Anda di halaman 1dari 26

PERAN DAN FUNGSI TUTOR

Dosen Pembimbing: Ns. Ismuntania, M.Kep

Mata Kuliah: Strategi Belajar

Disusun Oleh Kelompok: 3

Alfi Syahrin
Alfira Mardhatillah
Aufa Audiana
Bunga Safitrah

STIKES MEDIKA NURUL ISLAM


S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang tidak
terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik, shalawat dan
salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa risalah Allah swt
mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia didunia dan diakhirat.

Kami sadar bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan,
maka dari ini saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa/i. Semoga
juga menjadi amal yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.

Sigli, Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Tutor pada saat ini mengalami penciutan makna. Tutor adalah orang yang
mengajar di kampus atau universitas. Orang yang bertindak seperti Tutor seandainya di
berada di suatu lembaga kursus atau pelatihan tidak disebut dosen, tetapi Tutor atau
pelatih. Padahal mereka itu tetap saja bertindak seperti dosen. Mengajarkan hal-hal baru
pada peserta didik.
Terlepas dari penciutan makna, peran Tutor dari dulu sampai sekarang tetap
sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke
mana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia adalah
makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak
lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan mahasiswanya ke kampus atau
universitas dengan harapan Tutor dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat
berkembang optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki
peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan dosen.
Memahami uraian di atas, betapa besar jasa Tutor dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi
yang sangat penting dalam membentuk kepribadian Mahasiswa, guna menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat,
kemajuan Negara dan bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peran dan fungsi Tutor?
2. Bagaimana peran Tutor dalam Pendidikan?
3. Bagaimana peran Tutor dalam Pembelajaran?
4. Bagaiman Peran Tutor Sebagai Pembimbing
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Tutor dalam pembelajaran


Seorang Tutor harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan
kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal. Dalam hal ini, Tutor harus kreatif, professional dan menyenangkan,
dengan memposisikan diri sebagai :
1. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik
sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi mahasiswa dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara
wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain,
dan lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
10. Demikian beberapa peran yang harus dijalani seorang Tutor dalam
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh para mahasiswanya.

a. Masalah yang muncul


Saat ini permasalahan yang menimpa bidang pendidikan sangat beragam dan
tergolong berat. Mulai dari sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pengajar yang
kurang, serta tenaga pengajar yang belum kompeten. Kondisi kampus atau universitas
yang memprihatinkan, ruang kelas bocor bila hujan dan sebagian kampus atau
universitas ambruk. Maka tidaklah aneh kalau kondisi pendidikan kita jauh dari
harapan.
Salah satu permasalahan yang menimpa dunia pendidikan adalah kompetensi
dosen. Tutor yang harusnya memiliki kompetensi sesuai ketentuan dan kebutuhan,
nyatanya hanya sedikit yang masuk kategori tersebut. Sisanya sungguh
memprihatinkan. Program sertifikasi Tutor yang sekarang sedang digalakkan adalah
salah satu bagian dari usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Program sertifikasi Tutor merupakan program yang menyentuh langsung
kompetensi dosen. Salah satu kriterianya yaitu menilai kemampuan Tutor dari segi
kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran. Diharapkan Tutor dapat melakukan
pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa ke arah sikap kreatif dan inovatif serta
trampil. Kondisi tersebut harus dimulai dari dosennya sendiri.
Sebagai contoh derasnya informasi serta cepatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas utama Tutor
yang disebut “mengajar”. Masih perlukah Tutor mengajar di kelas seorang diri,
menginformasikan, menjelaskan dan menerangkan? Permasalahan lain akibat derasnya
informasi dan munculnya teknologi baru adalah kesiapan Tutor untuk mengikuti
perkembangan tersebut. Seorang Tutor dituntut harus serba tahu bila tidak tahu Tutor
harus berkata jujur “Saya tidak tahu”. Namun kalau terlalu sering Tutor berkata
demikian alangkah naifnya Tutor tersebut. Seyogyanya dia terus mencari tahu, belajar
terus sepanjang hayat, memanfaatkan teknologi yang ada.
Di masyarakat, seorang Tutor diamati dan dinilai masyarakat, di kampus atau
universitas dinilai oleh murid dan teman sejawatnya serta atasannya. Peran apakah yang
harus dilakoni seorang Tutor supaya penilaian mereka positif? Suatu pertanyaan -yang
menjadi salah satu permasalahan- yang sekarang muncul di masyarakat.
Dalam proses pembelajaran, Tutor dituntut untuk dapat membentuk kompetensi
dan kualitas pribadi mahasiswa didiknya. Untuk mencapai hal demikian timbul
pertanyaan, sebenarnya peran apa saja yang harus dimiliki oleh seorang Tutor sehingga
mahasiswa didik bisa berkembang optimal? Cukupkah peran Tutor seperti yang telah
disampaikan di atas ataukah ada peran lain yang harus dilakoni seorang dosen?
Beragam pertanyaan tadi dapat menyebabkan beban mental bagi seorang calon Tutor
ataupun Tutor yang sudah lama mengabdi. Apakah saya mampu menjadi Tutor yang
ideal? Peran apa yang harus saya lakoni untuk menjadi Tutor yang ideal? Demikian
pertanyaan yang timbul dalam hati seorang Tutor yang berniat mengabdikan sisa
hidupnya di dunia pendidikan.
Pertanyaan tersebut sebelumnya telah menggugah sejumlah pengamat dan ahli
pendidikan. Mereka telah meneliti peran-peran apa yang harus dimiliki seorang Tutor
supaya tergolong kompeten dalam pembelajaran maupun pergaulan di masyarakat.

B. Peran dan Fungsi Tutor


Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran Tutor yang
harus dilakoni. Peran Tutor yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan
Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tutor Sebagai Pendidik
Tutor adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, Tutor harus memiliki standar kualitas
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran Tutor
sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut
seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang
lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar,
persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang
bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas Tutor dapat disebut pendidik dan
pemeliharaan mahasiswa. Tutor sebagai penanggung jawab pendisiplinan mahasiswa
harus mengontrol setiap aktivitas mahasiswa-mahasiswa agar tingkat laku mahasiswa
tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Tutor Sebagai Pengajar
Peranan Tutor sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta
didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta
didik dengan dosen, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan
Tutor dalam berkomunikasi.
Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik
dapat belajar dengan baik. Tutor harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi
peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang Tutor dalam pembelajaran,
yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya,
Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang
bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode
pembelajaran, Memberikan nada perasaan.
Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, dosen-Tutor harus
senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah
dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Tutor Sebagai Pembimbing
Tutor dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu.
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan
mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, Tutor memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksmahasiswaan empat hal berikut:
Pertama, Tutor harus merencmahasiswaan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai. Kedua, Tutor harus melihat keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksmahasiswaan
kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara
psikologis. Ketiga, Tutor harus memaknai kegiatan belajar.Keempat, Tutor harus
melaksmahasiswaan penilaian.
4. Tutor sebagai Pemimpin
Tutor diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Tutor menjadi
pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.
5. Tutor sebagai pengelola pembelajaran
Tutor harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu ,Tutor
juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya
pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
6. Tutor Sebagai Model dan Teladan
Tutor merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai dosen. Terdapat kecenderungan yang besar untuk
menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai
teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan Tutor akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai
dosen. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Tutor : Sikap dasar, Bicara dan
gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian,
Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan,
Kesehatan, Gaya hidup secara umum
Perilaku Tutor sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus
berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Tutor yang baik adalah yang
menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya,
kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti
dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
7. Sebagai anggota masyarakat
Peranan Tutor sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang Tutor
diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang
dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
Tutor perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui
kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan.
Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku
dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
8. Tutor sebagai administrator
Seorang Tutor tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai
administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Tutor akan dihadapkan pada
berbagai tugas administrasi di kampus atau universitas. Oleh karena itu seorang Tutor
dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses
belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang
dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksmahasiswaan tugasnya
dengan baik.
9. Tutor Sebagai Penasehat
Tutor adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak
dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan
kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada dosennya.
Agar Tutor dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara
lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
10. Tutor Sebagai Pembaharu (Inovator)
Tutor menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang
bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara
generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki
arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang,
secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna
dan diwujudkan dalam pendidikan.
Tugas Tutor adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga
ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai
jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman,
Tutor harus menjadi pribadi yang terdidik.
11. Tutor Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan Tutor
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut.
Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia
kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan
sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya
kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Akibat dari fungsi ini, Tutor senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang
lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya
bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas
menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh Tutor sekarang lebih baik dari yang
telah dikerjakan sebelumnya.
12. Tutor Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, Tutor mampu memahami potensi peserta didik,
menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak”
stagnasi kebudayaan. Tutor mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan
seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan,
kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Tutor telah melaksmahasiswaan
peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan
mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
13. Tutor Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,
karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang
mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian
harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
14. Tutor Sebagai Kulminator
Tutor adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal
hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui
kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
Tutor sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu.
Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara
yang sesuai dengan perkembangan dan potensi mahasiswa didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang dosen. Peran yang begitu
berat dipikul di pundak Tutor hendaknya tidak menjadikan calon Tutor mundur dari
tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi
calon dosen. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran
dosen. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh
ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.

