Anda di halaman 1dari 7

MAHASISWA DALAM PENGIMPLEMENTASIAN PROGRAM SCL (STUDENT

CENTERED LEARNING) KAMPUS MERDEKA BELAJAR SEBAGAI PENGUATAN


PERAN PENDIDIKAN DI KAMPUS PTKI

Radinsa Yola Candadila


Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jl. Pramuka No. 156 PO.Box 116, Ponorogo, Kode Pos. 63471
No. (0352) 481277, Fax. 461893, Website Resmi : www.iainponorogo.ac.id
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
e-mail: info@iainponorogo.ac.id

Abstract

The SCL (Student Centered Learning) learning program is a model, method or learning
approach that places students or learners as the center of the teaching and learning process, so
that it will develop individual interests, motivations and abilities to be more active, creative and
innovative and responsible for the learning process itself. This program is included in the
components of the independent learning curriculum program. Many PTKIN/PTKI campuses are
collaborating to implement this program in their respective environments, it is possible that one
of the reasons for promoting this program is to strengthen education itself, progress on the scale
of education itself. This program is still new, but the inclusion process here is that all
components will work together, namely between education and students, in campus terms,
namely lecturers and students who will take part in this implementation. The discussion that will
be raised here is how to include the SCL program in strengthening the role of education through
PTKIN/PTKI education elements, especially the students themselves.

Keywords: SCL (Student Centered Learning), The Role of Education (Merdeka Belajar’s
Program), PTKIN/PTKI Students.

Abstrak

Program pembelajaran SCL (Student Centered Learning) adalah suatu model, metode atau
pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa atau peserta didik sebagai pusat dari
proses belajar mengajar, sehingga akan mengembangkan minat, motivasi, dan kemampuan
individu menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif serta bertanggung jawab terhadap proses
belajarnya sendiri. Program ini masuk dalam komponen di program kurikulum merdeka belajar.
Banyak kampus PTKI yang menjalin kerja sama untuk mengimplememtasikan program ini di
lingkungannya masing-masing, tidak menutup kemungkinan latar belakang dari adanya
1
penggalakkan program ini salah satunya adalah untuk penguatan pendidikan itu sendiri,
kemajuan di skala pendidikan itu sendiri. Program ini memang masih baru tapi proses
pengincludan disini semua komponen akan saling bekerja sama, yaitu antara pendidikan dengan
muridnya, dalam istilah kampus yaitu dosen dengan mahasiswa yang akanturut andil dalam
pelaksanaan ini. Pembahasan yang akan diangkat disini adalah bagaimana pengincludan
program SCL dalam penguatan peran pendidikan melalui elemen kampus PTKI utamanya
mahasiswa.

Kata kunci: SCL (Student Centered Learning), Peran Pendidikan (Program Kampus Merdeka
Belajar), Mahasiswa PTKI.

PENDAHULUAN

Model pembelajaran SCL (Student Centered Learning) adalah suatu model, metode atau
pendekatan pembelajaran dalam kampus merdeka yang menempatkan mahasiswa atau peserta
didik sebagai pusat dari proses belajar mengajar, sehingga akan mengembangkan minat,
motivasi, dan kemampuan individu menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif serta bertanggung
jawab terhadap proses belajarnya sendiri. Model pembelajaran SCL memberikan otonomi,
pengelolaan pilihan materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih baik bagi siswa, sehingga
karakteristik utama dari SCL adalah input dari mahasiswa, di antaranya dengan materi, cara dan
waktu pembelajaran. Pendekatan pembelajaran SCL diharapkan dapat mengembangkan kualitas
sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa
percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi
dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan.1

Perguruan tinggi Keagamaan Islam (PTKI) merupakan satuan pendidikan tinggi yang
menjalankan tugas, fungsi dan peran sebagaimana diamanahkan dalm UU Pendidikan Tinggi
Nomor 12 Tahun 2012 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Salah satu tugas, fungsi, dan
peran utama adalah membangun tatanan masyarakat yang mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri dengan ragam perubahan yang cepat, dinamis dan disruptif. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, pelaksanaan tridharma PTKI diarahkan pada pengembangan
kompetensi atau capaian pembelajaran mahasiswa yang dapat membangun keunggulan dan
kesiapan mahasiswa dalam menghadapi perubahan sosial, budaya, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kemajuan dunia industri atau dunia kerja yang dinamis, pesat, cepat dan
variatif. Hubungan kompetensi mahasiswa atau capaian pembelajaran dengan dunia industry

1Priyatmojo, Achmadi., dkk. 2010. Buku Panduan Pelaksanaan Students Centered Learning (SCL) dan Teacher
Aesthethic Role-Sharing (STAR). Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada. Hal 10.
2
atau dunia kerja merupakan hubungan dialektis dan simbiotik mutualisme, karena itu rancang
bangun proses pendidikan dalam hal ini desain kurikulumnya di PTKI perlu ditata secara
berkelanjutan agar sejalan dan seiring dengan dinamika yang terjadi dan tata kehidupan masa
depan yang berubah dengan cepat dan disruptif.2

Menghadapi peluang, tantangan dan tuntutan yang dihadapi perguruan tinggi termasuk
PTKI, kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka menjadi salah satu jawaban strategis yang
dapat diimplementasikan PTKI dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan tinggi
karena dengan kebijakan tersebut mendorong perguruan tinggi semakin otonom, inovatif,
produktif, adaptif, dan relevan dengan dinamika sosial, kemajuan IPTEKS, dunia industri dan
dunia kerja. Proses pembelajaran dalam Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student
centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kebijakan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas,
kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam
mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika masyarakat yang
berjalan begitu cepat, disruptif dan ekspoinensial seperti persyaratan kemampuan, permasalahan
nyata, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.
Maka dari itu peran mahasiswa dengan pengimplementasi program SCL ini diharapkan mampu
untuk bisa menjadi penguat dari fungsi pendidikan yang beragam di kampus-kampus utamanya
kampus yang dienyam yaiti PTKI.

METODOLOGI

Penelitian ini adalah pengamatan dengan menggunakan metode deskriptif kualititatif


melalui analisis dan tinjauan pustaka. Analisis disini dengan melihat problema di dunia
pendidikan zaman sekarang yang dimana ada kebijakan program baru yang dimana muncul dan
diimplementasikan kedalam kampus-kampus yang ada di Indonesia, salah satunya adalah
kampus PTKI. Untuk metode tinjauan pustaka disini adalah mengamati dari berbagai pustaka
yang kolerasi dengan pembahasan yang diangkat dalam penelitian ini. Kemudian untuk
menganalisis datanya, peneliti menggunakan analisis taksonomi, dengan kata lain peneliti perlu
melakukan menganalisis pengelompokan dari data yang telah diperoleh.

2 Junaidi, Aris dkk, Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Jakarta: Kemendikbud, 2020. Hal 9.
3
HASIL

Pendekatan program SCL dalam program kampus merdeka belajar di ranah PTKI,
memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian,
dan kebutuhan mahasiswa. Program SCL adalah program yang berpusat pada mahasiswa yang
menempatkan mahasiswa atau peserta didik sebagai pusat dari proses belajar mengajar, sehingga
akan mengembangkan minat, motivasi, dan kemampuan individu menjadi lebih aktif, kreatif dan
inovatif serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.

Peran mahasiswa dalam penguatan pendidikan di ranah PTKI yaitu mereka dapat
mengkaji kompetensi yang disampaikan, mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan,
membuat rencana pembelajaran untuk mata pembelajaran yang diikutinya, belajar secara aktif
dalam kelompok maupun individual (dengan cara mendengar, membaca, menulis, diskusi,
pemecahan masalah; serta terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi seperti analisis, sintesis,
dan evaluasi. Selain itu, merujuk pada pengharapan kampus PTKI lulusan dari mahasiswa
tersebut, dapat menunjukan profil lulusan yang sesuai serta mengangkat keilmuwan dari
program studinya.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Konsep Kampus Merdeka Program SCL

Model pembelajaran SCL dalam kampus merdeka memberikan otonomi, pengelolaan


pilihan materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih baik bagi mahasiswa, sehingga
karakteristik utama dari SCL adalah input dari mahasiswa, di antaranya dengan materi, cara dan
waktu pembelajaran. Pendekatan pembelajaran SCL diharapkan dapat mengembangkan kualitas
sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa
percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi
dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan.3

Pembelajaran SCL adalah model pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa/peserta


didik sehingga peran pengajar hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar. Dalam pendekatan
SCL, pembelajar memiliki tanggung jawab penuh atas kegiatan belajarnya, terutama dalam
bentuk keterlibatan aktif dan partisipasi mahasiswa. Hubungan antara mahasiswa yang satu
dengan yang lainnya adalah setara, yang tercermin dalam bentuk kerja sama dalam kelompok

3 Ibid.
4
untuk menyelesaikan suatu tugas belajar. Dosen lebih berperan sebagai fasilitator yang
mendorong perkembangan mahasiswa, dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar.

Menurut Westwood (2008), Student Center Learning (SCL) adalah metode pembelajaran
yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari pendidik diubah menjadi
pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan
kemampuannya dan berperilaku langsung dalam menerima pengalaman belajarnya. 4

B. Konsep Kampus PTKI dalam Penguatan Pendidikan Melalui Program Merdeka SCL

Proses pembelajaran dalam Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka merupakan


salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning)
yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian,
dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika masyarakat yang berjalan begitu cepat, disruptif
dan ekspoinensial seperti persyaratan kemampuan, permasalahan nyata, interaksi sosial,
kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Tidak menutup
kemungkian elemen penguatan pendidikan termaktup di dalamnya.

Melalui Kebijakan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka diharapkan perguruan tinggi-


PTKI dapat menjawab tantangan dalam rangka menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
perkembangan IPTEK yang saat ini memasuki era revolusi industri 4.0, dinamika masyarakat
yang memasuki era masyarakat 5.0, dan tuntutan dunia usaha atau dunia industri. Untuk itu
kerangka pengembangan kurikulum dalam kebijakan merdeka belajar-kampus merdeka
sebagaimana dalam gambar berikut ini.5

4Westwood, Peter. 2008. What Teachers Need to Know about Reading and writing Difficulties. Victoria: Acer Press.
5Junaidi, Aris dkk, Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Di Era Industri 4.0 Untuk Mendukung Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka, Jakarta: Kemendikbud, 2020. Hal 17 – 18.
5
Gambar 1. Skema Paradigma Kurikulum Merdeka Belajar. Sumber: Junaidi, Aris, dkk.
Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Di Era Industri 4.0 Untuk Mendukung
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Dalam kontek rancang bangun kurikulum pada PTKI, capaian pembelajaran lulusan yang
terkait dengan sikap dan tata nilai akhlak mulia, wawasan dan keterampilan dasar bidang
keagamaan menjadi keharusan atau keniscayaan sebagai distingsi karakteristik lulusan. Dengan
demikian lulusan PTKI dapat menunjukkan profil diri sebagai lulusan yang menggambarkan
keulamaan dan intelektualitas pendidikan, dengan dilandasi oleh nilai-nilai profesionalisme
sesuai fokus keilmuan dalam program studinya. Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka ini melalui kegiatan belajar tiga semester di luar program studi diharapkan
dapat mengarahkan pada terbangunnya pola pikir out of the box bagi mahasiswa PTKI dalam
merespon dan memasuki kehidupan sesuai dengan tuntutan kebutuhan era revolusi industri 4.0,
society 5.0 dan Kecakapan Abad 21.

C. Peran Mahasiswa PTKI dalam Pengimplementasi Program SCL Kampus Merdeka


Sebagai Penguat Pendidikan

Pengincludan mahasiswa dalam program SCL Kampus Merdeka ini adalah mengkaji
kompetensi yang disampaikan, mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan, membuat
rencana pembelajaran untuk mata pembelajaran yang diikutinya, belajar secara aktif dalam
kelompok maupun individual (dengan cara mendengar, membaca, menulis, diskusi, pemecahan
6
masalah; serta terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan
evaluasi. Dari situlah akan terbentuk akal pikir secara kritis untuk membantu memberikan
startegi jitu sebagai basis kekuatan penguatan peran dari pendidikan.

Program ini berusaha untuk memberikan banyak bekal wadah bagi mahasiswa untuk
berkerasi dan aksi sesuai dengan tahapan yang diberikan. Terdapat banyak peluang yang
diberikan dalam program SCL sebagai acuan mahasiswa untuk senantiasa berkecimprung di
dalamnya. Menggunakan analisis kritisnya, dosen dan mahasiswa saling memberikan ruang
untuk berdialetika, akan terbentuk suasan dan pembahasan untuk mengangkat terkait dengan
pendidikan. Seperti yang dirancang oleh kampus PTKI, lulusan PTKI dapat menunjukkan profil
diri sebagai lulusan yang menggambarkan keulamaan dan intelektualitas pendidikan, dengan
dilandasi oleh nilai-nilai profesionalisme sesuai fokus keilmuan dalam program studinya.

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, Aris dkk, (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Jakarta:
Kemendikbud.

Junaidi, Aris dkk, (2020)Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Di Era Industri 4.0
Untuk Mendukung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Jakarta: Kemendikbud.

Priyatmojo, Achmadi., dkk. (2010). Buku Panduan Pelaksanaan Students Centered Learning
(SCL) dan Teacher Aesthethic Role-Sharing (STAR). Yogyakarta: Pusat Pengembangan
Pendidikan Universitas Gadjah Mada.

Westwood, Peter (2008) What Teachers Need to Know about Reading and writing Difficulties.
Victoria: Acer Press.

Anda mungkin juga menyukai