Anda di halaman 1dari 115

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SMK INFORMATIKA WONOSOBO

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

BIDANG KEAHLIAN :
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN :
TEKNIK GRAFIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN :
DESAIN GRAFIKA

YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PGRI


PROVINSI JAWA TENGAN
SMK INFORMATIKA WONOSOBO

Jalan Mayjend. Bambang Sugeng No.1 Wonosobo Telp. (0286) 321

i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Berpedoman pada Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Pada Sekolah Menengah Kejuruan dan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 420/15244 Tentang Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Dan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Berbasis Elektronik (E-
Ktsp Dan E-Kosp) Pada Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah
Kejuruan, Dan Sekolah Luar Biasa Di Provinsi Jawa Tengah. Penyusunan kurikulum ini
memperhatikan Standar Kompetensi Nasional dan hasil analisa kekuatan dan kelemahan yang
ada pada SMK Informatika Wonosobo. Dalam kurikulum ini terdapat silabus mata pelajaran
wajib, dasar Kompetensi konsentrasi, Kompetensi konsentrasi, normatif, muatan lokal dan
pengembangan diri. Kurikulum disusun dengan bahasa yang jelas dan dengan pendekatan
belajar kontekstual sehingga memudahkan guru mengaplikasikan dalam kegiatan mengajar
secara sistematis, logis, kreatif dan inovatif.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai pedoman proses


pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik yang unggul dan berkarakter profil pelajar
Pancasila. Penyusun KTSP terdiri dari tim pengembang kurikulum dari SMK dan DUDIKA.
Kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusi tersusunnya kurikulum ini, kami
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Wonosobo, Juni 2023

Penyusun

vi
IDENTITAS SEKOLAH

1. Kode Registrasi NSS: 324.030.70.900.8 NPSN : 20306804


2. Nama Resmi SMK Informatika Wonosobo
Sekolah
3. SK Pendirian
a. Nomor SK 421.5/3571/2005
b. Tanggal SK 18/10/2005
4. Kompetensi 1. Teknik Komputer dan Jaringan
Keahlian 2. Tata Busana
3. Desain Grafika
4. Akuntansi dan Keuangan Lembaga
a. Status Akreditas B ( Baik Sekali )
b. Nomor SK 1346/BAN-SM/SK/2021
c. Tanggal SK 8 Desember 2021
5. Alamat Lengkap Sekolah

a. Jalan Jl. Mayjend Bambang Sugeng No.1


b. Desa/Kelurahan Sidojoyo
c. Kecamatan Wonosobo
d. Kabupaten/Kota Wonosobo
e. Nomer Telepon (0286) 321625

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................... i


Berita acara verifikasi dan validasi KTSP ......................................... ii
Surat pernyataan pengembangan KTSP ............................................ iii
Surat pernyataan penetapan KTSP .................................................... iv
Sinkronisasi DUDI ............................................................................ v
Kata Pengantar .................................................................................. vi
Identitas Sekolah ............................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................ viii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Dasar Hukum .................................................................... 10
C. Tujuan Penyusunan KTSP ................................................ 12
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN ................................................. 14
A. Standar Kompetensi Lulusan ............................................. 14
B. Visi SMK Informatika Wonosobo ...................................... 15
C. Misi SMK Informatika Wonosobo ..................................... 15
D. Tujuan Informatika Wonosobo ........................................... 15
E. Tujuan Kompetensi Keahlian ............................................ 15
F. Deskripsi KKNI .................................................................. 16
G. Profil Lulusan .................................................................... 23
BAB III STANDAR DAN MUATAN KURIKULUM ................... 26
A. Struktur dan Muatan Kurikulum ........................................ 26
B. Muatan Lokal ...................................................................... 46
C. Pengembangan Diri ............................................................ 48
D. Pengaturan Beban Belajar Siswa dan Beban Kerja Pendidik .... 55
E. Penguatan Pendidikan Karakter ......................................... 61
F. Gerakan Litearsi Sekolah .................................................... 61
G. Gerakan Sekolah Sehat ....................................................... 70
H. Pembelajaran Abad 21 ........................................................ 71

viii
BAB IV PENGATURAN, PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN ..................................................... 76
A. Pengaturan perencanaan Pembelajaran............................... 77
B. Penilaian pembelajaran ...................................................... 83
BAB V KALENDER PENDIDIKAN .............................................. 99
A. Prosedur Penyusunan Kalender Pendidikan ....................... 99
B. Kegiatan Awal Tahun ......................................................... 100
C. Uraian Kalender Pendidikan ............................................... 102
D. Pengaturan Waktu Belajar Efektif ...................................... 103
E. Pengaturan Waktu Libur .................................................... 103
LAMPIRAN

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum
menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas
pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar
bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus
terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”.
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran
terstruktur dan terukur dengan baik.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Penjelasan


Pasal 15 menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Dengan demikian, Pendidikan Menengah Kejuruan
(PMK) adalah bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan menghasilkan tenaga
kerja yang memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan lapangan kerja dan
mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Intruksi Presiden ini, dikeluarkan karena kondisi saat ini Lulusan SMK kalah bersaing
dengan lulusan SMA, masa tunggu lulusan SMK antara 0,7 s.d. 1,0 tahun, relevansi kompetensi
lulusan SMK terhadap kompetensi di Industri baru mencapai 35%, jumlah lulusan SMK yang
berwirausaha masih sangat kecil, sebagian besar karir lulusan SMK stagnan tidak banyak yang
bisa mencapai posisi lebih baik.

Untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan revitalisasi
yang meliputi penyelarasan kurikulum bersama dengan industri, inovasi pembelajaran,
peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pemenuhan standarisasi
sarana dan prasarana, tata kelola kelembagaan, sertifikasi kompetensi keahlian yang memiliki
keberterimaan di industri serta membangun kemitraan SMK dengan industri dan dunia kerja.

1
Analisis Kontek dan Upaya Pencapaian Dalam Penyusunan KTSP :

1. Kondisi saat ini :


a. Pemenuhan Perangkat Operasional
Pada saat ini sekolah banyak yang sarananya belum memadai. Kalaupun ada yang
memadai, peralatan yang dipakai belum sesuai dengan standar yang di pakai di industri.
Oleh karena itu SMK Informatika Wonosoboterus berusaha agar SMK dan Industri bisa
melakukan sinkronisasi kaitannya dengan sarana. Sehingga diharapkan sarana di SMK
Informatika Wonosobobisa sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ada di Industri.

b. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan aspek sertifikasi keahlian siswa


Pada saat ini, belum semua kompetensi keahlian memiliki skema sertifikasi. Banyak
LSP P1 di Jawa Tengah belum bisa mengakomodir semua program keahlian yang ada di
sekolah tersebut. Keterbatasan jumlah asesor dan jumlah SMK yang terlisensi oleh
BNSP untuk menjadi LSP P1 juga menghambat proses sertifikasi. Oleh karena itu SMK
Informatika Wonosobo berusaha melaksanakan LSP P2 yang bisa mengakomodir
seluruh kompetensi keahlian dan juga bisa mensertifikasi tenaga pendidiknya.

c. Peningkatan peran industri dalam pengembangan guru dan praktik kerja


lapangan siswa
Pada saat ini, peran industri terkait dengan pengembangan kompetensi guru dan PKL
SMK Informatika Wonosobo, bagi siswa sudah ada perkembangan lebih baik. Ada
beberapa hal yang menjadi catatan yaitu masih dijumpai beberapa industri belum
proaktif di dalam pengelolaan magang guru dan PKL siswa, seolah-olah kegiatan ini
merupakan kebutuhan sekolah sepenuhnya, padahal mestinya kegiatan ini juga
berkontribusi terkait dengan pengembangan industri. Bila output SMK kompeten, berarti
pihak industri akan terbantu dalam masa training pegawai baru.

d. Optimalisasi peran industri dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum


SMK dan industri
2
Pada saat ini industri kurang berperan dalam perencanaan dan pengembangan
kurikulum. Peran industri hanya melakukan validasi tanpa melihat isi dari kurikulum,
sehingga kurikulum SMK tetap tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Seharusnya
industri dilibatkan dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum secara
keseluruhan.

e. Peningkatan peran komite sekolah


Pada saat ini peran kumite sekolah untuk mendukung kegiatan sekolah dengan
adanya Permendikbud No. 75 tahun 2016 akan mulai berperan aktif, namun masih
terbatas pada penggalian dana, itupun masih dijumpai sebagian orang tua enggan untuk
berkontribusi terhadap sekolah dikarenakan adanya isu sekolah gratis.
f. Pembuatan data base lulusan
Software penelusuran tamatan sudah di buat oleh DITPSMK terintegrasi dengan
dapodik, akan tetapi belum bisa berjalan optimal. Dikarenakan sosialisasi program
tersebut masih kurang karena software belum sempurna.
2. Isu Strategis
1. Indeks kebekerjaan lulusan SMK masih lebih rendah dibanding lulusan SMA
2. Masa-masa tunggu anak lulusan SMK setelah lulus masih terlalu lama
3. Tingkat kesesuaian kompetensi di lapangan kerja masih rendah
4. Tingkat kemampuan berwirausaha lulusan SMK masih rendah
5. Tingkat kemampuan prestasi kinerja outcome di DUDIKA masih rendah
6. Ancaman persaingan global tenaga kerja
7. Penguatan pendidikan karakter
8. Masih tingginya disparitas kualitas pendidikan antar kabupaten/kota di Jawa Tengah
9. Masih rendahnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan
10. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
11. Tingkat partisipasi orangtua dalam pendidikan masih rendah

3. Tantangan Pendidikan SMK


1. Kurikulum
A. Kurikulum harus "link and match" dengan industri
Mengimplikasikan sumber daya manusia, wawasan masa depan, wawasan
mutu dan wawasan keunggulan, wawasan profesionalisme, wawasan nilai tambah
3
dan wawasan ekonomi dan penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan
kejuruan.
B. Pendekatan dari supply-driven menuju demand-driven
Pendekatan dari supply-driven menuju demand-driven dilakukan secara
sepihak oleh penyelenggara pendidikan kejuruan, sedangkan deman-driven
mengharapkan justru pihak DUDIKA yang harus lebih berperan mendorong dan
menggerakkan pendidian kejuruan sebagai yang berkepentingan dari sudut tenaga
kerja.

C. Perubahan pendidikan berbasis ganda (school-basis program ke dual-basis


program) yang artinya mengharapkan pendidikan kejuruan dilaksanakan di
dua tempat.
Teori dan praktik kejuruan dilaksanaakn sekolah, sedangkan keterampilan
produktif dilaksanakan di industri (learning by doing).
2. Sumber Daya Manusia
Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan handal di berbagai bidang
dan jenjang menjadi era global saat ini. Peningkatan kinerja SDM akan berdampak pada
peningkatan kinerja pendidikan yang semakin baik.
SDM dalam bidang pendidikan seperti guru masih memerlukan perhatian. Peningkatan
peserta didik harus diikuti dengan peningkatan kompetensi guru-guru.
Peningkatan kompetensi guru berguna untuk menyelenggarakan proses KBM yang
efektif.
a. Kepala Sekolah
Kepala sebagai leader dan manager menjadi sasaran utama dalam SDM. Kepala
sekolah SMK yang hebat harus mampu membuat dunia usaha yang berada di
wilayahnya mengenal sekolah yang dipimpinnya dan harus bekerja sama dengan
industri. Kepala sekolah harus memiliki :

1. Modal intelektual dan kapital (Intelectual and capital) dengan cara seminar,
workshop dan lokakarya.
2. Modal mental (soft capital) dilakukan dengan cara kegiatan keagamaan,
pelatihan social skills dan pelatihan intelegensi emosional.

4
3. Modal agama (spiritual capital). Upaya untuk mengembangkan keagamaan
adalah bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya manusia yang makmur,
sejahtera, aman dan damai.
b. Guru dan Karyawan
Guru sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga kependidikan
memerlukan adanya perubahan karakter agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan industri. Hal ini untuk menunjukkan filosofi guru digugu, dipercaya dan ditiru
diteladani. Guru dalam menjalani profesinya hendaknya menerapkan 4 ON:

1. VISI-ON, artinya guru harus menetapkan visi untuk mengajar.


2. ACTI-ON, artinya guru harus bergerak dengan metode pembelajaran yang
interaktif dan menyenangkan.

3. PASSI-ON, artinya guru harus bekerja dengan hati.


4. COLLABORATI-ON, artinya guru harus menjalin kolaborasi dengan
DUDIKA
c. Peserta Didik
Kemampuan peserta didik meliputi kemampuan afektif (sikap dan nilai),
kognitif (pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan) dapat dibentuk melalui
berbagai kegiatan yang diadakan oleh sekolah, diantaranya :

a) Salah satu kegiatan pelaksanaan PPDB dengan mengadakan seleksi dan


pemilihan program keahlian yang diinginkan. Tetapi kenyataanya program
keahlian yang ada tidak sesuai minat dan bakatnya (keinginan).
b) Krisis moral di kalangan generasi muda. Krisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan
remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
penyalahgunaan obat obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain.
c) Persaingan kerja di tingkat global.

3. Penerapan Teknologi Informasi di SMK


Sekolah menengah kejuruan harus mempunyai sistem administrasi sekolah dengan
menggunakan teknologi informasi yang maksimal yang akan membantu administrasi di
5
sekolah lebih cepat.Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia
angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedang 30 persen penduduk
yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi
pada tahun 2020-2030. Fasilitas mengenai penerapan teknologi sebaiknya ditingkatkan
untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

4. Upaya SMK Informatika Wonosobo untuk pencapaian tantangan kondisi saat ini
1. Revitalisasi Kurikulum
a. Sikronisasi kurikulum berbasis industri
b. Penguatan Softskill
c. Penguatan kompetensi ledership dalam mata pelajaran kewirausahaan
d. Penyelarasan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
e. Penguatan strategi implementasi kurikulum
f. Penyelerasan standar kompetensi dan sertifikasi keahlian
g. Integrasi intra, ko dan ekstrakurikuler untuk penguatan karakter produktif dan
kreatif
h. Penyelarasan kurikulum bermuatan lokal
i. Penguatan leterasi TIK
j. Penyelarasan kurikulum dengan perkembangan DUDIKA
k. Penyelarasan materi ajar muatan Nasional, Muatan kewilayahan dan Muatan
peminatan kejuruan.

2. Revitalisasi Inovasi Pembelajaran


a. Penerapan budaya industri
b. Menambah kompetensi leadership dalam dalam pengelolaan usaha kecil
c. Guru tamu dari alumni yang sudah berhasil dan dari industri
d. Peningkatan peran industri dalam pemagangan guru dan praktik kerja industri
siswa
e. Resource sharing dan pengembangan dual sistem
f. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
g. Peminatan keberhasilan lulusan di DUDIKA
h. Penguatan tata kelola PKL
i. Pengembangan PJBL sebagai mainstrem model pembelajaran kecakapan Abad ke-
21
6
j. Pengembangan sistem evaliasi dan Uji kompetensi
k. Pengembangan model dan metode pembelajaran Student Center
l. Pengembangan theacing Factory dan Buisner Center sebagai pusat kreatifitas dan
Inovasi

3. Revitalisasi Profesional Guru dan Tendik


a. Diklat di lanjutkan Sertifikasi kompetensi guru produktif
b. Magang guru di Industri
c. Bintek pengembangan pembelajaran Abad 21 bagi guru dan GTK
d. Peningkatan Profesionalisme tendik
e. Pengembangan kompetensi guru
f. Rekrutmen dan sertifikasi pendidik dari industri sebagai guru dan instruktur di
sekolah
g. Tes program pendidikan guru Berkeahlian ganda

4. Revitalisasi Standarisasi dan Optimalisasi Sarana dan Prasarana


a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana utama laboratorium melalui pengadaan
oleh sekolah
b. Pemenuhan standar sarpras utama melalui Resource sharing dengan DUDIKA

5. Revitalisasi Tata Kelola Kelembagaan


a. Mengupayakan regulasi adanya payung hukum
b. Pembentukan kelas industri

c. Optimalisasi Bursa Kerja Khusus (BKK)


d. Membangun jejaring Alumni
e. Refocusing sekolah
f. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan akses sertifikasi keahlian siswa
g. Pengendalian dan penataan program keahlian sesuai dengan kebutuhan
pembangunan
h. Pemenuhan perangkat operasional
i. Pembuatan Data Base kelulusan
j. Manajemen mutu dan kontrol implementasi
k. Optimalisasi peran komite sekolah
7
6. Revitalisasi Kimitraan SMK Informatika Wonosobodengan DUDIKA dan
Steakholder
a. Perluasan ruang lingkup kerjasama
b. Peningkatan peran Industri dalam pemagangan atau prektik kerja industri
c. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
d. Optimalisasi peran industri dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum
SMK dan Industri
e. Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK oleh DUDIKA
f. Pengembangan Teaching Factory dan Buisnes Centre
g. Serifikasi Kompetensi guru/siswa
h. Resorce Sharing dan pengembangan dual system

7. Strategi Implementasi
a. Penyelerasan kurikulum
Indikator kinerja
1) Melaksanakan sinkronisasi kurikulum
2) Kurikulum berbasis industri sesuai kompetensi kahlian masing-masing
3) Kurikulum berbasis kemandirian usaha

b. Peningkatan kualitas pembelajaran inovatif


Indikator kinerja :
1) Implementasi kelas Industri
2) Implementasi kelas juragan
3) Implementasi E-Learning
4) Implementasi PBL/PJBL
5) Implementasi penilaian otentik
6) Implementasi bilingual ecosystem learning
7) Implementasi Teaching Factory dan Buisnes Center
8) Implementasi PKL berbasis kinerja

c. Peningkatan Kualitas Sarpras


Indikator :
1) Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan prasarana dan sarana
8
2) Kekinian peralatan
3) Resource sharing dengan aliansi, Lembaga kursus dan industri
4) Tempat uji kompetensi
5) Pembentukan LSP-P1

c. Peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan


Indikator :
1) Guru produktif berkeahlian ganda
2) Guru bersertifikat keahlian
3) Magang di industri
4) Peningkatan kualifikasi akademik ke S2/S3

d. Peningkatan kualitas kerjasama dengan DUDIKA


Indikator :
1) Pemutakhiran kerjasama prakerin
2) Perluasan ruang lingkup kerjasama
3) Penguatan teaching factory dan bisnis center

e. Peningkatan tata kelola sekolah untuk pengembangan


Indikator :
1) Implementasi budaya industri dan K3
2) Implementasi mental entherpreneurship
3) Pengembangan etos kerja

f. Kebekerjaan lulusan
Indikator :
1) Masa tunggu mendapatkan pekerjaan pertama sesuai bidangnya
2) Wirausahawan baru

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan datang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan

9
berani menghadapi, mampu memecahkan, dan berani mengatasi masalah kehidupan yang
dihadapinya. Oleh karena itu pendidikan harus mampu menyentuh nurani maupun kompetensi
peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa sangat penting, ketika seseorang harus
memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja.

Pemikiran ini mengandung konsekwensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan


kurikulum pendidikan menengah kejuruan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan
masa depan perlu terus menerus dilakukan, diselaraskan, dengan kebutuhan dunia usaha/dunia
industri, perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan bisnis.

B. Dasar Hukum

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;

b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

c. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

d. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor13 Tahun2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
g. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta
Didik baru
h. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK
i. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
j. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler
k. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
l. Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah
10
m. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

n. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling


pada Pendidikan Dasar dan Menengah
o. Permendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006
dan Kurikulum 2013
p. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri
q. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
r. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia
s. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
t. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan/ madrasah Aliyah Kejuruan
u. Permendikbud No. 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
v. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada
Satuan Pendidikan Formal
w. Peraturan Daerah Jawa tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan
Aksara Jawa
x. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda
No. 9 tahun 2012
y. Edaran Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 juli 2013 tentang
Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
z. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4
Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran
Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS,
SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provisi Jawa Tengah
aa. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
bb. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan
Madrasah Aliyah Kejuruan

11
cc. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017,
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link
and Match Dengan Industri
dd. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
ee. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan
ff. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan
gg. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang KI dan KD mata pelajaran Sekolah
Menengah Kejuruan
hh. Peraturan BNSP Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Sertifikasi
Kompetensi bagi Lulusan SMK
ii. Peraturan BNSP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema SertifikasiProfesi
jj. Peraturan BNSP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Ketentuan Umum Lisesnsi
Lembaga Sertifikasi Profesi
kk. Peraturan BNSP Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi
ll. Surat Edaran No 14 Tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP

C. Tujuan Penyusunan KTSP


Kurikulum yang dikembangkan oleh SMK Informatika Wonosobo dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Kurikulum SMK Informatika Wonosobo adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh sekolah, mengacu pada peraturan-peraturanyang berlaku, maka:
a. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dan komite sekolah diberi nama “Kurikulum
SMK Informatika Wonosobo”
b. Kurikulum ini dimaksudkan untuk memungkinkan adanya penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
c. Tujuan Pengembangan Kurikulum SMK Informatika Wonosobo dan konsekuensinya :
12
1. Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan, pengaturan
waktu, pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum SMK Informatika
Wonosobo.
2. Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program pelaksanaan
kurikulum SMK Informatika Wonosobo agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan
berkelanjutan.
3. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan
rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi
program.
4. Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.
5. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih
memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum SMK
Informatika Wonosobo pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih
berhasil guna.
6. Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum SMK
Informatika Wonosobo dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan.
7. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu
8. Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”
9. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
10. Kesuksesan siswa pada performa di dunia kerja
11. Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan
12. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi
13. Belajar dengan Berbuat “Learning By Doing” dan Memperbanyak praktek kerja
“Hands On Experience”
14. Membutuhkan fasilitas Mutakhir untuk praktik
15. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum.

13
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL PMK dimulai dengan menentukan
profil lulusan PMK.
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
KOMPETENSI LULUSAN SMK
Lulusan SMK memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab serta dampak fenomena
dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.

14
B. Visi SMK Informatika Wonosobo
Membentuk Generasi Yang Beriman, Santun, Cerdas dan Terampil.
C. Misi SMK Informatika Wonosobo
1. Membangun sikap adaptif dan inovatif dalam proses pembelajaran di sekolah maupun
di dunia kerja.
2. Meningkatkan kualitas pembinaan dalam mewujudkan iman dan taqwa serta sikap
kemadirian.
3. Menghasilkan tamatan yang memiliki ketaqwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap keharomonisan lingkungan.
4. Mendidik dan melatih dengan prinsip kewirausahaan sehingga menjadi tenaga ahli
tingkat menengah yang tangguh.
5. Membimbing dan mengarahkan lulusan untuk dapat bekerja secara mandiri
D. Tujuan SMK Informatika Wonosobo
a. Turut serta berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dengan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak/remaja.
b. Membantu pemerintah mendidik/ menyiapkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
dunia usaha khususnya bidang teknik komputer, desain grafis, tata busana serta bisnis
dan manajemen yang berpotensi dan profesional.
c. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri.
d. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan industri dan
dunia kerja pada saat ini mampu pada masa yang akan datang dan menyiapkan tamatan
agar menjadi warga negara yang produktif adaptif dan kreatif serta mandiri.
e. Mengembangkan potensi keferdasan intelektual (IQ) kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan Spiritual (SQ) secara utuh.
f. Mengantarkan peserta didik kearah pengembangan potensi berkualitas yang mampu
berperan serta dalam pembangunan bangsa baik pembangunan jasmani maupun rohani.
g. Meningkatkan keterpaduan wawasan ilmu teknologi dengan ilmu keislaman
E. Tujuan Kompetensi Keahlian
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional

15
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier,mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan
industri pada saat ini maupun masa yang akan datang
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif
Tujuan Kompetensi Keahlian Desain Grafika secara khusus adalah membekali peserta didik
dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten:
a. Mengerjakan brief konsep desain menjadi artwork
b. Menyusun huruf /type setting.
c. Mengerjakan scaning / scanning image.
d. Mengerjakan fotoreproduksi .
e. Mengejakan image secara manual maupun elektronik.
f. Menyiapkan layout untuk siap ke film atau ke plat.
g. Membuat output ke printer,image setter,plate setter.
h. Membuat proof image.
i. Mencetak coba plate relief / letterpress.
j. Membuat photopolymer dengan mesin flexography,pad printing.
k. Membuat plate ganda untuk beberapa image.
l. Membuat silinder gravure secara manual maupun elektronik.
F. Deskripsi KKNI

1) Deskripsi KKNI

Penyusunan KTSP SMK/MAK mencakup pengembangan program pembelajaran


program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun sesuai spektrum pendidikan
menengah kejuruan.

Penyusunan KTSP SMK/MAK memperhatikan jenjang KKNI minimal kualifikasi 2


untuk kompetensi keahlian 3 tahun.

Deskripsi Jenjang Kualifikasi 2 KKNI:

1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur,
di bawah pengawasan langsung atasannya;

16
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul;

3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimibing
orang lain.

2) Skema Sertifikasi

a. Pengertian Sertifikasi Kompetensi

Sertifikasi Komepetesni adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan


secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.

b. Acuan Sertifikasi Kompetensi

1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

2. Standar Kompetensi Internasional

3. Standar Kompetensi Khusus

4. (Standar Kompetensi Lulusan SMK)

c. Model Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Di SMK


1. Mengacu pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Skema Sertifikasi yang
berlaku di SMK/MAK.
2. Dilaksanakan berkaitan dengan pelaksanaan ujian sekolah untuk SMK 3 Tahun
atau SMK 4 Tahun.
3. Menggunakan pola pelaksanaan sertifikasi kompetensi mandiri, bekerja-sama
dengan DUDIKA, pola LSP/BNSP.
4. Menggunakan Pedoman Uji Kompetensi Keahlian (UKK) (Diatur oleh Keputusan
Dirjen Dikdasmen).
5. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran kelas XII atau kelas XIII.

d. Model Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi yang Diharapkan

17
1. Mengacu pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Skema Sertifikasi yang
berlaku Di SMK/MAK.
2. Pola pelaksanaan:
a) Secara mandiri
b) Bekerja-sama dengan DUDIKA
c) Pola LSP/BNSP
d) Keahlian khusus
3. Untuk SMK/MAK yang menggunakan pola LSP /BNSP diasumsikan telah
terlisensi dari BNSP.
4. Dilaksanakan sepanjang tahun berdasarkan capaian kompetensi tertentu.

e. Penyelenggaraansertifikasi kompetensi secara mandiri

Dilaksanakan secara mandiri oleh SMK/MAK dengan mengoptimalkan sumber daya


yang dimiliki oleh sekolah.

1. Tahapan Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi

a) Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.


Membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), berisi fungsi-fungsi:

1) Pengarah
2) Pelaksana
3) Pendukung pelaksanaan

b) Panitia Teknis Uji Kompetensi


1) Merumuskan dan menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2) Mengembangkan dan menetapkan skema sertifikasi.
3) Merancang dan menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4) Menyiapkan asesor kompetensi.
5) Menyiapkan perangkat asesmen.
6) Menyiapkan dan menetapkan prosedur asesmen
7) Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
8) Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
9) Memberikan tugas kepada Asesor Kompetensi (SPT).
10) Asesor melaksanakan uji kompetensi.
11) Menyiapkan TUK, peralatan dan bahan untuk keperluan pelaksanaan uji
kompetensi.

18
12) Asesor Kompetensi melaksanakan Uji Kompetensi
13) Wawancara
14) Test Tertulis
15) Test Praktik
16) Asesor Kompetensi melakukan penilaian dan membuat rekomendasi.
17) Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK

c) Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.


1) Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi peserta yang dinyatakan
kompeten.

2) Menyerahkan sertifikat kompetensi kepada peserta yang dinyatakan


kompeten.

d) Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi Kerja Sama dengan DUDIKA


1. Sertifikasi Kompetensi untuk peserta didik yang diselenggarakan oleh
SMK/MAK bersama dengan DUDIKA Partner.
2. Kedua belah pihak sepakat melalui MOU, untuk memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
a. Kesepakatan antara SMK/MAK dan DUDIKA Partner
1. SMK/MAK dan DUDIKA sepakat untuk bekerja-sama dalam
pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi.
2. Menuangkan kesepakatan kerja sama dalam Memorandum of
Understanding (MoU).
3. Membagi dengan jelas hak dan kewajiban masing-masing para pihak.
4. SMK membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), memenuhi
fungsi:
a) Pengarah
b) Pelaksana
c) Pendukung
b. Panitia Teknis Uji Kompetensi
1. Menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2. Menetapkan skema sertifikasi kompetensi berdasarkan KI-KD.
3. Menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4. Menetapkan sistem dan prosedur uji kompetensi
5. Menyiapkan asesor kompetensi.

19
6. Menyiapkan perangkat asesmen sesuai dengan skema sertifikasi.
7. Menyiapkan tempat uji kompetensi (TUK).
8. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk uji kompetensi.
c. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
2. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
6. Asesor Kompetensi membuat penilaian.
7. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian
kompetensi/rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk
ditindaklanjuti menjadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi
ke pihak DUDIKA.
8. DUDIKA menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang
direkomendasikan kompeten.
9. DUDIKA bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan
mengadministrasikannya.

e) Sertifikasi kompetensi dengan pola LSP P1, lSP P2, dan tuk yang terverifikasi
oleh lSP P3 (BNSP)
Diasumsikan SMK/MAK yang melaksanakan Sertifikasi Kompetensi dengan
pola LSP P1, LSP P2, dan TUK yang terverifikasi oleh LSP P3 telah terlisensi
oleh BNSP.
1. Pola sertifikasi kompetensi dengan sistem BNSP
a. Dilaksanakan mengacu pada Pedoman BNSP 201 dan Pedoman BNSP
terkait lainnya.
b. Pelaksanaan sertifikasi mengacu kepada SOP Asesmen Butir 9
Persyaratan Proses Sertifikasi dari Panduan Mutu LSP P1 dan LSP P2.
c. Hal yang bisa dilakukan adalah menetapkan skema dalam bentuk
klaster, sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan sepanjang tahun.

20
d. Tetap menggunakan sistem dan prosedur yang berlaku di LSP P1, LSP
P2, atau TUK yang terverifikasi oleh LSP P3.
2. Memodifikasi Skema Sertifikasi Kompetensi
a. Membagi Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi menjadi beberapa
klaster, sehingga dapat dilaksanakan uji kompetensi bertahap
sepanjang tahun sesuai capaian kompetensi dalam pembelajaran.
b. Menyusun Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi sebagai okupasi,
sehingga dapat digunakan untuk penyesuaian kesederajatan paket
kompetensi untuk SMK/MAK 4 Tahun.
c. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)
1. Untuk memperoleh skema kualifikasi/klaster yang lebih kecil,
agar dapat dilaksanakan uji kompetensi secara bertahap sesuai
capaian kompetensi pada pembelajaran.
2. Skema sertifikasi yang dimodifikasi adalah skema sertifikasi
yang telah ditetapkan bersama antara Ditjen Dikdasmen dan
BNSP.
3. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Unit Kompetensi)
Tahapan melakukan modifikasi skema sertifikasi
3.1 Pilih dan buka soft copy Skema Sertifikasi yang telah ditetapkan oleh
Ditjen Dikdasmen dan BNSP (misal Pariwisata).
3.2 Cermati dan telaah paket kompetensi yang ada, dan bagilah jumlah
paket menjadi (misal) 3 bagian.
3.3 Beri warna masing-masing bagian dengan warna kuning, hijau dan
biru muda.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)
3.4 Buat judul subklaster dengan memilih unit kompetesi yang paling
dominan.
3.5 Masukan paket subklaster ke dalam format skema sertifikasi.
3.6 Diskusikan draf skema subklaster dengan para pihak dari wakil
industri dan parktisi.
3.7 Ajukan skema skema subklaster kepada BNSP untuk memperoleh
persetujuan.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Okupasi)

21
1. Untuk mendapatkan Skema Sertifikasi Kompetensi KKNI yang lebih
besar, agar diperoleh skema sertifikasi jenjang yang lebih tinggi.
2. Dalam skema sertifikasi kualifikasi KKNI yang ditetapkan bersama
Ditjen Dikdasmen dan BNSP.
3. Tahapan memodifikasi skema sertifikasi (membesarkan):
3.1 Buka soft copy skema sertifikasi KKNI.
3.2 Buka soft copy narasi jenjang 2 KKNI.
3.3 Buka soft copy narasi jenjang 3 KKNI.
3.4 Buka soft copy Daftar Unit Kompetensi pada SKKNI terkait.
3.5 Telaah narasi jenjang 3 KKNI dan tentukan kata kunci yang
menjadi pembeda antara narasi jenjang 2 dan jenjang 3.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Membesarkan)
1) Cermati kata kunci pembeda dan cari judul unit kompetensi dari
daftar unit kompetensi pada SKKNI.
2) Tambahkan dan tempatkan unit kompetensi yang terindentifikasi
ke dalam paket skema sertifikasi jenjang 2 menjadi jenjang 3.
3) Tempatkan paket unit kompetensi jenjang 3 ke dalam narasi
skema sertifikasi untuk kesetaraan SMK 4 Tahun.
4. PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSIPola LSP P1, LSP P2,
atau TUK LSP 3 – BNSP
a. Gunakan Skema Sertifikasi hasil dimodifikasi sebagai acuan
mengembangkan Perangkat Asesmen.
b. Gunakan Pedoman BNSP 301-2014 dan SOP (Prosedur) Butir 9
Persyaratan Asesmen Kompetensi sebagai acuan dalam pelaksanaan
asesmen kompetensi.
c. Lakukan pelaksanaan asesmen kompetensi dengan tahapan,
penggunaan format, asesor kompetensi dan personil sesuai dengan
pedoman dan SOP.
d. Asesor melakukan asesmen/uji kompetensi.
e. Asesor membuat penilaian dan rekomendasi.
f. Hasil penilaian disampaikan kepada LSP P1/P2/P3.
g. Petugas LSP P1/P2/P3 mengajukan permohonan sertifikat kompetensi
ke BNSP bagi peserta yang direkomendasikan kompeten.

22
h. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan diadministrasikan sesuai
dengan prosedur/SOP yang diberlakukan.
5. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus
a. Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus adalah Sertifikasi
Kompetensi yang telah ada dan berlaku sebelum BNSP berdiri,
didasarkan atas konvensi internasional.
b. Bidang keahlian khusus tersebut antara lain penerbangan, kepelautan,
kedokteran.

c. Standardisasi dan sertifikasi Pelaut diatur melalui Standar Training


and Certification and Watchkeeping (STCW) for Seawearer
Amendment 2010, International Maritime Organization (IMO).

d. Di Indonesia Ditjen Perhubungan Laut ditunjuk sebagai pelaksana


STCW Amendment 2010.

e. Implementasi STCW Amendment 2010 untuk Sertifikasi Kompetensi


Awak Kapal oleh Lembaga Pendidikan Pelaut terakreditasi oleh
Badan Akreditasi terotorisasi.

f. SMK/MAK yang ingin memperoleh akreditasi, mengajukan


pemohonan ke BPL Kemenhub, melampirkan dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan dalam Peraturan Kepala Badan Diklat
Perhubungan No. 225/01-003/II/2010.

g. SMK/MAK yang belum memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi


terotorisasi, dapat menitipkan peserta didiknya kepada lembaga
pendidikan yang terakreditasi.

G. Profil Lulusan
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;

2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara


berkelanjutan;

3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan


sesuai dengan kebutuhan pembangunan;

23
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk
bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan

5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif


menghadapi pasar global.

Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 tahun memiliki
kompetensi pada dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3

Tabel 1. SKL PMK Dimensi Sikap


Kompetensi LulusanProgram Pendidikan 3 Tahun
Berperilaku yang mencerminkan sikap:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME;

2. Jujur, disiplin, empati, dan pembelajar sejati sepanjang hayat;

3. Bangga dan cinta tanah air, bangga pada profesinya, dan


berbudaya nasional;

4. Memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan;

5. Berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, bekerja sama,


berkomunikasi, dan bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri
dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lainsesuai
bidang dan lingkup kerja dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan industri lingkup lokal,
nasional, regional, dan internasional.

Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan

24
Kompetensi LulusanProgram Pendidikan 3 Tahun

Berfikir secara faktual, konseptual, operasional dasar, prinsip, dan metakognitif sesuai
denganbidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,
berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan,
2. Teknologi,
3. Seni,
4. Budaya, dan
5. Humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional.

Tabel 3. SKL PMK Dimensi Keterampilan


Kompetensi LulusanProgram Pendidikan 3 Tahun

Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam:


1. Melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang
kerja, dan

2. Menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan langsung atasan berdasarkan


kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja, dan dapat diberi
tugas membimbing orang lain.

25
BAB III
STANDAR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur dan Muatan Kurikulum


1. Struktur Kurikulum
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka
dikembangkan struktur kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata
Pelajaran Wajib dan Mata Pelajaran Pilihan. Mata Pelajaran Wajib mencakup 9 (sembilan)
mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam perminggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan
kemasan substansi untuk mata pelajaran wajib bagi SMK/MAK adalah sama. Struktur ini
menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subyek dalam belajar yang memiliki
hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk pilihan akademik dan
vokasional untuk SMK/MAK. Maka pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi
satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik.
Beban belajar di SMK untuk kelas XI, dan XII masing-masing adalah 48 jam pelajaran
perminggu dan 2 jam muatan lokal. Satu jam belajar adalah 45 menit.
Isi Kurikulum 2013 meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar peserta didik pada satuan pendidikan.

26
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK GRAFIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : DESAIN GRAFIKA

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU

A. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212

3 Bahasa Indonesia 320

4 Matematika 424

5 Sejarah Indonesia 108

6 Bahasa Inggris 352

B. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya 108

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 144

Jumlah Kelompok A dan B 1.986

C. Muatan Peminatan Kejuruan


1 Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2 Fisika 108

3 Kimia 108

C2. Dasar Program Keahlian

1 Dasar-Dasar Kegrafikaan 288

27
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU

2 Kalkulasi Grafika 108

3 Pengolahan Limbah Industri Percetakan 72

C3. Kompetensi Keahlian

1 Perwajahan 348

2 Desain Grafis 420

3 Susun Huruf Komputer 490

4 Foto Reproduksi dan Acuan Cetak 456

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524

Jumlah Kelompok C (C1, C2, dan C3) 3.030

TOTAL C(C1, C2, dan C3) 5.016

28
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK GRAFIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : DESAIN GRAFIKA

KELAS

MATA PELAJARAN XII

1 2

A. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2

3 Bahasa Indonesia 2 2

4 Matematika 4 4

5 Sejarah Indonesia - -

6 Bahasa Inggris 4 4

B. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya - -

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan - -

Jumlah Kelompok A dan B 15 15

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

29
KELAS

MATA PELAJARAN XII

1 2

1 Simulasi dan Komunikasi Digital - -

2 Fisika - -

3 Kimia - -

C2. Dasar Program Keahlian

1 Dasar-Dasar Kegrafikaan - -

2 Kalkulasi Grafika - -

3 Pengolahan Limbah Industri Percetakan - -

C3. Kompetensi Keahlian

1 Perwajahan 6 6

2 Desain Grafis 6 6

3 Susun Huruf Komputer 7 7

4 Foto Reproduksi dan Acuan Cetak 6 6

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 8 8

Jumlah Kelompok C (C1, C2, dan C3) 33 33

TOTAL C 48 48

Struktur Kurikulum SMK Informatika Wonosobo Kelas X,XI,XII

KELAS

MATA PELAJARAN XII

1 2

A. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2

30
KELAS

MATA PELAJARAN XII

1 2

3 Bahasa Indonesia 2 2

4 Matematika 4 4

5 Sejarah Indonesia - -

6 Bahasa Inggris 4 4

B. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya - -

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan - -

3 Bahasa Jawa 2 2

Jumlah Kelompok A dan B 17 17

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1 Simulasi dan Komunikasi Digital - -

2 Fisika - -

3 Kimia - -

C2. Dasar Program Keahlian

1 Dasar-Dasar Kegrafikaan - -

2 Kalkulasi Grafika - -

3 Pengolahan Limbah Industri Percetakan - -

C3. Kompetensi Keahlian

1 Perwajahan 6 6

2 Desain Grafis 6 6

3 Susun Huruf Komputer 7 7

4 Foto Reproduksi dan Acuan Cetak 6 6

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 8 8

31
KELAS

MATA PELAJARAN XII

1 2

Jumlah Kelompok C (C1, C2, dan C3) 33 33

TOTAL C(C1, C2, dan C3) 48 48

2. Kompetensi Inti dan KD


Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.


Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah


Kejuruan
KOMPETENSI INTI KELAS X
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

32
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual
dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.

3. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu


Pengolahan Limbah Industri Percetak

Mata Pelajaran: Perwajahan

UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPET SERTIFI
DASAR U
ENSI KASI

3.1 Memahami pencampuran 4.1. melakukan Menerjema


warna subtraktif. pencampuran hkan client
8
warna brief
subtraktif.
3.2 Memahamiprinsip- 4.2. Melaksanakan
prinsiptataletak, antara tata letak, antara
lain: proporsi, irama lain: proporsi,
(rythm), keseimbangan, irama (rythm),
kontras, kesatuan (unity), keseimbangan,
danharmonidalam kontras, 8
perwajahan barang kesatuan
cetakan. (unity), dan
harmoni dalam
perwajahan
barang cetakan.
3.3 Memahamiilustrasi garis 4.3. Melaksanakan
dan geometris. ilustrasi garis 8
dan geometris.
3.4 Memahamiilustrasi 4.4. Melaksanakan
bercak-bercak (doodle). ilustrasi bercak- 8
bercak (doodle).

33
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPET SERTIFI
DASAR U
ENSI KASI

3.5 Menganalisis ilustrasi 4.5. Menunjukkan


mozaik, montase, dan ilustrasi mozaik,
24
kolase (collage). montase, dan
kolase (collage).
3.6 Menerapkaninstruksikerja 4.6. Melaksanakanp
perwajahanflyer/ erwajahan
20
leaflet/pamphlet. flyer/leaflet/pam
phlet.
3.7 Menganalisis rancangan 4.7. Menampilkan
perwajahanfolder. perwajahan 24
folder.
3.8 Menganalisis rancangan 4.8. Menampilkan
perwajahan poster. perwajahan 24
poster.

3.9 Menganalisis rancangan 4.9. Menampilkan


perwajahan cover majalah. perwajahan 24
cover majalah.
3.10 Menganalisis rancangan 4.10. Menampilkan
perwajahan cover novel. perwajahan 24
cover novel.
3.11 Menganalisis rancangan 4.11. Menampilkan
perwajahan cover buku perwajahan
24
pelajaran. cover buku
pelajaran.
3.12 Menganalisis rancangan 4.12. Menampilkan
perwajahan kalender. perwajahan 24
kalender.
3.13 Menganalisisrancangan 4.13. Menampilkan
perwajahan brosur/ perwajahan
20
booklet. brosur/
booklet.
3.14 Menganalisis rancangan 4.14. Menampilkan 24
perwajahan packaging perwajahan
toiletris (produk packaging
perawatan pribadi). toiletris
(produk
perawatan
pribadi).

34
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPET SERTIFI
DASAR U
ENSI KASI

3.15 Menganalisis rancangan 4.15. Menampilkan 24


perwajahan packaging dos perwajahan
ulang tahun. packaging dos
ulang tahun.
3.16 Menganalisis rancangan 4.16. Menampilkan 24
perwajahan packaging perwajahan
produk makanan. packaging
produk
makanan.
3.17 Menganalisis rancangan 4.17. Menampilkan
perwajahan barang perwajahan
cetakan(poster/ majalah/ barang
36
kalender, dll.) cetakan(poster
/ majalah/
kalender, dll.)
JUMLAH JAM 348
Mata Pelajaran: Desain Grafis

SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
3.1 Memaha 4.1. Menerapka Mengembangkandanmengko
mi unsur- n unsur- munikasikankonsepdesain
unsur tata unsur tata
letak letak
berupa berupa
garis, garis,
bidang, ilustrasi,
ilustrasi, tipografi,
20
tipografi, warna,
warna, gelap-
gelap- terang,
terang, tekstur, dan
tekstur, ruang
dan dengan
ruang. softwaregr
afis.
3.2 Memaha 4.2. Melakukan
miprinsip tata letak, 28
tata letak, antara lain:

35
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
antara proporsi,
lain : irama
proporsi, (rythm),
irama keseimban
(rythm), gan,
keseimba kontras,
ngan, kesatuan
kontras, (unity), dan
kesatuan harmoni
(unity), dalam
dan pembuatan
harmoni desain
dalam grafis
pembuata barang
n desain cetakan.
grafis
barang
cetakan.
3.3 Memaha 4.3. Menerapka
mi fungsi, n fungsi,
kompone komponen,
n, dan dan model
model warna
20
warna. dalam
desain
grafis
barang
cetakan.
3.4 Menerapk 4.4. Mendemon
an proses strasikan
scan proses scan
gambar/ gambar/
12
ilustrasi/t ilustrasi/tek
eks. s dengan
alat
scanner.
3.5 Menerapk 4.5. Melakukan
anproses pemotretan
pemotreta model
12
n model fotografi
fotografi dengan
dengan

36
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
kamera kamera
digital. digital.
3.6 Menganal 4.6. Menyajika Mempresentasikanhasilkaryad
isis desain n desain esainkepadaklien
grafis grafis flyer/
28
flyer/ leaflet/
leaflet/ pamphlet.
pamphlet.
3.7 Memaha 4.7. Menerapka
mikonsep natribut
atribut cetak
cetak (tanda
(tanda potong,
potong, tanda
tanda lipatan,
12
lipatan, tangga
tangga keabuan,
keabuan, color bar,
color bar, tanda
tanda register)
register) pada hasil
pada hasil desain.
desain.
3.8 Menerap 4.8. Melaksan Mengevaluasi hasil karya
kan akanprint desain
prosedur out hasil
print out desain ke
hasil media 16
desain kertassesu
ke aistandar.
media
kertas.
3.9 Mengan 4.9. Menyajik
alisis an desain
desain grafis 28
grafis poster.
poster.
3.10 Mengan 4.10. Menyajik Merekomendasikan argumen-
alisis an desain argumen yang meyakinkan
desain grafis 28 terhadap hasil karya desain
grafis cover kepadak lien
cover majalah/

37
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
majalah/ cover
cover novel.
novel
3.11 Mengan 4.11. Menyajik
alisis an desain
desain grafis
grafis cover
28
cover buku
buku pelajaran.
pelajara
n.
3.12 Mengan 4.12. Menyajik 28
alisis an desain
desain grafis
grafis kalender.
kalender
.
3.13 Mengan 4.13. Menyajik
alisis an desain
desain grafis
28
grafis newsletter
newslett .
er.
3.14 Mengan 4.14. Menyajik
alisis andesain
desain grafis
28
grafis folder/
folder/ brosur.
brosur.
3.15 Mengan 4.15. Menyajik
alisis andesain
desain grafis
grafis packaging
packagi toiletries
ng (produk 28
toiletries perawatan
(produk pribadi).
perawat
an
pribadi).
3.16 Mengan 4.16. Menyajik 28
alisis andesain

38
SKEMA
KOMPETEN KOMPETENS
WAKTU UNIT KOMPETENSI SERTIFI
SI DASAR I DASAR
KASI
desain grafis
grafis packaging
packagi produk
ng makanan.
produk
makana
n.
3.17 Menerap 4.17. Melakuka
kan n
imposisi imposisi
hasil hasil
desain desain
28
barang barang
cetakan. cetakan
untuk
siap
dicetak.
3.18 Mengev 4.18. Memodifi
aluasi kasi hasil
print out desain
hasil siap
desain untuk di
20
di media print out
kertas, ke media
film, kertas,
dan film, dan
pelat. pelat.
JUMLAH JAM 420

Mata Pelajaran: Susun Huruf Komputer

UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
3.1 Memahami 4.1 Melakukan
fungsi jari pengetikan
tangan dan sistim 10 jari
display tuts dan pengetikan 24
keyboard. cepat sistim buta
dengan
komputer.