C. Peran dan Fungsi Tutor Dalam Pendidikan


  Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang Tutor mempunyai tiga tugas
pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic
mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan
dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas-tugas profesional dari seorang Tutor yaitu meneruskan atau transmisi
ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui
mahasiswa dan seharusnya diketahui oleh mahasiswa.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu mahasiswa didik agar dapat
memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas
manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang
diri sendiri.
Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian
bahwa manusia hidup dalam satu unit organik dalam keseluruhan integralitasnya seperti
yang telah digambarkan di atas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus
dilaksmahasiswaan secara menyeluruh dan terpadu. Tutor seharusnya dengan melalui
pendidikan mampu membantu mahasiswa didik untuk mengembangkan daya berpikir
atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam
proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi perbaikan hidupnya sendiri dan
kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup.
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi Tutor sebagai warga negara
yang baik, turut mengemban dan melaksmahasiswaan apa-apa yang telah digariskan
oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas Tutor itu harus dilaksmahasiswaan secara bersama-sama dalam
kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang Tutor tidak hanya mengajar di dalam
kelas saja tetapi seorang Tutor harus mampu menjadi katalisator, motivator dan
dinamisator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi mahasiswa didik maka Tutor harus
memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa
yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan
yang kita berikan kepada mahasiswa didik harus mampu membuat mahasiswa didik itu
pada akhimya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus
mampu membuat mahasiswa didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam
masyarakat, oleh karena mahasiswa didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita
mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa
tetapi dapat juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat
melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau
melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh Tutor atau tenaga kependidikan dalam
rangka melaksmahasiswaan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas
kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup
dan praktek komunikasi. Jadi walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena
dipandang dari sudut Tutor dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai
yang sama, maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan Tutor pada
khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama beratnya
pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon Tutor atau calon tenaga kependidikan
untuk mampu menjadi Tutor atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya dalam hal
ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksmahasiswaan tugas profesional.
Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan Tutor ini harus mampu
mendidik mahasiswa calon Tutor atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi
manusia, person (pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers (pengajar) atau
(pendidik) educator, dan orang ini kita didik untuk menjadi manusia dalam artian
menjadi makhluk yang berbudaya. Sebab kebudayaanlah yang membedakan makhluk
manusia dengan makhluk hewan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hewan berbudaya,
tetapi kita dapat mengatakan bahwa makhluk manusia adalah berbudaya, artinya di sini
jelas kalau yang pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi dosen,
membuatnya menjadi terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya menjadi manusia yang
berbudaya, sebab sesudah terpelajar tidak dengan sendininya orang menjadi berbudaya,
sebab seorang yang dididik dengan baik tidak dengan sendininya menjadi manusia yang
berbudaya. 
Memang lebih mudah membuat manusia itu berbudaya kalau ia terdidik atau
terpelajar, akan tetapi orang yang terdidik dan terpelajar tidak dengan sendirinya
berbudaya. Maka mengingat pendidikan ini sebagai pembinaan pra jabatan yaitu di satu
pihak mempersiapkan mereka untuk menjadi Tutor dan di lain pihak membuat mereka
menjadi manusia dalam artian manusia berbudaya, kiranya perlu dikemukakan mengapa
Tutor itu harus menjadi rnanusia berbudaya.
1. Peran Tutor
  WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang Tutor yaitu (1)
pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5)
komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan
terhadap lembaga.
a. Peran Tutor sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang
berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter),
tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang
berkaitan dengan mendisiplinkan mahasiswa agar mahasiswa itu menjadi
patuh terhadap aturan-aturan kampus atau universitas dan norma hidup
dalam keluarga dan masyarakat
b. Peran Tutor sebagai model atau contoh bagi mahasiswa. Setiap mahasiswa
mengharapkan Tutor mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh
karena itu tingkah laku pendidik baik dosen, orang tua atau tokoh-tokoh
masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat,
bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia
adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh
nilai-nilai Pancasila.
c. Peranan Tutor sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.
Setiap Tutor harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
lain di luar fungsi kampus atau universitas seperti persiapan perkawinan dan
kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan
spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan
dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial mahasiswa.
d. Peran Tutor sebagai pelajar (leamer). Seorang Tutor dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan
keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan
keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang
berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas
kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
e. Peran Tutor sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang Tutor
diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam
mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui
pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.
f. Peranan Tutor sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang
Tutor diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang
yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada
bidang-bidang dikuasainya.
g. Tutor sebagai administrator. Seorang Tutor tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu seorang Tutor dituntut bekerja secara
administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar
mengajar perlu diadministrasikan secara baik.
Tutor mempunyai peranan dan kedudukan kunci didalam keseluruhan proses
pendidikan, terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam keseluruhan
pembangunan masyarakat pada umumnya.
Winarno Surakhmad (1969 : 1) menyatakan bahwa semakin sungguhsungguh
suatu pemerintahan dalam membangun negaranya, makin menjadi urgent kedudukan
dosen. Peranan yang sedemikian itu akan semakin tampak jika dikaitkan dengan
kebijaksanaan dan program pembangunan dalam pendidikan dewasa ini, yaitu yang
berkenaan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, yang diarahkan kepada
peningkatan mutu lulusan atau hasil pendidikan itu sendiri. Dalam keadaan semacam
itu, Tutor sudah seharusnya memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.
Tutor bukan hanya sekedar penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penerap
metode mengajar, melainkan Tutor adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilan
serta perwujudan dirinya dalam berinteraksi dengan siswa. H. W. Bernard (1961:127-
128) menyatakan bahwa pribadi Tutor lebih dari apa yang diucapkan dan metode yang
digunakannya yang menentukan kadar dan arah pertumbuhan siswa. Beliau juga
mengemukakan bahwa banyak penelitian ayng menyatakan adanya akibat langsung
pribadi Tutor terhadap tingkah laku siswa. Dalam keseluruhan pendidikan, Tutor
merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, Tutor banyak sekali
memegang berbagi jenis peranan yang harus dilaksmahasiswaan. Peranan adalah suatu
pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari suatu
pekerjaan atau jabatan tertentu. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola
tingkahlaku tertentu pula dan tingkah laku mana akan merupakan ciri khas dari tugas
atau jabatan tadi. Peranan Tutor adalah setiap pola tingkah laku yang merupakan ciri-
ciri jabatan Tutor yang harus dilakukan Tutor dalam tugasnya. Peranan ini meliputi
berbagai jenis pola tingkah laku, baik dalam kegiatannya di dalam kampus atau
universitas maupun di luar kampus atau universitas. Tutor yang dianggap baik ialah
mereka yang berhasil dalam memerankan peranan-peranan itu dengan sebaikbaiknya,
artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai dengan jabatannya dan
dapat diterimaoleh lingkungan dan masyarakat. Maka di simpulkan peranan dosen,
diataranya : Tutor yang dianggap baik ialah mereka yang berhasil dalam memerankan
peranan-peranan itu dengan sebaik-baiknya.
a. Tutor sebagai mediator kebudayaan
Dalam peranan ini Tutor merupakan seorang perantara di dalam suatu proses
pewarisan kebudayaan. Dalam peranannya sebagai mediator, kebudayaan maka seorang
Tutor harus sanggup memberikan, mengajarkan,dan membibing berbagai ilmu
pengetahuan,ketrampilan dan sikap kepada muridmuridnya. Tutor tersebut harus
menguasai berbagai aspek kebudayaan dengan sebaik baiknya, karna Tutor merupakan
cermin dari kemajuan dan perkembangan kebudayaan.
b. Tutor sebagai pembimbing
Dalam tugas pokoknya yaitu mendidik, Tutor harus membantu agar mahasiswa
mencapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan yang sempurna sesuai
dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang dimilikinya. Sehubungan denagan
peranan nya sebagai pembimbing maka seorang Tutor harus :
1) Mengumpulkan data tentang murid
2) Mengamati tingkah laku murid dalam situasi sehari hari,
3) Mengenal murid murid yang memerlukan bantuan khusus.
4) Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua murid, baik secara
individual maupun secara kelompok untuk memperoleh saling prngertian
dalam pendidikan mahasiswa.
5) Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga lembaga lainnya untuk
membantu memecahkan masalah murid.
6) Membuat catatan pribadi murid serta menyiapkan dengan baik.
7) Menyelenggarakan bimbingan kelompok ataupun individual.
8) Bekerjasama dengan petuga petugas bimbingan lainnya, untuk membantu
memecahkan masalah murid-muridnya. B
9) ersama sama dengan petugas bimbingan lainnya, menyusun program
bimbingan kampus atau universitas.
10) Meniliti kemajuan murid baik di kampus atau universitas maupun di luar
kampus atau universitas.
c. Tutor sebagai mediator antara kampus atau universitas masyarakat
Peran ini mengandung arti bahwa kelancaran hubungan antara kampus atau
universitas dan masyarakat adalah merupakan tugas dan tanggung jawab pula bagi
dosen. Lancar tidaknya hubungan tersebut akan tergantung kepada tingkat kemampuan
Tutor dalam memainkan peranan ini, maka Tutor seharus nya mampu :
1) Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat tentang
kebijaksanaan pendidikan yang sedang berlangsusng atau yang akan
ditempuh.
2) Menerima usul-usul atau pertanyaan dari pihak masyarakat tentang
pendidikan.
3) Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan antara kampus atau universitas dan
masyrakat, khususnya dengan orang tua murid.
4) Bekerjasama dengan berbagai pihak di masyarakat dalam memecahkan
masalah-masalah pendidikan.
5) Menyelenggarakan hubungan yang sebaik-baiknya antara kampus atau
universitas dengan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pendidikan.
6) Tutor merupakan suara kampus atau universitas di masyarakat dan suara
mayarakat di kampus atau universitas.
d. Tutor sebagi penegak disiplin
Dalam peranan ini Tutor harus menegakkan suatu disiplin baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Tutor harus menjadi teladan bagi terlaksananya suatu disiplin.
Juga Tutor harus membimbing murid agar menjadi warga kampus atau universitas dan
masayarakat yang disiplin.
e. Tutor sebagi administrator dan manajer kelas
Sebagai administrator tugas seorang Tutor harus dapat menyelenggarakan
program pendidikan dengan sebaik baiknya. Tutor harus mengambil bagian dalam
perencanaan kegiatan pendidikan, mengatur dan menyusun berbagai aspek dalam
pendiddikan, mengarahkan kegiatan kegiatan dalam pendidikan, melaksmahasiswaan
segala rencana dan kebijaksanaan pendidikan, merencmahasiswaan dan menyusun
biaya, dan mengawasi serta menilai kegiatan kegiatan pendidiakan.
f. Tutor sebagai anggota suatu profesi
Pekerjaan Tutor sebagai suatu profesi berarti bahwa Tutor merupakan seorang
yang ahli. Sebagai anggota suatu profesi maka Tutor harus memiliki pengetahuan,
kecakapan, dan keterampilan tertentu yaitu keterampilan kedosenan. Kemampuan untuk
membimbing murid, merupakan salah satu aspek keterampilan profesi
dosen. Disamping itu seorang Tutor harus menunjukkan, mempertahankan serta
mengembangkan keahliannya itu.
 Sedangkan Sardiman (2001: 142) menyatakan bahwa ada sembilan peranan
Tutor dalam kegiatan bimbingan konseling, yaitu:
1) Informator, Tutor diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik
maupun umum.
2) Organisator, Tutor sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.
3) Motivator, Tutor harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi
dinamika di dalam proses belajar mengajar.
4) Director, Tutor harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5) Inisiator, Tutor sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.
6) Tranmitter, Tutor sebagai penyebar kebijakan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7) Fasilitator, Tutor akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar mengajar.
8) Mediator, Tutor sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9) Evaluator, Tutor mempunyai otoritas untuk menilai prestasi mahasiswa
didik dalam bidang akademik maupu tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana mahasiswa didiknya berhasil atau tidak.
D. Peran Tutor Sebagai Pembimbing
Tutor berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi
yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksmahasiswaan
tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh
dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.  Siswa adalah individu
yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin
individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik
dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga
adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah
sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut Tutor harus berperan sebagai pembimbing.
Hubungan Tutor dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya.
Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan menarik
batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah mmahasiswaala ia memiliki potensi
untuk berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani
adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama
penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan
sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan memberi obat
pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang dosen. Tutor tidak dapat
memaksa agar siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa akan tumbuh dan berkembang
menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas Tutor adalah
menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing. Jadi, inti
dari peran Tutor sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan
interpersonal antara Tutor dengan siswa yang dibimbingnya
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa Tutor sebagai
pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas
kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).  Berkenaan
dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran Tutor tentu
berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Sofyan S. Willis
(2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh
Tutor yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan
belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman kampus atau universitas,
bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di kampus atau
universitas, peran dan konstribusi Tutor sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas
dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di kampus atau universitas. Prayitno
(2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab dosen-Tutor mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling adalah :
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
2. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada konselor.
4. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor
memerlukan pelayanan khusus. seperti pengajaran/latihan perbaikan,  dan
program pengayaan.
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan dosen-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan
dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah  tenaga konselor profesional
memang masih relatif terbatas, maka  peran Tutor sebagai pembimbing tampaknya
menjadi penting. Ada atau tidak ada konselor profesional  di kampus atau universitas,
tentu  upaya pembimbingan terhadap siswa mutlak diperlukan. Jika kebetulan di
kampus atau universitas sudah tersedia tenaga konselor profesional, Tutor bisa bekerja
sama dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di kampus atau
universitas. Namun jika belum, maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan
bertumpu pada dosen.
Agar Tutor dapat mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing, berikut ini
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Tutor harus memiliki  pemahaman tentang mahasiswa yang sedang
dibimbingnya. Misalnya pemahaman  tentang gaya dan kebiasaan belajar serta
pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki mahasiswa, dan latar
belakang kehidupannya. Pemahaman ini sangat penting, sebab akan
menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
b. Tutor dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikan yang
dimilikinya.
c. Tutor seyogyanya  dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan
saling percaya, termasuk di dalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data siswa
yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi.
d. Tutor senantiasa memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk
mengkonsultasikan berbagi kesulitan yang dihadapi mahasiswanya, baik ketika
sedang berada di kelas maupun di luar kelas.
e. Tutor sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsup umum konseling dan
menguasai teknik-tenik dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan
siswanya, khususnya ketika siswa mengalami kesulitan-kesulitan tertentu
dalam belajarnya.
Tutor mempunyai peranan dan kedudukan kunci di dalam keseluruhan proses
pendidikan, terutama pendidikan formal. Bukan dalam kesatuan pembangunan
masyarakat pada umumnya. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang di
arahkan kepada peningkatan mutu lulusan atau hasil pendidikan. Maka Tutor memiliki
kualifikasi sesuai dengan bidang tugas nya. Dengan kualifikasi dan tugas Tutor itu,
Tutor mengembangkan sekurang kurang nya tiga tugas pokok yaitu:
a. Tugas professional, yaitu tugas yang berkenaan dengan profesinya. Tugas ini
mencakup tugas mendidik, mengajar, melatih, danmengelola ketertiban kampus
atau universitas sebagai penunjang ketahanan kampus atau universitas.
b. Tugas manusiawi, yaitu tugas nya sebagai manusia. Dalam hal ini, Tutor
bertugas mewujudkan dirinya,melakukan auto pengertian untuk dapat
menempatkan dirinya di dalam keseluruhan kemanusiaan, sesuai dengan
martabat manusia.
Tugas kemasyarakatan, yaitu tugas Tutor sebagi anggota masyarakat dan
warga Negara yang baik, sesuai dengan kaidah-kaidah yang terdapat dalam
pancasilla, undang- undang dasar 1945 dalam hal ini Tutor berfungsi sebagai
perancang masa depan dan penggerak kemajuan.
Ada beberapa syarat bagi seorang Tutor dalam mengembangkan prilaku
siswa yang sehat, serta tingkah lakunya diantaranya yaitu :
1) Memiliki mental yang sehat.
2) Menguasai cara cara untuk menghindari pengaruh negative terhadap siswa,
terutama menyingkirkan pengaruh negative dari masamasa kmahasiswa
kmahasiswa yang mungkin di tularkan kepada siswa, secara tidak sadar.
1. Tutor Berkedudukan sebagai Profesional
Dalam ilmu sosiologi kita biasa menemukan dua istilah yang akan selalu
berkaitan, yakni status (kedudukan) dan peran sosial di dalam masyarakat. Status
biasanya didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok
lain. Sedangkan peran merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
memiliki suatu status tertentu tersebut.Status sebagai Tutor dapat dipandangan sebagai
yang tinggi atau rendah, tergantung di mana ia berada. Sedangkan perannya yang
berkedudukan sebagai pendidik seharusnya  menunjukkan kelakuan yang layak sesuai
harapan masyarakat, dan Tutor diharapkan berperan sebagai teladan dan rujukan dalam
masyarakat dan khususnya mahasiswa didik yang dia ajar.
Tutor tidak hanya memiliki satu peran saja, ia bisa berperan sebagai orang yang
dewasa, sebagai seorang pengajar dan sebagai seorang pendidik, sebagai pemberi
contoh dan sebagainya. Apabila kita cermati, sebenarnya status dan peran Tutor tidaklah
selalu seragam dan bersifat konsisten sebagaimana tersirat di atas. Ini sesuai dengan
standar apa dan mana yang dipakai dalam menentukan keduanya. Penilaian status dan
peran pada seorang Tutor di pedesaan tidaklah sama dengan penilaian status dan peran
terhadap seorang Tutor di perkotaan.
Dalam masyarakat industrial dan materialis status dan peran seorang Tutor
tidaklah se-urgen pada masyarakat sederhana atau masyarakat pertanian. Salah satu
peran Tutor adalah sebagai profesional. Jabatan Tutor sebagai profesional menuntut
peningkatan kecakapan dan mutu kedosenan secara berkesinambungan. Tutor yang
berkualifikasi profesional, yaitu Tutor yang tahu secara mendalam tentang apa yang
diajarkannya, cakap dalam cara mengajarkannya secara efektif serta efisien, dan Tutor
tersebut punya kepribadian yang mantap Selain itu integritas diri serta kecakapan
kedosenannya juga perlu ditumbuhkan serta dikembangkan. Setelah kita menganggap
bahwa status Tutor merupakan sebuah jabatan yang profesional, menurut Semana
(1994), ia pun dituntut untuk bisa berperan dan menunjukkan citra Tutor yang ideal
dalam masyarakatnya.
Dalam hal ini J. Sudarminto, 1990 (dalam Semana, 1994) berpendapat bahwa citra
Tutor yang ideal adalah sadar dan tanggap akan perubahan zaman, pola tindak
kedosenannya tidak rutin, Tutor tersebut maju dalam penguasaan dasar keilmuan dan
perangkat instrumentalnya (misalnya sistem berpikir, membaca keilmuan, kecakapan
problem solving, seminar dan sejenisnya) yang diperlukannya untuk belajar lebih lanjut
atau berkesinambungan. Selain itu, Tutor hendaknya bermoral yang tinggi dan beriman
yang mendalam, seluruh tingkah lakunya (baik yang berhubungan dengan tugas
kedosenannya ataupun sisialitasnya sehari-hari digerakkan oleh nilai-nilai luhur dan
taqwanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Secara nyata Tutor tersebut harus bertindak
jujur, disiplin, adil, setia, susila dan menghayati iman yang hidup.
Tutor juga harus memiliki kecakapan kerja yang baik dan kedewasaan berpikir
yang tinggi sebab Tutor sebagai pemangku jabatan yang profesional merupakan posisi
yang bersifat strategis dalam kehidupan dan pembangunan masyarakat. Tutor juga harus
terus bisa memantapkan posisi dan perannya lewat usahausaha mengembangkan
kemampuan diri secara maksimal dan berkesinambungan dalam belajar lebih lanjut.
Salah satu yang melandasi pentingnya Tutor harus terus berusaha mengembangkan diri
karena pendidikan berlangsung sepenjang hayat. Hal ini berlaku untuk diri Tutor dan
siswa di mana usaha seseorang untuk mencapai perkembangan diri serta karyanya tidak
pernah selesai (hasilnya tidak pernah mencapai taraf sempurna mutlak). Selain itu
bahwa sistem pengajaran, materi pengajaran dan penyampaiannya kepada siswa selalu
perlu dikembangkan. Hal ini merupakan dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Upaya pengembangan sistem pengajaran, pembenahan isi serta teknologi
organisasi materi pengajaran dan pencarian pendekatan strategi, metode, teknik
pengajaran (perkembangan diri siswa) selalu perlu dikaji dan atau dikembangkan demi
efektivitas dan efisiensi kerja kependidikan.
2. Kinerja inovatif Tutor
Kinerja seseorang akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari.
Kinerja dapat dilihat dalam aspek ciri-ciri kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara
melaksmahasiswaan melaksmahasiswaan kegiatan/tugas tersebut. Dalam aplikasi
prinsip kualitas, produk (barang atau jasa) dapat dilihat dari sudut ciri-ciri
(kondisi/keadaan) dan kualitas, dengan mengacu pada pendapat di atas, maka yang
dimaksud kinerja inovatif (Innovative Performance) adalah kinerja yang dalam
melaksmahasiswaannya disertai dengan keinovatifan, ciri kinerja atau tugas-tugas yang
harus dikerjakan menggambarkan ciri/feature kinerja, sedangkan keinovatifan
merupakan sifat atau kualitas bagaimana pelaksanaan tugas/kinerja dijalankan dengan
inovatif atau dengan memanfaatkan serta mengaplikasikan hal-hal baru, baik berupa ide,
metode, maupun produk baru dalam meningkatkan kinerja.
Kinerja inovatif bagi Tutor perlu di dorong, dengan mengingat berbagai tuntutan
perubahan yang makin meningkat, menurut Liikanen (2004) “To improve productivity
we need to address the key issues of innovative performance, the application of new
technologies, reengeneering organisations and developing the necessary skills”.
Penerapapan teknologi baru, rekayasa organisasi serta pengembangan keterampilan
dapat menjadi cerminan dari kinerja inovatif, yang dalam konteks individu sekaligus
juga menggambarkan kreativitas individu itu sendiri dalam menjalankan peran dan
tugasnya, yang dalam konteks pendidikan berarti pelaksanaan peran dan tugas Tutor
secara kreatif.
Kegiatan/Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam
melaksmahasiswaan pekerjaannya menggambarkan bagaimana ia berusaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya Kinerja adalah akumulasi dari tiga elemen
yang saling berkaitan yaitu keterampilan, upaya, dan sifat-sifat keadaan eksternal.
Keterampilan dasar yang dibawa seseorang ke tempat pekerjaan dapat berupa
pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal dan kecakapan teknis. Berdasarkan
uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, yakni hasil yang
ditunjukkan dari perilaku. Prestasi kerja tersebut ditentukan oleh interaksi seseorang
terhadap kemampuannya bekerja. Persoalan tersebut jelas menuntut adanya wawasan
pengetahuan yang memadai tentang program kerja secara menyeluruh.
Dengan pemahaman mengenai konsep kinerja sebagaimana dikemukakan di
atas, maka akan nampak jelas apa yang dimaksud dengan kinerja dosen. Kinerja Tutor
pada dasarnya merupakan kegiatan Tutor dalam melaksmahasiswaan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di kampus atau universitas yang
dapat menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksmahasiswaan semua
itu, dan hal ini jelas bahwa pekerjaan sebagai Tutor tidak bisa dilakukan oleh sembarang
orang, tanpa memiliki keahlian dan kwalifikasi tertentu sebagai dosen. 
Uraian di atas menunjukan betapa besar peranan kinerja seorang Tutor dalam
upaya mencapai proses belajar mengajar yang efektif dan fungsional bagi kehidupan
seorang siswa. Sehubunagn dengan hal tersebut perlu dikaji berbagai faktor yang
mungkin turut mempengaruhi kinerja seorang dosen.
Seperti disebutkan terdahulu bahwa kampus atau universitas sebagai suatu
organisasi di dalamnya terdapat kerja sama kelompok orang (kepala kampus atau
universitas, dosen, Staf dan siswa) yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua komponen yang ada di kampus atau
universitas merupakan bagian yang integral, artinya walaupun dalam kegiatannya
melakukan pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing tetapi secara keseluruhan
pekerjaan mereka diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi kampus atau universitas.
Seorang mau menerima sebuah pekerjaan, jika ia mempersiapkan bahwa ia
mempunyai kemampuan untuk melaksmahasiswaan tugas tersebut sesuai dengan yang
ditetapkan tata tertib kampus atau universitas. Pada hakikatnya kinerja Tutor adalah
prilaku yang dihasilkan seorang Tutor dalam melaksmahasiswaan tugasnya sebagai
pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang Tutor mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas
manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan
tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas
kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi mahasiswa didik maka Tutor harus
memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa
yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Kita mengetahui
cara manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat
juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui
warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui
simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Salah satu dari sekian banyak dampak ketika tidak terlaksananya peran dan
fungsi Tutor secara maksimal misalnya, tidak terbinanya akhlak dan moral siswa.
Beberapa kebiasaan buruk siswa seperti tidak berlaku disiplin dari berbagai peraturan
yang telah disepakati bersama, malas, kurang berlaku sopan dan sebagainya, hal itu
berarti tugas Tutor sebagai pendidik belum maksimal. Tugas mengajar mungkin sudah
terlaksana dengan baik, tapi tugas mendidik? Karena itu, beberapa peran dan tugas
Tutor di atas merupakan sebuah keharusan untuk diimplementasikan walaupun
memerlukan pemikiran dan pengorbanan yang lebih banyak. Dengan cara ini barangkali
barulah Tutor dapat dikatakan sebagai sebuah profesi, dimana Tutor mampu
memberikan solusi terbaik dari berbagai masalah yang dialami kliennya.

B. Saran
Tidak dapat dipungkiri manusia merupakan makhluk Allah SWT. Yang tiadak luput
dari kesalahan  dan khilaf. Maka besar kemungkinan dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dalam segi penulisan kata ataupun kurangnya
referensi  yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu saran ataupun kritik sangatlah
diperlukan untuk dapat membangaun kreatifitas dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005

Atmodiwirio, Soebagio. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Ardadizya Jaya,


2000

Bachman, Edmund, Metode Belajar Berfikir Kritis dan Inovatif. Jakarta : Prestasi


Pustaka, 2005

Buchori, Mochtar. Transformasi Pendidikan. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1995

Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme


Tenaga Kependidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2000

Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1985

Permadi, Dadi, Manajemen Berbasis Kampus atau universitas dan Kepemimpinan


Mandiri Kepala Kampus atau universitas. Bandung : Sarana Panca Karya Nusa,
2001

Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1988

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006

Tilaar,H.A.R.,  Manajemen Pendidikan Indonesia, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya,


2006

Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz  Medida, 2006

Nata, Abuddin., Manajemen Pendidikan,  Jakarta: Kencana Prenada Media,  2007

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006

Anda mungkin juga menyukai