Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

“PEMELIHARAAN AYAM BURAS SECARA


TRADISIONAL”

KELOMPOK IV
NUR AFIAT (60700118062)
YUSRIANI YUSUF (60700118058)
ARMANTO (60700118066)
ISWARI AL FARIZI (60700118082)
Pembahasan dalam PPT INI YAITU
TERDIRI DARI:
 AYAM BURAS/KAMPUNG
 Pemeliharaan Ayam Buras Secara Tradisional
 Sistem pemeliharaan ayam buras yang dilakukan secara tradisional
 Pemeliharaan Ayam Buras
 Upaya peningkatan produktivitas
 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Ternak Ayam Kampung
AYAM BURAS/KAMPUNG

 Istilah buras berasal dari kata “bukan ras”, digunakan untuk menyebut semua jenis ayam yang bukan
golongan ayam ras. Di Indonesia, jenis ayam buras lebih populer dengan sebutan ayam kampung. Padahal
ayam buras tidak hanya ayam kampung, mencakup juga jenis-jenis lain seperti ayam arab, ayam bangkok,
ayam kate dan jenis-jenis lainnya.
 Ayam kampung merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di
tanah air. Ayam kampung diindikasikan dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls
(Gallus gallus) dan ayam hutan hijau atau green jungle fowls (Gallus varius). Awalnya, ayam tersebut
hidup di hutan, kemudian didomestikasi serta dikembangkan oleh masyarakat pedesaan (Yaman, 2010).
 Umumnya, ayam kampung dipelihara secara umbaran (tradisional) dan banyak dijumpai di
Desa. Saat ini cara seperti ini banyak mengandung risiko di samping tidak ekonomis. Pada usia
20 minggu ayam kampung yang dipelihara secara tradisional hanya mencapai bobot badan
746,9 g, sedangkan yang dipelihara intensif dalam kandang, pada usia yang sama dapat
mencapai 1.435,5 g. Perbaikan lingkungan yang diikuti perbaikan manajemen pemeliharaan
akan meningkatkan produktivitas ayam kampung di Indonesia yang perlu dilestarikan.
Gambar ayam kampung jantan dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini dan gambar ayam
betina dapat dilihat pada gambar 2.2 .
Menurut Wiharto (1991), ayam kampung memiliki banyak varietas dan spesies, beberapa diantaranya yang
penting yaitu:
 Ayam Kedu.
 Ayam Kedu Putih
 Ayam Pelung
 Ayam Sumatera
 Ayam Gaok
 Ayam Jawa Super atau Ayam Silangan adalah hasil kawin silang antara Ayam Kampung dengan Ayam Layer Petelur
Ras.
Pemeliharaan Ayam Buras Secara Tradisional

Berdasarkan sistem pemeliharaan ayam buras, maka ada 3 (tiga) sistem yang dilakukan masyarakat yaitu
 diumbar di pekarangan (pemeliharaan secara tradisional) yaitu ayam dilepas/diumbar dan dibiarkan
mencari pakan sendiri;
 sistem ren yaitu ayam kadang diberi pakan tambahan, disediakan kandang dengan halaman berpagar;
 sistem baterai yaitu ayam dikandangkan sepenuhnya didalam kandang baterai seperti pemeliharaan
ayam ras petelur.
Sistem pemeliharaan ayam buras
yang dilakukan secara tradisional
 Diumbar di pekarangan
Sistem pemeliharaan dengan diumbar merupakan sistem yang sangat sederhana tanpa terlalu
banyak pasokan (input) produksi terutama pakan, karena ayam dapat memperoleh sendiri pakannya
dari lahan umbarannya.
 Sistem kandang terbuka (Ren)
Sistem pemeliharaan dalam kandang terbuka dalam lahan berpagar biasanya
dipraktekkan di pedesaan oleh peternak yang mempunyai lahan pekarangan luas
minimum 250 m2 untuk 25 ekor ayam dewasa penghasil telur.
 Sistem baterai
Untuk tujuan produksi telur, sistem baterei ini merupakan sistem pemeliharaan
yang efektif dan relatif efisien dibandingkan dengan sistem pemeliharaan lainnya.
Ayam buras membutuhkan ruang gerak minimal 450 cm2 (15 cm x 30 cm) per ekor,
namun dalam prakteknya untuk kandang biasanya diperlebar menjadi 750 cm2 (25 cm
x 30 cm) per ekor atau diperlukan luas lahan 7,5 m x 0,3 m untuk 100 ekor ayam betina
dewasa. Ukuran ini biasanya tersedia di belakang rumah warga di pedesaan.
Pemeliharaan Ayam Buras
 Pemilihan bibit
Untuk dapat meningkatkan produksi telur dan pertumbuhan ayam yang baik, maka diutamakan pemilihan calon
bibit, baik calon induk maupun calon pejantan.
 Kandang
Kandang merupakan salah satu syarat bagi kelangsungan hidup ayam. Fungsí kandang
bagi ternak ayam terutama untuk melindungi dari hujan, terpaan angin, panas dan
gangguan binatang buas. Selain itu berfungsi sebagai tempat tidur dan yang utama hadala
sebagai tempat berkembang biak. Ukuran kandang ayam buras biasanya 2m x 3m untuk
menampung 40 ekor anak ayam sampai umur 2-3 bulan atau dapat untuk menampung 30
ekor ayam dewasa.
 Pemberian Pakan
Pemeliharaan ayam buras secara tradisional, pemberian pakan biasanya tidak
dilakukan secara rutin hanya kadang-kadang saja. Biasanya ayam buras dibiarkan hidup
berkeliaran di sekitar rumah, mencari pakan sendiri dan dikandangkan (dikurung) pada
sore dan malam hari. Peternak biasanya lebih memperhatikan kondisi ayam pada saat siap
bertelur atau layak untuk dijual. Pada sistem pemeliharaan secara tradisional ayam buras
akan berusaha mencukupi kebutuhan gizinya dari berbagai sumber bahan pakan yang
tersedia di lingkungannya. Pada sistem pemeliharaan ayam buras secara semi intensif
peternak memberikan pakan tambahan pada ayam burasnya sedangkan pada sistem
pemeliharaan secara intensif pakan sepenuhnya disediakan peternak.
 Pemberian Air Minum
 Kebutuhan nutrisi/gizi lain yang kadang-kadang dilupakan adalah air
minum. Air minum sangat penting dibutuhkan dalam tubuh ternak
karena air sangat vital untuk berjalannya fungsi tubuh yang normal. Air
merupakan bahan dasar dari darah, cairan antar dan dalam sel tubuh
yang berfungsi untuk transportasi zat gizi serta sisa-sisa pembakaran
dalam tubuh. Disamping itu air mempunyai fungsi yang sangat penting
dalam pengaturan suhu tubuh.
Upaya peningkatan produktivitas
Produktivitas ayam buras jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan ayam ras. Selain sifat
genetik, faktor lain yang turut mempengaruhi rendahnya produktivitas ayam buras adalah adanya sifat
mengeram, mengasuh anak, istirahat dan lambat dewasa kelamin, serta pola pemeliharaannya yang
sangat seclerhana/ tradisional (Pandiangan, 1988).
Mengingat pentingnya peranan ayam buras dalam menunjang perekonomian petani di pedesaan
maka kiranya perlu dipikirkan upaya-upaya terobosan untuk meningkatkan produktivitas ayam buras,
melalui perbaikan pola pemeliharaan, pemberian makanan, persilangan (grading up) clan lainlainnya.
Upaya peningkatan produtivitas ayam buras yang terdiri dari:
 Pembuatan Pagar Batasan
 Penyapihan Secara Dini
 Pengendalian dan Pengawasan penyakit
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Ternak Ayam Kampung

 Menjangkau dari anak-anak, anak muda, hingga orang tua. Banyak usaha makanan dan restoran yang menggunakan
daging ayam sebagai bahan baku usaha mereka, sehingga selain konsumen perorangan, usaha ini juga memiliki peluang
kerjasama dengan usaha yang berbahan baku daging ayam (Daryanto, dkk., 2013). Usaha peternakan ayam, baik
sebagai usaha yang bersifat komersil (utama) maupun sebagai usaha sambilan, berorientasi pada pencapaian
keuntungan yang maksimal (Primaditya, dkk., 2015).
 Sektor peternakan sebagai penunjang kebutuhan protein hewani yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
perlu diusahakan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani peternak (Rahmah, 2015).
Pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan,
memperluas lapangan kerja serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan (Hoddi, dkk., 2011).
Subsektor peternakan merupakan subsektor yang memiliki tingkat multiplier effect sebesar 7,23 untuk output bruto
Indonesia dan 1,79 untuk pendapatan rumah tangga (Ilham, 2007 dalam Bahari, dkk. 2012).
 Unggas termasuk komoditas yang penting dalam peternakan, hal ini disebabkan karena pemenuhan kebutuhan
konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia sebagian besar dipenuhi oleh protein yang berasal dari unggas
(Suwianggadana, dkk., 2013). Pemerintah berusaha untuk meningkatkan kinerja perunggasan dengan cara
memperbaiki iklim investasi, peningkatan pembangunan infrastruktur dan ketersediaan sumberdaya yang terlatih
(Yemina, 2014).
TRIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai