Ayam Petelur
Ayam Petelur
PENDAHULUAN
Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk dapat
pengelolaan sumber daya untuk mendapatkan hasil yang baik. Kepadatan jumlah
ayam dalam kandang merupakan salah satu faktor penyebab stres yang
pada ayam. Selain faktor genetik, produktifitas ayam dipengaruhi oleh faktor
lingkungan yang mendukung ekspresi kapasitas genetik ternak dan hal tersebut
menyebabkan ayam stres, namun masih banyak peternak yang mengabaikan hal
ini demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara penghematan
konsumsi pakan. Pada kondisi lingkungan yang kurang sehat, ayam dapat
menderita luka akibat gesekan dengan sisi kandang dan saling patuk sesama.
kapasitas ?
3. Bagaimana mengetahui kapasitas kandang yang terbaik bagi ayam
petelur?
1.3 Tujuan
ayam petelur
ayam petelur
1.4 Manfaat
Agar kita dapat mengetahui kondisi kandang yang baik untuk ternak ayam
petelur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepada Gallus domesticus. Klasifikasi ayam sebagai berikut (Scanes et al., 2004) :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Superordo : Carinatae
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan
Awal mula ayam petelur berasal dari ayam liar yang ditangkap dan
dipelihara karena mampu menghasilkan telur yang banyak dan ayam liar tersebut
Kemudian orang mulai mengenal ayam petelur yang saat itu dipelihara oleh
penduduk Belanda yang diberi nama ayam Belanda atau ayam negeri, sehingga
pada perkembangan zaman ayam liar ini disebut ayam lokal atau ayam kampung
dan ayam Belanda disebut ayam ras (Tandiabang, 2014). Ayam ras petelur
merupakan hasil berbagai perkawinan silang dan sleksi yang rumit dan diikuti
dengan upaya perbaikan manajemen pemeliharaan secara terus-menerus, serta
ayam ras petelur lebih mudah terserang penyakit dan harus dilakukan upaya
penyebab stres yang diindikasikan dengan perubahan pola makan dan beberapa
perubahan perilaku pada ayam (Budiman dkk., 2015). Semakin padat jumlah
ayam dalam kandang, maka kesempatan seekor ayam untuk memperoleh tempat
nyaman ayam akan berebutan tempat dengan cara berdiri (Iskandar dkk., 2009).
Kepadatan jumlah ayam dalam kandang dapat menyebabkan ayam stres, namun
masih banyak peternak yang mengabaikan hal ini demi mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dari adanya penghematan areal kandang (Amanda, 2007).
Penyediaan ruang yang terlalu sempit meskipun lebih murah, dalam jangka
suhu lingkungan yang menyebabkan ternak menderita stres panas yang dapat
sehingga enzim tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat mempengaruhi
kondisi fisiologis dan hormonal di dalam tubuh ternak unggas. Dalam kondisi
terjadi stres. Bila tidak berhasil, maka tubuh akan menggunakan jalur genetik
proteinprotein yang sensitif pada suhu tinggi. Stres panas pada ternak unggas
memicu munculnya berbagai macam penyakit serta mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi telur. Untuk mengurangi pengaruh stres panas pada ternak unggas,
usaha yang dapat dilakukan adalah seleksi ke arah terbentuknya jenis ayam yang
(Tamzil, 2014).
PEMBAHASAN
Ayam petelur adalah ayam betina yang khusus di ambil telurnya dan dapat
mendatangkan penghasilan yang lumayan jika dilakukan secara intensif. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kurniawan dkk. (2013) ayam petelur adalah ayam yang
mendapatkan hasil yang baik. Pada ayam ras pemeliharaannya cukup rumit karena
mereka berasal dari hasil persilangan dan seleksi yang rumit serta ayam ras ini
termasuk ayam yang cengeng karena mudah terpengaruh pada lingkungan sekitar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2003) ayam ras petelur merupakan hasil
berbagai perkawinan silang dan seleksi yang rumit dan diikuti dengan upaya
lebih mudah terserang penyakit dan harus dilakukan upaya pencegahan secara
teratur.
Hal ini sesuai dengan pendapat Budiman dkk. (2015) kepadatan jumlah ayam
dalam kandang merupakan salah satu faktor penyebab stres yang diindikasikan
dengan perubahan pola makan dan beberapa perubahan perilaku pada ayam.
Kepadatan jumlah ayam dalam kandang dapat menyebabkan ayam stres,
namun banyak peternak masih mengabaikan hal tersebut. Hal ini sesuai dengan
ayam untuk memperoleh tempat yang nyaman semakin kecil sehingga untuk
mempertahankan tempat yang nyaman ayam akan berebutan tempat dengan cara
meningkat, karena adanya hormon ACTH yang merangsang kelenjar adrenal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2004) ACTH akan merangsang kelenjar
mempengaruhi kondisi fisiologis pada ayam petelur. Hal ini sesuai dengan
seperti enzim, sehingga enzim tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat
seperti sebelum terjadi stres. Bila tidak berhasil, maka tubuh akan menggunakan
jalur genetik dengan mengaktifkan gen Heat Shock Protein (HSP) untuk
melindungi proteinprotein yang sensitif pada suhu tinggi. Stres panas pada ternak
mudah terluka akibat gesekan sisi kandang serta saling mematuk temannya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Iskandar dkk. (2009) pada kondisi lingkungan yang
kurang sehat, ayam dapat menderita luka akibat gesekan dengan sisi kandang dan
kapasitas kandang serta pengaturan mikrikolimat kandang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Tamzil (2014) untuk mengurangi pengaruh stres panas pada ternak
unggas, usaha yang dapat dilakukan adalah seleksi ke arah terbentuknya jenis
ayam yang toleran pada pemeliharaan suhu tinggi, mengatur mikroklimat kandang
serta penambahan senyawa-senyawa antistres melalui pakan dan atau air minum.
cara pada usia seminggu 1/3 paruh ayam dipotong dengan pisau pijar. Hal ini
sesuai pendapat Zulfikar (2013) pada anak ayam jenis petelur, kalau diperlukan
bisa dipotong paruhnya antara umur 5 8 hari, yaitu untuk mencegah
mengurangi ransum yang tercecer serta paruh yang dipotong hanya 1/3 paruh
bagian atas dan pisau pemotong harus pijar (panasnya) agar tidak terjadi
perdarahan.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tamzil, M. H. 2014. Stres panas pada unggas: metabolisme, akibat dan upaya
penanggulangannya. J. WARTAZOA. 24 (2): 57 66.
Tandiabang, B. 2014. Tingkah Laku Ayam Ras Petelur Fase Layer yang
Dipelihara dengan Sistem Free-Range pada Musim Kemarau. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar. [Skripsi].