Anda di halaman 1dari 8

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KELAS X SMA MUJAHIDIN PONTIANAK

Muhammad Rian Andani, Indri Astuti, Yuline


Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email: rianandani5@gmail.com

Abstract
Classic guidance service is one form of assistance for guidance and counseling services
for students conducted in class format. The general problem of this research is "What is
the Classical Guidance Service in Pontianak Mujahidin High School in 2018? (1) What
steps are taken by the teacher of guidance and counseling in classical guidance services
at Pontianak Mujahidin High School? (2) Materials provided by Guidance teachers and
Counseling in Classical Guidance services at Pontianak Mujahidin High School? (3)
What method is used by Guidance and Counseling teachers in Classical Guidance
services at Pontianak Mujahdin High School? (4) What media are used by Guidance
and Teacher Counseling Guidance in Classical Guidance Services in Schools
Intermediate
(5) What is the response of students after being given classical guidance services at
SMA Mujahidin Pontianak? The method used was descriptive method with the form of
survey research. Based on the results of analysis of class 10 classical guidance services
in Pontianak Mujahidin High School, overall it reached 83% in the "Good" category.

Keywords: Guidance and Counseling Services, Guidance Classical

PENDAHULUAN akhlak mulia, serta keterampilan yang


Pendidikan merupakan suatu kegiatan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
mengoptimalkan perkembangan potensi dan Negara.”
mencakapkan, serta sebagai suatu modal Pelayanan bimbingan dan konseling
untuk mencapai kemajuan bangsa yang merupakan bagian yang integral dalam
sekaligus meningkatkan harkat martabat proses pendidikan. Pelaksanaan memerlukan
manusia. Pendidikan mempunyai peran kesungguhan yang meliputi profesionalitas
penting dalam membimbing, melatih dan yang tinggi sehingga memberikan dampak
mengajar peserta didik menuju manusia perubahan yang positif terhadap
seutuhnya dari pendidikan adalah perkembangan diri siswa. Bimbingan dan
perkembangan kepribadian secara optimal konseling berasal dari dua kata, yaitu
peserta didik sebagai pribadi yang mandiri bimbingan dan konseling. Berdasarkan
dan mampu menjalankan tugas agar pendapat Prayitno dan Amti (2004: 99)
mendapatkan hasil yang baik. Hal tersebut menyatakan: “Bimbingan merupakan proses
sejalan dengan definisi pendidikan yang bantuan yang di lakukan oleh orang yang
terlampir dalam Undang-Undang RI No. 20 ahli kepada seorang atau beberapa orang
Tahun 2003 Pasal 1 yang berbunyi: “ Usaha individu, baik anak-anak, remaja, maupun
sadar untuk mewujudkan suasana belajar dewasa agar orang yang dibimbing dapat
dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan kemampuan dirinya sendiri
secara efektif mengembangkan potensi dan mandiri, dengan memanfaatkan
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kekuatan individu dan sarana yang ada dan
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dapat

1
dikembangkan berdasarkan norma-norma digunakan dalam institute pendidikan
yang berlaku”. Sejalan dengan Dunsmoor sekolah dan menun jukan pada sejumlah
dan Miller (dalam Amaeze Fidelis: 2016:8) siswa yang dikumpulkan bersama untuk
menyatakan “Help for others to discuss and kegiatan bimbingan”. Hal ini menunjukan
use broad opportunities-the educational bahwa layanan bimbingan klasikal ini sudah
opportunities, positions and personalities disusun secara baik dan siap untuk diberikan
that they can provide that can be developed, kepada siswa secara terjadwal. Layanan ini
and as a form of systematic assistance berisikan materi dan informasi serta
through which students support to be able to pemahaman yang diberikan oleh seorang
obtain goog adjustments". Sedangkan guru BK kepada seluruh siswa secara
pengertian konseling, menurut Prayitno dan langsung tentang hal-hal yang mungkin saja
Amti (2015: 105) menyatakan: “Konseling sedang mereka hadapi dalam kehidupan
adalah proses pemberian bantuan yang sehar-hari. Akan tetapi Menurut Myrick
dilakukan melalui wawancara konseling (2015:3) menjelaskan bahwa “Guidance and
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada counseling must be more oriented student
individu yang sedang mengalami sesuatu development, which is a business to discuss
masalah (disebut klien) yang bermuara pada expertise and experience what students need
teratasinya masalah yang dihadapi oleh to succeed at school”.
klien”. Dapat disimpulkan bahwa bimbingan Dari penjelasan diatas menunjukan
dan konseling merupakan suatu layanan bahwa kenyataan yang terjadi di lapangan
yang tidak dapat dipisahkan dalam justru berbanding terbalik dengan harapan,
kegiatannya di sekolah dan merupakan siswa tidak begitu mengerti dan cendrung
bagian integral dari keseluruhan upaya meremehkan informasi yang diberikan
pendidikan dalam jalur formal dan layanan melalui layanan bimbingan klasikal, selain
ini dilakukan oleh pendidik yang disebut itu siswa juga belum mengerti pentingnya
guru pembimbing atau guru BK. layanan bimbingan konseling bagi mereka.
Bimbingan klasikal sering disebut Akibatnya siswa sering tidak memperhatikan
layanan dasar karena bimbingan klasikal guru BK saat menyampaikan materi layanan.
merupakan bagian yang memiliki porsi Dapat disimpulkan bahwa siswa kurang
terbesar dalam layanan bimbingan dan tertarik terhadap layanan bimbingan klasikal
konseling terutama di sekolah. Bimbingan dan layanan-layanan BK lainya muncul
klasikal lebih bersifat preventif dan berdasarkan realita yang dirasakan oleh
berorientasi pada pengembangan pribadi siswa dari pengalaman masing-masing. Dan
siswa yang meliputi bidang pembelajaran, tidak dapat di pungkiri layanan bimbingan
bidang sosial dan bidang karir. Pemberian klasikal ini menimbulkan keengganan bagi
layanan bimbingan klasikal ini berfokus sebagian besar siswa untuk berurusan
pada pencegahan, dengan menekan kepada dengan bimbingan dan konseling termasuk
penguasaan siswa akan tugas perkembangan mengikuti layanan bimbingan dan konseling
sehingga setelah menerima layanan ini, di sekolah, sehingga menghambat
diharapkan siswa dapat menjalankan tugas pelaksanaan layanan bimbingan dan
perkembangannya dengan baik serta dapat konseling disekolah dalam hal ini adalah
mengatasi permasalahan yang timbul dalam bimbingan klasikal
menjalankan peran kehidupannya SMA Mujahidin Pontianak dipilih
Menurut Winkel (2006:561) peneliti sebagai tempat untuk melaksanakan
“bimbingan klasikal merupakan istilah yang
khusus

2
penelitian karena selain lokasinya tidak jauh mengemukakan bahwa: Metode penelitian
dan guru BK di sekolah tersebut siap untuk pendidikan dapat diartikan sebagai cara
bekerja sama dengan peneliti, sehingga ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
mempermudah peneliti dalam dengan tujuan dapat di temukan
menyelesaikan penelitian ini. Dengan dikembangkan dan dibuktikan, suatu
adanya fenomena- fenomena yang tertera pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk
diatas, maka peneliti tertarik untuk
memahami, memecahkan dan
melakukan penelitian dengan mengangkat mengantisipasi masalah dalam bidang
judul “Layanan Bimbingan Klasikal kelas x pendidikan.
SMA Mujahidin Pontianak Tahun 2018” Berdasarkan bentuk penelitian tersebut,
maka bentuk penelitian yang dipakai adalah
METODE PENELITIAN survei. Populasi adalah keseluruhan objek
Metode yang digunakan dalam penelitian yang memenuhi syarat-syarat
penelitian ini adalah metode deskriptif.. tertentu yang berkaitan dengan masalah
Menurut Menurut Nawawi (2015:67) penelitian untuk dipelajari atau ditarik
“Metode deskriptif dapat diartikan sebagai kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki ini adalah kelas X SMA Mujahidin
dengan menggambarkan atau melukiskan Pontianak dengan karakteristik sebagai
keadaan subyek atau obyek penelitian berikut: (a) Peserta didik kelas X SMA
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain- Mujahidin pontianak, (b) Layanan
lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta- bimbingan klasikal. Berdasarkan
fakta yang tampak, atau sebagaimana karakteristik tersebut, maka populasi dalam
adanya.” Menurut Sugiyono (2015:6) penelitian ini berjumlah 166 peserta didik
yang terdapat pada tabel berikut

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian


NO Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 X IPS1 16 17 33
2 X IPS2 13 17 30
3 X IPS3 13 17 30
4 X MIPA1 18 15 33
5 X MIPA2 10 16 26
6 X MIPA3 14 14 28
Jumlah 166

Menurut Sudjana, (2005:6) “Populasi dipelajari dan kemudian ditarik


merupakan totalitas semua nilai yang kesimpulannya.”
mungkin, hasil menghitung ataupun
Dalam penelitian ini, penarikan sampel
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif
yang akan dilakukan peneliti menggunakan
mengenai karakteristik tertentu dari semua
persentase sebanyak 25% dari jumlah
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas
populasi setiap kelas dan peneliti
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”
menggunakan teknik random sampling yang
Menurut Arikunto (2012:106) “Populasi
dilakukan secara acak sehingga setiap
adalah keseluruhan subjek penelitian.
peserta didik memperoleh kesempatan untuk
Sedangkan menurut Sugiyono (2015:55)
menjadi salah satu dari anggota sampel.
menyatakan bahwa “Populasi adalah
Adapaun perhitungan persentase untuk
wilayah generalisasi yang terdiri atas
penarikan sampel dalam penelitian ini dapat
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
diiihat pada tabel 2 dengan jumah sampel 47
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
siswa.
peneliti untuk

3
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian
NO Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 X IPS1 16 X 25% = 4 17 X 25% = 4 8
2 X IPS2 13 X 25% = 3 17 X 25% = 4 7
3 X IPS2 13 X 25% = 3 17 X 25% = 4 7
4 X MIPA1 18 X 25% = 5 15 X 25% = 4 9
5 X MIPA2 10 X 25% = 3 16 X 25% = 4 8
6 X MIPA3 14 X 25% = 4 14 X 25% = 4 8
Jumlah 47

Dalam penelitian ini menggunakan 1. Aspek Langkah-langkah yang


teknik komunikasi tidak langsung. Teknik digunakan Guru BK dalam Layanan
komunikasi tidak langsung merupakan Bimbinngn Klasikal memperolah skor
teknik utama yang di gunakan untuk aktual 214 dan skor ideal 270 dengan
mengumpulkan data. Alat pengumpul data hasil presentase 79% yang artinya
yang sesuai dengan teknik yang digunakan masuk kategori “Baik”. Ini menunjukan
adalah angket Adapun tenik pengumpulan bahwa langkah-langkah yang digunakan
data menurut Nawawi (2015:100) adalah Guru BK dalam layanan bimbingan
sebagai berikut: klasikal yang mencakup pendahuluan,
(1) Teknik observasi langsung (2) Observasi inti, penutup dilaksanakan dengan baik.
tidak langsung (3) Teknik komunikasi 2. Aspek Materi yang di sampaikan oleh
langsung (4) Teknik komunikasi tidak Guru BK dalam Layanan Bimbingan
langsung (5) Teknik pengukuran (6) Teknik Klasikal memperoleh skor aktual 434
studi dokumenter/Bibliographis dan skor ideal 495 dengan hasil
Berdasarkan penggolongan teknik data presentase 88% yang artinya masuk
di atas, maka dalam penelitian ini kategori “Sangat Baik”. Ini menunjukan
menggunakan teknik komnikasi tidak bahwa Materi yang di sampaikan oleh
langsung. Nawawi (2015:101) Guru BK dalam Layanan Bimbingan
mengemukakan bahwa “Teknik komunikasi Klasikal yang mencakup Pribadi, Sosial,
tidak langsung adalah cara mengumpulkan Belajar, Karir dilaksanakan Sangat baik
data yang dilakukan dengan mengadakan dan dapat diterima oleh peserta didik.
hubungan tidak langsung atau dengan
3. Aspek Metode yang digunakan oleh
perantara alat, baik berupa alat yang sudah
guru BK dalam Layanan Bimbingan
tersedia maupun alat khusus yang dibuat
Klasikal memperoleh skor aktual 181
untuk keperluan itu.” Berdasarkan pendapat
dan skor ideal 225 dengan hasil
tersebut, adapun bentuk komunikasi tidak
presentase 80% yang artinya masuk
langsung dalam penelitian ini adalah dengan
kategori “Baik”. Ini menunjukan bahwa
memberikan sejumlah pertanyaan atau
Metodee yang di sampaikan oleh Guru
pernyataan secara tertulis dengan
BK dalam Layanan Bimbingan Klasikal
menggunakan alat perantara yaitu
yang mencakup Metode Presentasi dan
kuesioner/angket.
Metode Diskusi tersebut peserta didik
bisa menerima dan memahami apa yang
HASIL DAN PEMBAHASAN disampaikan
Hasil Penelitian 4. Aspek Media yang digunakan oleh Guru
Berdasarkan hasil pengolahan data BK dalam Layanan bimbingan Klasikal
dengan menggunakan rumus presentase dan memperoleh skor aktual 250 dan skor
SPSS Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai ideal 315 dengan hasil presentase 79%
berikut:

4
yang artinya masuk kategori “Baik”. Ini Dapat dikatakan bahawa respon peserta
menunjukan dalam menyampaikan didik setelah diberikan layanan
materi dengan madia visual dan audio bimbingan klasikal sudah baik
visual peserta didik dapat memahami
dan menerima apa yang di sampaikan.
Untuk mengetahui perhitungan analisis
5. Aspek Respon Peserta didik setelah data dengan bantuan program SPSS Versi
diberikan Layanan Bimbingan Klasikal 16. Hasil yang didapat product moment
memperoleh skor aktual 228 dan skor seperti terdapat pada tabel 3 sebagai berikut.
ideal 270 dengan hasil presentase 84%
yang artinya masuk kategori “Baik”.

Tabel 3. Uji Reliabilitas Layanan Bimbingan Klasikal

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 35 100.0
Excludeda 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

744 35

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa hasil karakteristik populasi dan dipilih secara acak
uji Cronbach’s Alpha adalah 0,744 pada dengan db = n – 2 = 47 – 2 = 45, dengan
signifikasi 0,05 dengan jumlah data n-2 = taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh hasil
47- 2 = 45 didapat sebesar 0,294. Karena rhitung
hasil Cronbach’s Alpha lebih besar dari rtabel
= 0, 294 dan signifikan pada 0,000.
maka dapat disimpulkan bahwa angket
Menurut Purwanto (2012:103) “Jika
dalam layanan bimbingan klasikal dapat
telah didapat hasilnya dari rumus di atas,
digunakan untuk penelitian. dilakukan
kemudian dilakukan penggolongan ke dalam
penelitian terhadap 47 responden yang
kategori penilaian seperti pada tabel 4
sesuai dengan
sebagai berikut.

Tabel 4. Tolok Ukur Kategori Hasil Angket

Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Predikat


86-100% A Sangat Baik
76-85% B Baik
60-75% C Cukup
55-59% D Kurang
≤ 54% E Kurang Sekali

5
seperti pemahaman terhadap jabatan dan
Berdasarkan tolok ukur kategori hasil tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi
angket, maka dalam layanan bimbingan dan kemamapuan diri, pemahaman
klasikal kelas X SMA Mujahidin Pontianak kondisi lingkungan. Jadi materi yang
berada pada kategori “Baik”. disampaikan oleh guru bimbingan dan
konseling ini bertujuan memenuhi
Pembahasan kebutuhan peserta didik
1. Langkah-langkah layanan bimbingan 3. Media yang digunakan dalam layanan
klasikal oleh guru bimbingan dan bimbingan klasikal oleh guru bimbingan
konseling SMA Mujahidin Pontianak dan konseling SMA Mujahidin
meliputi pendahuluan, inti dan penutup. Pontianak yaitu media visual dan audio
Dalam melaksanakan layanan bimbingan visual. Dalam mencapai suatu hasil
klasikal dapat dikatakan berhasil sesuai Rosyade (2008:81) menyatakan bahwa
dengan tujuan yang ingin di capai, maka ada media yang dapat digunakan dalam
yang harus dilakukan adalah setiap kegiatan layanan bimbingan klasikal
langkah-langkah harus disusun dengan yaitu “ media visual dan audio visual”.
baik. Langkah-langkah layanan Dengan media pembelajaran yang akan
bimbingan klasikal tersebut sesuai diberikan oleh guru bimbingan dan
dengan Tohirin (2007:150) yang konseling siswa dapat melihat dan
menyatakan bahwa “Agar layanan mendengar secara langsung apa yang di
bimbingan klasikal dapat diterima siswa jelaskan oleh guru dalam pemberian
dengan baik, perlu diperhatikan langkah- materi layanan.
langkah pelaksanaannya Pendahuluan, 4. Metode yang digunakan didalam
Inti dan Penutup”. Berdasarkan pendapat kegiatan layanan bimbingan klasikal oleh
tersebut dapat disimpulkkan bahwa guru bimbingan dan konseling SMA
langkah-langakah sangat berpengaruh Mujahidin Pontianak yaitu metode
terhadap proses pemberian layanan yang presentasi dan diskusi. Dalam
akan diberikan kepada peserta didik. memberikan layanan menurut Pribadi
2. Materi yang telah disampaikan oleh guru (2009:43) dapat dilakukan meetode
bimbingan dan konseling SMA prsentasi dan diskusi. Berbagai macam
Mujahidin Pontianak yaitu pribadi, bentuk metode yang digunakan oleh guru
sosial, belajar, karir dalam layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar
bimbingan klasikal sesuai dengan peserta didik lebih tertarik dan lebih
pendapat : Winkel dan Hastuti meminati yang disampaikan oleh guru
(2006:118-119) bimbingan pribadi bimbingan dan konseling.
berarti bimbingan dalam memahami 5. Respon peserta didik SMA Mujahidin
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi Pontianak dalam menerima layanan
berbagai pergumulan dalam batinnya bimbingan klasikal yang di sampaikan
sendiri. Nurhasan (2006:15) bimbingan oleh guru bimbingan dan konseling
sosial merupakan bimbingan untuk dapat dilihat dari keaktifan peserta didik,
membantu individu dalam dan semangat peserta didik. Sejalan
menyelesaikan masalah-masalah sosial. dengan pendapat paulina (setyowati
Nurihsan (2003:20) Bimbingan belajar (2009:3) bahwa respon peserta didik
yaitu bimbingan yang diarahkan untuk adalah prilaku lahir sebagai hasil
membantu para individu dalam masuknya stimulus yang diberikan oleh
meghadapi dan memecahkan masalah- guru kepadanya. Oleh sebab itu respon
masalah akademik. Sedangkan menurut yang diberikan kepada peserta didik
Nurihsan (2006:16) bimbingan karir sangat mendukung layanan bimbingan
yaitu bimbingan yang membantu klasikal. Jadi guru bimbingan dan
individu dalam perencanaan, konseling harus dapat melaksanakan
pengembangan, dan penyelesaian layanan bimbingan klasikal dengan
masalah-masalah karir, gaya yang efektif agar

6
peserta didik dapat aktif mengikuti diharapkan dapat membuat rincian
pembelajaran yang sedang berlangsung perencanaan langkah-langkah apa saja yang
KESIMPULAN DAN SARAN dipersiapkan sebelum melakukan layanan
Kesimpulan bimbingan klasikal. (2) Guru BK diharapkan
Berdasarkan pengolahan dan analisis dapat menambah materi yang menarik
data yang telah dilaksanakan, dapat diambil diproses pada saat memberikan layanan
kesimpulan bahwa “Layanan Bimbingan bimbingan klasikal agar peserta didik lebih
Klasikal Kelas X SMA Mujahidin Pontianak” bersemangat dalam mengikuti layanan yang
termasuk dalam kategori “Baik”. Adapun diberikan. (3) Guru BK diharapkan dapat
secara khusus dapat disimpulkan beberapa menggunakan metode yang bervariasi
aspek sebagai berikut: (1) Langkah-langkah tujuannya agar siswa tidak bosan saat
layanan bimbingan klsaikal kelas X SMA pembelajaran berlangsung. (4) Guru BK
Mujahidin Pontianak mencapai 79% dengan diharapkan dapat menyiapkan video saat
kategori “baik”. Artinya guru pembimbing menggunakan media agar peserta didik dapat
melakukan layanan bimbingan klasikal sesuai lebih tertarik saat pembelajaran berlangsung.
prosedur dan teori. (2) Materi yang diberikan (5) Guru BK diharapkan selalu memberikan
oleh guru bimbingan dan konseling pada penilaian disetiap kegiatan agar dapat
kelas X SMA Mujahidin Pontianak mencapai mengetahui respon peserta didik dalam
hasil 88 % dengan kategori “sangat baik”. pembelajaran apakah sudah dapat dimengerti
Artinya telah dilaksanakan sesuai dalam atau belum.
layanan bimbingan klasikal bidang pribadi,
sosial, belajar, karir. (3) Metode yang DAFTAR RUJUKAN.
digunakan oleh guru bimbingan dan Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian
konseling kalas X SMA Mujahidin Pontianak Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta:
mencapai hasil 80% dengan kategori “baik”. Rineka Cipta
Yang sering digunakan oleh guru bimbingan Fidelis, E. (2016). Tick Tools That are Not
dan konseling adalah metode presentasi, Affected in Effective guidance /
sedangkan diskusi hanya sebagian variasi guidance services for educational
yang juga digunakan. development. European Education Study
(4) Media yang digunakan oleh guru Journal
bimbingan dan konseling kelas X SMA Myrick, R. D. (2015). Developmental
Mujahidin Pontianak mencapai hasil 79% Guidance and Counseling Program.
dengan kategori “baik”. Yang sering Fourth Edition. Alexandria, VA:
digunakan oleh guru bimbingan dan American Counseling Association
konseling adalah media visual seperti power Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian
point, dan audio visual nya video dan Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadja Mada
gambar. (5) Respon peserta didik terhadap University Press
layanan bimbingan klasikal kelas X SMA Prayitno dan Amti. (2004). Dasar-dasar
Mujahadiin Pontiank mencapai hasil 84% Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.
dengan kategori “baik”. Dapat dilihat dari Rineka Cipta
keaktifan peserta didik dalam keberhasilan Pribadi, B. A. (2009). Modal Desain Sistem
proses pemberian layanan, konsentrasi dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Dian Rakyat
menyimpulkan materi yang disampaikan, dan Purwanto, N. (2013). Prinsip-prinsip dan
semangat peserta didik yang selalu Teknik Evaluasi Pengajaran (Cetakan
memberikan tanggapan dengan baik saat ke-18). Bandung: PT Remaja
layanan bimbingan bimbingan klasikal Rosdakarya.
diberikan. Rosyada, D. (2008). Media Pembelajaran.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Saran Setyowati, M. (2009). Upaya Peningkatan
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka Respon Siswa dan Minat Belajar Siswa
peneliti memberikan saran bagi Guru pada Pembelajaran Matematika Melalui
Bimbingan dan Konseling yaitu : (1) Guru
BK
7
Pendekatan Kooperatif Tipe Think Pair Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di
and Share (TPS) (PTK Pembelajaran Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja
Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Grafindo Persada.
Titomoyo Wonogiri. Jurnal Ilmu
Winkel, W.S dan Hastuti, MM.Sri. (2006).
Pendidikan: Vol.3 No. 4 Hal.3
Bimbingan dan Konseling di Institut
Sugiono (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai