Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk dapat

menghasilkan banyak telur, sehingga dibutuhkan pengembangan potensi dan

pengelolaan sumber daya untuk mendapatkan hasil yang baik. Kepadatan jumlah

ayam dalam kandang merupakan salah satu faktor penyebab stres yang

diindikasikan dengan perubahan pola makan dan beberapa perubahan perilaku

pada ayam. Selain faktor genetik, produktifitas ayam dipengaruhi oleh faktor

lingkungan yang mendukung ekspresi kapasitas genetik ternak dan hal tersebut

sangat erat kaitannya dengan kenyamanan.

Walaupun diketahui bahwa kepadatan jumlah ayam dalam kandang dapat

menyebabkan ayam stres, namun masih banyak peternak yang mengabaikan hal

ini demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara penghematan

areal kandang. Ketidak nyamanan ruang gerak menyebabkan ayam menurunkan

konsumsi pakan. Pada kondisi lingkungan yang kurang sehat, ayam dapat

menderita luka akibat gesekan dengan sisi kandang dan saling patuk sesama.

1.2 Rumusan Masalah

1. pengertian ayam petelur ?

2. Bagaimana respon fisiologis ayam petelur jika kandang melebihi

kapasitas ?
3. Bagaimana mengetahui kapasitas kandang yang terbaik bagi ayam

petelur?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang ayam petelur

2. Mengetahui pengaruh kepadatan kandang pada kondisi fisiologis

ayam petelur

3. Mengetahui kapasitas kandang yang terbaik bagi kondisi fisiologis

ayam petelur

1.4 Manfaat

Agar kita dapat mengetahui kondisi kandang yang baik untuk ternak ayam

petelur.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ayam domestik termasuk dalam spesies Gallus gallus terkadang ditujukan

kepada Gallus domesticus. Klasifikasi ayam sebagai berikut (Scanes et al., 2004) :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

Superordo : Carinatae

Ordo : Galliformes

Famili : Phasianidae

Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus

Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

banyak telur, maka dibutuhkan pengembangan potensi serta pengelolaan sumber

daya untuk mendapatkan hasil yang baik (Kurniawan dkk., 2013).

Awal mula ayam petelur berasal dari ayam liar yang ditangkap dan

dipelihara karena mampu menghasilkan telur yang banyak dan ayam liar tersebut

tetap ditempatnya dan akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan.

Kemudian orang mulai mengenal ayam petelur yang saat itu dipelihara oleh

penduduk Belanda yang diberi nama ayam Belanda atau ayam negeri, sehingga

pada perkembangan zaman ayam liar ini disebut ayam lokal atau ayam kampung

dan ayam Belanda disebut ayam ras (Tandiabang, 2014). Ayam ras petelur

merupakan hasil berbagai perkawinan silang dan sleksi yang rumit dan diikuti
dengan upaya perbaikan manajemen pemeliharaan secara terus-menerus, serta

ayam ras petelur lebih mudah terserang penyakit dan harus dilakukan upaya

pencegahan secara teratur (Abidin, 2003).

Kepadatan jumlah ayam dalam kandang merupakan salah satu faktor

penyebab stres yang diindikasikan dengan perubahan pola makan dan beberapa

perubahan perilaku pada ayam (Budiman dkk., 2015). Semakin padat jumlah

ayam dalam kandang, maka kesempatan seekor ayam untuk memperoleh tempat

yang nyaman semakin kecil sehingga untuk mempertahankan tempat yang

nyaman ayam akan berebutan tempat dengan cara berdiri (Iskandar dkk., 2009).

Kepadatan jumlah ayam dalam kandang dapat menyebabkan ayam stres, namun

masih banyak peternak yang mengabaikan hal ini demi mendapatkan keuntungan

yang lebih besar dari adanya penghematan areal kandang (Amanda, 2007).

Penyediaan ruang yang terlalu sempit meskipun lebih murah, dalam jangka

panjang maka akan menekan produktifitas telur, sebagai akibat

kekurangnyamanan (Iskandar dkk., 2009).

Budidaya ternak unggas di daerah tropis dihadapkan dengan tingginya

suhu lingkungan yang menyebabkan ternak menderita stres panas yang dapat

menyebabkan adanya kelabilan senyawa-senyawa tertentu, seperti enzim,

sehingga enzim tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat mempengaruhi

kondisi fisiologis dan hormonal di dalam tubuh ternak unggas. Dalam kondisi

seperti itu, tubuh berusaha untuk mengembalikan homeostasis seperti sebelum

terjadi stres. Bila tidak berhasil, maka tubuh akan menggunakan jalur genetik

dengan mengaktifkan gen Heat Shock Protein (HSP) untuk melindungi

proteinprotein yang sensitif pada suhu tinggi. Stres panas pada ternak unggas
memicu munculnya berbagai macam penyakit serta mempengaruhi pertumbuhan

dan produksi telur. Untuk mengurangi pengaruh stres panas pada ternak unggas,

usaha yang dapat dilakukan adalah seleksi ke arah terbentuknya jenis ayam yang

toleran pada pemeliharaan suhu tinggi, mengatur mikroklimat kandang serta

penambahan senyawa-senyawa antistres melalui pakan dan atau air minum

(Tamzil, 2014).

Penyediaan ruang kandang pada ayam petelur yang nyaman menyebabkan

peningkatan jumlah telur, menekan kematian. menekan cekaman, dan

berkurangnya rasa takut (Iskandar dkk., 2009).


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ayam Petelur

Ayam petelur adalah ayam betina yang khusus di ambil telurnya dan dapat

mendatangkan penghasilan yang lumayan jika dilakukan secara intensif. Hal ini

sesuai dengan pendapat Kurniawan dkk. (2013) ayam petelur adalah ayam yang

dipelihara dengan tujuan untuk dapat menghasilkan banyak telur, maka

dibutuhkan pengembangan potensi dan pengelolaan sumber daya untuk

mendapatkan hasil yang baik. Pada ayam ras pemeliharaannya cukup rumit karena

mereka berasal dari hasil persilangan dan seleksi yang rumit serta ayam ras ini

termasuk ayam yang cengeng karena mudah terpengaruh pada lingkungan sekitar.

Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2003) ayam ras petelur merupakan hasil

berbagai perkawinan silang dan seleksi yang rumit dan diikuti dengan upaya

perbaikan manajemen pemeliharaan secara terus-menerus, serta ayam ras petelur

lebih mudah terserang penyakit dan harus dilakukan upaya pencegahan secara

teratur.

3.2 Faktor Kepadatan Melebihi Kapasitas Kandang Ayam Petelur

Padatnya kapasitas pada kandang dapat menyebabkan ayam menjadi stres.

Hal ini sesuai dengan pendapat Budiman dkk. (2015) kepadatan jumlah ayam

dalam kandang merupakan salah satu faktor penyebab stres yang diindikasikan

dengan perubahan pola makan dan beberapa perubahan perilaku pada ayam.
Kepadatan jumlah ayam dalam kandang dapat menyebabkan ayam stres,

namun banyak peternak masih mengabaikan hal tersebut. Hal ini sesuai dengan

pendapat Amanda (2007) banyak peternak yang mengabaikan bahwa kepadatan

kandang dapat menyebabkan stres pada ayam hanyademi mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari adanya penghematan areal kandang.

Semakin padat jumlah ayam dalam kandang, maka kesempatan seekor

ayam untuk memperoleh tempat yang nyaman semakin kecil sehingga untuk

mempertahankan tempat yang nyaman ayam akan berebutan tempat dengan cara

berdiri (Iskandar dkk., 2009).

Stres pada ayam dapat meningkatkan kadar glukokortikoid dalam darah

meningkat, karena adanya hormon ACTH yang merangsang kelenjar adrenal. Hal

ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2004) ACTH akan merangsang kelenjar

adrenal untuk memproduksi hormon glukokortikoid dalam jumlah banyak,

sehingga kadar glukokortikoid dalam darah meningkat.

Kepadatan kandang dapat menyebabkan stres pada ayam terutama stres

terhadap lingkungan panas apalagi lingkungan di daerah tropis, serta dapat

mempengaruhi kondisi fisiologis pada ayam petelur. Hal ini sesuai dengan

pendapat Tamzil (2014) Budidaya ternak unggas di daerah tropis dihadapkan

dengan tingginya suhu lingkungan yang menyebabkan ternak menderita stres

panas yang dapat menyebabkan adanya kelabilan senyawa-senyawa tertentu,

seperti enzim, sehingga enzim tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat

mempengaruhi kondisi fisiologis dan hormonal di dalam tubuh ternak unggas.

Dalam kondisi seperti itu, tubuh berusaha untuk mengembalikan homeostasis

seperti sebelum terjadi stres. Bila tidak berhasil, maka tubuh akan menggunakan
jalur genetik dengan mengaktifkan gen Heat Shock Protein (HSP) untuk

melindungi proteinprotein yang sensitif pada suhu tinggi. Stres panas pada ternak

unggas memicu munculnya berbagai macam penyakit serta mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi telur.

Selain stres terhadap panas, kepadatan kandang dapat menyebabkan ayam

mudah terluka akibat gesekan sisi kandang serta saling mematuk temannya. Hal

ini sesuai dengan pendapat Iskandar dkk. (2009) pada kondisi lingkungan yang

kurang sehat, ayam dapat menderita luka akibat gesekan dengan sisi kandang dan

saling patuk sesama.

3.3 Mengelola Kapasitas Kandang Dengan Baik

Penyediaan ruang kandang pada ayam petelur yang nyaman menyebabkan

peningkatan jumlah telur, menekan kematian. menekan cekaman, dan

berkurangnya rasa takut (Iskandar dkk., 2009).

Kepadatan kandang dapat menyebabkan stres pada ayam terutama stres

terhadap lingkungan panas, agar mengurangi stres panas dilakukan pengurangan

kapasitas kandang serta pengaturan mikrikolimat kandang. Hal ini sesuai dengan

pendapat Tamzil (2014) untuk mengurangi pengaruh stres panas pada ternak

unggas, usaha yang dapat dilakukan adalah seleksi ke arah terbentuknya jenis

ayam yang toleran pada pemeliharaan suhu tinggi, mengatur mikroklimat kandang

serta penambahan senyawa-senyawa antistres melalui pakan dan atau air minum.

Untuk mencegah pematukan atau kanibalisme pada ayam petelur dengan

cara pada usia seminggu 1/3 paruh ayam dipotong dengan pisau pijar. Hal ini

sesuai pendapat Zulfikar (2013) pada anak ayam jenis petelur, kalau diperlukan
bisa dipotong paruhnya antara umur 5 8 hari, yaitu untuk mencegah

kanibalisme, mencegah pematukan bulu, mencegah pematukan kloaka dan

mengurangi ransum yang tercecer serta paruh yang dipotong hanya 1/3 paruh

bagian atas dan pisau pemotong harus pijar (panasnya) agar tidak terjadi

perdarahan.
BAB III

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. AgroMedia


Pustaka, Jakarta.

Amanda, Y. 2007. Performa Ayam Wereng Betina Fase Pertumbuhan pada


Tingkat Kepadatan yang Berbeda. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor. [Skripsi].

Budiman, H., Sugito, W. Nanda, M. Hanafiah, M. N. Salim, dan Ismail. 2015.


Pengaruh tingkat kepadatan popilasi ayam broiler (Gallus sp.) dalam
kandang terhadap Hipertrofi sel korteks Adrenal. J. Medikal Veteranaria. 9
(2): 77 79.

Iskandar, S., S. D. Setyaningrum, Y. Amanda, dan I. Rahayu. 2009. Pengaruh


kepadatan kandang terhadap pertumbuhan dan perilaku ayam Wareng-
Tangerang dara. JITV 14 (1): 19 24.

Kurniawan, M. F. T., D. P. Darmawan, dan NW. S. Astiti. 2013. Strategi


pengembangan agribisnis peternak ayam petelur di Kabupaten Tabanan. J.
Manajemen Agribisnis. 1 (2): 53 66.

Tamzil, M. H. 2014. Stres panas pada unggas: metabolisme, akibat dan upaya
penanggulangannya. J. WARTAZOA. 24 (2): 57 66.

Tandiabang, B. 2014. Tingkah Laku Ayam Ras Petelur Fase Layer yang
Dipelihara dengan Sistem Free-Range pada Musim Kemarau. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar. [Skripsi].

Scanes, C. G, G. Brant, and M. E. Ensminger. 2004. Poultry Science. Fourth Edition.


Food Products Press. An Imprint of the Haworth Press, Inc. New York.

Zulfikar, 2013. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. Fakultas Pertanian.


Unsyiah.

Anda mungkin juga menyukai