Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROFIL USAHA KECIL DAN PENGEMBANGANNYA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:


“Entrepeneurship”
Dosen Pengampu:
Devi Ernantika, ME.

Disusun Oleh: Kelompok 9 TBI B

Radinsa Yola Candadila 204200042


Vita Refvi Arista 204200051

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
IAIN PONOROGO
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang ini kita dituntut untuk dapat mengembangkan usaha, supaya usaha
kitadapat maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Defnisi
pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses
yang pada umumnyabertujuan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan peluang pertumbuhan.Tetapi pada kenyataanya untuk
mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru
memulai usaha sangatlah sulit. Banyak hambatan-hambatan yang dihadapi.
Dengan niat yang sungguh-sungguh kita bisa mengembangkan usaha kita
menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh-
sungguh maka sebaliknya usaha akan kita akan bangkrut.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang menjadi inti permasalahan dan ingin ditemukan jawabannya
melalui penulisan makalah ini yaitu model pengembangan usaha baru dan
tantangan strateginya. Maka setidaknya pertanyaan-pertanyaan berikut
diharapkan dapat memberikan titik terang terhadap masalah pokok yang akan
dibahas, yaitu:
1. Apa definisi dari usaha kecil?
2. Apa kriteria dari usaha kecil?
3. Apa saja kekuatan dan kelemahan dalam mengembangkan suatu bisnis atau
usaha kecil?
4. Strategi apa yang harus dilakukan perusahaan kecil agar mampu bersaing?

1
C. Tujuan Penulisan

Secara umum, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk


mengenalkan lebih dalam dan memahami dengan jelas mengenai langkah awal
perintisan usaha kecil dan pengemnya. Adapun tujuan khusus yaitu sebagai
berikut:
1. Memahami apa saja kekuatan dan kelemahan dalam mengembangkan suatu
usaha
2. Memahami strategi apa yang harus dilakukan perusahaan kecil agar mampu
bersaing.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Usaha Kecil


Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus
permasalahannya masing-masing. Usaha kecil telah didefinisikan dengan cara yang
berbeda tergantung pada kepentingan organisasi.

A small business is one which independently owned


and operated and is not dominant in its field.
Dan Steinhoff dan
John F. Burgess Usaha kecil adalah usaha yang dimiliki dan
dioperasikan secara mandiri dan tidak dominan dalam
bidangnya.

Small companies have a variety of characteristics:


Greater potential, greater risk, limited access to
capital, one or few managers, and less able to survive
University of major mistakes.
Winconsin Perusahaan kecil memiliki beragam ciri-ciri: Potensi
Madison lebih besar, risiko lebih besar, akses modal terbatas,
satu atau beberapa manajer, dan kurang mampu
bertahan dari kesalahan besar.

Beberapa ciri pekerjaan manajerial dari usaha kecil: Tidak ada


Usaha kecil adalah usaha yang dimiliki dan
pelatihan, pekerjaan langsung penting, menantang, memuaskan,
dioperasikan secara
pekerjaan kurang mandiri
formal, banyak dan tidak
operasi, dominan
pekerjaan dalam
campuran,
M. Kusman bidangnya.
kontak langsung, komunikasi informal, dan banyak lagi telepon,

Sulaeman penjualan kurang dari 200 juta, pendapatan/bagian rendah,


produksi kurang terdiversifikasi, kurang metode pembiayaan
konservatif, dan posisi pasar lemah, lebih operasional, pekerjaan
rutin, otoriter, pemikiran jangka pendek, dan orientasi operasi.

3
Di Indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteria yang baku mengenai
usaha kecil, Berbagai instansi menggunakan batasan dan knitenia menunut fokus
penmasalahan yang dituju. Dalam Undang-undang No. 9/1995 Pasal 5 tentang
usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu miliar
rupiah).

Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS) mendefinisikan usaha kecil dengan ukuran
tenaga kerja, yaitu 5 sampai dengan 19 orang yang terdiri:

1. Pekerja kasar yang dibayar.


2. Pekerja pemilik.
3. Pekerja keluarga.

Perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja kurang dan 5 orang


diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga (home industri). Pada usaha kecil,
manajer yang mengoperasikan perusahaan adalah pemilik, majikan, dan investor
yang mengambil berbagai keputusannya secara mandiri. Jumlah modal yang
diperlukan juga biasanya relatif kecil dan hanya dari beberapa sumber saja. Karena
permodalan relatif kecil dan dikelola secana mandiri, maka daerah operasinya juga
adalah lokal, majikan dan karyawan tinggal dalam suatu daerah yang sama, bahan
baku lokah dan pemasarannyapun hanya pada lokasi/daerah tertentu. Akan tetapi,
secara keseluruhan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lokal
yang cukup besar dan tersebar.

B. Kriteria Usaha Kecil

Komisi untuk Perkembangan Ekonomi yaitu Commity for Economic


Development( CED), mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut:

1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik.


2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil.
3. Daerah operasi bersifat lokal.

4
4. Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.

C. Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil

Bebenapa kekuatan usaha kecil antara lain:

1. Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya


perubahan produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usaha kecil
bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah
tersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar, tindakan cepat tersebut susah
dilakukan.
2. Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha
kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat
lokal. Beberapa perusahaan kecil di antaranya menggunakan bahan baku dan
tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerah lain atau impor.
3. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnya
kebanyakan lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan
baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagai akibat
tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan mata uang asing tersebut dapat
dijadikan peluang dengan memproduksi barang-barang untuk keperluan ekspor.

Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :

1. Aspek kelemahan struktural.


Kelemahan dalam struktur perusahaan misalnya kelemahan dalam bidang
manajemen dan organisasi, kelemahan dalam pengendalian mutu, kelemahan
dalam mengadopsi dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan,
tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses pasar.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling menonjol
adalah kurangnya permodalan. Akibatnya terjadi ketergantungan pada kekuatan
pemilik modal. Karena pemilik modal juga lebih menguasai sumber-sumber
bahan baku dan dapat mengusahakan bahan baku, maka pengusaha kecil

5
memiliki ketergantungan pada pemilik modal yang sekaligus penguasa bahan
baku.

2. Aspek kelemahan Kultural.


Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan struktural. Kelemahan
kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai
persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahan
baku, seperti:
1. Informasi peluang dan cara memasarkan produk.
2. Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah, dan mudah
didapat.
3. Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam
menjalin hubungan kemitraan.
4. Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas,
maupun kemasannya.
5. Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang
terjangkau.

D. Strategi Tahapan Pengembangan Usaha Kecil

Untuk mengembangkan usaha pengusaha kecil harus mampu menyiasati


kendala bisnis yang dihadapi, sehingga menjadi peluang. Langkah penting itu
adalah mlakukan evaluasi posisi usaha. Secara umum pengembangan usaha bagi
usaha kecil dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tahap 1: Identifikasi peluang usaha

Peluang usaha diiddentifikasi dan dirinci. Untuk itu perlu data dan informasi.
Informasi ini biasanya diperoleh dair berbagai sumber, seperti:

1. Rencana perusahaan.
2. Saran dan usul manajemen usaha kecil.
3. Hasil berbagai riset peluang usaha.
4. Program pemerintah.

6
Tahap 2: Merumuskan alternatif usaha

Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka impinan perusahaan atau


menejerw usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.

Tahap 3 : Seleksi alternatif

Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa


alternatif yang terbaik

Tahap 4 : Pelaksanaan alternatif terpilih

Setelah penentuan alternatif terpilih, maka thap selanjutnya pelksanaan


usaha yang terpilh tersebut.

Tahap 5 : Evaluasi

Evaluasi dimaksudkan uuntuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap


usaha yang dijalankan, disamping itu juga dairahkan untuk apat memberikan
masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha kecil adalah usaha yang dimiliki dan dioperasikan secara mandiri dan
tidak dominan dalam bidangnya. Usaha kecil memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah). Adapun kekuatan dan
kelemahan dari usaha kecil yang mempengaruhi proses dari rintisan usaha kecil,
maka dari itu seorang wirausaha perlu untuk mengetahui strategi tahapan
pengembangan usaha.

8
REFERENSI

Jamaluddin, SE. H. M.Si, Dr. H. Muslimin H. Kara, M.Ag. Pengantar

Kewirausahaan; Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin: Makassar, 2010.

Frinces Z. Heflin, 2011, Be An Entreppeneur, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai