Kelompok 1
Kelas B
Putri Lazuar Dini 200110200025
Siti Syawaliyah 200110200028
M. Dyas Ardiansyah 200110200046
Rosalyna Sentana 200110200048
M. Ilham Riyadi 200110200149
Aisya Rizqi Fadhila 200110200207
Maulana Arif Hakim 200110200273
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam ras petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus, untuk
diambil telurnya. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, maka pada ayam yang
terseleksi untuk tujuan produksi telur dikenal dengan ayam petelur.Persilangan dan seleksi itu
dilakukan dengan waktu yang cukup lama dan akan menghasilkan ayam petelur seperti yang
ada sekarang ini, yang berguna untuk membuang sifat jelek dan mempertahankan sifat baik
(terus dimurnikan). Hal tersebut akan menghasilkan bibit-bibit ayam ras petelur unggul, untuk
menghasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan memiliki kualitas yang baik.
1. Suhu 21-30⁰C nafsu makan ayam berkurang, ukuran serta kualitas kerabang
telur menurun.
3. Suhu 32-35⁰C nafsu makan ayam semakin menurun, ayam mengalami lesu dan
lemas akibat suhu panas khususnya pada ayam yang produksinya tinggi.
4. Suhu 35-38⁰C ayam semakin lemas, produksi telur sangat kurang, nafsu makan
semakin turun dan ayam minum lebih banyak.
5. Suhu lebih dari 38⁰C unggas akan sulit untuk bertahan hidup.
Kelembaban yang tinggi menyebabkan kerugian pada unggas karena dapat mengurangi
penguapan pada suhu tinggi. Jika suhu lingkungan tepat maka pertumbuhan dan produksi
unggas menjadi optimal. persoalan yang terjadi di negara tropis adalah mencegah kenaikan
pada suhu ayam bila suhu lingkungan tinggi. Jika ayam mengalami kenaikan suhu maka ayam
tersebut akan melakukan panting dan konsumsi pakannya berkurang sehingga memperlambat
metabolisme pada ayam.
BAB III
Pengaturan suhu udara pada kandang ayam sangat berpangruh terhadap pola
pertumbuhan dan juga perkembangan ayam. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan ayam
dewasa lebih mudah stress dikarenakan suhu tubuhnya juga tinggi. sedangkan pada suhu yang
terlalu rendah tubuh ayam akan memberikan respon untuk menghasilkan panas. untuk
menangani ketidakstabilan suhu dan juga kelembaban kandang dapat dilakukan hal sebagai
berikut:
1. Memberikan brooder pada kandang DOC. Brooder atau pemanas ini dinyalakan selama
24 jam di kandang ayam guna meratakan hangan di sekitar lingkungannya sehingga
DOC yang ada pada kandng tersebut dapat merasa hangat dan nyaman.
2. Mengatur kepadatan kandang. Kandng yang terlalu padat menyebabkan penurununn
oksigen yang dapat menyebabkan persaingan antar ayam untuk mendapatkan oksigen
dan juga pakan.
3. Memberikan vitamin yang dapat mengatasi heat stress dan cold stress.
4. Menambahkan kipas angin.
5. Penerapan kandang sistem close house yang telah mengatur suhu dan kelembaban
kandang sehingga ayam meresa lebih nyaman.
BAB IV
Penutup
Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target pada fase starter diantaranya
adalah Tingkat Kesesuaian Suhu. Kesesuaian suhu dalam pemeliharaan unggas periode
starter diperlukan agar dapat melindungi unggas dari suhu yang ekstrim, hujan tropis yang
lebat, cahaya matahari yang masuk ke kandang, dan angin kencang dengan tujuan tidak
memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan dan produksi unggas petelur. Solusi untuk
pencapaian target diantaranya adalah pemasangan Brooder di kandang,pengaturan kepadatan
kandang,penambahan kipas angin dan lain-lain.
Daftar Gambar
Daftar Pustaka
Sudjarwo, E., Muharlien, Hamiyanti, A. A., Prayogi, H. S., & Yulianti, D. L. (2019).
Manajemen Produksi Ternak Unggas. Malang: UB Press.
Risnajati, D. 2014. “Pengaruh Jumlah Ayam Per Induk Buatan Terhadap Performan Ayam
Petelur Strain Isa Brown Periode Starter.” Sains Peternakan 12(1): 10.