karakteristik :
a) Mayor : suhu dibawah suhu normal, kulit dingin, muka pucat
b) Minor : capillary refill lambat, meningkatnya denyut jantung, kuku pucat,
menggigil

Faktor yang berhubungan :


a) Ekspose ke lingkungan dingin
b) Trauma / penyakit
c) Kerusakan hypothalamus
d) Berkurangnya kemampuan untuk menggigit
e) Kekurangan gizi
f) Ketidakseimbangan penggunaan pakaian
g) Konsumsi alcohol
h) Pengobatan yang menyebabkan vasodilatasi
i) Penguapan dari kulit ke lingkungan dingin
j) Menurunnya metabolism
3. Hyperthermia
Keadaan dimana temperature tubuh seseorang diatas suhu normal.
Karakteristik :
a) Mayor : temperature tubuh diatas suhu normal
b) Minor : kulit lembab, kejang
Factor yang berhubungan :
a) Ekspose ke lingkungan panas
b) Aktivitas
c) Pengobatan
d) Pakaian yang tidak sesuai
e) Meningkatnya metabolisme
f) Sakit
g) Dehidrasi
h) Berkurangnya keringat

4. Ineffective Thermoregulasi
Status dimana temperature individu berubah antara hypothermia hyperthermia.
Factor yang berhubungan :
a) Trauma / sakit
b) Immaturity
c) Perubahan temperatur lingkungan

C. Planning ( perencanaan )
Tujuan perlu difokuskan sebab :
a) Klien akan memelihara temperatur tubuh pada batas normal.
b) Klien akan mengidentifikasi factor yang dapat mempercepat perubahan suhu tubuh.
c) Klien mengatakan secara lisan strategi untuk mencegah dan mengatasi perubahan
temperature suhu tubuh normal.
D. Implementasi ( pelaksanaan )
a) Perawat harus selalu menjelaskan bagaimana cara memonitor suhu aksila dan kapan
harus menghubungi dokter apabila terjadi demam.
b) Perawat harus selalu memantau keadaan dan mengukur suhu klien secara rutin.
c) Pemberitahuan tentang termoregulasi
d) Perawat harus menginstruksi orang tua agar melindungi bayi yang baru lahir dari
temperature yang ekstrim

E. Evaluasi
Merupakan bagian lanjut dari proses keperawatan
a) Setelah perawat melengkapi intervensi, klien harus di evaluasi kembali untuk
mengetahui apakah intervensi yang dilakukan tersebut sudah efektif
b) Evaluasi proses dikatakan berhasil dengan cara membandingkan hasil klien yang
nyata dengan hasil yang direncanakan
c) Apabila belum berhasil, perlu dikaji ulang lagi klien tersebut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 25 Desember 2018
Nomor Register : 123456
Diagnosa Medis : Febris
Tanggal Masuk : 24 Desember 2018

3.2 IDENTITAS KLIEN


Nama Klien : An. J
Usia : 15 Tahun
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Pelajar
Bahasa Yang Digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Tipar Cakung No. 16 Jakarta
Sumber biaya : Pribadi
(Pribadi Perusahaan lain-lain)
Sumber informasi (Pasien/Keluarga) : Pasien

3.3 RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh Demam
b. Kronologis Keluhan : Klien mengeluh panas, lemas, mual dan muntah.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Riwayat alergi (Obat, makanan binatang, lingkungan) :
Tidak ada
b. Riwayat kecelakaan :
Tidak ada
c. Riwayat dirawat di Rumah Sakit (kapan, alasan, dan berapa lama) :
Tidak ada
d. Riwayat pemakaian obat :
Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan keterangan)

Laki-laki
Perempuan
Menikah
Keturunan
Klien
Tinggal Serumah
Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko :
Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada mempuyai riwayat penyakit yang sama dengan
klien dan tidak ada penyakit turunan.

4. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a. Adakah orang terdekat dengan pasien : Keluarga
b. Interaksi dalam keluarga
1) Pola komunikasi : Hubungan klien dengar keluarga tampak
harmonis.
2) Pembuatan keputusan : Keluarga sudah merencanakannya.
3) Kegiatan kemasyarakatan : Tidak ada
c. Dampak penyakit mempengaruhi pasien : Klien menyatakan tidak bisa bermain
seperti biasa dengan temannya.
d. Masalah yang mempengaruhi pasien : Klien mengatakan tidak bisa melakukan
aktivitas selain sekolah.
e. Mekanisme koping terhadap stress :
( ) pemecahan masalah () minum obat
( ) makan ( ) cari pertolongan
() tidur ( ) lain-lain (mis marah, diam dll)
f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
1) Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Cepat sembuh
2) Harapan setelah menjalani perawatan : Sembuh dan bermain bersama
temannya lagi.
3) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Klien mengatakan lemas dan mual
g. Tugas perkembangan menurut usia saat ini : () menikah
() bekerja
h. Sistem nilai kepercayaan
1) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
2) Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan : Ibu klien mengatakan anaknya
sering beribadah
5. Kondisi lingkungan rumah (lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat
ini) :
Tidak ada
6. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum sakit
a. Pola Nutrisi
1) Frekwensi makan : 3 x/hari
2) Nafsu makan :() baik
( ) tidak
Alasan :
(mual, muntah, sariawan dll)
3) Jenis makanan di rumah : Nasi dengan sayur dan lauk pauk
4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : ( ) Ada () tidak ada
5) Kebiasaan sebelum makan : Minum air putih

b. Pola Eliminasi
1) BAK
a) Frekwensi : 4 x/hari
b) Warna : Kuning
c) Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada

2) BAB
a) Frekwensi : 1 x/hari
b) Warna : Fases kuning
c) Bau : Menyengat
d) Konsistensi : Tidak ada darah dan lendir
e) Keluhan : Klien mengatakan jarang BAB
f) Penggunaan Laksatif/Pencahar : Tidak pernah
c. Pola Personal Hygene
1) Mandi
a) Frekwensi : 2 x/hari
b) Waktu : () pagi ( ) siang () sore
c) Sabun : () ya ( ) tidak
2) Oral Hygene
a) Frekwensi : 2 x/hari
b) Waktu : () pagi ( ) siang () sore
c) Pasta Gigi : () ya ( ) tidak
3) Cuci Rambut
a) Frekwensi : 1 x/hari
b) Waktu : () pagi ( ) siang ( ) sore
c) Shampoo : () ya ( ) tidak
4) Pola Istirahat dan Tidur
a) Lama Tidur : 9 jam/hari
b) Tidur Siang : () ya () tidak
5) Pola Aktivitas dan Latihan
a) Kegiatan dalam pekerjaan :-
b) Waktu Bekerja : ( ) pagi () siang
( ) malam
c) Olah Raga : () ya () tidak
d) Jenisnya :-
e) Frekwensi : - x//hari
f) Keluhan dalam beraktivitas :
() pergerakan tubuh ( ) bersolek () lain-lain
( ) mandi ( ) mengenakan pakaian

6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


a) Merokok :( ) ya () tidak
(1) Frekwensi : - x/hari
(2) Jumlah :-
(3) Lama Pemakaian :-
b) Minuman Keras : ( ) ya () tidak
(1) Frekwensi :-
(2) Jumlah :-
(3) Lama Pemakaian :-
c) Kertergantungan Obat :( ) ya () tidak
(1) Frekwensi :-
(2) Jumlah :-
(3) Lama Pemakaian :-
7) Pola kebiasaan di Rumah Sakit
a) Pola Nutrisi
(1) Frekwensi makan : 3 x/hari
(2) Berat badan : 67 kg. Tinggi Badan : 175 cm
(3) Diet : -
b) Pola Personal Hygene
(1) Mandi
(a) Frekwensi : 1 x/hari
(b) Waktu : () pagi ( ) siang ( ) sore
(c) Sabun : () ya ( ) tidak
(2) Oral Hygene
(a) Frekwensi : 1 x/hari
(b) Waktu : () pagi ( ) siang ( ) sore
(c) Pasta gigi : () ya () tidak
(3) Cuci Rambut
(a) Frekwensi : 1 x/hari
(b) Waktu : () pagi ( ) siang ( ) sore
(c) Shampoo : () ya ( ) ya
c) Pola Istirahat dan Tidur
(1) Lama Tidur : 8 jam/hari
(2) Tidur Siang : () ya ( ) tidak
d) Pola Aktivitas dan Latihan
a) Keluhan dalam :
beraktivitas
( ) pergerakan tubuh ( ) bersolek
( ) mandi ( ) mengenakan pakaian
( ) mengenakan pakaian () lain-lain

1.4 PENGKAJIAN FISIK


1. Kepala
a. Bentuk : Bulat
b. Keluhan (pusing/sakit kepala dll) : Mual
2. Mata
a. Posisi mata : () simetris ( ) asimetris
b. Kelopak mata : () normal ( ) ptosis
c. Pergerakan bola mata : () normal ( ) abnormal
d. Konjungtiva : () normal ( ) anemis
e. Kornea : () normal ( ) keruh/berkabut
f. Sclera : () ikterik () anikterik
g. Pupil : () isokor ( ) anisokor
h. Otot-otot mata : () normal ( ) juling

i. Fungsi penglihatan : () baik ( ) kabur ( ) dua bentuk/diplopia


j. Tanda-tanda radang : Tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : Tidak
l. Pemakaian lensa mata : Tidak
m. Reaksi terhadap cahaya : Tidak

3. Hidung
a. Reaksi alergi : Tidak ada
b. Cara mengatsi :-
c. Pernah mengalami flu : Iya
d. Bagaimana frekwensi dalam setahun : Tidak ada
e. Ada sinus Tidak ada Pendarahan tidak ada

4. Telinga
a. Daun telinga : () normal/tidak sakit saat di gerakan
( ) abnormal/sakit saat di gerakan
b. Karakteristik serumen (warna, konistensi dan bau) : Warna
Kondisi telinga : () normal ( ) kemerahan ( ) bengkak
( ) terdapat lesi
c. Cairan dari telinga : () tidak ada ( ) darah
( ) nanah
d. Perasaan penuh di t elinga : () ya () tidak
e. Tinnitus : ( ) ya () tidak
f. Fungsi pendengaran : () normal ( ) kurang
( ) tuli
g. Pemakaian alat bantu pendengaran : ( ) ya () tidak
5. Mulut dan Tenggorakan
a. Keadaan mulut
1) Gigi : ( ) caries () tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) ya () tidak
3) Stomatitis : ( ) ya () tidak
4) Lidah kotor : () ya () tidak
5) Salifa : ( ) ya () tidak
b. Kesulitan/gangguan bicara : ( ) ya () tidak
( ) aphasia ( ) aphonia
( ) anarthia ( ) dysartia
( ) dysphasia
c. Kesulitan menelan : Tidak:
d. Pemeriksaan gigi : Tidak
6. Pernafasan
a. Jalan nafas : () bersih ( ) ada sumbatan ( ) sputum
( ) lender ( ) ludah ( ) darah
b. Pernafasan : ( ) sesak () tidak sesak
( ) saat aktivitas ( ) tanpa aktivitas
c. Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) ya () tidak
d. Frekwensi : 20 x/menit
e. Irama : () teratur ( ) tidak teratur
f. Kedalaman : () dalam ( ) dangkal
g. Batuk : ( ) ya () tidak
( ) produktif ( ) tidak produktif
h. Sputum : () putih ( ) kuning ( ) hijau
i. Konsistensi : () kental ( ) encer
j. Terdapat darah : ( ) ya () tidak
k. Suara nafas : () normal ( ) ronkhi ( ) wheezing
( ) rales

7. Sirkulasi
a. Sirkulasi perifer
1) Nadi : 97 x/menit : Irama : () teratur ( ) tidak teratur
Denyut : () lemah () kuat
2) Tekanan darah : 100/70 mm/Hg
3) Distensi vena jugularis : kanan ( ) ya () tidak
kiri () ya ( ) tidak
4) Temperature kulit : () hangat ( ) dingin
5) Warna kulit : () pucat ( ) cyanosis ( ) kemerahan
6) Pengisian kapiler : 5 /detik
7) Edema : ( ) ya () tidak
( ) tungkai bawah ( ) tungkai atas
( ) periorbital ( ) muka ( ) anasarka
b. Sirkulasi jantung
1) Kecepetan denyut apical : 18 x/menit
2) Irama : () teratur ( ) tidak teratur
3) Kelainan bunyi jantung : () murmur ( ) gallop
4) Sakit dada : ( ) ya () tidak
a) Timbulnya : ( ) saat beraktivitas ( ) tanpa
Aktivitas
b) Karakteristik : ( ) seperti ditusuk-tusuk
( ) seperti terbakar
( ) seperti tertimpa benda berat
8. Sistem Hematologi
Hb : 14,9 Gr/dl Ht : 42,3 Vol% Leukosit : 41 Ribu/ul
Eritrosit : 5,59 Juta/ul trombosit : 171 Ribu/ul
Mengeluh kesakitan : () ya ( ) splenomegalia ( ) mimisan
( ) pendarahan sukar berhenti ( ) echimosis
( ) piechie () pucat ( ) purpura
( ) hematmegalia
() lemah ( ) gusi mudah berdarah
9. Neurologi
a. Tingkat kesadaran : () compos mentis ( ) apalis
( ) somnolent ( ) soporokoma
b. Orientasi : Waktu : 15 menit
Orang : Keluarga
Tempat : Ruang Fauna
c. Nilai GCS : E 15 , V 24 , M 25
d. Riwayat epilepsy/kejang/Parkinson : Tidak ada
e. Nilai reflek : () positif ( ) negatif
f. Kekuatan menggenggam : ( ) kuat () lemah
g. Pergerakan ekstremitas : () aktif ( ) pasif

10. Abdomen dan Nutrisi


a. Muntah : Isi : () makanan ( ) cairan ( ) darah
Warna : () sesuai warna makanan () kehijauan
( ) coklat ( ) kuning ( ) hitam
b. Mual : () ya ( ) tidak
c. Nafsu makan : ( ) baik ()kurang
d. Nyeri daerah perut : () ya ( ) tidak
e. Rasa penuh diperut : () ya ( ) tidak
f. Karakteristik nyeri :
() seperti ditusuk-tusuk () melilit-lilit ( ) cramp
( ) panas/seperti terbakar ( ) setempat
( ) menyebar ( ) berpindah-pindah
( ) kanan atas ( ) kanan bawah
( ) kiri atas ( ) kiri bawah
g. Bising usus : 8 x/menit
h. Hepar : () teraba ( ) tidak teraba
( ) membesar ( ) mengecil
i. Abdomen : () baik ( ) lembek ( ) kembang
( ) acites
j. Intake cairan : 3 /24 jam
11. Eliminasi
a. BAB
1) Frekwensi : 1 x/hari
2) Diare : ( ) ya () tidak
Lamanya : - hari Frekwensi : - x/hari
3) Warna fases : () kuning ( ) putih seperti air cucian beras
( ) coklat ( ) hitam ( ) dempul
4) Konsistensi feses : () setengah padat ( ) cair
( ) berdarah ( ) terdapat
lender
5) Konstipasi : ( ) ya () tidak
Lamanya : hari
b. BAK
1) Pola rutin : 8 x/hari () terkontrol ( ) tidak
2) Jumlah per 24 jam : 300 ml
3) Warna : () kuning jernih ( ) kuning kental/coklat
( ) merah ( ) putih
4) Distensi/ketegangan kandung kencing : ( ) ya () tidak
5) Perubahan pola eliminasi : ( ) retensi () urgency
( ) tidak lampias ( ) nocturia
12. Kulit
a. Turgor kulit : () elestis/baik ( ) tidak elestis/buruk
b. Warna kulit : () normal ( ) pucat ( ) sianosis
c. Keadan kulit : () baik ( ) terdapat lesi ( ) ptechie
( ) gatal-gatal ( ) memar/lebam
( ) insisi operasi ( ) luka bakar
( ) dekubitus
d. Keadaan rambut : Tekstur () baik ( ) tidak
Kebersihan () ya () tidak
13. Musculoskeletal
a. Kesulitan dalam pergerakan : ( ) ya () tidak
b. Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) ya () tidak
c. Fraktur : ( ) ya () tidak
Lokasi :
d. Kelainan bentuk tulang sendi : () normal ( ) scoliosis
( ) kontraktur ( ) lordosis
( ) kiposis ( ) dll, sebutkan
e. Keadaan tonus otot : () hipotoni ( ) hipertoni
( ) atoni
14. Sistem kekebalan tubuh
a. Suhu tubuh : 38,7 C
b. BB sebelum sakit : 67 Kg
c. BB setelah sakit : 64 Kg
d. Pembesaran kelenjar getah bening : ( ) ya () tidak

D. DATA PENUNJANG ( Pemeriksaan diagnostic yanag menunjang masalah)

Data Laboratorium Hasil Normal Satuan


Hematologi
Hb 14,9 11-14 Gr/dl
Leukosit 41000 5000-12000 u/l
Ht 42,3 33-45 %
Trombosit 171000 150000-400000
Hitung Jenis Lekosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-6 %
N. Batatang 2 2-6 %
N. Segmen 3 20-4- %
Limfosit 21 46-6 %
Monosit 4 <5 %

E. PENATALAKSANAA ( Terapi/pengobatan termasuk diet yang menunjang masalah)

F. RESUME ( Ditulis mulai pasien masuk ruang perawat tentang pengkajian dan tindakan
yang telah dilakukan sampai dengan saat dilakukan pengkajian)
Klien yang bernama Tn. M (20 tahun) masuuk ke RS. Koja pada tanggal 09 Januari 2019 di
ruang VIP No. 215, pada hari rabu dengan keluhan :

DS : k/ mengatakan demam, mual dan muntah

DO : k/ saat disentuh panas dan pucat

DATA FOKUS

Nama klien / umur : An. J/ 15 tahun


No. Kamar / Ruang : 233/ Fauna
Diagnosa medis : Febris

No Tanggal Data Subyektif Data Obyektif


1 25 Desember 2018 1. k/ mengatakan demam. 1. k/ saat disentuh panas.

2. k/ mengatakan lemas. 2. k/ tampak puncat.

3. k/ mengatakan mual. 3. k/ tampak memuntahkan


makanan yang harus
4. k/ mengatakan muntah. dimakan.
TTV
S : 38,7⁰C
N : 97 x/menit
RR : 26 x/menit
TD : 100/70 mmHg
ANALISA DATA

Nama klien / umur : An. J/ 15 tahun


No. Kamar / Ruang : 233/ Fauna
Diagnosa medis : Febris

No Tanggal Data Masalah Etiologi


1 25 Desember 2018 DS: Hipertemi Proses infeksi
1. k/ mengatakan masih
panas, mual dan juga
muntah 3x.
DO:
1. Akral teraba hangan.

25 Desember 2018 DS: Resiko Output yang


1. k/ mengatakan masih kekurangan berlebih
panas, mual dan muntah volume cairan (muntah-muntah)
3x.
DO:
1. k/ tampak lemas dan
pucat.
2. k/ tampak
memuntahkan makanan
yang harus dimakan.
3. sementara terpasang
infus cairan RL 10
tts/menit.

TTV
S : 38,7⁰C
N : 97 x/menit
RR : 26 x/menit
TD : 100/70 mmHg
RENCANA KEPERAWATAN

Nama klien / umur : An. J/ 15 tahun


No. Kamar / Ruang : 233/ Fauna
Diagnosa medis : Febris

No. Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional


Dx
1. Tujuan: 1. memonitor suhu 5. untuk mengetahui
Setalah dilakukan sesering mungkin. perkembangan klien,
tindakan keperawatan 2. obs, TTV. kompres hangat mampu
3x24 jam diharapkan suhu 3. lakukan kompres menurunkan suhu tubuh
tubuh dalam rentang hangat. pasien agar kembali
normal. 4. anjurkan untuk hangat.
memakai pakaian tipis. 6. mempertahankan
KH: 5. laksanakan advis keseimbangan cairan
S : 36-37 C pemberian terapi tubuh dan mengganti
Akral teraba hangat cairan. cairan yang hilang akibat
hipertermi.
2. Tujuan: 1. Memonitor adanya 7. untuk mempercepat proses
Setelah diberikan tindakan mual muntah. penguapan panas.
keperawatan 3x24 jam 2. Pantau vital sigh 8. dengan pemberian obat
diharapkan cairan dan 3. Pantau pemberian tersebut dapat menetralkan
elektrolit klien seimbang. terapi IV. panas tubuh dan
4. Memonitor status membantu antibody
KH: hidrasi (membrane melawan infeksi.
1. turgor kulit elastis mukosit dan 9. merupakan indicator dari
2. intake dan ouput keadekuatan nadi) volume cairan.
seimbang 10. memenuhi kebutuhkan
3. TTV dalam rentang cairan tubuh dan
normal mengganti cairan yang
TD : 120/80 mmHg hilang.
RR : 12-20 x/menit 11. adanya perubahan pola
HR : 60-100 x/menit makan seperti nafsu
SB : 36-37 C makan berkurang akan
dapat memperburuk status
klien karena intake
kurang.
CATATAN KEPERAWATAN

Nama klien / umur : An. J/ 15 tahun


No. Kamar / Ruang : 233/ Fauna
Diagnosa medis : Febris

No. Hari, Implementasi Nama &


Dx Tanggal, Jam Paraf
I Rabu, 25 1. mengkaji keadaan umum klien Nita
Desember R: k/ tampak terbaring lemah di tempat tidur, k/ u
I,II 2018 sedang.
09.30 2. Obs TTV
R: TD : 100//70 mmHg
N : 97 x/menit
RR : 24/ x/menit
SB : 38,7 C
I 3. Anjurkan memberi kompres hangat.
I R: memberi kompres hangat padda klien.
4. Memberikan obat oral pamol ¾ tab.
R: ibu klien memberi obat pamol ¾ tab pada klien

I,II 12.00 1. Kaji suhu tubuh klien.


R: hasil 37,6
2. Monitoring adanya mual muntah.
R: ibu klien mengatakan anaknya muntah 3x
3. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis pada
klien.
R: ibu klien mengganti pakaian anaknya dengan
pakaian lebih tipis.
4. Kaji status hidrasi.
R: bibir klien tampak kering
5. Anjurkan klien untuk banyak minum air.
R: klien kooperatif

II Kamis, 26 1. Kaji keadaan umum klien. Nita


Desember R: k/ tampak terbaring di tempat tidur.
I,,II 2018 2. Kaji TTV.
10.00 R: TD : 100//60 mmHg
N : 78 x/menit
II RR : 22 x/menit
SB : 37 C
10.30 3. Memotoring adanya mual muntah.
R: klien mengatakan muntah 1x pada saat klien
selesai makan.
4. Anjurkan klien untuk banyak minum air putih.
R: k/ tampak kooperatif.
I,II 5. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
R: k/ tampak kooperatif.
6. Kaji status hidrasi.
R: bibir klien tampak kering.

III Jum’at, 27 1. Kaji TTV. Nita


Desember R: TD : 100/70 mmHg
2018 N : 77 x/menit
10.30 RR : 20 x/menit
SB : 36,4 C
2. Monitoring adanya mual muntah.
R: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak mual
lagi.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien / umur : An. J/ 15 tahun


No. Kamar / Ruang : 233/ Fauna
Diagnosa medis : Febris
Hari, Tanggal, Evaluasi Nama & Paraf
Jam
Rabu, 25 S: Nita
Desember 2018 1. Ibu klien mengatakan anaknya masih
demam.
2. Ibu klien mengatakan muntah 3x.

O:
1. k/u sedang, klien tampak lemas di tempat
tidur.
2. Obs TTV
TD : 100//70 mmHg
N : 97 x/menit
RR : 24/ x/menit
SB : 38,7 C
3. Akral hangat.
4. Temapk terpasang infus cairan RL 10 tts/m.
5. Tampak mukosa bibir kering.

A: masalah belum teratasi.


P: intervensi pertahankan.
Kamis, 26 S:
1. Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
Desember 2018
demam lagi.
2. Ibu klien mengatakan anaknya masih
muntah 1x setelah makan.
O:
1. k/u sedang, obs TTV
TD : 100//60 mmHg
N : 78 x/menit
RR : 22 x/menit
SB : 37 C
2. akral teraba hangat.
3. tampak mukosa bibir kering.

A: Masalah belum teratasi.


P: Intervensi pertahankan.

Jum’at, 27 S: Nita
1. Ibu klien mengatakan sudah tidak demam
Desember 2018
lagi.
2. Ibu klien mengatakan anaknya tidak muntah
lagi.

O:
1. k/u sedang, obs TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 77 x/menit
RR : 20 x/menit
SB : 36,4 C
2. akral hangat.
3. mukosa bibir kering.

A: Masalah teratasi
P: Intervensi pertahankan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan
produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya termoregulasi yaitu : usia, olahraga,
kadar hormon, irama sirkadian, stres, lingkungan.
Askep klien dengan gangguan termoregulasi dapat ditinjau dari pengkajian, perencanaan,
diagnosa, implementasi , dan evaluasi.
3.2. Saran
Mahasiswa mampu melakukan proses keperawatan pada klien dengan gangguan
termoregulasi dan dalam melakukan sebuah tindakan asuhan keperawan diperlukan ketepatan
dan dalam pemilihan alat seperti termometer pada saat mengukur suhu harus sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Perry, A.G.& Potter, P.A.(1993). Fundamental of Nursing : Consept, Prosess, and practice.
www.google.com/termoregulasi
http://askepnet.blogspot.com/2012/02/asuhankeperawatan.html#sthash.xdeyLfAg.dpuf

Anda mungkin juga menyukai