BIDANG KEAHLIAN :
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN :
TEKNIK GRAFIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN :
DESAIN GRAFIKA
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Penyusun
vi
IDENTITAS SEKOLAH
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB IV PENGATURAN, PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN ..................................................... 76
A. Pengaturan perencanaan Pembelajaran............................... 77
B. Penilaian pembelajaran ...................................................... 83
BAB V KALENDER PENDIDIKAN .............................................. 99
A. Prosedur Penyusunan Kalender Pendidikan ....................... 99
B. Kegiatan Awal Tahun ......................................................... 100
C. Uraian Kalender Pendidikan ............................................... 102
D. Pengaturan Waktu Belajar Efektif ...................................... 103
E. Pengaturan Waktu Libur .................................................... 103
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum
menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas
pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar
bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus
terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”.
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran
terstruktur dan terukur dengan baik.
Intruksi Presiden ini, dikeluarkan karena kondisi saat ini Lulusan SMK kalah bersaing
dengan lulusan SMA, masa tunggu lulusan SMK antara 0,7 s.d. 1,0 tahun, relevansi kompetensi
lulusan SMK terhadap kompetensi di Industri baru mencapai 35%, jumlah lulusan SMK yang
berwirausaha masih sangat kecil, sebagian besar karir lulusan SMK stagnan tidak banyak yang
bisa mencapai posisi lebih baik.
Untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan revitalisasi
yang meliputi penyelarasan kurikulum bersama dengan industri, inovasi pembelajaran,
peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pemenuhan standarisasi
sarana dan prasarana, tata kelola kelembagaan, sertifikasi kompetensi keahlian yang memiliki
keberterimaan di industri serta membangun kemitraan SMK dengan industri dan dunia kerja.
1
Analisis Kontek dan Upaya Pencapaian Dalam Penyusunan KTSP :
1. Modal intelektual dan kapital (Intelectual and capital) dengan cara seminar,
workshop dan lokakarya.
2. Modal mental (soft capital) dilakukan dengan cara kegiatan keagamaan,
pelatihan social skills dan pelatihan intelegensi emosional.
4
3. Modal agama (spiritual capital). Upaya untuk mengembangkan keagamaan
adalah bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya manusia yang makmur,
sejahtera, aman dan damai.
b. Guru dan Karyawan
Guru sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga kependidikan
memerlukan adanya perubahan karakter agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan industri. Hal ini untuk menunjukkan filosofi guru digugu, dipercaya dan ditiru
diteladani. Guru dalam menjalani profesinya hendaknya menerapkan 4 ON:
4. Upaya SMK Informatika Wonosobo untuk pencapaian tantangan kondisi saat ini
1. Revitalisasi Kurikulum
a. Sikronisasi kurikulum berbasis industri
b. Penguatan Softskill
c. Penguatan kompetensi ledership dalam mata pelajaran kewirausahaan
d. Penyelarasan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
e. Penguatan strategi implementasi kurikulum
f. Penyelerasan standar kompetensi dan sertifikasi keahlian
g. Integrasi intra, ko dan ekstrakurikuler untuk penguatan karakter produktif dan
kreatif
h. Penyelarasan kurikulum bermuatan lokal
i. Penguatan leterasi TIK
j. Penyelarasan kurikulum dengan perkembangan DUDIKA
k. Penyelarasan materi ajar muatan Nasional, Muatan kewilayahan dan Muatan
peminatan kejuruan.
7. Strategi Implementasi
a. Penyelerasan kurikulum
Indikator kinerja
1) Melaksanakan sinkronisasi kurikulum
2) Kurikulum berbasis industri sesuai kompetensi kahlian masing-masing
3) Kurikulum berbasis kemandirian usaha
f. Kebekerjaan lulusan
Indikator :
1) Masa tunggu mendapatkan pekerjaan pertama sesuai bidangnya
2) Wirausahawan baru
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan datang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan
9
berani menghadapi, mampu memecahkan, dan berani mengatasi masalah kehidupan yang
dihadapinya. Oleh karena itu pendidikan harus mampu menyentuh nurani maupun kompetensi
peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa sangat penting, ketika seseorang harus
memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja.
B. Dasar Hukum
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
d. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
g. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta
Didik baru
h. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK
i. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
j. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler
k. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
l. Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah
10
m. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
11
cc. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017,
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link
and Match Dengan Industri
dd. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
ee. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan
ff. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan
gg. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang KI dan KD mata pelajaran Sekolah
Menengah Kejuruan
hh. Peraturan BNSP Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Sertifikasi
Kompetensi bagi Lulusan SMK
ii. Peraturan BNSP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema SertifikasiProfesi
jj. Peraturan BNSP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Ketentuan Umum Lisesnsi
Lembaga Sertifikasi Profesi
kk. Peraturan BNSP Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi
ll. Surat Edaran No 14 Tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP
13
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
14
B. Visi SMK Informatika Wonosobo
Membentuk Generasi Yang Beriman, Santun, Cerdas dan Terampil.
C. Misi SMK Informatika Wonosobo
1. Membangun sikap adaptif dan inovatif dalam proses pembelajaran di sekolah maupun
di dunia kerja.
2. Meningkatkan kualitas pembinaan dalam mewujudkan iman dan taqwa serta sikap
kemadirian.
3. Menghasilkan tamatan yang memiliki ketaqwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap keharomonisan lingkungan.
4. Mendidik dan melatih dengan prinsip kewirausahaan sehingga menjadi tenaga ahli
tingkat menengah yang tangguh.
5. Membimbing dan mengarahkan lulusan untuk dapat bekerja secara mandiri
D. Tujuan SMK Informatika Wonosobo
a. Turut serta berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dengan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak/remaja.
b. Membantu pemerintah mendidik/ menyiapkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
dunia usaha khususnya bidang teknik komputer, desain grafis, tata busana serta bisnis
dan manajemen yang berpotensi dan profesional.
c. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri.
d. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan industri dan
dunia kerja pada saat ini mampu pada masa yang akan datang dan menyiapkan tamatan
agar menjadi warga negara yang produktif adaptif dan kreatif serta mandiri.
e. Mengembangkan potensi keferdasan intelektual (IQ) kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan Spiritual (SQ) secara utuh.
f. Mengantarkan peserta didik kearah pengembangan potensi berkualitas yang mampu
berperan serta dalam pembangunan bangsa baik pembangunan jasmani maupun rohani.
g. Meningkatkan keterpaduan wawasan ilmu teknologi dengan ilmu keislaman
E. Tujuan Kompetensi Keahlian
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional
15
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier,mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan
industri pada saat ini maupun masa yang akan datang
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif
Tujuan Kompetensi Keahlian Desain Grafika secara khusus adalah membekali peserta didik
dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten:
a. Mengerjakan brief konsep desain menjadi artwork
b. Menyusun huruf /type setting.
c. Mengerjakan scaning / scanning image.
d. Mengerjakan fotoreproduksi .
e. Mengejakan image secara manual maupun elektronik.
f. Menyiapkan layout untuk siap ke film atau ke plat.
g. Membuat output ke printer,image setter,plate setter.
h. Membuat proof image.
i. Mencetak coba plate relief / letterpress.
j. Membuat photopolymer dengan mesin flexography,pad printing.
k. Membuat plate ganda untuk beberapa image.
l. Membuat silinder gravure secara manual maupun elektronik.
F. Deskripsi KKNI
1) Deskripsi KKNI
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur,
di bawah pengawasan langsung atasannya;
16
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul;
3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimibing
orang lain.
2) Skema Sertifikasi
17
1. Mengacu pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Skema Sertifikasi yang
berlaku Di SMK/MAK.
2. Pola pelaksanaan:
a) Secara mandiri
b) Bekerja-sama dengan DUDIKA
c) Pola LSP/BNSP
d) Keahlian khusus
3. Untuk SMK/MAK yang menggunakan pola LSP /BNSP diasumsikan telah
terlisensi dari BNSP.
4. Dilaksanakan sepanjang tahun berdasarkan capaian kompetensi tertentu.
1) Pengarah
2) Pelaksana
3) Pendukung pelaksanaan
18
12) Asesor Kompetensi melaksanakan Uji Kompetensi
13) Wawancara
14) Test Tertulis
15) Test Praktik
16) Asesor Kompetensi melakukan penilaian dan membuat rekomendasi.
17) Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK
19
6. Menyiapkan perangkat asesmen sesuai dengan skema sertifikasi.
7. Menyiapkan tempat uji kompetensi (TUK).
8. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk uji kompetensi.
c. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
2. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
6. Asesor Kompetensi membuat penilaian.
7. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian
kompetensi/rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk
ditindaklanjuti menjadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi
ke pihak DUDIKA.
8. DUDIKA menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang
direkomendasikan kompeten.
9. DUDIKA bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan
mengadministrasikannya.
e) Sertifikasi kompetensi dengan pola LSP P1, lSP P2, dan tuk yang terverifikasi
oleh lSP P3 (BNSP)
Diasumsikan SMK/MAK yang melaksanakan Sertifikasi Kompetensi dengan
pola LSP P1, LSP P2, dan TUK yang terverifikasi oleh LSP P3 telah terlisensi
oleh BNSP.
1. Pola sertifikasi kompetensi dengan sistem BNSP
a. Dilaksanakan mengacu pada Pedoman BNSP 201 dan Pedoman BNSP
terkait lainnya.
b. Pelaksanaan sertifikasi mengacu kepada SOP Asesmen Butir 9
Persyaratan Proses Sertifikasi dari Panduan Mutu LSP P1 dan LSP P2.
c. Hal yang bisa dilakukan adalah menetapkan skema dalam bentuk
klaster, sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan sepanjang tahun.
20
d. Tetap menggunakan sistem dan prosedur yang berlaku di LSP P1, LSP
P2, atau TUK yang terverifikasi oleh LSP P3.
2. Memodifikasi Skema Sertifikasi Kompetensi
a. Membagi Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi menjadi beberapa
klaster, sehingga dapat dilaksanakan uji kompetensi bertahap
sepanjang tahun sesuai capaian kompetensi dalam pembelajaran.
b. Menyusun Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi sebagai okupasi,
sehingga dapat digunakan untuk penyesuaian kesederajatan paket
kompetensi untuk SMK/MAK 4 Tahun.
c. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)
1. Untuk memperoleh skema kualifikasi/klaster yang lebih kecil,
agar dapat dilaksanakan uji kompetensi secara bertahap sesuai
capaian kompetensi pada pembelajaran.
2. Skema sertifikasi yang dimodifikasi adalah skema sertifikasi
yang telah ditetapkan bersama antara Ditjen Dikdasmen dan
BNSP.
3. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Unit Kompetensi)
Tahapan melakukan modifikasi skema sertifikasi
3.1 Pilih dan buka soft copy Skema Sertifikasi yang telah ditetapkan oleh
Ditjen Dikdasmen dan BNSP (misal Pariwisata).
3.2 Cermati dan telaah paket kompetensi yang ada, dan bagilah jumlah
paket menjadi (misal) 3 bagian.
3.3 Beri warna masing-masing bagian dengan warna kuning, hijau dan
biru muda.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)
3.4 Buat judul subklaster dengan memilih unit kompetesi yang paling
dominan.
3.5 Masukan paket subklaster ke dalam format skema sertifikasi.
3.6 Diskusikan draf skema subklaster dengan para pihak dari wakil
industri dan parktisi.
3.7 Ajukan skema skema subklaster kepada BNSP untuk memperoleh
persetujuan.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Okupasi)
21
1. Untuk mendapatkan Skema Sertifikasi Kompetensi KKNI yang lebih
besar, agar diperoleh skema sertifikasi jenjang yang lebih tinggi.
2. Dalam skema sertifikasi kualifikasi KKNI yang ditetapkan bersama
Ditjen Dikdasmen dan BNSP.
3. Tahapan memodifikasi skema sertifikasi (membesarkan):
3.1 Buka soft copy skema sertifikasi KKNI.
3.2 Buka soft copy narasi jenjang 2 KKNI.
3.3 Buka soft copy narasi jenjang 3 KKNI.
3.4 Buka soft copy Daftar Unit Kompetensi pada SKKNI terkait.
3.5 Telaah narasi jenjang 3 KKNI dan tentukan kata kunci yang
menjadi pembeda antara narasi jenjang 2 dan jenjang 3.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Membesarkan)
1) Cermati kata kunci pembeda dan cari judul unit kompetensi dari
daftar unit kompetensi pada SKKNI.
2) Tambahkan dan tempatkan unit kompetensi yang terindentifikasi
ke dalam paket skema sertifikasi jenjang 2 menjadi jenjang 3.
3) Tempatkan paket unit kompetensi jenjang 3 ke dalam narasi
skema sertifikasi untuk kesetaraan SMK 4 Tahun.
4. PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSIPola LSP P1, LSP P2,
atau TUK LSP 3 – BNSP
a. Gunakan Skema Sertifikasi hasil dimodifikasi sebagai acuan
mengembangkan Perangkat Asesmen.
b. Gunakan Pedoman BNSP 301-2014 dan SOP (Prosedur) Butir 9
Persyaratan Asesmen Kompetensi sebagai acuan dalam pelaksanaan
asesmen kompetensi.
c. Lakukan pelaksanaan asesmen kompetensi dengan tahapan,
penggunaan format, asesor kompetensi dan personil sesuai dengan
pedoman dan SOP.
d. Asesor melakukan asesmen/uji kompetensi.
e. Asesor membuat penilaian dan rekomendasi.
f. Hasil penilaian disampaikan kepada LSP P1/P2/P3.
g. Petugas LSP P1/P2/P3 mengajukan permohonan sertifikat kompetensi
ke BNSP bagi peserta yang direkomendasikan kompeten.
22
h. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan diadministrasikan sesuai
dengan prosedur/SOP yang diberlakukan.
5. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus
a. Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus adalah Sertifikasi
Kompetensi yang telah ada dan berlaku sebelum BNSP berdiri,
didasarkan atas konvensi internasional.
b. Bidang keahlian khusus tersebut antara lain penerbangan, kepelautan,
kedokteran.
G. Profil Lulusan
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
23
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk
bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan
Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 tahun memiliki
kompetensi pada dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3
24
Kompetensi LulusanProgram Pendidikan 3 Tahun
Berfikir secara faktual, konseptual, operasional dasar, prinsip, dan metakognitif sesuai
denganbidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,
berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan,
2. Teknologi,
3. Seni,
4. Budaya, dan
5. Humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional.
25
BAB III
STANDAR DAN MUATAN KURIKULUM
26
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
4 Matematika 424
B. Muatan Kewilayahan
2 Fisika 108
3 Kimia 108
27
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
1 Perwajahan 348
28
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK GRAFIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : DESAIN GRAFIKA
KELAS
1 2
A. Muatan Nasional
3 Bahasa Indonesia 2 2
4 Matematika 4 4
5 Sejarah Indonesia - -
6 Bahasa Inggris 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya - -
29
KELAS
1 2
2 Fisika - -
3 Kimia - -
1 Dasar-Dasar Kegrafikaan - -
2 Kalkulasi Grafika - -
1 Perwajahan 6 6
2 Desain Grafis 6 6
TOTAL C 48 48
KELAS
1 2
A. Muatan Nasional
30
KELAS
1 2
3 Bahasa Indonesia 2 2
4 Matematika 4 4
5 Sejarah Indonesia - -
6 Bahasa Inggris 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya - -
3 Bahasa Jawa 2 2
2 Fisika - -
3 Kimia - -
1 Dasar-Dasar Kegrafikaan - -
2 Kalkulasi Grafika - -
1 Perwajahan 6 6
2 Desain Grafis 6 6
31
KELAS
1 2
32
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual
dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPET SERTIFI
DASAR U
ENSI KASI
33
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPET SERTIFI
DASAR U
ENSI KASI
34
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPET SERTIFI
DASAR U
ENSI KASI
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
3.1 Memaha 4.1. Menerapka Mengembangkandanmengko
mi unsur- n unsur- munikasikankonsepdesain
unsur tata unsur tata
letak letak
berupa berupa
garis, garis,
bidang, ilustrasi,
ilustrasi, tipografi,
20
tipografi, warna,
warna, gelap-
gelap- terang,
terang, tekstur, dan
tekstur, ruang
dan dengan
ruang. softwaregr
afis.
3.2 Memaha 4.2. Melakukan
miprinsip tata letak, 28
tata letak, antara lain:
35
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
antara proporsi,
lain : irama
proporsi, (rythm),
irama keseimban
(rythm), gan,
keseimba kontras,
ngan, kesatuan
kontras, (unity), dan
kesatuan harmoni
(unity), dalam
dan pembuatan
harmoni desain
dalam grafis
pembuata barang
n desain cetakan.
grafis
barang
cetakan.
3.3 Memaha 4.3. Menerapka
mi fungsi, n fungsi,
kompone komponen,
n, dan dan model
model warna
20
warna. dalam
desain
grafis
barang
cetakan.
3.4 Menerapk 4.4. Mendemon
an proses strasikan
scan proses scan
gambar/ gambar/
12
ilustrasi/t ilustrasi/tek
eks. s dengan
alat
scanner.
3.5 Menerapk 4.5. Melakukan
anproses pemotretan
pemotreta model
12
n model fotografi
fotografi dengan
dengan
36
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
kamera kamera
digital. digital.
3.6 Menganal 4.6. Menyajika Mempresentasikanhasilkaryad
isis desain n desain esainkepadaklien
grafis grafis flyer/
28
flyer/ leaflet/
leaflet/ pamphlet.
pamphlet.
3.7 Memaha 4.7. Menerapka
mikonsep natribut
atribut cetak
cetak (tanda
(tanda potong,
potong, tanda
tanda lipatan,
12
lipatan, tangga
tangga keabuan,
keabuan, color bar,
color bar, tanda
tanda register)
register) pada hasil
pada hasil desain.
desain.
3.8 Menerap 4.8. Melaksan Mengevaluasi hasil karya
kan akanprint desain
prosedur out hasil
print out desain ke
hasil media 16
desain kertassesu
ke aistandar.
media
kertas.
3.9 Mengan 4.9. Menyajik
alisis an desain
desain grafis 28
grafis poster.
poster.
3.10 Mengan 4.10. Menyajik Merekomendasikan argumen-
alisis an desain argumen yang meyakinkan
desain grafis 28 terhadap hasil karya desain
grafis cover kepadak lien
cover majalah/
37
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
majalah/ cover
cover novel.
novel
3.11 Mengan 4.11. Menyajik
alisis an desain
desain grafis
grafis cover
28
cover buku
buku pelajaran.
pelajara
n.
3.12 Mengan 4.12. Menyajik 28
alisis an desain
desain grafis
grafis kalender.
kalender
.
3.13 Mengan 4.13. Menyajik
alisis an desain
desain grafis
28
grafis newsletter
newslett .
er.
3.14 Mengan 4.14. Menyajik
alisis andesain
desain grafis
28
grafis folder/
folder/ brosur.
brosur.
3.15 Mengan 4.15. Menyajik
alisis andesain
desain grafis
grafis packaging
packagi toiletries
ng (produk 28
toiletries perawatan
(produk pribadi).
perawat
an
pribadi).
3.16 Mengan 4.16. Menyajik 28
alisis andesain
38
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
desain grafis
grafis packaging
packagi produk
ng makanan.
produk
makana
n.
3.17 Menerap 4.17. Melakuka
kan n
imposisi imposisi
hasil hasil
desain desain
28
barang barang
cetakan. cetakan
untuk
siap
dicetak.
3.18 Mengev 4.18. Memodifi
aluasi kasi hasil
print out desain
hasil siap
desain untuk di
20
di media print out
kertas, ke media
film, kertas,
dan film, dan
pelat. pelat.
JUMLAH JAM 420
UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
3.1 Memahami 4.1 Melakukan
fungsi jari pengetikan
tangan dan sistim 10 jari
display tuts dan pengetikan 24
keyboard. cepat sistim buta
dengan
komputer.
39
UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
3.2 Memahami 4.2 Mempraktekkan
konsep konsep anatomi
anatomi huruf huruf dan
dan kelompok/ kelompok/ 24
keluarga keluarga huruf
huruf. pada susunan
teks.
3.3 Memahami 4.3 Menerapkan
bentuk bentuk susunan
28
susunan huruf huruf paragraph.
paragraph.
3.4 Memahami 4.4 Menerapkan
bentuk bentuk susunan
28
susunan huruf huruf tabulasi.
tabulasi.
3.5 Memahami 4.5 Menerapkan
bentuk bentuk susunan
28
susunan huruf huruf kolom.
kolom.
3.6 Menganalisis 4.6 Menyajikan tata
rancangan letak(lay
pola tataletak, out)penyusunan
penyusunan huruf dan 28
huruf dan ilustrasi surat
ilustrasi surat kabar.
kabar.
3.1 Menganalisis 4.1 Menyajikan
imposisi hasil imposisi hasil 24
susunan susunan
(setting). (setting).
3.2 Menganalisis 4.2 Menyajikan
hasil atribut atribut
cetak (tanda cetak(tanda
potong, tanda potong, tanda
lipatan, tangga lipatan, tangga 24
keabuan, color keabuan, color
bar, tanda bar, tanda
register) pada register) pada
hasil susunan. hasil susunan.
3.3 Menganalisis 4.3 Menyajikan
print out hasil print out hasil 28
susunan ke
40
UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
susunan ke media kertas
media kertas. sesuai standar.
41
UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
buku
pelajaran).
3.17 Menerapkan 4.17 Melaksanakan
penyusunan penyusunan
huruf dan huruf dan 24
ilustrasi buku ilustrasi buku
pelajaran. pelajaran.
3.18 Menganalisis 4.18 Menyajikan
print out hasil print out hasil
imposisi isi imposisi isi
barang cetakan barang cetakan 24
pada media pada media
kertas/film/pela kertas/film/pela
t. t sesuai standar.
JUMLAH JAM 490
42
Mata Pelajaran: Foto Reproduksi dan Acuan Cetak
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPETE SERTIFIK
DASAR U
NSI ASI
3.1 Memahami 4.1 Mempraktikkan
fungsi lapisan fungsi lapisan struktur
struktur film film reproduksi dan
reproduksi dan pencampuran bahan- 21
pencampuran bahan kimia.
bahan-bahan
kimia.
3.2 Menerapkan 4.2 Mendemonstrasikanp
cara pemotretan emotretan berbagai
berbagai model model (garis, nada
(garis, nada lengkap, dan warna)
35
lengkap, dan dengan kamera
warna) dengan vertikal/ horisontal.
kamera vertikal/
horisontal.
3.3 Menerapkan 4.3 Melakukan proses
proses pengembangan dan
pengembangan koreksi film 28
dan koreksi film negatif/positif secara
secara manual. manual.
3.4 Menerapkan 4.4 Melakukancetakcoba/
proses cetak proof image hitam
coba/ proof putih dan warna. 28
image hitam
putih dan warna.
3.5 Memahami 4.5 Mempraktikkan
fungsi alat dan peralatan dan bahan
bahan untuk dengan tepat untuk
21
pekerjaan pekerjaan montase
montase hitam hitam putih dan warna
putih dan warna. dengan tepat.
3.6 Mengevaluasi 4.6 Memodifikasi pola
hasil pola montase film warna
montase isi masukan (isi buku/ 35
buku/ majalah/ majalah/ surat kabar)
surat kabar. secara manual.
3.7 Menerapkan 4.7 Melakukan
pembuatan pembuatan acuan
28
acuan cetak cetak saring basis air/
minyak.
43
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPETE SERTIFIK
DASAR U
NSI ASI
saring basis air/
minyak.
3.8 Menerapkan 4.8 Melakukan
pembuatan pembuatan
acuan cetak acuancetak relief
28
relief (letter (letter press) dengan
press) dengan klise logam.
klise logam.
3.9 Menerapkan 4.9 Melakukan
pembuatan pembuatan
acuan cetak acuancetak
flexography flexography dengan 28
dengan toyobo/ toyobo/
photopolymer/n photopolymer/
yloprint. nyloprint.
44
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPETE SERTIFIK
DASAR U
NSI ASI
3.14 Menganalisis 4.14 Menunjukkan
hasil montase montase(montage)
(montage) film film isi buku/ majalah
isi buku/ warna separasi secara 24
majalah warna manual.
separasi secara
manual.
3.15 Menerapkan 4.15 Melakukan pelat
pembuatan pelat positif/negatif
24
positif/negatif lithography dengan
lithography. plate setter.
3.16 Menerapkan 4.16 Melakukan pelat
pembuatan pelat relief dengan
relief dengan toyobo/klise seng
toyobo/kliseseng untuk acuan cetak 24
untuk acuan tampon (pad).
cetak tampon
(pad).
3.17 Menerapkan 4.17 Melakukan pelat
pembuatan pelat relief dengan etsa/
relief dengan cungkil untuk acuan
etsa/cungkil cetak silinder gravure. 24
untuk acuan
cetak silinder
gravure.
3.18 Menerapkan 4.18 Mendemonstrasikanp
pembuatan pelat embuatan pelat positif
positif lithography
lithography denganmesinCompute
dengan mesin r to Plate (CtP)/
24
Computer to Conventional to
Plate (CtP)/ Computer Plate
Conventional to (CtCP).
Computer Plate
(CtCP).
JUMLAH JAM 256
45
B. Muatan Lokal
Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah
bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi:
1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau 2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada
kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat
dilakukan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah atau keunggulan daerah yang selaras
dengan kompetensi keahlian yang ada. Adapun muatan lokal yang dikembangkan di SMK
Informatika Wonosobo adalah bahasa jawa sebagai muatan lokal wajib SMK di Jawa
Tengah berdasarkan keputusan gubernur jawa tengah Nomor 432.5/27/2011 dan Surat
kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah a.n Gubernur Jawa Tengah No.424/13242
tanggal 23 Juli 2013. hal: lmplementasi muatan lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah.
Standar ISI Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) SMK.
Kelas X Semester 1
46
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Kelas X Semester 2
47
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
C. Pengembangan Diri
1) Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya
Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi:
a) Pemahaman diri dan lingkungan;
b) Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
c) Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;
d) Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir;
e) Pencegahan timbulnya masalah;
f) Perbaikan dan penyembuhan;
g) Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri
Konseli;
h) Pengembangan potensi optimal;
48
i) Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif; dan
j) Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas
pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan,
kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseling mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial,
dan karir
Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan asas:
a) Kerahasiaan sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling;
b) Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
c) Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
d) Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
e) Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
f) Kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan Konseli;
g) Kedinamisan dalam memandang Konseli dan menggunakan teknik layanan sejalan
dengan perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling;
h) Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan dalam membantu Konseli;
i) Keharmonisan layanan dengan visi dan misi satuan pendidikan, serta nilai dan norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat;
j) Keahlian dalam pelayanan yang didasarkan pada kaidah-kaidah akademik dan
profesional di bidang Bimbingan dan Konseling;
k) Tut Wuri Handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat
perkembangan yang optimal.
49
h) Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia;
i) Bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan;
j) Dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional Bimbingan dan Konseling;
k) Disusun berdasarkan kebutuhan Konseli.
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup:
a) layanan dasar;
b) layanan peminatan dan perencanaan individual;
c) layanan responsif; dan
d) layanan dukungan sistem.
Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
a) bidang layanan pribadi;
b) bidang layanan belajar;
c) bidang layanan sosial; dan
d) bidang layanan karir.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:
a) jumlah individu yang dilayani;
b) permasalahan; dan
c) cara komunikasi layanan.
Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a) mekanisme pengelolaan; dan
b) mekanisme penyelesaian masalah.
Layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling.Tanggung jawab pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling.
50
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing
a. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Informatika Wonosobodalam bentuk:
51
gugus/klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi
atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masingmasing.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.
52
kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti
Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh
penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan
kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di lingkungan
sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses
pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral
Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting. Melalui pendidikan
kepramukaan akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan
mencintai alam. Karenanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap
sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan. Koherensi proses
pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan
pada dua alasan dalam menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak nilai-
nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan kepramukaan merupakan
imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
A. Prosedur Pelaksanaan
1. Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a) Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
didampingi oleh seorang Pembina Pramuka dan atau Pembantu Pembina.
b) Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan
Kepramukaan.
c) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka membantu
pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan.
2. Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib..
a) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi muatanmuatan
pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di dalam kegiatan
Kepramukaan.
53
b) Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan pembelajaran
kepada Pembina Pramuka untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan
Kepramukaan.
c) Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan, Pembina Pramuka
menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru kelas/Guru Mata Pelajaran.
B. Penilaian
1. Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Penilaian dilakukan secara kualitatif.
b) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik.
c) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
d) Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik.
e) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat
bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.
2. Teknik Penilaian
a) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik.
b) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya. 3. Media Penilaian:
i. Jurnal/buku harian.
ii. Portofolio.
3. Proses penilaian:
a) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di
dalam proses pembelajaran.
b) Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan
54
kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan
kepramukaan itu sendiri.
c) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
d) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran
sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan
dalam Kurikulum 2013.
e) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru
Matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.
f) Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru
Matapelajaran selaku Pembina Pramuka
55
d. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan
belajar dalamsetiap semester dan setiap tahun pelajaran.
Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajarandalam satu
semester.Ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaranmerupakan keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan
predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka dan huruf, yakni 1 – 100
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran
adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran
memiliki nilai KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang
berbeda pada setiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pendidik bisa lebih leluasa dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai
KKM yang ideal adalah 70.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan
pada hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan
nilai KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.
Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.
1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka
56
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang memiliki
daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi. Maka pada aspek daya
dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai dengan kondisi
sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung tinggi (80-100),
daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).
3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).
Rumus KKM
Mekanisme Penilaian
57
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian
autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
58
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapirubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitasatau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2) Projekadalahtugas-tugasbelajar(learningtasks)yangmeliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengancara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidangtertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas pesertadidik dalam kurunwaktu tertentu.
Karyatersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaianharus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) Konstruksiyangmemenuhipersyaratanteknissesuaidengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik
59
MATA PELAJARAN KELAS
X XI XII
1 2 1 2 1 2
D. Muatan Nasional
3 Bahasa Indonesia 70 70 - - - -
4 Matematika 70 70 - - - -
5 Sejarah Indonesia 70 70 - - - -
6 Bahasa Inggris 70 70 - - - -
E. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 70 70 - - - -
3 Bahasa Jawa 70 70 70 70 70 70
2 Fisika 70 70 - - - -
3 Kimia 70 70 - - - -
1 Dasar-Dasar Kegrafikaan 70 70 - - - -
2 Kalkulasi Grafika 70 70 - - - -
1 Perwajahan - - 70 70 70 70
2 Desain Grafis - - 70 70 70 70
60
MATA PELAJARAN KELAS
X XI XII
1 2 1 2 1 2
61
Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas
kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas di
sini karena dapat dicermati dalam Desain Induk GLS (Wiedarti dan Kisyani-L., 2016).
Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan
insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan, dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga tahapan literasi tersebut
diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.
A. Persiapan
1) Rapat Koordinasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan
dilaksanakannya literasi di sekolah. Dalam rapat koordinasi membahas, antara lain
tentang persiapan implementasi GLS, sosialisasi GLS, pembentukan Tim Literasi
Sekolah (TLS), menyusun program kerja GLS, serta penyiapan sarana dan sarana GLS.
Rapat koordinasi diikuti oleh:
a. Kepala Sekolah
62
a) Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b) Sosialisasi kepada Siswa
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
c) Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan berharap
agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program tersebut. Dalam
kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber yang memahami dan
mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.
4) Persiapan Sarana Prasarana
Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem
sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang
perlu dimiliki oleh sekolah, antara lain:
a) perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Laman sekolah yang disertai interface literasi,
e) Akses internet di lingkungan sekolah,
f) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
g) Lokasi di sekolah,
h) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
B. Pelaksanaan
1) Tiga Tahapan Pelaksanaan
Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari Tahap
Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap Pembelajaran.
Berikut adalah gambaran tiga tahapan itu.
63
Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam
Desain Induk GLS dan Buku Panduan GLS di SMK.
65
a) Mengidentifikasi informasi yang relevan, antara lain menggunakan
fiturfitur bacaan (paragraf, ide pokok, ide pendukung, kosakata, jenis,
struktur teks, elemen visual dll) untuk memahami bacaan,
mengidentifikasi ide dan argumen yang penting pada bacaan;
b) Memvisualisasi, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan, menyajikan dalam moda
yang lain;
c) Membuat inferensi (mengembangkan pemahamannya dengan
menggunakan petunjuk visual atau tulisan); dan
d) Membuat keterkaitan, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan.
3. Setelah membaca, siswa mampu:
a) Membuat ringkasan, antara lain menjawab pertanyaan terkait bacaan,
mengkomunikasikan pemahamannya terhadap bacaan secara verbal
dan gambar/tulisan, berpartisipasi terhadap kegiatan tindak lanjut
setelah membaca;
b) Mengevaluasi teks, antara lain, mengkomunikasikan tanggapannya
terhadap bacaan secara verbal dan gambar/tulisan;
mengkomunikasikan analisis dan evaluasinya terhadap bacaan secara
verbal dan gambar/tulisan; dan
c) Mengkonfirmasi, merevisi atau menolak prediksi, antara lain, mampu
membuat pertanyaan terhadap atau terkait bacaan, mampu
mengembangkan pengetahuan terkait bacaan melalui riset lanjut
terhadap bacaan lain yang relevan.
66
5. Mengevaluasi representasi multimoda dan menjelaskan mengapa satu
representasi lebih efektif daripada representasi lain untuk tujuan tertentu.
67
3. Staf Wakil Kepala Sekolah
Dalam rapat Kepala sekolah membentuk Tim Literatur Sekolah (TLS)
dengan tim sebagai berikut:
1. Penanggungjawab
2. Ketua
3. Sekretaris
4. Tim Pelaksana
b. Sosialisasi
1) Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
2) Sosialisasi kepada Siswa
3) Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
4) Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan
berharap agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program
tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber
yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.
a) Perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Akses internet di lingkungan sekolah,
e) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
lokasi di sekolah,
f) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
g) Majalah dinding
68
3) Pelaksanaan
Tiga Tahapan Pelaksanaan
Ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di SMK Informatika Wonosobo, dimulai
dari Tahap Pembiasaan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap
Pembelajaran.
a) Tahap I (pembiasaan)
Kegiatan membaca 15 menit sebelum KBM berlangsung.
b) Tahap II (pengembangan)
Kegiatan menanggapi buku pengayaan, ada tagihan nonakademik.
c) Tahap III (pembelajaran)
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran,
menggunakan buku pengayaan dan startegi membaca di semua mata
pelajaran, ada tagihan akademik dan nonakademik.
69
G. Gerakan Sekolah Sehat
1. Pengertian Sekolah Sehat
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika
secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memung-
kinkan sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis. Jika hal ini dikaitkan
dengan lembaga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai adalah lembaga
pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan
batiniah (rohani).
Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut
memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun
rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap
warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat
melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah
tersebut dan lingkungan di luar sekolah.
70
k. Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
l. Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
m. Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat dengan memberikan tempat cuci
tangan di beberapa tempat dan hand sanitizer guna pencegahan terhadap penyakit.
H. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll
dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order
Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan
C-6 (mengkreasi).
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak
pembelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas.
Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk
interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan
untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi
timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa
selaku pelajar.
Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku
mengajar pada guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis komunikasi
yang terjadi dalam proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi instruksional yag
didalamnya terkait komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu,
komunikasi jenis ini disebut sebagai komunikasi dialogis. Dengan komunikasi jenis ini,
terjadilah perilaku mengajar dan perilaku belajar yang saling terkait satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan insruksional.
71
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki
keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan
sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan
pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat
kepada siswa (student center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran
guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.
Acuannya dan etikanya antara lain, pertanyaan yang disampaikan harus singkat, padat,
dan jelas, redaksinya dapat dipahami oleh siswa, dan mampu menarik perhatian siswa.
Pertanyaan harus menyebar, semua siswa diberi hak yang sama untuk menerima dan
menjawab pertanyaan guru, jangan diberikan kepada siswa-siswa tertentu saja.
72
Pertanyaan harus bersifat terbuka, jangan langsung ditujukan kepada siswa tertentu,
pastikan bahwa siswa siap menjawabnya, karena kalau diberikan kepada siswa yang tidak
atau belum siap, berpotensi akan mempermalukan siswa di hadapan teman-temannya.
Pertanyaan juga bukan diberikan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Penguatan non verbal antara lain melaui gerakan mendekati peserta didik, acungan
jempol, raut wajah yang ikut meyakinkan penjelasan atau jawaban siswa, dan sebagainya.
Penguatan dapat dilakukan kepada individu, kelompok tertentu, atau kepada siswa secara
keseluruhan.
Penjelasan guru yang baik antara lain; suaranya dapat didengar oleh siswa, nada
suaranya proporsional, tidak terlalu rendah, dan tidak terlalu tinggi, tidak berbelit-belit,
menyampaian ilustrasi dan penguatan yang tepat dan relevan dengan materi yang
73
disampaikan. Menggunakan alat peraga atau media pembelajaran untuk membantu
memperjelas materi, dan penggunaan bahasa tubuh yang tepat untuk membantu menegaskan
sebuah penjelasan.
Kemampuan membuka dan menutup pembelajaran akan terlihat mulai dari gaya dan
sikap guru ketika mengajar. Kemampuan ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Porsinya biasanya 10% kegiatan awal, 80% kegiatan
inti, dan 10% kegiatan penutup. Deskripsi kegiatan pembelajaran sebelumnya sudah disusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dilaksanakan pada saat tatap muka
dengan siswa di kelas.
Langkah-langkah kegiatan awal antara lain; guru mengucap salam, guru mengajak
siswa untuk berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan belajar siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan apersepsi atau mengaitkan
pembelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari saat itu.
Langkah-langkah kegiatan inti antara lain; guru menjelaskan materi, guru menerapkan
model, strategi, metode, dan teknik mengajar yang telah ditetapkan dalam RPP. Kegiatan
inti merupakan jantungnya pembelajaran. Disitulah pendekatan saintifik, pembelajaran abad
21, HOTS, integrasi literasi dan PPK diterapkan. Walau skenarionya telah disusun dalam
RPP, tetapi dalam prakteknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Oleh
karena itu, guru harus memiliki kepekaan dan cepat mengambil keputusan untuk
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
74
kemampuannya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang beragam latar
belakang dan karakter.
Saat diskusi berlangsung, guru mengamati tiap kelompok, berkeliling, mendekati, dan
membimbing diskusi kelompok. Siapa tahu ada kelompok yang memerlukan bantuan atau
penjelasan dari guru. Guru pun harus cermat dalam mengatur waktu diskusi kelompok baik
ketika menyusun kelompok, mengerjakan tugas, dan presentasi kelompok.
Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan
selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi
guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS,
integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru
bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam
K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui
penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.
75
BAB IV
1. Pembahasan tentang Materi Uji Kompetensi (MUK) LSP 1 dari beberapa skema yang ada
pada program keahlian Desain Grafika.
76
2. Pembahasan KI/ KD,silabus dan Spektrum mapel produktif bersama DUDIKA.
77
e. Materi Pokok. Materi pokok ini adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
serta prosedur-prosedur yang terkait dan sesuai, kemudian dituliskan melalui wujud
butir-butir sehingga bersesuaian dengan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi;
f. Pembelajaran, merupakan suatu rangkaian aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan
oleh pendidik dan peserta didik sehingga melaluinya diharapkan akan tercapai
kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, adalah suatu proses dari tahap pengumpulan hingga pengolahan beragam
informasi agar dapat ditentukan bagaimana pencapaian hasil belajar siswa
h. Alokasi Waktu, di mana waktu yang dialokasikan haruslah berseuaian dengan total atau
jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum 2013 sekolah yang bersangkutan selama
rentang waktu satu semester atau satu tahun
i. Sumber Belajar, di mana diharapkan bahwa untuk pelaksanaan pembelajaran untuk
implementasi Kurikulum 2013 dapat bervariasi misalnya dalam bentuk buku, media
cetak (koran atau majalah) dan media elektronik atau multimedia, atau alam sekitar
serta sumber-sumber belajar lain yang relevan.
Pengembangan silabus sekali lagi harus memperhatikan atau berpatokan pada SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) dan SI (Standar Isi) untuk jenjang satuan pendidikan yang
bersangkutan. Sementara itu pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu juga
harus menjadi rujukan dalam pengembangan silabus ini untuk dapat kemudian
dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Silabus bersama dengan perangkat pembelajaran lainnya wajib dimiliki guru sebagai
sarana untuk memudahkan pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengaturan/pengelolaan RPP
78
Pada dasarnya pembelajaran mencakup kerangka konseptual dan operasional tentang
strategi pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan
bimbingan dan konseling.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Konsep-konsep inilah yang
dikemas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang wajib dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat rencana yang
menjadi pedoman guru dalam melaksanakan tahapan pembelajaran. Suatu hal yang tidak
bisa ditawar, bahwa RPP wajib disusun oleh guru sebelum guru masuk kelas. Karena
dengan adanya perencanaan guru telah menetapkan segala keperluan serta metode yang
harus diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran termasuk dapat mengelolah waktu
secara efisien. Dengan demikian memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai.
Oleh karena itu diperlukan model RPP yang memenuhi standar minimal.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan
untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Disinilah pentingnya perencanaan wajib dilaksanakan oleh guru.
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai
dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap disri dan terhadap lingkungan, pengetahuan,
dan keterampilan). Untuk mencapai KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan
siswa secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan siswa ini
79
merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati
(observing), menanya (questioning), mengolah (associating) dan menyajikan
(Notodiputro, 2013: 78).
Sesuai dengan pendapat di atas, langkah pertama dalam pengembangan RPP adalah
mengkaji silabus.Pengkajian silabus meliputi pengkajian terhadap KD (kompetensi dasar),
indikator, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan aspek KI (kompetensi
inti).Kegiatan pembelajaran
dalam silabus harus dirumuskan sesuai dengan kegiatan mengamati (observing), menanya
(questioning), mengolah (associating) dan menyajikan agar kompetensi dasar (KD) dapat
tercapai dengan baik.
2. Menentukan tujuan
Langkah kedua yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum
2013 adalah menentukan tujuan.Menurut Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh
KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling
tidak mengandung dua aspek: audience (peserta didik) dan behavior (aspek kemampuan),
(Notodiputro, 2013:79).
Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa menentukan tujuan pembelajaran dalam RPP
paling tidak mengandung dua aspek yaitu peserta didik dan kemampuan. Aspek peserta
didik dan kemampuan ini berarti bahwa dalam tujuan pembelajaran peserta didik yang
akan aktif melakukan berbagai hal dalam pembelajaran dan peserta didik harus mampu
untuk mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan indikator dan KD.
80
Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.Kegiatan inti pembelajaran dirancang untuk membuat
peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran.Peserta didik diharapkan dapat
memperoleh pengalaman melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.Cara yang dilakukan agar peserta didik dapat
memperoleh pengalaman dalam kegiatan pembelajaran, maka guru harus dapat menyusun
kegiatan pembelajaran sesuai dengan kegiatan mengamati (observing), menanya
(questioning), mengasosiasikan (associating) dan menyajikan.
Penjabaran jenis penilaian dalam RPP harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik. Misalnya, jika peserta didik diberi tugas untuk
melakukan pengamatan di lapangan, maka penilaian yang dilakukan adalah penilaian
mengenai proses pengamatan dan hasil pengamatan (produk) yang dilakukan oleh peserta
didik. Penilaian ini juga harus diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi,
sehingga apabila hasil penilaian tidak sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, maka
akan dilakukan tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran seperti remidi dan
pengayaan bagi peserta didik yang nilainya tidak mencapai KKM dan yang telah mencapai
KKM.
Penentuan alokasi waktu dalam RPP harus sesuai dengan tingkat kesulitan kompetensi
dasar yang akan di capai, sehingga dapat menentukan perkiraan waktu untuk mencapai
81
kompetensi dasar tersebut dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik yang
beragam.
Sesuai dengan pendapat di atas, sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, indikator dan kompetensi dasar yang akan di
capai. Sumber belajar yang digunakan tidak hanya buku pelajaran saja, akan tetapi sumber
belajar yanng digunakan dalam pembelajaran dapat berupa majalah, media elektronik,
lingkungan belajar, lingkungan tempat tinggal, wawancara dengan nara sumber dan lain
sebagainya.
KOMPONEN RPP
Komponen RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, adalah sebagai
berikut:
82
h. Materi Pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
i. Metode Pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. Media Pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
k. Sumber Belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l. Langkah-langkah Pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
m. Penilaian Hasil Pembelajaran.
Hasil evaluasi Kurikulum 2013 pada penyusunan RPP “Penulisan isi RPP perlu
memperhatikan ketentuan yang ada dalam KOMPONEN RPP, KETERAMPILAN ABAD
21 (komunikasi, kreatif, kolaboratif, berfikir kritis),PENGUATAN KARAKTER,
dan INTEGRASI LITERASI”
B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran Kurikulum 2013 didukung oleh regulasi dalam Permendikbud No. 104
tahun 2014 tentang Pembelajaran. Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam
pedoman ini sebagai berikut :
1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan
tenagapendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan
(b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada
KI-1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
83
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia (Permendikbud No. 104 tahun 2014
tentang Pembelajaran).
Pembelajaran kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat,
berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Pelaksanaan pembelajaran pada
implementasi Kurikulum 2013 adalah pembelajaran aktif, di mana seluruh siswa harus
terlibat aktif di dalamnya.Keterlibatan dalam pelaksanaan pembelajaran ini baik dalam
bentuk aktivitas fisik maupun dalam bentuk aktivitas siswa. Selain itu, agar hal ini dapat
terwujud, guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan, kenyamanan, kedisiplinan
hingga keselamatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut.
1. Pembelajaran di Kelas
84
kemampuan belajar ini sehingga kompetensi yang dibelajarkan kepada mereka dapat
dikuasai dengan baik, begitu dengan kedalaman materi ajar yang disampaikan.
5. Umpan Balik
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan kemudian membuat seluruh siswa di
dalam beaktivitas dengan baik perlu mendapatkan umpan balik dari guru.Umpan balik
yang diberikan dapat bermacam-macam bentuknya, seperti penguatan-jika siswa atau
peserta didik telah melakukan hal yang diharapkan dengan baik, koreksi-jika siswa masih
belum dapat melakukan hal yang diinginkan dengan baik. Proses dan hasil belajar peserta
didik harus diberikan respon untuk meng-umpan balik kepada mereka, dengan demikian
peserta didik mendapatkan gambaran tentang proses dan hasil belajar mereka saat itu juga.
6. Pertanyaan-Pertanyaan
Pelaksanaan pembelajaran yang baik menurut Kurikulum 2013 adalah pembelajaran
yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan bermutu dari peserta didik. Hal ini mungkin
awalnya relatif sulit karena kebanyakan kultur sekolah belum mendukung ini. Ketika
bertanya menjadi suatu budaya di kelas, maka pelaksanaan pembelajaran seperti itulah
yang diinginkan oleh Kurikulum 2013. Selain bertanya, siswa juga harus belajar dan
diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan pendapat, menyampaikan
persepsi dan pandangannya akan suatu, dan sejenisnya.
7. Penampilan Guru
85
Setiap guru yang mengajar, maka dalam segi penampilan juga harus menunjukkan
pribadi yang dapat menjadi contoh langsung tentang bagaimana berpakaian yang baik.
Guru harus menggunakan pakaian yang pantas sesuai dengan profesinya sebagai guru,
bersih dan sopan.
9. Disiplin Waktu
Efektivitas pembelajaran menurut Kurikulum 2013 dapat dilihat juga dari aspek
waktu, di mana paling gampang melihatnya dari sisi apakah guru telah memulai dan
mengakhiri proses pembelajarantepat sesuai waktu yang dialokasikan.
2. Pembelajaran Praktek
Perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang lulusan SMK harus
mempunyai keterampilan yang baik dan menyesuaikan perkembangan zaman. Identifikasi
dan seleksi kurikulum, pengembangan kompetensi dan pengajaran sangatlah penting. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan kurikulum SMK perlu dilakukannya identifikasi dan
pemilihan materi pengajaran yang relevan dengan DUDIKA (link and match).
Pada pembelajaran praktik kejuruan, keterampilan kerja membutuhkan latihan secara
rutin agar para siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja.Maka pengaturan
pembelajaran praktik di SMK Informatika Wonosobo menjadi hal yang sangat penting.
Karena pembelajaran di SMK memiliki karakteristik tersendiri maka dalam proses
pengaturan pembelajaran praktik yang dilakukan guru di SMK Informatika Wonosobo perlu
memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja.
2. Pembelajaran yang dilakukan didasarkan atas kebutuhan dunia kerja.
3. Fokus isi pembelajaranditekankan oleh penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai- nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
86
4. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada “mind-on,
heart-on, hands-on”, atau cara pikir, sikap dan keterampilan kerjadi dunia usaha atau
industri.
5. Pembelajaran harus melibatkan dunia kerja sebagai kunci keberhasilan pendidikan
kejuruan
6. Pembelajaran harus responsif dan antisipasif terhadap kemajuan teknologi.
7. Pembelajaran lebih ditekankan pada “learning by doing”
8. Pembelajaran memerlukan fasilitas praktik sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan
industri.
87
Sistem blok merupakan pengelompokan jam belajar efektif dalam satuan waktu yang
terangkum memungkinkan peserta didik mengikuti dan menerima materi pembelajaran
secara maksimal dan utuh. SMK Informatika Wonosobo belum menerapkan pengaturan
pembelajaran sistem blok.SMK Informatika Wonosobo mencoba menerapkan pembelajaran
semi-block system( sistem semi blok) dalam penjadwalan proses belajar mengajar dengan
Continuous Job baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun produktif.
Pada sistem semi blok proses pembagian jadwal pelajaran didasarkan pada jumlah
jam akumulasi tidak boleh kurang dari jumlah jam pelajaran akumulasi yang telah
ditentukan silabus ( kurikulum). Untuk penentuan pada banyaknya jam pada mata diklat
produktif dengan continuous job, yaitu penentua jumlah jam yang disesuaikan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan samapai selesai.
C. PENILAIAN
1. Pengaturan Penilaian Oleh Pendidik
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik
untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
88
dirinyadalamkontekspencapaiankompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.
d. Penilaianantarpesertadidikmerupakanteknikpenilaiandengancaramemintapesertadidik
untuk salingmenilaiterkaitdengan pencapaian kompetensi. Instrumenyang digunakan
berupa lembar penilaianantarpeserta didik.
e. Jurnalmerupakancatatanpendidikdidalamdandiluar kelas
yangberisiinformasihasilpengamatantentangkekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
f. PenilaianKompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumentestulisberupasoalpilihanganda,isian,jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.Instrumen uraiandilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitasatau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar(learningtasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengancara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidangtertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut
dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
89
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik
2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Pengaturan Penilaian di SMK Informatika Wonosobo berpusat pada ketentuan
yang dikeluarkan oleh sekolah dan dijalankan sepenuhnya oleh semua guru. Seperti
yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya.
3. Pengujian Kompetensi Peserta Didik
Pengaturan pengujian kompetensi peserta didik dilaksanakan secara mandiri oleh
SMK/MAK dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.
90
17) Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK
c. Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.
1) Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi peserta yang dinyatakan kompeten.
91
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
6. Asesor Kompetensi membuat penilaian.
7. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian
kompetensi/rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk ditindak
lanjuti menjadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi ke pihak
DUDIKA.
8. DUDIKA menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang
direkomendasikan kompeten.
9. DUDIKA bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan
mengadministrasikannya.
92
(C), dan Kurang (K).Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
dengan predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka
dan huruf, yakni 1 – 100. Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran adalah
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran memiliki nilai
KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang berbeda pada setiap
aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik bisa lebih leluasa
dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai KKM yang ideal adalah 70.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan pada
hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan nilai
KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.
Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.
1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Sekolah yang memiliki daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi.
Maka pada aspek daya dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai
dengan kondisi sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung
tinggi (80-100), daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).
3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa
93
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).
Rumus KKM
94
betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan
assessment for learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan
peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak
yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami
kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta
didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada
KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester
pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM,
pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak
dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik
yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang
dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH) adalah sebagai berikut:
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 70. Seorang
peserta didik, Andi memperoleh nilai PH-1 (KD 3.1) sebesar50. Karena Andi belum
mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti
remedial dan diakhiri dengan penilaian.
95
PENGAYAAN
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali,
tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan
umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait
dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran
sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan
masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah
nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik
secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
6. Pengolahan Hasil Penilaian
Pengaturan Pengolahan hasil penilaian sudah dipaparkan pada poin pertama secara
lengkap.
7. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria Kenaikan Kelas di SMK Informatika Wonosobo adalah sebagai berikut:
a. Nilai Pengetahuan KI.3 harus TUNTAS
b. Nilai Keterampilan KI.4 harus TUNTAS
c. KI.1 dan KI.2 harus BAIK
d. Pencapaian nilai peserta didik minimal 3 mata pelajaran yg tidak tuntas
e. Kehadiran minimal 75%
8. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran/ mata pelajaran.
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
96
pelajarankewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompokmata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
c. Memiliki nilai lengkap pada setiap semester.
d. SudahmelaksanakanPraktikKerjaIndustridenganpredikat minimal baik.
e. Nilai Kepribadian minimal baik.
f. Lulus Ujian sekolah\ Ujian sekolah berbasi online.
g. Mengikuti Ujian Nasional.
97
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Jika dibandingkan
dengan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar di atas dengan prinsip-prinsip umum
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, maka nampak prinsip-
prinsip di atas lebih ringkas dari pada yang ditetapkan oleh BNSP.
98
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
99
6. Jeda akhir semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada semester gasal
dan semester genap. Jeda tengah semester gasal dan semester genap satuan
pendidikan melakukan kegiatan pekan olahraga dan seni (Porseni), karyawisata,
lomba kreativitas atau praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas peserta didik dalam rangka
mengembangkan pendidikan anak seutuhnya. Satuan pendidikan melaksanakan
kegiatan jeda akhir semester setelah tes sumatif, direncanakan selama 4 hari, yaitu
:
a. Jeda akhir semester gasal dimulai pada tanggal 11-14 Desember 2023.
b. Jeda akhir semester genap dimulai pada tanggal 11-14 Juni 2024.
100
c. Kegiatan PLS berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai hari Senin 17 Juli 2023
dan berakhir hari Kamis tanggal 20 Juli 2023.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, kepala satuan pendidikan berkewajiban
membuat program yang mencakup :
a. Rencana Kerja Satuan Pendidikan.
b. Kalender Pendidikan.
c. Perencanaan Pembelajaran.
d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
e. Penilaian Hasil Pembelajaran.
f. Pengawasan Proses Pembelajaran.
g. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (yang digunakan).
2) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan.
3) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4) Peraturan Akademik.
5) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga
Kependidikan dan Peserta Didik).
6) Tata Tertib Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, pendidik berkewajiban membuat
program yang mencakup :
1) Program tahunan dan program semester
2) Silabus
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan (kepala dan
pengawas satuan pendidikan), supervisi (kepala dan pengawas satuan pendidikan),
evaluasi (satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik dan kepala
satuan pendidikan) dan tindak lanjut.
2. Rencana Kegiatan
Alokasi waktu kegiatan, minggu efektif belajar, waktu libur dengan kegiatan
lainnya tertera pada daftar berikut ini .
101
C. Uraian Kalender Pendiddikan
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TANGGAL, BULAN,
NO TAHUN URAIAN KEGIATAN
1 17 Juli 2023 Hari pertama masuk sekolah
2 17-20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3 19 Juli 2023 Tahun Baru Islam
4 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUR Kemerdekaan RI
5 14-18 Agustus 2023 Gebyar Agustusan
6 28 Agustus-1 September 2023 ANBK
7 11-19 September 2023 PTS Gasal
8 28-29 September 2023 Kegiatan P5
9 1 Oktober 2023 Hari Kesaktian Pancasila
10 28 Oktober 2023 Hari Sumpah Pemuda
11 10 November 2023 Mengikuti Upacara Hari Pahlawan
27 November- 5 Desember
12 2023 PAS Gasal
13 6-14 Desember 2023 Kegiatan P5
14 15 Desember 2023 Penyerahan Rapor
15 18-29 Desember 2023 Libur Akhir Semester
102
27 23 Mei 2024 Hari Waisak
28 1 Juni 2024 Hari Lahir Pancasila
29 3-10 Juni 2024 Persiapan Penyerahan Rapor
30 11-18 Juni 2024 Classmeeting
31 17 Juni 2024 Idul Adha
32 21 Juni 2024 Penyerahan Rapor
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan.
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
1. Minggu efektif semester genap Minimal Digunakan untuk kegiatan
kelas XII tahun terakhir setiap 14 minggu pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan. satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimal Satu minggu setiap semester
2 minggu
3. Jeda antar semester Maksimal Antara semester gasal dan
103
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
2 minggu genap
4. Libur akhir tahun pelajaran Maksimal Digunakan untuk penyiapan
3 minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran
104
Tabel Matrik Jadwal Kegiatan Sekolah
105
106