Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN PERKAWINAN

TERNAK PERAH
SUCI ANANDA A., S.Pt., M.Si
Pencatatan Reproduksi

Nama/No Sapi
Nama/No. Induk : Nama/No. Pejantan:
No Tgl Kawin Nama/No Tgl pemeriksaan Perkiraan Tgl Beranak
Pejantan/Semen kebuntingan tgl Beranak
Kalender sapi memberikan
informasi tentang kejadian
reproduksi

Bisa digantung pada kantor


seorang manajer, dairy room
atau
tempat lain yang gampang
dilihat.
PERKAWINAN
Identifikasi sapi

Pemeliharaan masa pedet


sampai dengan dara
Pengaturan perkawinan
pd saat laktasi

Metode perkawinan
Kawin alam

Kawin suntik
Perkawinan Alami
Intensifikasi kawin Alam

d el
m uo
n n
a vid
w i d i
r k a i n
Pe dang
ka n
d el
m ko
n n
a doc
w i d
r a
k gp a
e
P dan
k an
d el
m oko
na n p
w i l om
r a
k gk e
e
P dan
k an
d e l n)
o
m (a n go
nan n
w i l aa
rk a ba
e
P gge m
P en
Perkawinan Buatan
Tujuan Inseminasi Buatan
Memperbaiki mutu genetika ternak

Tidak Mengharuskan pejanatan ungguk untuk dibawa ke tempat


yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya

Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas


dalam jangka waktu yang lebih lama

Meningkatkan angka kematian dengan cepaat dan teratur

Mencegah penularan/ penyebaran penyakit kelamin


KEUNTUNGAN INSEMINASI BUATAN (IB)
• Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan
• Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
• Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding)
• Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan d
alam jangka waktu yang lama
• Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian
walaupun pejantan telah mati
• Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan k
arena fisik pejantan terlalu besar
• Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yan
g ditularkan dengan hubungan kelamin
Tabel Siklus Birahi
 Sapi-sapi yang dipelihara harus teridentifikasi
dengan benar, yaitu diberi nomor telinga dan nama,
hal ini diperlukan untuk mengetahui silsilah baik
induk maupun bapaknya,potensi produksi,
umur sapi dan masa laktasi atau masa produksi
 Jika pemeliharaan cukup baik, birahi pertama akan terjad
saat sapi berumur 14 – 16 bulan. Birahi pertama
lebih banyak ditentukan oleh kondisi dan besar
tubuhnya dibandingkan dengan dewasa kelamin
Jumlah sapi yang bunting sebaiknya tidak kurang dari 60
% jumlah sapi dewasa. Hal ini dimaksudkan agar produksi
susu dapat dipertahankan sepanjang waktu, sehingga
tidak terjadi masa banjir susu dan masa kering.
Sebaiknya, 40 – 60 hari setelah beranak sapi dikawinkan
kembali. Perkawinan sapi tersebut tidak boleh lebih dari 3
bulan sejak beranak. Sapi perkawinan yang berproduksi
tinggi  dapat dilaksanakan sampai dengan 4 bulan masa
laktasi.
Hal ini dimaksudkan agar tercapai puncak produksi yang
maksimal. Periode birahi rata-rata 21 hari sekali, tetapi
dapat pula sapi-sapi yang memiliki periode birahi
bervariasi dari 17 – 26 hari. Lama masa birahi ini
berlangsung selama 6 – 36 jam dengan rata-rata  18
jam untuk sapi betina dewasa dan 15 jam untuk sapi
dara.
Meskipun demikian ada pula beberapa sapi yang
mempunyai sifat-sifat birahi diam (silent heat), yaitu sapi
tidak memperlihatkan gejala-gejala birahi yang jelas
seperti yang telah disebutkan. Untuk mendapatkan
persentase kebuntingan yang tinggi, biasanya dipakai
pedoman perkawinan yang tepat. Perkawinan ini harus
dilaksanakan dengan benar dan tepat waktu, karena masa
berahi menentukan keberhasilan perkawinan dan
kesehatan sapi yang jelas
Pedoman cara mengawinkan sapi perah
berdasarkan waktu birahinya

Berahi Dikawinkan Dikawinkan

1. Pagi Harus hari ini Besok pagi akan


2. Sesudah Harus siang ini terlambat
pukul 12.00 atau besok pagi Besok sesudah
sebelum pukul pukul 12 siang
12 siang akan terlambat

Anda mungkin juga menyukai