39
UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
3.2 Memahami 4.2 Mempraktekkan
konsep konsep anatomi
anatomi huruf huruf dan
dan kelompok/ kelompok/ 24
keluarga keluarga huruf
huruf. pada susunan
teks.
3.3 Memahami 4.3 Menerapkan
bentuk bentuk susunan
28
susunan huruf huruf paragraph.
paragraph.
3.4 Memahami 4.4 Menerapkan
bentuk bentuk susunan
28
susunan huruf huruf tabulasi.
tabulasi.
3.5 Memahami 4.5 Menerapkan
bentuk bentuk susunan
28
susunan huruf huruf kolom.
kolom.
3.6 Menganalisis 4.6 Menyajikan tata
rancangan letak(lay
pola tataletak, out)penyusunan
penyusunan huruf dan 28
huruf dan ilustrasi surat
ilustrasi surat kabar.
kabar.
3.1 Menganalisis 4.1 Menyajikan
imposisi hasil imposisi hasil 24
susunan susunan
(setting). (setting).
3.2 Menganalisis 4.2 Menyajikan
hasil atribut atribut
cetak (tanda cetak(tanda
potong, tanda potong, tanda
lipatan, tangga lipatan, tangga 24
keabuan, color keabuan, color
bar, tanda bar, tanda
register) pada register) pada
hasil susunan. hasil susunan.
3.3 Menganalisis 4.3 Menyajikan
print out hasil print out hasil 28
susunan ke

40
UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
susunan ke media kertas
media kertas. sesuai standar.

3.10 Menganalisis 4.10 Menyajikan tata


rancangan pola letak isi 28
tata letak newsletter.
newsletter.
3.11 Menerapkan 4.11 Melaksanakan
penyusunan penyusunan
huruf dan huruf dan 28
ilustrasi ilustrasi
newsletter. newsletter
3.12 Menganalisis 4.12 Menyajikan tata
hasil pola tata letak isi tabloid. 28
letak tabloid.
3.13 Menerapkan 4.13 Menunjukkan
penyusunan susunan huruf
30
huruf dan dani lustrasi
ilustrasi tabloid
tabloid.
3.14 Menganalisis 4.14 Menyajikan tata
hasil pola letak (lay
tataletak, out),penyusuna
penyusunan n huruf dan 32
huruf dan ilustrasi
ilustrasi majalah.
majalah.
3.15 Menganalisis 4.15 Menyajikan
hasil pola tata tata letak(lay
letak, out),penyusuna
penyusunan n huruf dan 32
huruf dan ilustrasi buku
ilustrasi buku pelajaran.
pelajaran.
3.16 Menganalisis 4.16 Menunjukkan
rancangan imposisi
imposisi beberapa
beberapa halaman isi
halaman isi barang cetakan 28
barang cetakan (tabloid,
(tabloid, majalah, dan
majalah, dan buku
pelajaran).

41
UNIT SKEMA
KOMPETENSI KOMPETENSI
WAKTU KOMPETENS SERTIFIKAS
DASAR DASAR
I I
buku
pelajaran).
3.17 Menerapkan 4.17 Melaksanakan
penyusunan penyusunan
huruf dan huruf dan 24
ilustrasi buku ilustrasi buku
pelajaran. pelajaran.
3.18 Menganalisis 4.18 Menyajikan
print out hasil print out hasil
imposisi isi imposisi isi
barang cetakan barang cetakan 24
pada media pada media
kertas/film/pela kertas/film/pela
t. t sesuai standar.
JUMLAH JAM 490

42
Mata Pelajaran: Foto Reproduksi dan Acuan Cetak

UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPETE SERTIFIK
DASAR U
NSI ASI
3.1 Memahami 4.1 Mempraktikkan
fungsi lapisan fungsi lapisan struktur
struktur film film reproduksi dan
reproduksi dan pencampuran bahan- 21
pencampuran bahan kimia.
bahan-bahan
kimia.
3.2 Menerapkan 4.2 Mendemonstrasikanp
cara pemotretan emotretan berbagai
berbagai model model (garis, nada
(garis, nada lengkap, dan warna)
35
lengkap, dan dengan kamera
warna) dengan vertikal/ horisontal.
kamera vertikal/
horisontal.
3.3 Menerapkan 4.3 Melakukan proses
proses pengembangan dan
pengembangan koreksi film 28
dan koreksi film negatif/positif secara
secara manual. manual.
3.4 Menerapkan 4.4 Melakukancetakcoba/
proses cetak proof image hitam
coba/ proof putih dan warna. 28
image hitam
putih dan warna.
3.5 Memahami 4.5 Mempraktikkan
fungsi alat dan peralatan dan bahan
bahan untuk dengan tepat untuk
21
pekerjaan pekerjaan montase
montase hitam hitam putih dan warna
putih dan warna. dengan tepat.
3.6 Mengevaluasi 4.6 Memodifikasi pola
hasil pola montase film warna
montase isi masukan (isi buku/ 35
buku/ majalah/ majalah/ surat kabar)
surat kabar. secara manual.
3.7 Menerapkan 4.7 Melakukan
pembuatan pembuatan acuan
28
acuan cetak cetak saring basis air/
minyak.

43
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPETE SERTIFIK
DASAR U
NSI ASI
saring basis air/
minyak.
3.8 Menerapkan 4.8 Melakukan
pembuatan pembuatan
acuan cetak acuancetak relief
28
relief (letter (letter press) dengan
press) dengan klise logam.
klise logam.
3.9 Menerapkan 4.9 Melakukan
pembuatan pembuatan
acuan cetak acuancetak
flexography flexography dengan 28
dengan toyobo/ toyobo/
photopolymer/n photopolymer/
yloprint. nyloprint.

3.10 Menerapkan 4.10 Melaksanakan


cara kerja filter carakerja filter dan
dan pemisahan pemisahan warna 18
warna dengan dengan raster.
raster.
3.11 Menerapkan 4.11 Mendemonstrasikanpr
proses oses pemotretan
pemotretan berbagai model nada
berbagai model penuh, nada lengkap,
24
nada penuh, dan model warna.
nada lengkap,
dan model
warna.
3.12 Menerapkan 4.12 Mendemonstrasikan
proses proses pengembangan
pengembangan film secara manual
18
film secara dan film processor.
manual dan film
processor.
3.13 Menerapkanpros 4.13 Melaksanakan print
es output image out film menggunakan
menggunakan image
24
image setter/Computer to
setter/Computer Film (CtF).
to Film (CtF).

44
UNIT SKEMA
KOMPETENSI WAKT
KOMPETENSI DASAR KOMPETE SERTIFIK
DASAR U
NSI ASI
3.14 Menganalisis 4.14 Menunjukkan
hasil montase montase(montage)
(montage) film film isi buku/ majalah
isi buku/ warna separasi secara 24
majalah warna manual.
separasi secara
manual.
3.15 Menerapkan 4.15 Melakukan pelat
pembuatan pelat positif/negatif
24
positif/negatif lithography dengan
lithography. plate setter.
3.16 Menerapkan 4.16 Melakukan pelat
pembuatan pelat relief dengan
relief dengan toyobo/klise seng
toyobo/kliseseng untuk acuan cetak 24
untuk acuan tampon (pad).
cetak tampon
(pad).
3.17 Menerapkan 4.17 Melakukan pelat
pembuatan pelat relief dengan etsa/
relief dengan cungkil untuk acuan
etsa/cungkil cetak silinder gravure. 24
untuk acuan
cetak silinder
gravure.
3.18 Menerapkan 4.18 Mendemonstrasikanp
pembuatan pelat embuatan pelat positif
positif lithography
lithography denganmesinCompute
dengan mesin r to Plate (CtP)/
24
Computer to Conventional to
Plate (CtP)/ Computer Plate
Conventional to (CtCP).
Computer Plate
(CtCP).
JUMLAH JAM 256

45
B. Muatan Lokal
Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah
bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi:
1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau 2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada
kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat
dilakukan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah atau keunggulan daerah yang selaras
dengan kompetensi keahlian yang ada. Adapun muatan lokal yang dikembangkan di SMK
Informatika Wonosobo adalah bahasa jawa sebagai muatan lokal wajib SMK di Jawa
Tengah berdasarkan keputusan gubernur jawa tengah Nomor 432.5/27/2011 dan Surat
kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah a.n Gubernur Jawa Tengah No.424/13242
tanggal 23 Juli 2013. hal: lmplementasi muatan lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah.
Standar ISI Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) SMK.
Kelas X Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. MENDENGARKAN  Mendengarkan pengumuman kegiatan


Mampu mendengarkan dan kemasyarakatan
lisan memahami wacana sastra  Mendengarkan cerita pengalaman yang
maupun non sastra dalam berbagai disampaikan secara langsung atau melalui
ragam bahasa jawa. rekaman dalam ragam bahasa krama
 Mendengarkan cerita rakyat yang
disampaikan secara langsung melalui
rekaman
2. BERBICARA  Berdialog menggunakan parikan/
Mampu mengungkapkan wangsalan
pikiran, gagasan, dan perasaan  Bercerita pengalaman yang mengesankan
secara lisan sastra maupun non dalam ragam krama
sastra dengan menggunakan  Berdialog mengenai cerita rakyat
berbagai ragam dan unggah –
ungguh bahasa jawa

46
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

3. MEMBACA  Membaca pemahaman wacana nonsastra


Mampu membaca dan tentang budaya jawa
memahami bacaan satra dan non  Membaca pemahaman wacana berhuruf
sastra berhuruf latin maupun jawa jawa 10 – 15 kalimat
dengan berbagai keterampilan dan  Membaca indah geguritan
teknik membaca
4. MENULIS  Menulis ringkas wacana non sastra
Mampu mengungkapkan tentang budaya jawa
pikiran pendapat,gagasan, dan  Menulis wacana sederhana menggunakan
perasaan dalam berbagai jenis huruf jawa
karangan sastra maupun nonsastra  Menulis geguritan
menggunakan berbagai ragam
bahasa jawa sesuai dengan unggah
– ungguh dan menulis dengan
huruf jawa.

Kelas X Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. MENDENGARKAN  Mendengarkan berita yang disampaikan


Mampu mendengarkan dan melalui media elektronik
lisan memahami wacana sastra  Mendengarkan pembacaan cerkak yang
maupun non sastra dalam berbagai disampaikan secara langsung atau
ragam bahasa jawa. rekaman
2. BERBICARA  Menyampaikan informasi yang diperoleh
Mampu mengungkapkan melalui radio, televisi, atau internet
pikiran, gagasan, dan perasaan  Membahas atau mendiskusikan isi cerkak
secara lisan sastra maupun non
sastra dengan menggunakan
berbagai ragam dan unggah –
ungguh bahasa jawa

47
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

3. MEMBACA  Membaca nyaring naskah berita


Mampu membaca dan  Membaca nyaring cerkak
memahami bacaan satra dan non
sastra berhuruf latin maupun jawa
dengan berbagai keterampilan dan
teknik membaca
4. MENULIS  Menulis wacana eksposisi dalam bentuk
Mampu mengungkapkan naskah berita pendek
pikiran pendapat,gagasan, dan  Menulis wacana narasi dalam bentuk
perasaan dalam berbagai jenis sinopsis cerkak
karangan sastra maupun nonsastra
menggunakan berbagai ragam
bahasa jawa sesuai dengan unggah
– ungguh dan menulis dengan
huruf jawa.

C. Pengembangan Diri
1) Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya
Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi:
a) Pemahaman diri dan lingkungan;
b) Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
c) Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;
d) Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir;
e) Pencegahan timbulnya masalah;
f) Perbaikan dan penyembuhan;
g) Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri
Konseli;
h) Pengembangan potensi optimal;

48
i) Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif; dan
j) Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas
pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan,
kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseling mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial,
dan karir
Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan asas:
a) Kerahasiaan sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling;
b) Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
c) Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
d) Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
e) Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
f) Kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan Konseli;
g) Kedinamisan dalam memandang Konseli dan menggunakan teknik layanan sejalan
dengan perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling;
h) Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan dalam membantu Konseli;
i) Keharmonisan layanan dengan visi dan misi satuan pendidikan, serta nilai dan norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat;
j) Keahlian dalam pelayanan yang didasarkan pada kaidah-kaidah akademik dan
profesional di bidang Bimbingan dan Konseling;
k) Tut Wuri Handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat
perkembangan yang optimal.

Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip:


a) Diperuntukkan bagi semua dan tidak diskriminatif;
b) Merupakan proses individuasi;
c) Menekankan pada nilai yang positif;
d) Merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan pendidikan, Konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling, dan pendidik lainnya dalam satuan pendidikan;
e) Mendorong Konseli untuk mengambil dan merealisasikan keputusan secara
bertanggungjawab;
f) Berlangsung dalam berbagai latar kehidupan;
g) Merupakan bagian integral dari proses pendidikan;

49
h) Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia;
i) Bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan;
j) Dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional Bimbingan dan Konseling;
k) Disusun berdasarkan kebutuhan Konseli.
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup:
a) layanan dasar;
b) layanan peminatan dan perencanaan individual;
c) layanan responsif; dan
d) layanan dukungan sistem.
Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
a) bidang layanan pribadi;
b) bidang layanan belajar;
c) bidang layanan sosial; dan
d) bidang layanan karir.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:
a) jumlah individu yang dilayani;
b) permasalahan; dan
c) cara komunikasi layanan.
Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a) mekanisme pengelolaan; dan
b) mekanisme penyelesaian masalah.
Layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling.Tanggung jawab pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling.

2) Pembinaan Minat dan Bakat


Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik
di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik

50
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing
a. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Informatika Wonosobodalam bentuk:

1) Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga,seni


dan budaya, cinta alam, keagamaan.
2) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis
alquran, retreat; atau bentuk kegiatan lainnya
3) Palang Merah Remaja
b. Mekanisme
1) Pengembangan
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan. Dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan merupakan ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan diperuntukan bagi
peserta didik SMK/MAK. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan
organisasi kepramukaan setempat/terdekat dengan mengacu kepada Pedoman
dan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik.
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat
dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi,
dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik
atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler
yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Program Kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan
mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada

51
gugus/klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi
atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masingmasing.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya


memuat:
a) rasional dan tujuan umum;
b) deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;
c) pengelolaan; pendanaan; dan
d) evaluasi
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di
awal tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan
kokurikuler.
3) Penilaian
Penilaian kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu
mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya
meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta
didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang
belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk
mencapainya.
3) Program Pembiasaan
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana
penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan keterampilan
kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan pengembangan sikap dan

52
kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti
Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh
penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan
kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di lingkungan
sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses
pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral
Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting. Melalui pendidikan
kepramukaan akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan
mencintai alam. Karenanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap
sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan. Koherensi proses
pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan
pada dua alasan dalam menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak nilai-
nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan kepramukaan merupakan
imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
A. Prosedur Pelaksanaan
1. Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a) Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
didampingi oleh seorang Pembina Pramuka dan atau Pembantu Pembina.
b) Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan
Kepramukaan.
c) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka membantu
pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan.
2. Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib..
a) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi muatanmuatan
pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di dalam kegiatan
Kepramukaan.

53
b) Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan pembelajaran
kepada Pembina Pramuka untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan
Kepramukaan.
c) Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan, Pembina Pramuka
menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru kelas/Guru Mata Pelajaran.

B. Penilaian
1. Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Penilaian dilakukan secara kualitatif.
b) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik.
c) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
d) Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik.
e) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat
bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.
2. Teknik Penilaian
a) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik.
b) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya. 3. Media Penilaian:
i. Jurnal/buku harian.
ii. Portofolio.

3. Proses penilaian:
a) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di
dalam proses pembelajaran.
b) Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan

54
kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan
kepramukaan itu sendiri.
c) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
d) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran
sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan
dalam Kurikulum 2013.
e) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru
Matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.
f) Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru
Matapelajaran selaku Pembina Pramuka

D. Pengaturan Beban Belajar Siswa dan Beban Kerja Pendidik


a. Beban belajar diatur dalam Sistem Paket .
Sistem Paket Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam
struktur kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu
tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk
SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Beban Belajar Tambahan Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar
berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan
yang menetapkannya.
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi:
a. Ketuntasan penguasaan substansi; dan
b. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
c. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik
untuk setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.

55
d. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan
belajar dalamsetiap semester dan setiap tahun pelajaran.
Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajarandalam satu
semester.Ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaranmerupakan keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan
predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka dan huruf, yakni 1 – 100
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran
adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran
memiliki nilai KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang
berbeda pada setiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pendidik bisa lebih leluasa dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai
KKM yang ideal adalah 70.

Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan
pada hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan
nilai KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.

Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.

1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka

56
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang memiliki
daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi. Maka pada aspek daya
dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai dengan kondisi
sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung tinggi (80-100),
daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).

3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).

Table kriteria dan skala penilaian

No. Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian

Tinggi Sedang Rendah


1 Kompleksitas
(0-60) (60-80) (80-100)

Tinggi Sedang Rendah


2 Daya dukung
(80-100) (60-80) (0-60)

Tinggi Sedang Rendah


3 Intake siswa
(80-100) (60-80) (0-60)

Rumus KKM

KKM = (1) + (2) + (3) : 3

Mekanisme Penilaian

57
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian
autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

a) Penilaian kompetensi sikap


Pendidik melakukan penilaiankompetensi sikap melalui observasi, penilaian
diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik
danjurnal.Instrumen yang digunakan untuk observasi,penilaiandiri,danpenilaian
antarpesertadidikadalah daftar cek atau skala penilaian
(ratingscale)yangdisertairubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
a) Observasimerupakanteknikpenilaianyang dilakukansecara berkesinambungan
dengan menggunakan indera,baik secara langsungmaupun tidak langsung
dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlahindikator
perilaku yang diamati.
b) Penilaiandirimerupakanteknikpenilaiandengancarameminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinyadalamkontekspencapaiankompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.
c) Penilaianantarpesertadidikmerupakanteknikpenilaiandengancaramemintapeser
tadidikuntuk salingmenilaiterkaitdengan pencapaian kompetensi.
Instrumenyang digunakan berupa lembar penilaianantarpeserta didik.
d) Jurnalmerupakancatatanpendidikdidalamdandiluar kelas
yangberisiinformasihasilpengamatantentangkekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b) PenilaianKompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
1) Instrumentestulisberupasoalpilihanganda,isian,jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.Instrumen uraiandilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

58
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapirubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitasatau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2) Projekadalahtugas-tugasbelajar(learningtasks)yangmeliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengancara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidangtertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas pesertadidik dalam kurunwaktu tertentu.
Karyatersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaianharus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) Konstruksiyangmemenuhipersyaratanteknissesuaidengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik

KKM Seluruh Mata Pelajaran

59
MATA PELAJARAN KELAS

X XI XII

1 2 1 2 1 2

D. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 70 - - - -

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 70 - - - -

3 Bahasa Indonesia 70 70 - - - -

4 Matematika 70 70 - - - -

5 Sejarah Indonesia 70 70 - - - -

6 Bahasa Inggris 70 70 - - - -

E. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya 70 70 - - - -

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 70 70 70 70 - -

3 Bahasa Jawa 70 70 70 70 70 70

F. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1 Simulasi dan Komunikasi Digital 70 70 - - - -

2 Fisika 70 70 - - - -

3 Kimia 70 70 - - - -

C2. Dasar Program Keahlian

1 Dasar-Dasar Kegrafikaan 70 70 - - - -

2 Kalkulasi Grafika 70 70 - - - -

3 Pengolahan Limbah Industri Percetakan 70 70 - - - -

C3. Kompetensi Keahlian

1 Perwajahan - - 70 70 70 70

2 Desain Grafis - - 70 70 70 70

60
MATA PELAJARAN KELAS

X XI XII

1 2 1 2 1 2

3 Susun Huruf Komputer - - 70 70 70 70

4 Foto Reproduksi dan Acuan Cetak - - 70 70 70 70

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 70 70 70 70

Kriteria dan Standar Kenaikan kelas


1) Memilki nilai lengkap pada setiap semester atau pencapaian kompetensi yang harus
dicapai.
2) Kepribadian minimal baik
3) Mencapai nilai KKM pada setiap kompetensi yang telah ditempuh

E. Penguatan Pendidikan Karakter


Penguatan Pendidikan Karakter adalah program pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etika), olah rasa (estetika), olah
pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama
antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan GerakanNasional Revolusi
Mental ( GNRM).
Kristalisasi nilai karakter memuat nilai utama: religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, integritas. SMK Informatika sudah menerapkan nilai karakter utama tersebut dalam
penerapan berbagai kegiatan dan program yang diadakan di sekolah yang sifatnya tersruktur
maupun tidak terstruktur.

F. Gerakan Literasi Sekolah


Untuk mengimplementasikan penumbuhan budaya literasi di sekolah diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak
lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi
pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi yang telah dipersiapkan.

61
Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas
kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas di
sini karena dapat dicermati dalam Desain Induk GLS (Wiedarti dan Kisyani-L., 2016).
Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan
insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan, dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga tahapan literasi tersebut
diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.
A. Persiapan
1) Rapat Koordinasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan
dilaksanakannya literasi di sekolah. Dalam rapat koordinasi membahas, antara lain
tentang persiapan implementasi GLS, sosialisasi GLS, pembentukan Tim Literasi
Sekolah (TLS), menyusun program kerja GLS, serta penyiapan sarana dan sarana GLS.
Rapat koordinasi diikuti oleh:
a. Kepala Sekolah

b. Para Wakil Kepala Sekolah

c. Staf Wakil Kepala Sekolah

Tujuan rapat koordinasi ini, antara lain:

a. Pemahaman tentang literasi,

b. Pembentukan tim literasi sekolah (TLS),

c. Menyusun program kerja literasi sekolah, dan

d. Mempersiapkan materi literasi

2) Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS)


Kepala sekolah membentuk TLS melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah yang
menyertakan tugas pokok dan fungsi TLS (menyusun program kerja, penyiapan sarana
dan sarana, mengimplementasikan, dan menyiapkan monev internal/eksternal GLS).
Susunan anggota TLS disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
3) Sosialisasi

62
a) Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b) Sosialisasi kepada Siswa
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
c) Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan berharap
agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program tersebut. Dalam
kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber yang memahami dan
mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.
4) Persiapan Sarana Prasarana
Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem
sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang
perlu dimiliki oleh sekolah, antara lain:
a) perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Laman sekolah yang disertai interface literasi,
e) Akses internet di lingkungan sekolah,
f) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
g) Lokasi di sekolah,
h) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan

B. Pelaksanaan
1) Tiga Tahapan Pelaksanaan
Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari Tahap
Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap Pembelajaran.
Berikut adalah gambaran tiga tahapan itu.

63
Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam
Desain Induk GLS dan Buku Panduan GLS di SMK.

2) Strategi Membangun Budaya Literasi


Pembangunan budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tigal hal
sebagai berikut (Beers dkk, 2009).
a. Mengkondisikan lingkungan fisik yang kaya literasi
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi yang
literat
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku “Desain
Induk GLS.”
3) Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut
Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan salah satu siklus agar implementasi
GLS dapat maju berkelanjutan. Pemantauan dapat dilakukan setiap saat, namun
disarankan dilaksanakan tiap bulan sekali. Sementara itu, evaluasi dapat
dilaksanakan tiap satu semester ataupun satu tahun pelajaran. Berdasarkan
pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara terprogram, permasalahan
implementasi GLS dapat diketahui kekurangan dan keunggulan gerakan
tersebut. Hal ini akan memudahkan untuk melakukan rencana tindak lanjut pada
64
tahun pelajaran berikutnya ataupun pada rencana strategis jangka menengah
berikutnya.
Melalui kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup) guru dapat
merencanakan kegiatan yang dapat meningkatkan kecakapan literasi siswa
sebagai berikut:
1. Siswa mampu melakukan prediksi terhadap materi pembelajaran atau
bacaan.
2. Siswa mampu melakukan inferensi (mengembangkan pemahamannya
dengan menggunakan petunjuk visual atau tulisan).
3. Siswa mampu memahami materi pembelajaran/isi bacaan/konsepsi yang
disajikan dalam bacaan sertamendeskripsikannya dengan baik.
4. Siswa mampu menyimpulkan materi pembelajaran atau bacaan dan dengan
baik, dan mengkomunikasikan pendapatnya terhadap materi pembelajaran
atau bacaan secara verbal dan tulisan.
Selama proses pembelajaran, pada tahap-tahap pembelajaran baik pada
pendahuluan, inti pembelajaran maupun pada tahap penutup, guru seharusnya
merencanakan pembelajaran dan dapat mempraktikkan aktivitas yang dapat
meningkatkan kecakapan literasi. Hal tersebut dapat dilakukan dalam Strategi
Literasi dalam Pembelajaran yang menurut Wilson dan Chavez (2014), meliputi
Strategi Pemahaman Wacana/ teks dan Pengembangan Kompetensi
Representasi Multimoda, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Strategi Pemahaman Wacana/ Teks, yang meliputi pemahaman terhadap teks
baik sebelum, ketika membaca maupun setelah membaca, yang
masingmasing berupa kecakapan-kecakapan sebagai berikut.
1. Sebelum Membaca, siswa mampu:
a) membuat memprediksi, yaitu mampu memperkirakan isi bacaan
menggunakan fitur (gambar, judul, jenis, sumber bacaan) pada bagian
preliminari bacaan (sampul/bagian judul/ halaman-halaman awal, dll.),
dan
b) mengidentifikasi tujuan membaca, antara lain dapat menyusun daftar
pertanyaan (minimal 3) tentang hal-hal yang mereka ingin ketahui dari
bacaan; atau melakukan curah gagasan tentang hal-hal yang mereka
sudah atau ingin ketahui terkait bacaan.
2. Ketika Membaca, siswa mampu:

65
a) Mengidentifikasi informasi yang relevan, antara lain menggunakan
fiturfitur bacaan (paragraf, ide pokok, ide pendukung, kosakata, jenis,
struktur teks, elemen visual dll) untuk memahami bacaan,
mengidentifikasi ide dan argumen yang penting pada bacaan;
b) Memvisualisasi, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan, menyajikan dalam moda
yang lain;
c) Membuat inferensi (mengembangkan pemahamannya dengan
menggunakan petunjuk visual atau tulisan); dan
d) Membuat keterkaitan, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan.
3. Setelah membaca, siswa mampu:
a) Membuat ringkasan, antara lain menjawab pertanyaan terkait bacaan,
mengkomunikasikan pemahamannya terhadap bacaan secara verbal
dan gambar/tulisan, berpartisipasi terhadap kegiatan tindak lanjut
setelah membaca;
b) Mengevaluasi teks, antara lain, mengkomunikasikan tanggapannya
terhadap bacaan secara verbal dan gambar/tulisan;
mengkomunikasikan analisis dan evaluasinya terhadap bacaan secara
verbal dan gambar/tulisan; dan
c) Mengkonfirmasi, merevisi atau menolak prediksi, antara lain, mampu
membuat pertanyaan terhadap atau terkait bacaan, mampu
mengembangkan pengetahuan terkait bacaan melalui riset lanjut
terhadap bacaan lain yang relevan.

b. Kompetensi Representasi Multimoda, siswa mampu meliputi:


1. Mengubah dari satu moda ke moda lain;
2. Menjelaskan keterkaitan antara satu dan dua moda untuk
mengkomunikasi pesan yang sama;
3. Memerikan (menceritakan/ melukiskan/ mengatakan bagaimana
representasi yang berbeda menjelaskan fenomena yang sama dengan cara
yang berbeda;
4. Memilih, mengkombinasikan, dan/atau menghasilkan representasi yang
standard an non standar untuk mengkomunikasikan konsep tertentu; dan

66
5. Mengevaluasi representasi multimoda dan menjelaskan mengapa satu
representasi lebih efektif daripada representasi lain untuk tujuan tertentu.

Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran


Dalam bentuk peta konsep, strategi literasi dalam pembelajaran dapat digambarkan
sebagai berikut.

Indikator Literasi dalam Pembelajaran


Pada dasarnya, silabus berbagai mata pelajaran di SMK sudah menunjukkan adanya
strategi literasi dalam pembelajaran. Penuangan silabus ke dalam langkah langkah
pembelajaran dapat diceksilangkan dengan indikator literasi dalam pembelajaran.
Berikut adalah daftar cek untuk indikator literasi yang perlu ada untuk menguatkan
langkah-langkah pembelajaran. Dalam hal ini nomor yang tersaji tidak merujuk pada
urutan (dalam pembelajaran hal tersebut tidak harus urut).

A. Program dan Pelaksanaan Literasi Sekolah di SMK Informatika Wonosobo


1) Persiapan
a. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi diikuti oleh:
1. Kepala SMK Informatika Wonosobo
2. Para Wakil Kepala Sekolah

67
3. Staf Wakil Kepala Sekolah
Dalam rapat Kepala sekolah membentuk Tim Literatur Sekolah (TLS)
dengan tim sebagai berikut:
1. Penanggungjawab
2. Ketua
3. Sekretaris
4. Tim Pelaksana
b. Sosialisasi
1) Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
2) Sosialisasi kepada Siswa
3) Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
4) Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan
berharap agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program
tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber
yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.

2) Persiapan Sarana Prasarana

Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem


sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang
perlu dimiliki oleh sekolah, antara lain:

a) Perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Akses internet di lingkungan sekolah,
e) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
lokasi di sekolah,
f) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
g) Majalah dinding

68
3) Pelaksanaan
Tiga Tahapan Pelaksanaan
Ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di SMK Informatika Wonosobo, dimulai
dari Tahap Pembiasaan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap
Pembelajaran.

Berikut adalah gambaran tiga tahapan itu:

a) Tahap I (pembiasaan)
Kegiatan membaca 15 menit sebelum KBM berlangsung.
b) Tahap II (pengembangan)
Kegiatan menanggapi buku pengayaan, ada tagihan nonakademik.
c) Tahap III (pembelajaran)
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran,
menggunakan buku pengayaan dan startegi membaca di semua mata
pelajaran, ada tagihan akademik dan nonakademik.

4) Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut


a. Kegiatan Pemantauan dilaksanakan tiap bulan sekali.
b. Evaluasi dilaksanakan tiap satu semester
c. Berdasarkan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara terprogram,
permasalahan implementasi GLS dapat diketahui kekurangan dan
keunggulan gerakan tersebut. Hal ini akan memudahkan untuk melakukan
rencana tindak lanjut pada tahun pelajaran berikutnya ataupun pada
rencana strategis jangka menengah berikutnya.

69
G. Gerakan Sekolah Sehat
1. Pengertian Sekolah Sehat
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika
secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memung-
kinkan sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis. Jika hal ini dikaitkan
dengan lembaga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai adalah lembaga
pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan
batiniah (rohani).
Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut
memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun
rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap
warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat
melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah
tersebut dan lingkungan di luar sekolah.

2. Standar Sekolah Sehat


a. Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki
penghijauan yang memadai.
b. Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan
representatif.
c. Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan.
d. Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu
bergizi seimbang.
e. Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau tak
menyenangkan.
f. Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan
pencahayaan cukup).
g. Memiliki ruang kelas yang representatif
h. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan,
kenyamanan dan keamanan.
i. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.
j. Memiliki toilet (WC) dengan yang memadai.

70
k. Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
l. Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
m. Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat dengan memberikan tempat cuci
tangan di beberapa tempat dan hand sanitizer guna pencegahan terhadap penyakit.
H. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll
dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order
Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan
C-6 (mengkreasi).

Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi


literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam
rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan)
SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak
pembelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas.
Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk
interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan
untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi
timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa
selaku pelajar.

Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku
mengajar pada guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis komunikasi
yang terjadi dalam proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi instruksional yag
didalamnya terkait komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu,
komunikasi jenis ini disebut sebagai komunikasi dialogis. Dengan komunikasi jenis ini,
terjadilah perilaku mengajar dan perilaku belajar yang saling terkait satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan insruksional.

71
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki
keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan
sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan
pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat
kepada siswa (student center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran
guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.

Menurut Azhar, keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola


(memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan,
meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan
tersebut.

Sedangkan menurut Conny Semiawan, pendekatan keterampilan proses adalah


pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara
mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik
akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan
nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus.

Menurut Mulyasa, (2006:70-92) ada 8 (delapan) keterampilan yang harus dimiliki


oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, antara lain (1)
keterampilan bertanya, (2) memberikan penguatan, (3mengadakan variasi, (4) menjelaskan,
(5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7)
mengelola kelas, dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Keterampilan bertanya, antara lain keterampilan guru dalam menyampaikan


pertanyaan kepada siswa. Tujuannya untuk melakuan menguji pengetahuan dan pemahaman
terhadap materi tertentu, melakukan pendalaman, penelusuran, mengklarifikasi, menguji
kemampuan berpikir kritis siswa, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
Pertanyaan bisa disampaikan baik secara lisan ataupun tertulis.

Acuannya dan etikanya antara lain, pertanyaan yang disampaikan harus singkat, padat,
dan jelas, redaksinya dapat dipahami oleh siswa, dan mampu menarik perhatian siswa.
Pertanyaan harus menyebar, semua siswa diberi hak yang sama untuk menerima dan
menjawab pertanyaan guru, jangan diberikan kepada siswa-siswa tertentu saja.

72
Pertanyaan harus bersifat terbuka, jangan langsung ditujukan kepada siswa tertentu,
pastikan bahwa siswa siap menjawabnya, karena kalau diberikan kepada siswa yang tidak
atau belum siap, berpotensi akan mempermalukan siswa di hadapan teman-temannya.
Pertanyaan juga bukan diberikan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan respon guru terhadap suatu perilaku


yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan
dapat dilakukan secara verbal atau non verbal. Secara verbal misalnya melalui kalimat
"...oleh karena itu, bapak/ibu ingin tegaskan kepada kalian bahwa...", "bapak/ibu akan ingin
menggarisbawahi bahwa...", "bapak/ibu ingin menekankan bahwa...", "tepat sekali apa yang
disampaikan oleh teman kalian tadi bahwa...", dan sebagainya.

Penguatan non verbal antara lain melaui gerakan mendekati peserta didik, acungan
jempol, raut wajah yang ikut meyakinkan penjelasan atau jawaban siswa, dan sebagainya.
Penguatan dapat dilakukan kepada individu, kelompok tertentu, atau kepada siswa secara
keseluruhan.

Keterampilan melakukan variasi bertujuan agar pembelajaran berjalan menyenangkan


dan para siswa tetap memperhatikan penjelasan dari guru, dan agar tujuan pembelajaran.
Bentuknya, antara lain, variasi penggunaan model, srategi, metode dan teknik mengajar,
variasi alat raga/ media pembelajaran, variasi sumber belajar, variasi lokasi meja guru dan
siswa, variasi kelompok belajar, variasi nada suara (rendah, sedang tinggi), gerakan tubuh,
mimik wajah, tatapan mata, dan sebagainya. Untuk mengusir kebosanan, memusatkan atau
menarik perhatian siswa, guru juga sewaktu-waktu boleh melakuan ice breaker yang tetap
memiliki pesan pendidikan.

Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan guru dalam mendeskripsikan secara


lisan tentang sebuah benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-
hukum yang berlaku. Kemampuan menjelaskan sangat penting bagi guru, karena PBM
biasanya didominasi oleh penjelasan, baik menjelaskan materi pelajaran atau penjelasan
instruksi kerja yang harus dikerjaka oleh siswa.

Penjelasan guru yang baik antara lain; suaranya dapat didengar oleh siswa, nada
suaranya proporsional, tidak terlalu rendah, dan tidak terlalu tinggi, tidak berbelit-belit,
menyampaian ilustrasi dan penguatan yang tepat dan relevan dengan materi yang

73
disampaikan. Menggunakan alat peraga atau media pembelajaran untuk membantu
memperjelas materi, dan penggunaan bahasa tubuh yang tepat untuk membantu menegaskan
sebuah penjelasan.

Kemampuan membuka dan menutup pembelajaran akan terlihat mulai dari gaya dan
sikap guru ketika mengajar. Kemampuan ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Porsinya biasanya 10% kegiatan awal, 80% kegiatan
inti, dan 10% kegiatan penutup. Deskripsi kegiatan pembelajaran sebelumnya sudah disusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dilaksanakan pada saat tatap muka
dengan siswa di kelas.

Langkah-langkah kegiatan awal antara lain; guru mengucap salam, guru mengajak
siswa untuk berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan belajar siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan apersepsi atau mengaitkan
pembelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari saat itu.

Langkah-langkah kegiatan inti antara lain; guru menjelaskan materi, guru menerapkan
model, strategi, metode, dan teknik mengajar yang telah ditetapkan dalam RPP. Kegiatan
inti merupakan jantungnya pembelajaran. Disitulah pendekatan saintifik, pembelajaran abad
21, HOTS, integrasi literasi dan PPK diterapkan. Walau skenarionya telah disusun dalam
RPP, tetapi dalam prakteknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Oleh
karena itu, guru harus memiliki kepekaan dan cepat mengambil keputusan untuk
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Langkah-langkah kegiatan penutup antara lain; guru mengajak siswa untuk


menyimpulkan materi, melakukan refleksi, dan menyusun program tindak lanjut.

Kemampuan membimbing kelompok diskusi kelompok kecil maksudnya adalah


kemampuan guru dalam menyusun kelompok diskusi, mengatur dan mengendalikan
jalannya diskusi. Jumlah siswa dalam sebuah kelompok diskusi harus proporsional. Jangan
terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak (antara 3-5 orang setiap kelompok), diupayakan
jangan ada penumpukan jenis kelamin siswa atau tingkat kemampuan siswa tertentu dalam
sebuah kelompok. Bentuklah kelompok secara variatif. Dipuayakan seorang siswa jangan
hanya bergabung dengan kelompok itu-itu lagi, supaya tidak terkesan ekslusif, melatih

74
kemampuannya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang beragam latar
belakang dan karakter.

Saat diskusi berlangsung, guru mengamati tiap kelompok, berkeliling, mendekati, dan
membimbing diskusi kelompok. Siapa tahu ada kelompok yang memerlukan bantuan atau
penjelasan dari guru. Guru pun harus cermat dalam mengatur waktu diskusi kelompok baik
ketika menyusun kelompok, mengerjakan tugas, dan presentasi kelompok.

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan


mengendalikan suasana pembelajaran yang kondusif, baik pada aspek psikologis maupun
pada aspek lingkungan fisik. Pada aspek psikologis seperti mengecek kesiapan belajar
siswa, dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan siswa, mengendalikan emosi, dan
sebagainya. Sedangkan pada aspek lingkungan, seperti menata ruang kelas, menata tempat
duduk siswa, dan memperhatikan kebersihan ruang kelas.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan maksudnya adalah harus


mampu mengajar siswa baik secara kelompok atau pun perseorangan serta menentukan
strategi yang tepat untuk melakukannya agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam hal
menyampaikan materi pelajaran, guru memperhatikan tingkat kemampuan berpikir siswa,
dan memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan keinginan siswa, karena pada dasarnya guru
adalah pelayanan dan fasilitator bagi siswa untuk menguasai sejumlah kompetensi yang
telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan
selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi
guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS,
integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru
bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam
K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui
penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

75
BAB IV

PENGATURAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN


PEMBELAJARAN

SMK Informatika Wonosobo melaksanakan penyelarasan kurikulum kejuruan dengan


kebutuhan industri. Hal ini untuk meningkatkan kuantitas sumber daya manusia di SMK
ketika terjun ke dunia industri. SMK Informatika melakukan MoU dengan 4 industri agar
siswa SMK bisa belajar dan industri menerima kemampuan siswa sesuai kebutuhan yang
dicari. Kegitan sinkronisasi DUDIKA sebagai bahan pendukung keberhasilan siswa
kedepannya. Selain itu ada tambanhan dukungan impresi No.6 tahun 2009 bagi revitalisasi
SMK. Sesuai keputusan kita akan menjalankan kurikulum dengan penyelarasan industri
sehingga dunia usaha dapat merangkul siswa SMK. Kemudian meningkatkan jumlah SDM.

Pendidikanmenengahkejuruanberperanmenyiapkanpesertadidik agar siapbekerja,


baikmembukalapanganpekerjaansendirimaupunmengisilowonganpekerjaan yang ada. SMK
sebagaiinstitusipendidikandituntutmenghasilkantamatansebagaimana yang
diharapkanolehduniakerja.

Spesifikasipembelajaranadalahberharaplulusan bisa terseraplapangankerja yang


relevan.Makapentingmelakukan job matching.Mata
pelajaranataupenjurusansesuaidengankebutuhanduniausahaatauduniaindustri.

PenyelarasanKurikulumImplementatifberupaKurikulum SMK 2013 (revisi)


padaprinsipnyaadalahkurikulum yang telahdiselaraskanbersamaindustry. Pada level
sekolah yang bermitradenganindustrysecaraspesifikdanrelevan. Penyelarasanuntuk review
khususkompetensipadamatapelajarankelompok C2 dan C3, agar guru
tidakmengalamikesulitandalamimplementasinya,
makapenyelarasankurikulumdilaksanakansampaimenghasilkansilabus, RPP dll.
Sehinggabetul-betulpembelajaran yang sudahdiselaraskandengankebutuhanindustri.
DUDIKA yang terlibat dalam penyelarasan kurikulum untuk kompetensi keahlian Desain
Grafika adalah Spekta Percetakan.

Proses Kegiatan Penyelarasan Kurikulum:

1. Pembahasan tentang Materi Uji Kompetensi (MUK) LSP 1 dari beberapa skema yang ada
pada program keahlian Desain Grafika.

76
2. Pembahasan KI/ KD,silabus dan Spektrum mapel produktif bersama DUDIKA.

Hasil dari penyelarasan kurikulum dengan DUDIKA adalah terbitnya Instrumen


Sinkronisasi Dokumen KTSP Kurikulum 2013 yang sudah ditandatangani oleh DUDIKA
dan kemudian akan dilampirkan dalam dokumen KTSP SMK Informatika Wonosobo
tahun pelajaran 2022/2023.

A. PENGATURAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Komponen Silabus Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun
2013. Perencanaan Pembelajaran pada Kurikulum 2013Bentuk perencanaan pembelajaran
pada implementasi Kurikulum 2013. Ada dua bentuk atau format yang harus dikembangkan
(dapat pula disediakan) dalam merencanakan atau mendesain suatu pembelajaran, yaitu
silabus dan Rencana PelaksanaanPembelajaran(RPP).Perencanaan pembelajaran yang
dikembangkan ini haruslah sesuai dengan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang
telah ditetapkan.Selain itu, guru juga harus menyiapkan media dan sumber belajar, skenario
pembelajaran, hingga instrumen penilaian bagi peserta didik dalam pembelajarannya.Baik
Silabus maupun RPP yang dikembangkan ini haruslah bersesuaian pula dengan pendekatan
yang diamanahkan oleh Kurikulum 2013, yaitu mengacu pada pendekatan berbasis proyek,
pendekatan inkuiri dan discovery, atau pembelajaran dengan pendekatan tematik.
1. Pengaturan/pengelolaan Silabus
Silabus adalah acuan suatu format yang merupakan acuan untuk penyusunan kerangka
pembelajaran yang digunakan untuk tiap-tiap bahan kajian suatu mata pelajaran. Pada
tulisan kali ini khusus akan diuraikan apa saja komponen-komponen yang termuat di
dalamnya. Adapun komponen-komponen (minimal) tersebut adalah sebagai berikut:

a. Identitas Mata Pelajaran ;


b. Identitas Sekolah meliputi nama satuan pendidikan atau nama sekolah dan kelas;
c. Kompetensi Inti, yaitu suatu deskripsi secara kategorial tentang kompetensi pada ranah
sikap, pengetahuan dan keterapilan yang harus dipelajari untuk dikuasai setiap peserta
didik pada suatu tingkat atau jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran;
d. Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan spesifik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
Tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A, dan tidak terdapat pada jenjang yang lebih
tinggi);

77
e. Materi Pokok. Materi pokok ini adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
serta prosedur-prosedur yang terkait dan sesuai, kemudian dituliskan melalui wujud
butir-butir sehingga bersesuaian dengan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi;
f. Pembelajaran, merupakan suatu rangkaian aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan
oleh pendidik dan peserta didik sehingga melaluinya diharapkan akan tercapai
kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, adalah suatu proses dari tahap pengumpulan hingga pengolahan beragam
informasi agar dapat ditentukan bagaimana pencapaian hasil belajar siswa
h. Alokasi Waktu, di mana waktu yang dialokasikan haruslah berseuaian dengan total atau
jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum 2013 sekolah yang bersangkutan selama
rentang waktu satu semester atau satu tahun
i. Sumber Belajar, di mana diharapkan bahwa untuk pelaksanaan pembelajaran untuk
implementasi Kurikulum 2013 dapat bervariasi misalnya dalam bentuk buku, media
cetak (koran atau majalah) dan media elektronik atau multimedia, atau alam sekitar
serta sumber-sumber belajar lain yang relevan.
Pengembangan silabus sekali lagi harus memperhatikan atau berpatokan pada SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) dan SI (Standar Isi) untuk jenjang satuan pendidikan yang
bersangkutan. Sementara itu pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu juga
harus menjadi rujukan dalam pengembangan silabus ini untuk dapat kemudian
dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Silabus bersama dengan perangkat pembelajaran lainnya wajib dimiliki guru sebagai
sarana untuk memudahkan pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan.

Silabus menjadi pedoman dalam menyusun rencana kegiatan pembelajaran pada


setiap mata pelajaran.Penyusunan silabus pada tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh
para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG) dengan tetap memperhatikan karakteristik msing-masing sekolah dan disusun
sebelum awal tahun pelajaran baru dimulai.

2. Pengaturan/pengelolaan RPP

78
Pada dasarnya pembelajaran mencakup kerangka konseptual dan operasional tentang
strategi pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan
bimbingan dan konseling.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Konsep-konsep inilah yang
dikemas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang wajib dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat rencana yang
menjadi pedoman guru dalam melaksanakan tahapan pembelajaran. Suatu hal yang tidak
bisa ditawar, bahwa RPP wajib disusun oleh guru sebelum guru masuk kelas. Karena
dengan adanya perencanaan guru telah menetapkan segala keperluan serta metode yang
harus diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran termasuk dapat mengelolah waktu
secara efisien. Dengan demikian memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai.
Oleh karena itu diperlukan model RPP yang memenuhi standar minimal.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan
untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Disinilah pentingnya perencanaan wajib dilaksanakan oleh guru.

Langkah-langkah pengembangan RPP berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai


berikut:

1. Mengkaji silabus pada Kurnas


Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan
kurikulum 2013 adalah mengkaji silabus sesuai dengan kurikulum nasional.

Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai
dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap disri dan terhadap lingkungan, pengetahuan,
dan keterampilan). Untuk mencapai KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan
siswa secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan siswa ini

79
merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati
(observing), menanya (questioning), mengolah (associating) dan menyajikan
(Notodiputro, 2013: 78).

Sesuai dengan pendapat di atas, langkah pertama dalam pengembangan RPP adalah
mengkaji silabus.Pengkajian silabus meliputi pengkajian terhadap KD (kompetensi dasar),
indikator, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan aspek KI (kompetensi
inti).Kegiatan pembelajaran

dalam silabus harus dirumuskan sesuai dengan kegiatan mengamati (observing), menanya
(questioning), mengolah (associating) dan menyajikan agar kompetensi dasar (KD) dapat
tercapai dengan baik.

2. Menentukan tujuan
Langkah kedua yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum
2013 adalah menentukan tujuan.Menurut Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh
KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling
tidak mengandung dua aspek: audience (peserta didik) dan behavior (aspek kemampuan),
(Notodiputro, 2013:79).

Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa menentukan tujuan pembelajaran dalam RPP
paling tidak mengandung dua aspek yaitu peserta didik dan kemampuan. Aspek peserta
didik dan kemampuan ini berarti bahwa dalam tujuan pembelajaran peserta didik yang
akan aktif melakukan berbagai hal dalam pembelajaran dan peserta didik harus mampu
untuk mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan indikator dan KD.

3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran


Langkah ketiga yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu
2013 adalah mengkaji mengembangkan kegiatan pembelajaran. Hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelejaran adalah sebagai berikut:

“…kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah


guru dalam membuat siswa aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan:
pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari
kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati (observing) menanya
(questioning), mengasosiasikan (associating) dan menyajikan” (Notodiputro, 2013: 80).

80
Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.Kegiatan inti pembelajaran dirancang untuk membuat
peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran.Peserta didik diharapkan dapat
memperoleh pengalaman melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.Cara yang dilakukan agar peserta didik dapat
memperoleh pengalaman dalam kegiatan pembelajaran, maka guru harus dapat menyusun
kegiatan pembelajaran sesuai dengan kegiatan mengamati (observing), menanya
(questioning), mengasosiasikan (associating) dan menyajikan.

4. Penjabaran jenis penilaian


Langkah keempat yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu
2013 adalah penjabaran jenis penilaian.Penilaian dilakukan menggunkan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, penggematan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri
(Notodiputro, 2013: 81).

Penjabaran jenis penilaian dalam RPP harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik. Misalnya, jika peserta didik diberi tugas untuk
melakukan pengamatan di lapangan, maka penilaian yang dilakukan adalah penilaian
mengenai proses pengamatan dan hasil pengamatan (produk) yang dilakukan oleh peserta
didik. Penilaian ini juga harus diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi,
sehingga apabila hasil penilaian tidak sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, maka
akan dilakukan tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran seperti remidi dan
pengayaan bagi peserta didik yang nilainya tidak mencapai KKM dan yang telah mencapai
KKM.

5. Menentukan alokasi waktu


Langkah kelima yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu
2013 adalah menentukan alokasi waktu.Penentuan alokasi waktu pada setiap konpetensi
dasar didasarkan pada mingggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tigkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar (Notodiputro, 2013: 81).

Penentuan alokasi waktu dalam RPP harus sesuai dengan tingkat kesulitan kompetensi
dasar yang akan di capai, sehingga dapat menentukan perkiraan waktu untuk mencapai

81
kompetensi dasar tersebut dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik yang
beragam.

6. Menentukan sumber belajar


Langkah keenam yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu
2013 adalah menentukan sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya (Notodiputro, 2013: 81).

Sesuai dengan pendapat di atas, sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, indikator dan kompetensi dasar yang akan di
capai. Sumber belajar yang digunakan tidak hanya buku pelajaran saja, akan tetapi sumber
belajar yanng digunakan dalam pembelajaran dapat berupa majalah, media elektronik,
lingkungan belajar, lingkungan tempat tinggal, wawancara dengan nara sumber dan lain
sebagainya.

KOMPONEN RPP
Komponen RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, adalah sebagai
berikut:

a. Identitas Sekolah yaitu nama satuan pendidikan;


b. Identitas Mata Pelajaran atau tema/subtema;
c. Kelas/Semester;
d. Materi Pokok;
e. Alokasi Waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
f. Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan; (Catatan: walaupun tujuan pembelajaran disebutkan sebelum KD
dan IPK, namun secara substansial tujuan pembelajaran merupakan penjabaran rinci
dari indicator pencapaian kompetensi sehingga secara hirarki dituliskan setelah KD
dan IPK)
g. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi;

82
h. Materi Pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
i. Metode Pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. Media Pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
k. Sumber Belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l. Langkah-langkah Pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
m. Penilaian Hasil Pembelajaran.

Hasil evaluasi Kurikulum 2013 pada penyusunan RPP “Penulisan isi RPP perlu
memperhatikan ketentuan yang ada dalam KOMPONEN RPP, KETERAMPILAN ABAD
21 (komunikasi, kreatif, kolaboratif, berfikir kritis),PENGUATAN KARAKTER,
dan INTEGRASI LITERASI”

B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran Kurikulum 2013 didukung oleh regulasi dalam Permendikbud No. 104
tahun 2014 tentang Pembelajaran. Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam
pedoman ini sebagai berikut :
1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan
tenagapendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan
(b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada
KI-1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 tersebut memberikan kesempatan kepada


peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin
lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan

83
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia (Permendikbud No. 104 tahun 2014
tentang Pembelajaran).
Pembelajaran kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat,
berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Pelaksanaan pembelajaran pada
implementasi Kurikulum 2013 adalah pembelajaran aktif, di mana seluruh siswa harus
terlibat aktif di dalamnya.Keterlibatan dalam pelaksanaan pembelajaran ini baik dalam
bentuk aktivitas fisik maupun dalam bentuk aktivitas siswa. Selain itu, agar hal ini dapat
terwujud, guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan, kenyamanan, kedisiplinan
hingga keselamatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut.

1. Pembelajaran di Kelas

Pada pelaksanaan pembelajaran, tentunya guru harus melakukan pengelolaan kelas.


Bentuk-bentuk pengelolaan kelas yang dilakukan guru menurut Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut:
1. Pengaturan Tempat Duduk
Saat proses pembelajaran, guru harus memperhatikan bagaimana setting tempat duduk
siswa di dalam kelas sehingga bersesuaian dengan pendekatan atau model pembelajaran
yang dipilih, juga tujuan pembelajaran dan karakteristik proses pembelajaran itu sendiri.
2. Suara Guru
Ketika mengajar dan memfasilitasi pembelajaran di dalam kelasnya, guru harus
menyampaikan pembelajaran dengan volume suara yang cukup, begitupun dengan
intonasi yang digunakan sehingga sedemikian rupa dapat didengar oleh siswa dan dapat
mencapai tujuannya.Perkataan guru harus santun, sopan, tetapi lugas sehingga mudah
dipahami oleh siswa.

3. Kecepatan dan Kemampuan


Setiap kelas bisa jadi memiliki dinamika yang berbeda.Setiap kelas dengan siswa-
siswa yang berbeda tentu mempunyai kecepatan belajar yang berbeda.Penting bagi guru
untuk menyesuaikan kecepatan pelaksanaan pembelajarannya dengan kecepatan

84
kemampuan belajar ini sehingga kompetensi yang dibelajarkan kepada mereka dapat
dikuasai dengan baik, begitu dengan kedalaman materi ajar yang disampaikan.

4. Pembelajaran yang Melibatkan Siswa


Pelaksanaan pembelajaran pada implementasi Kurikulum 2013 adalah pembelajaran
aktif, di mana seluruh siswa harus terlibat aktif di dalamnya.Keterlibatan dalam
pelaksanaan pembelajaran ini baik dalam bentuk aktivitas fisik maupun dalam bentuk
aktivitas siswa. Selain itu, agar hal ini dapat terwujud, guru perlu menciptakan suasana
yang menyenangkan, kenyamanan, kedisiplinan hingga keselamatan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran tersebut.

5. Umpan Balik
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan kemudian membuat seluruh siswa di
dalam beaktivitas dengan baik perlu mendapatkan umpan balik dari guru.Umpan balik
yang diberikan dapat bermacam-macam bentuknya, seperti penguatan-jika siswa atau
peserta didik telah melakukan hal yang diharapkan dengan baik, koreksi-jika siswa masih
belum dapat melakukan hal yang diinginkan dengan baik. Proses dan hasil belajar peserta
didik harus diberikan respon untuk meng-umpan balik kepada mereka, dengan demikian
peserta didik mendapatkan gambaran tentang proses dan hasil belajar mereka saat itu juga.

6. Pertanyaan-Pertanyaan
Pelaksanaan pembelajaran yang baik menurut Kurikulum 2013 adalah pembelajaran
yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan bermutu dari peserta didik. Hal ini mungkin
awalnya relatif sulit karena kebanyakan kultur sekolah belum mendukung ini. Ketika
bertanya menjadi suatu budaya di kelas, maka pelaksanaan pembelajaran seperti itulah
yang diinginkan oleh Kurikulum 2013. Selain bertanya, siswa juga harus belajar dan
diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan pendapat, menyampaikan
persepsi dan pandangannya akan suatu, dan sejenisnya.

7. Penampilan Guru

85
Setiap guru yang mengajar, maka dalam segi penampilan juga harus menunjukkan
pribadi yang dapat menjadi contoh langsung tentang bagaimana berpakaian yang baik.
Guru harus menggunakan pakaian yang pantas sesuai dengan profesinya sebagai guru,
bersih dan sopan.

8. Tugas Di Awal Semester


Penting bagi guru untuk mengerjakan sebuah tugas penting pada saat pertama kali
masuk melaksanakan pembelajaran di kelasnya pada awal-awal semester, yaitu
menyampaikan silabus, teknik-teknik pembelajaran yang akan digunakan hingga
penilaian.

9. Disiplin Waktu
Efektivitas pembelajaran menurut Kurikulum 2013 dapat dilihat juga dari aspek
waktu, di mana paling gampang melihatnya dari sisi apakah guru telah memulai dan
mengakhiri proses pembelajarantepat sesuai waktu yang dialokasikan.

2. Pembelajaran Praktek
Perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang lulusan SMK harus
mempunyai keterampilan yang baik dan menyesuaikan perkembangan zaman. Identifikasi
dan seleksi kurikulum, pengembangan kompetensi dan pengajaran sangatlah penting. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan kurikulum SMK perlu dilakukannya identifikasi dan
pemilihan materi pengajaran yang relevan dengan DUDIKA (link and match).
Pada pembelajaran praktik kejuruan, keterampilan kerja membutuhkan latihan secara
rutin agar para siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja.Maka pengaturan
pembelajaran praktik di SMK Informatika Wonosobo menjadi hal yang sangat penting.
Karena pembelajaran di SMK memiliki karakteristik tersendiri maka dalam proses
pengaturan pembelajaran praktik yang dilakukan guru di SMK Informatika Wonosobo perlu
memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja.
2. Pembelajaran yang dilakukan didasarkan atas kebutuhan dunia kerja.
3. Fokus isi pembelajaranditekankan oleh penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai- nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

86
4. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada “mind-on,
heart-on, hands-on”, atau cara pikir, sikap dan keterampilan kerjadi dunia usaha atau
industri.
5. Pembelajaran harus melibatkan dunia kerja sebagai kunci keberhasilan pendidikan
kejuruan
6. Pembelajaran harus responsif dan antisipasif terhadap kemajuan teknologi.
7. Pembelajaran lebih ditekankan pada “learning by doing”
8. Pembelajaran memerlukan fasilitas praktik sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan
industri.

Berdasarkan karakteristik di atas maka pemilihan model pembelajaran sangat ditentukan


oleh isi rumusan Kompetensi Dasar dan atau materi pembelajaran.

3. Pembelajaran pada Pendidikan Sistem Ganda/ Praktek Kerja Industri


Sistem pendidikan disebut “ganda” karena merupakan kombinasi antara pelaksanaan
magang di perusahaan industri dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah kejuruandalam
satu kegiatan. Di perusahaan peserta didik melaksanakan magang setelah emmiliki bekal
kemampuan teori di sekolah kejuruan. Era persaingan global dan pengembangan teknologi
dalam Industry dan Dunia Kerja (DUDIKA) sudah sangat ketat, SDM dituntut mempunyai
kompetensi yang sesui dengan perkembangan DUDIKA. Paradigma pembelajaran di SMK
harus berubah ke paradigma baru yaitu pembeljaran yang memperhatikandemand driven,
mengacu kepada standar kompetensi yang berlaku di DUDIKA dengan menggunakan
SKKNI atau standar khusus.
Model pendidikan kejuruan tersebut sudah benar yaitu dilaksanakan dengan sistem
ganda di sekolah sebagai kelas pengetahuan dan di DUDIKA sebagaitempat magang
praktek kerja dalam meningkatkan kompetensi, bentuk kegiatan/ praktek nyata dengan
waktu berimbang. Pada pendidikan sistem ganda peserta didik mempelajari pelatihan
mencapai kompetensi atau tugas tugas yang relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
DUDIKA. Kompetensi tersebut dideskripsikan secara jelas apa yang harus dikerjakan,
indikator pencapaian kompetensi, dan seluruhnya harus dicapai dan dikuasai secara lengkap
dan tuntas oleh siswa SMK. Pengembangan model pendidikan sistem ganda d SMK
Informatika masih sama yaitu 3 tahun belajar di SMK dan 3 bulan praktek kerja di
DUDIKA.

4. Pembelajaran Sistem Blok

87
Sistem blok merupakan pengelompokan jam belajar efektif dalam satuan waktu yang
terangkum memungkinkan peserta didik mengikuti dan menerima materi pembelajaran
secara maksimal dan utuh. SMK Informatika Wonosobo belum menerapkan pengaturan
pembelajaran sistem blok.SMK Informatika Wonosobo mencoba menerapkan pembelajaran
semi-block system( sistem semi blok) dalam penjadwalan proses belajar mengajar dengan
Continuous Job baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun produktif.
Pada sistem semi blok proses pembagian jadwal pelajaran didasarkan pada jumlah
jam akumulasi tidak boleh kurang dari jumlah jam pelajaran akumulasi yang telah
ditentukan silabus ( kurikulum). Untuk penentuan pada banyaknya jam pada mata diklat
produktif dengan continuous job, yaitu penentua jumlah jam yang disesuaikan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan samapai selesai.

C. PENILAIAN
1. Pengaturan Penilaian Oleh Pendidik
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik
untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

a. Penilaian kompetensi sikap


Pendidik melakukan penilaiankompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik danjurnal.Instrumen
yang digunakan untuk observasi,penilaiandiri,danpenilaian antarpesertadidikadalah
daftar cek atau skala penilaian (ratingscale)yangdisertairubrik, sedangkan pada jurnal
berupa catatan pendidik.
b. Observasimerupakanteknikpenilaianyang dilakukansecara berkesinambungan dengan
menggunakan indera,baik secara langsungmaupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlahindikator perilaku yang
diamati.
c. Penilaiandirimerupakanteknikpenilaiandengancarameminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan

88
dirinyadalamkontekspencapaiankompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.
d. Penilaianantarpesertadidikmerupakanteknikpenilaiandengancaramemintapesertadidik
untuk salingmenilaiterkaitdengan pencapaian kompetensi. Instrumenyang digunakan
berupa lembar penilaianantarpeserta didik.
e. Jurnalmerupakancatatanpendidikdidalamdandiluar kelas
yangberisiinformasihasilpengamatantentangkekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
f. PenilaianKompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumentestulisberupasoalpilihanganda,isian,jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.Instrumen uraiandilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitasatau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar(learningtasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengancara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidangtertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut
dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;

89
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik
2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Pengaturan Penilaian di SMK Informatika Wonosobo berpusat pada ketentuan
yang dikeluarkan oleh sekolah dan dijalankan sepenuhnya oleh semua guru. Seperti
yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya.
3. Pengujian Kompetensi Peserta Didik
Pengaturan pengujian kompetensi peserta didik dilaksanakan secara mandiri oleh
SMK/MAK dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.

Tahapan Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi

a. Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.


Membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), berisi fungsi-
fungsi:Pengarah, Pelaksana, Pendukung pelaksanaan.
b. Panitia Teknis Uji Kompetensi
1) Merumuskan dan menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2) Mengembangkan dan menetapkan skema sertifikasi.
3) Merancang dan menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4) Menyiapkan asesor kompetensi.
5) Menyiapkan perangkat asesmen.
6) Menyiapkan dan menetapkan prosedur asesmen
7) Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
8) Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
9) Memberikan tugas kepada Asesor Kompetensi (SPT).
10) Asesor melaksanakan uji kompetensi.
11) Menyiapkan TUK, peralatan dan bahan untuk keperluan pelaksanaan uji
kompetensi.
12) Asesor Kompetensi melaksanakan Uji Kompetensi
13) Wawancara
14) Test Tertulis
15) Test Praktik
16) Asesor Kompetensi melakukan penilaian dan membuat rekomendasi.

90
17) Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK
c. Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.
1) Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi peserta yang dinyatakan kompeten.

2) Menyerahkan sertifikat kompetensi kepada peserta yang dinyatakan kompeten.

d. Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi Kerja Sama dengan DUDIKA

1. Sertifikasi Kompetensi untuk peserta didik yang diselenggarakan oleh


SMK/MAK bersama dengan DUDIKA Partner.
2. Kedua belah pihak sepakat melalui MOU, untuk memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
a. Kesepakatan antara SMK/MAK dan DUDIKA Partner
1. SMK/MAK dan DUDIKA sepakat untuk bekerja-sama dalam
pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi.
2. Menuangkan kesepakatan kerja sama dalam Memorandum of
Understanding (MoU).
3. Membagi dengan jelas hak dan kewajiban masing-masing para pihak.
4. SMK membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), memenuhi
fungsi:
d) Pengarah
e) Pelaksana
f) Pendukung
b. Panitia Teknis Uji Kompetensi
1. Menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2. Menetapkan skema sertifikasi kompetensi berdasarkan KI-KD.
3. Menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4. Menetapkan sistem dan prosedur uji kompetensi
9. Menyiapkan asesor kompetensi.
10. Menyiapkan perangkat asesmen sesuai dengan skema sertifikasi.
11. Menyiapkan tempat uji kompetensi (TUK).
12. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk uji
kompetensi.
c. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
2. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.

91
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
6. Asesor Kompetensi membuat penilaian.
7. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian
kompetensi/rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk ditindak
lanjuti menjadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi ke pihak
DUDIKA.
8. DUDIKA menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang
direkomendasikan kompeten.
9. DUDIKA bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan
mengadministrasikannya.

4. Skor Ketuntasan Minimal


Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi:
a. Ketuntasan penguasaan substansi; dan
b. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
c. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik untuk
setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.
d. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan belajar
dalamsetiap semester dan setiap tahun pelajaran.
Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajarandalam satu semester.Ketuntasan
belajar dalam setiap tahun pelajaranmerupakan keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas.
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Nilai ketuntasan kompetensi
sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup

92
(C), dan Kurang (K).Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
dengan predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka
dan huruf, yakni 1 – 100. Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran adalah
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran memiliki nilai
KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang berbeda pada setiap
aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik bisa lebih leluasa
dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai KKM yang ideal adalah 70.

Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan pada
hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan nilai
KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.

Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.

1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Sekolah yang memiliki daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi.
Maka pada aspek daya dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai
dengan kondisi sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung
tinggi (80-100), daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).
3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa

93
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).

Table kriteria dan skala penilaian

No. Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian

Tinggi Sedang Rendah


1 Kompleksitas
(0-60) (60-80) (80-100)

Tinggi Sedang Rendah


2 Daya dukung
(80-100) (60-80) (0-60)

Tinggi Sedang Rendah


3 Intake siswa
(80-100) (60-80) (0-60)

Rumus KKM

KKM = (1) + (2) + (3) : 3

5. Ketentuan Remidial dan Pengayaan


REMIDIAL

Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik


yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan
segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam
pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan
belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri
cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang
optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi
sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta
didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami
peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus

94
betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan
assessment for learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan
peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak
yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami
kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta
didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada
KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester
pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM,
pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak
dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik
yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang
dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH) adalah sebagai berikut:
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 70. Seorang
peserta didik, Andi memperoleh nilai PH-1 (KD 3.1) sebesar50. Karena Andi belum
mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti
remedial dan diakhiri dengan penilaian.

95
PENGAYAAN
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali,
tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan
umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait
dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran
sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan
masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah
nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik
secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
6. Pengolahan Hasil Penilaian
Pengaturan Pengolahan hasil penilaian sudah dipaparkan pada poin pertama secara
lengkap.
7. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria Kenaikan Kelas di SMK Informatika Wonosobo adalah sebagai berikut:
a. Nilai Pengetahuan KI.3 harus TUNTAS
b. Nilai Keterampilan KI.4 harus TUNTAS
c. KI.1 dan KI.2 harus BAIK
d. Pencapaian nilai peserta didik minimal 3 mata pelajaran yg tidak tuntas
e. Kehadiran minimal 75%
8. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran/ mata pelajaran.
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata

96
pelajarankewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompokmata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
c. Memiliki nilai lengkap pada setiap semester.
d. SudahmelaksanakanPraktikKerjaIndustridenganpredikat minimal baik.
e. Nilai Kepribadian minimal baik.
f. Lulus Ujian sekolah\ Ujian sekolah berbasi online.
g. Mengikuti Ujian Nasional.

9. Sistem Penjaminan Mutu Penilaian

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan


instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.Standar penilaian oleh pendidik menurut
BSNP mencakup standar umum, standar perencanaan, standar pelaksanaan, standar
pengolahan dan pelaporan hasil penilaian serta standar pemanfaatan hasil penilaian.Masing-
masing standar ini memiliki prinsip-prinsip dan kriteria yang ditetapkan oleh BSNP.
Sementara itu, penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan memiliki dua
standar pokok yang harus diperhatikan, yaitu: standar penentuan kenaikan kelas dan standar
penentian kelulusan.

Standar Penilaian Pendidikan Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan


pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan


disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor


subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.

97
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Jika dibandingkan
dengan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar di atas dengan prinsip-prinsip umum
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, maka nampak prinsip-
prinsip di atas lebih ringkas dari pada yang ditetapkan oleh BNSP.

98
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

A. Prosedur Penyusunan Kalender Akademik

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan


dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
a) Pembagian Jam Mengajar
1. Dalam menyelenggarakan pendidikan SMK Informatika Wonosobo menggunakan
sistem semester yang membagi 1 (satu) tahun pelajaran menjadi semester gasal dan
semester genap.
2. Jumlah hari pembelajaran efektif dalam 1 (satu) tahun sekurang-kurangnya 204
hari belajar dan sebanyak-banyaknya 228 hari belajar yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4. Beban belajar kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut :
a. Jumlah waktu pembelajaran per minggu untuk kelas XII (duabelas) sebanyak
48 jam pembelajaran dengan alokasi waktu 45 menit per jam pembelajaran
tatap muka.
b. Jumlah waktu pembelajaran per tahun untuk kelas XII (dua belas) minimum
sebanyak 1632 jam pembelajaran (73440 menit). Sedangkan minggu efektif
per tahun pelajaran minimal sebanyak 38 dan jumlah jam per tahun (@ 60
menit) : 1224 jam (standar minimum).
5. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
struktur kurikulum masing-masing jenjang pendidikan. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah jumlah jam pembelajaran per minggu sesuai kebutuhan
belajar peserta didik.

99
6. Jeda akhir semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada semester gasal
dan semester genap. Jeda tengah semester gasal dan semester genap satuan
pendidikan melakukan kegiatan pekan olahraga dan seni (Porseni), karyawisata,
lomba kreativitas atau praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas peserta didik dalam rangka
mengembangkan pendidikan anak seutuhnya. Satuan pendidikan melaksanakan
kegiatan jeda akhir semester setelah tes sumatif, direncanakan selama 4 hari, yaitu
:
a. Jeda akhir semester gasal dimulai pada tanggal 11-14 Desember 2023.
b. Jeda akhir semester genap dimulai pada tanggal 11-14 Juni 2024.

B. Kegiatan Awal Tahun


1. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan tahun pelajaran 2023/2024 adalah hari Senin tanggal 17 Juli 2023.
Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan merupakan serangkaian kegiatan
satuan pendidikan pada permulaan tahun pelajaran baru dimulai dengan
Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), dengan ketentuan :
a. Peserta didik kelas X (sepuluh) SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK diisi
dengan kegiatan PLS untuk pengenalan satuan pendidikan (program, struktur,
tata tertib, dan orientasi kepramukaan), penanaman konsep pengenalan diri
peserta didik dan kegiatan keagamaan sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, cara belajar dan sistem pembelajaran, kegiatan kesiswaan, PBB,
pembinaan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap sekolah, serta
pembentukan pengurus kelas, pembagian kelompok belajar yang dipandu oleh
panitia dan/atau wali kelas.
b. Pengurus OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan PLS. Sedangkan bagi peserta
didik kelas XI (sebelas) dan kelas XII (dua belas) yang tidak masuk dalam
pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain: menetapkan pengurus kelas,
pembentukan kelompok belajar, menyusun tata tertib kelas, kegiatan
keagamaan, pembinaan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap
sekolah,sertadilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran.Dilarang
menyelenggarakan kegiatan yang mengarah pada kekerasan fisik dan mental
yang dapat mengancam keselamatan peserta didik baik di dalam maupun di
luar satuan pendidikan.

100
c. Kegiatan PLS berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai hari Senin 17 Juli 2023
dan berakhir hari Kamis tanggal 20 Juli 2023.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, kepala satuan pendidikan berkewajiban
membuat program yang mencakup :
a. Rencana Kerja Satuan Pendidikan.
b. Kalender Pendidikan.
c. Perencanaan Pembelajaran.
d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
e. Penilaian Hasil Pembelajaran.
f. Pengawasan Proses Pembelajaran.
g. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (yang digunakan).
2) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan.
3) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4) Peraturan Akademik.
5) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga
Kependidikan dan Peserta Didik).
6) Tata Tertib Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, pendidik berkewajiban membuat
program yang mencakup :
1) Program tahunan dan program semester
2) Silabus
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan (kepala dan
pengawas satuan pendidikan), supervisi (kepala dan pengawas satuan pendidikan),
evaluasi (satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik dan kepala
satuan pendidikan) dan tindak lanjut.
2. Rencana Kegiatan
Alokasi waktu kegiatan, minggu efektif belajar, waktu libur dengan kegiatan
lainnya tertera pada daftar berikut ini .

101
C. Uraian Kalender Pendiddikan
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TANGGAL, BULAN,
NO TAHUN URAIAN KEGIATAN
1 17 Juli 2023 Hari pertama masuk sekolah
2 17-20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3 19 Juli 2023 Tahun Baru Islam
4 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUR Kemerdekaan RI
5 14-18 Agustus 2023 Gebyar Agustusan
6 28 Agustus-1 September 2023 ANBK
7 11-19 September 2023 PTS Gasal
8 28-29 September 2023 Kegiatan P5
9 1 Oktober 2023 Hari Kesaktian Pancasila
10 28 Oktober 2023 Hari Sumpah Pemuda
11 10 November 2023 Mengikuti Upacara Hari Pahlawan
27 November- 5 Desember
12 2023 PAS Gasal
13 6-14 Desember 2023 Kegiatan P5
14 15 Desember 2023 Penyerahan Rapor
15 18-29 Desember 2023 Libur Akhir Semester

16 25 Desember 2023 Libur Umum ( Hari Raya Natal)


17 1 Januari 2024 Cuti bersama
18 2 Januari 2024 Hari pertama masuk
19 8 Februari 2024 Isro’ Mi’raj
20 26 Februari-1 Maret 2024 PTS Genap
21 4-5 Maret 2024 Kegiatan P5
22 8-12 April 2024 Cuti bersama
23 10-11 April 2024 Hari Raya Idul Fitri
24 1 Mei 2024 Hari Buruh,
25 2 Mei 2024 Hari Pendidikan Nasional
26 9 Mei 2024 Libur Umum

102
27 23 Mei 2024 Hari Waisak
28 1 Juni 2024 Hari Lahir Pancasila
29 3-10 Juni 2024 Persiapan Penyerahan Rapor
30 11-18 Juni 2024 Classmeeting
31 17 Juni 2024 Idul Adha
32 21 Juni 2024 Penyerahan Rapor

D. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

E. Pengaturan Waktu Libur


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan.
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
1. Minggu efektif semester genap Minimal Digunakan untuk kegiatan
kelas XII tahun terakhir setiap 14 minggu pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan. satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimal Satu minggu setiap semester
2 minggu
3. Jeda antar semester Maksimal Antara semester gasal dan

103
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
2 minggu genap
4. Libur akhir tahun pelajaran Maksimal Digunakan untuk penyiapan
3 minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur keagamaan Maksimal Daerah khusus yang


4 minggu memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat mengatur-
nya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar
dan waktu pembelajaran efektif.
6. Hari libur umum/nasional Maksimal Disesuaikan dengan Peraturan
2 minggu Pemerintah.
7. Hari libur khusus Maksimal Untuk satuan pendidikan sesuai
1 minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing.

8. Kegiatan khusus satuan Maksimal Digunakan untuk kegiatan yang


pendidikan 3 minggu diprogramkan secara khusus
oleh satuan pendidikan tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

104
Tabel Matrik Jadwal Kegiatan Sekolah

105
106

Anda mungkin juga menyukai