Anda di halaman 1dari 9

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KLASIKAL BERBASIS MEDIA ONLINE DI SMA NEGERI 1 MUARA


BENGKAL TAHUN AJARAN 2021/2022

Nining Fahilda
SMA Negeri 1 Muara Bengkal

Abstrak
Bimbingan klasikal merupakan strategi layanan yang diberikan oleh guru BK secara
terjadwal kepada seluruh peserta didik dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal.
Dalam rangka mencapai hal tersebut, guru BK harus mengetahui persepsi peserta didik
terhadap layanan yang diberikan. Hal ini dikarenakan persepsi peserta didik merupakan
proses menanggapi atau menerima layanan yang diberikan oleh guru BK. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana Persepsi Peserta Didik Terhadap Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Klasikal berbasis Media Online di SMA Negeri 1 Muara Bengkal. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas XI dan XII di SMA Negeri 1 Muara Bengkal berjumlah 225 orang dan
sampel yang digunakan berjumlah 122 peserta didik yang dipilih dengan teknik random
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) yang diukur dengan
menggunakan skala likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif.
Hasil penelitian mengenai persepsi peserta didik terhadap pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal berbasis media online di SMA Negeri 1 Muara Bengkal berada pada kategori sedang
atau dalam penafsiran bermanfaat dengan persentase 66% artinya stimulus yang diberikan
oleh guru BK berupa layanan bimbingan klasikal berbasis media online bermanfaat untuk
sebagian besar peserta didik, indikator dominan paling tinggi yaitu peserta didik
mendapatkan informasi yang bermanfaat dari layanan bimbingan klasikal berbasis media
online berada pada kategori tinggi atau dalam penafsiran sangat bermanfaat dengan
persentase 40% dikarenakan guru BK selalu memberikan materi yang berbeda setiap
pemberian layanan bimbingan klasikal, indikator paling rendah yaitu peserta didik mampu
menumbuhkan sikap asertif melalui layanan bimbingan klasikal berbasis media online berada
pada kategori rendah atau dalam penafsiran tidak bermanfaat dengan persentase 62%
dikarenakan guru BK belum memberikan materi yang berkaitan dengan sikap asertif.
Disimpulkan bahwa persepsi peserta didik terhadap pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
berbasis media online di SMA Negeri 1 Muara Bengkal berada pada kategori sedang atau
ditafsirkan bermanfaat.

Kata Kunci : Bimbingan Klasikal, Media Online, Persepsi

PENDAHULUAN pendidikan), yang dimungkinkan


melalui internet dan teknologi berbasis
Pembelajaran online adalah jaringan untuk memfasilitasi
sistem belajar yang terbuka dan pembentukan proses belajar dan
tersebar dengan menggunakan pengetahuan melalui aksi dan interaksi
perangkat pedagogi (alat bantuan yang berarti (Pakpahan & Fitriani
2020:31). Pembelajaran online informasi serta pemahaman yang
tentunya berpengaruh kepada diberikan tersampaikan dengan baik
komponen-komponen yang ada di kepada peserta didik, baik dilakukan
sekolah, salah satunya Bimbingan dan secara tatap muka maupun
Konseling. menggunakan media online.
Bimbingan dan konseling Berdasarkan hasil wawancara
merupakan salah satu bagian dari studi pendahuluan dengan guru
pendidikan yang bertujuan untuk bimbingan dan konseling di SMA
membantu peserta didik dalam Negeri 1 Muara Bengkal, pemberian
mengembangkan diri dan potensinya layanan bimbingan klasikal selama
secara optimal. Layanan bimbingan pembelajaran online diberikan melalui
dan konseling harus dilaksanakan media online yaitu Google Classroom.
secara optimal agar tujuan yang Selama pemberian layanan bimbingan
diharapkan tercapai, oleh karena itu klasikal menggunakan media online
bimbingan dan konseling memiliki guru bimbingan dan konseling
empat komponen layanan, yaitu 1) mengatakan bahwa sangat jauh
Layanan Dasar, 2) Layanan Responsif, berbeda dari pemberian layanan
3) Perencanaan Individual, dan 4) bimbingan klasikal secara tatap muka
Dukungan Sistem. Dari keempat (face to face). Kurangya chemistry
komponen layanan tersebut terdapat sangat dirasakan saat pemberian
strategi di setiap komponen layanan, layanan. Guru bimbingan dan
salah satunya strategi bimbingan konseling juga mengatakan bahwa
klasikal yang termasuk didalam biasanya selama pemberian layanan
komponen layanan dasar. bimbingan klasikal menggunakan
google classroom beliau memberikan
Winkel & Hastuti (2006:561) materi berupa video atau file,
menjelaskan bimbingan klasikal menugaskan peserta didik untuk
merupakan istilah yang khusus mencari materi di google, kemudian
digunakan dalam institusi pendidikan peserta didik mencatat materi yang
sekolah dan menunjuk pada sejumlah diberikan dan sewaktu-waktu catatan
siswa yang dikumpulkan bersama materi diminta untuk dikumpulkan.hal
untuk kegiatan bimbingan. Bimbingan tersebut dilakukan agar peserta didik
klasikal termasuk ke dalam strategi membaca atau menyerap materi yang
untukuntuk layanan dasar yang
diberikan selama pemberian layanan.
diperuntukkan bagi semua peserta
didik. Program yang telah dirancang Dampak dari perubahan metode
menuntut guru bimbingan dan dalam pemberian layanan yang
konseling untuk melakukan kontak awalnya tatap muka (face to face)
langsung dengan para peserta didik di menjadi melalui media online bukan
kelas secara terjadwal. Pada layanan hanya dirasakan oleh guru bimbingan
bimbingan klasikal guru bimbingan dan konseling, tetapi juga dirasakan
dan konseling memberikan materi dan oleh sasaran layanan yakni peserta
informasi serta pemahaman kepada didik. Oleh karena itu pentingnya
peserta didik yang berisi tentang hal- mengetahui persepsi atau tanggapan
hal atau sesuatu yang mungkin saja dari peserta didik terhadap pemberian
sedang mereka rasakan atau mereka layanan bimbingan klasikal
hadapi di kehidupan sehari-hari. menggunakan media online.
Pelaksanaan pemberian layanan
bimbingan klasikal harus dilakukan Hasil dari wawancara peneliti
secara optimal agar materi dan terhadap 14 peserta didik mengenai
bagaimana pandangan mereka mengatakan bahwa materi yang
terhadap bimbingan klasikal selama diberikan dirasa kurang bermanfaat
pembelajaran online, mereka bahkan tidak bermanfaat dikarenakan
menyatakan bahwa selama menerima materi yang diberikan sangat umum,
layanan bimbingan klasikal mereka kemudian 2 peserta didik mengatakan
tidak mengetahui bahwa layanan bahwa tidak apa-apa jika layanan
tersebut merupakan layanan bimbingan klasikal tidak diberikan
bimbingan klasikal, peserta didik juga secara terjadwal dan satu diantaranya
tidak mengetahui tujuan dari layanan mengatakan bahwa layanan
bimbingan klasikal dikarenakan guru bimbingan klasikal diberikan hanya
bimbingan dan konseling tidak pernah karena ingin mengisi kekosongan
menyampaikan tujuan dari bimbingan jadwal pelajaran.
klasikal tersebut. Kemudian setelah
selama ini mendapatkan layanan Hal ini menunjukkan bahwa
bimbingan klasikal mereka masih peserta didik belum mengetahui
belum mengetahui potensi yang pentingnya layanan bimbingan
mereka miliki, sedangkan salah satu klasikal yang diberikan kepada
tujuan bimbingan klasikal yaitu mereka setiap minggunya dikarenakan
mengembangkan potensi peserta didik guru bimbingan konseling yang tidak
benar-benar menerapkan Panduan
secara optimal.
Operasional Penyelenggaraan
Dari 14 peserta didik 3 Bimbingan dan Konseling Sekolah
diantaranya memiliki persepsi yang Menengah Atas yang menjelaskan
tinggi dan 11 diantaranya menyatakan bahwa kegiatan layanan bimbingan
beberapa hal seperti mereka merasa klasikal bertujuan membantu peserta
bosan dan takut saat menerima didik/konseli dapat mencapai
layanan bimbingan klasikal, mereka kemandirian dalam kehidupannya,
bosan dikarenakan guru bimbingan perkembangan yang utuh dan optimal
dan konseling setiap memberi layanan dalam bidang pribadi, sosial, belajar,
hanya mengirimkan materi atau dan karir, serta mencapai keselarasan
menugaskan peserta didik untuk antara pikiran, perasaan dan perilaku
mencari materi sendiri dan (Kemendikbud Dirjen Guru dan
merangkum materi tersebut, setelah Tenaga Kependidikan, 2016:61)
itu mengumpulkan rangkuman
kepada guru bimbingan dan konseling. Penjelasan diatas menjadikan
Rasa takut yang muncul disebabkan penelitian ini penting dilakukan
jika terdapat peserta didik yang karena sebagai guru bimbingan
melakukan kesalahan maka guru konseling juga perlu mengetahui
persepsi atau tanggapan peserta didik
bimbingan dan konseling akan
langsung memarahi atau menyindir mengenai layanan bimbingan klasikal
dengan menggunakan media online
peserta didik tersebut disaat
pemberian layanan bimbingan yang telah diberikan agar kedepannya
guru bimbingan dan konseling dapat
klasikal.
memberikan layanan yang lebih baik
Terdapat pernyataan peserta didik lagi khususnya layanan bimbingan
bahwa layanan bimbingan klasikal klasikal dengan menggunakan media
sama dengan mata pelajaran yang lain online. Oleh karena itu peneliti tertarik
dikarenakan guru bimbingan dan untuk melakukan penelitian dengan
konseling hanya memberikan materi judul Persepsi Peserta Didik Terhadap
kemudian dicatat/rangkum setelah itu Pelaksanaan Layanan Bimbingan
dikumpulkan, mereka juga Klasikal berbasis Media Online di
SMA Negeri 1 Muara Bengkal. dilaksanakan melalui pemberian layanan
orientasi dan informasi tentang berbagai
KAJIAN TEORI hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.
Sarwono (2018:86) menjelaskan Fara (2017:160) menjelaskan tujuan yang
bahwa kemampuan untuk membedakan- ingin dicapai bimbingan dan konseling
bedakan, mengelompokkan, memfokuskan adalah tercapainya perkembangan yang
dan sebagainya itu, yang selanjutnya optimal, penyesuaian diri yang baik,
diinterpretasi disebut persepsi. Persepsi penyelesaian masalah yang
berlangsung saat seseorang menerima dihadapi,kemandirian, kesejahteraan dan
stimulus dari dunia luar yang ditangkap kebahagiaan serta kebermaknaan dalam
oleh organ-organ bantunya yang kemudian kehidupannya. Fara (2017:163)
masuk ke dalam otak. Didalamnya terjadi menyebutkan fungsi bimbingan klasikal
proses berpikir yang pada akhirnya meliputi a) fungsi preventif atau
terwujud dalam sebuah pemahaman. pencegahan adalah fungsi bimbingan
Pemahaman ini yang kurang lebih disebut untuk menghindarkan diri dari terjadinya
persepsi. Rakhmat (2013:54) menyebutkan tingkah laku yang tidak diharapkan dan
terdapat dua faktor yang menentukan ataupun membahayakan dirinya dan orang
persepsi, yaitu a) faktor fungsional, berasal lain, b) fungsi pemahaman adalah fungsi
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu da bimbingan untuk membantu siswa agar
hal-hal lain yang termasuk apa yang kita memiliki pemahaman terhadap dirinya dan
sebut sebagai faktor-faktor personal, 2) lingkungannya, sehingga mampu
faktor struktural, berasal semata-mata dari mengembangkan potensi diri secara
sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf optimal, dan mampu menyesuaikan diri
yang ditimbulkannya pada sistem saraf dengan lingkungan secara dinamis dan
individu. Sobur (2016:386) menjelaskan konstruktif. Manfaat atau keunggulan
salah satu pandangan yang dianut secara layanan bimbingan klasikal berdasarkan
luas menyatakan bahwa psikologi, sebagai pendapat Fara (2017:159), meliputi a)
telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur informasi yang disampaikan atau jenis
dan proses yang merupakan perantara kegiatan bimbingan yang dilakukan dapat
rangsangan di luar organisme dengan menjangkau sejumlah siswa secara merata,
tanggapan fisik organisme yang dapat b) layanan bimbingan klasikal membuka
diamati terhadap rangsangan. Menurut peluang untuk siswa secara serempak
rumusan ini, yang dikenal dengan teori mempunyai pengalaman belajar yang sama
rangsangan-tanggapan (stimulus- dan seragam, c) layanan bimbingan
respon/SR), persepsi merupakan bagian klasikal memberikan kesempatan bagi
dari keseluruhan proses yang siswa-siswa untuk mengimprovisasi
menghasilkan tanggapan setelah kemampuan kreativitasnya dan
rangsangan diterapkan kepada manusia. sportivitasnya, d) layanan bimbingan
klasikal memungkinkan para siswa saling
Syafriana & Abdillah (2019:95) memahami, terbuka, menilai,
berpendapat bahwa bimbingan klasikal mengomentari, dengan jujur dan tulus
termasuk ke dalam strategi untuk layanan sesuai pengarahan konselor, e) layanan
dasar bimbingan. Layanan dasar bimbingan klasikal membantu siswa
diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini membina sikap asertif yang sangat
berarti bahwa dalam peluncuran program diperlukan siswa dalam kehidupan mereka
yang telah dirancang menuntut guru BK di masa mendatang.
untuk melakukan kontak langsung dengan
para siswa di kelas. Secara terjadwal, guru Media online merupakan media yang
BK memberikan layanan bimbingan menggunakan internet, sepintas lalu orang
kepada para siswa. Kegiatan layanan akan menilai media online merupakan
media elektronik, tetapi para pakar
memisahkannya dalam kelompok banyak menerima layanan bimbingan
tersendiri. Alasannya media online klasikal. Dalam penelitian ini,
menggunakan gabungan proses media menggunakan teknik pengambilan sampel
cetak dengan menulis informasi yang menggunakan simple random sampling.
disalurkan melalui sarana elektronik, Dalam penelitian ini peneliti menentukan
tetapi juga hubungan dengan komunikasi jumlah sampel dengan taraf kesalahan
personal yang terkesan perorangan (Ali 10%, yaitu dari 225 peserta didik peneliti
Akbar, 2005:13). mengambil sampel sebanyak 122 peserta
didik yang disesuaikan dengan kriteria
METODE PENELITIAN yang telah ditentukan oleh peneliti.
Jenis penelitian yang digunakan Teknik analisis data yang peneliti
peneliti dalam penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini yaitu
kuantitatif dan menggunakan metode statistik deskriptif. Sugiyono (2015:207)
survei. Penelitian ini menggunakan teknik menjelaskan bahwa statistik deskriptif
analisis data statistika deskriptif. adalah statistik yang digunakan untuk
Budiwanto (2017:18) menjelaskan menganalisis data dengan mendeskripsikan
statistika deskriptif digunakan untuk atau menggambarkan data yang telah
mendeskripsikan variabel-variabel terkumpul sebagaimana adanya tanpa
penelitian yang diperoleh dari hasil tes dan bermaksud membuat kesimpulan yang
pengukuran menggunakan angka-angka. berlaku untuk umum atau generalisasi.
Asep (2018:101) menjelaskan bahwa Pada penelitian ini peneliti menggunakan
dalam penelitian kuantitatif deskriptif rumus kategorisasi. Kategorisasi
penggunaan hipotesis tidak terlalu penting, digunakan untuk memudahkan dalam
karena penelitian kuantitatif deskriptif menentukan kriteria hasil dari data yang
tidak dimaksudkan untuk menguji diperoleh. Azwar (2012:149) menjelaskan
hipotesis, tetapi hanya untuk bahwa untuk mengkategorikan hasil dari
mendeskripsikan data, menjelaskan pengukuran yaitu menjadi tiga kategori.
fenomena yang ada dengan menggunakan Pedoman yang bisa digunakan dalam
angka-angka pada karakteristik individu menentukan kriteria atau klasifikasi yaitu:
ataupun kelompok.
Tabel 3.3
Pada penelitian ini yang menjadi Rumus Kategorisas
populasi adalah peserta didik kelas XI dan
XII SMA Negeri 1 Muara Bengkal pada Tinggi X ≥ (µ+1σ)
tahun ajaran 2021/2022. Peneliti memilih Kategori
peserta didik kelas XI dan XII dikarenakan Sedang (µ-1σ) ≤ X < (µ+1σ)
pada kelas tersebut telah mendapatkan sasi
layanan bimbingan klasikal berbasis media Rendah X ≤ (µ-1σ)
online selama lebih dari satu tahun,
sedangkan kelas X masih baru memasuki
Sekolah Menengah Atas dan belum

HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 66% atau sebanyak 80 peserta


didik. Kemudian, yang berada pada
Hasil penelitian mengenai persepsi kategori tinggi atau dalam penafsiran
peserta didik terhadap pelaksanaan sangat bermanfaat dengan persentase
layanan bimbingan klasikal berbasis media sebesar 20% atau sebanyak 25 peserta
online di SMA Negeri 1 Muara Bengkal didik, dan yang berada pada kategori
berada pada kategori sedang atau dalam rendah atau dalam penafsiran tidak
penafsiran bermanfaat dengan persentase bermanfaat sebesar 14% atau sebanyak 17
peserta didik. Artinya stimulus yang mendapatkan informasi yang bermanfaat
diberikan oleh guru bimbingan konseling dari layanan bimbingan klasikal berbasis
berupa layanan bimbingan klasikal media online merupakan indikator
berbasis media online bermanfaat untuk dominan paling tinggi dibandingkan
sebagian besar peserta didik, tetapi masih dengan indikator lain. Persentase pada
terdapat peserta didik yang masih memiliki kategori tinggi atau dalam penafsiran
persepsi yang rendah atau dalam sangat bermanfaat dengan persentase
penafsiran tidak bermanfaat. Persepsi yang sebesar 40% atau sebanyak 49 peserta
ditimbulkan merupakan hasil proses dari didik. Hal ini dikarenakan guru
pemberian stimulus oleh guru bimbingan bimbingan dan konseling selalu
dan konseling melalui layanan bimbingan memberikan materi yang berbeda setiap
klasikal berbasis media online yang pemberian layanan bimbingan klasikal,
diterima oleh peserta didik. oleh karena itu peserta didik akan
mendapatkan informasi yang berbeda
Hasil penelitian ini sejalan dengan setiap menerima layanan bimbingan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Lalu klasikal secara online. Hal tersebut
Abdurrachman Wahid, Noffiyanti & Etty sesuai dengan hasil penelitian yang
Setiawati (2020) yang menunjukkan dilakukan oleh Agus Supriadi
bahwa persepsi siswa terhadap (2021:134) bahwa peserta didik yang
pelaksanaan layanan bimbingan dan menyatakan pentingnya materi yang
konseling oleh guru BK di SMA Negeri 5 dibahas atau disampaikan oleh guru
Mataram masuk ke dalam kategori baik bimbingan dan konseling dalam
yakni sebesar 68,38%. Persepsi siswa pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
terhadap pelaksanaan layanan bimbingan secara daring dengan menggunakan
dan konseling oleh guru BK di SMA media google form sebesar 93%.
Negeri 5 Mataram dipengaruhi oleh
stimulus yang diberikan oleh guru BK saat Dari hasil diatas dapat disimpulkan
pemberian layanan bimbingan dan bahwa informasi yang diberikan oleh
konseling. Adapun hasil penelitian yang guru bimbingan dan konseling kepada
dilakukan oleh Arima Ansari (2020) yang peserta didik melalui layanan bimbingan
menunjukkan bahwa persepsi siswa klasikal berbasis media online
terhadap layanan bimbingan dan konseling merupakan informasi yang bermanfaat.
di SMA Negeri 2 Padang berada pada
kategori baik yakni sebesar 68,18%, 2. Indikator Peserta Didik Mampu
artinya sebagian peserta didik sudah Menumbuhkan Sikap Asertif
memiliki persepsi yang baik terhadap melalui Layanan Bimbingan
fungsi dan tujuan layanan bimbingan dan Klasikal berbasis Media Online
konseling. Indikator peserta didik mampu
Setelah penjabaran pembahasan menumbuhkan sikap asertif melalui
variabel diatas, selanjutnya dapat dilihat layanan bimbingan klasikal berbasis
penjelasan mengenai indikator dominan media online merupakan indikator
paling tinggi dan indikator paling rendah paling rendah dibandingkan dengan
dari variabel. Penjelasannya sebagai indikator lain. Persentase pada
kategori rendah atau dalam penafsiran
berikut:
tidak bermanfaat dengan persentase
1. Indikator Peserta Didik sebesar 62% atau sebanyak 81 peserta
Mendapatkan Informasi yang didik. Berdasarkan hasil tersebut,
Bermanfaat dari Layanan Bimbingan sebagian besar peserta didik belum
Klasikal berbasis Media Online mampu menumbuhkan sikap asertif.
Hal ini dikarenakan guru bimbingan
Indikator peserta didik
dan konseling belum memberikan (2021:414) mengungkapkan bahwa
materi yang berkaitan dengan sikap bimbingan kelompok berbasis online
asertif. Dalam penelitian yang yang diberikan oleh guru bimbingan
dilakukan oleh Ngatini & Yeni Kameli dan konseling di MA Al-Mukhtariyah
(2020:76) mengungkapkan bahwa menunjukkan bahwa pada peserta
peserta didik harus dalam bimbingan didik mampu menumbuhkan sikap
dan senantiasa dilakukan asertif, seperti siswa menjadi terbuka,
pengembangan dan juga arahan, hal percaya diri, mampu mengungkapkan
ini untuk meminimalisir pendapat dan keinginannya dengan
kecenderungan menurunnya perilaku baik tanpa menyinggung atau
asertif siswa, dan guru bimbingan dan menyangkal hak-hak orang lain.
konseling harus memberikan layanan
yang dapat meningkatkan perilaku Kemudian, dikarenakan
asertif peserta didik, perilaku asertif pemberian layanan pada saat ini sudah
peserta didik berada pada kategori diberikan secara tatap muka (face to
face), maka dari itu guru bimbingan
sedang sebesar 66,08%.
dan konseling bisa memberikan
Dari hasil diatas dapat layanan bimbingan klasikal dengan
disimpulkan bahwa layanan metode psikodrama dalam
bimbingan klasikal berbasis media menumbuhkan atau meningkatkan
online ditafsirkan tidak bermanfaat perilaku asertif peserta didik. Hal
dalam menumbuhkan sikap asertif tersebut sesuai dengan hasil penelitian
peserta didik, hal ini dikarenakan guru yang dilakukan oleh Eka Yulia
bimbingan dan konseling belum Wijayanti (2022:24) yang
memberikan materi terkait sikap menunjukkan bahwa perilaku asertif
asertif. Akan lebih baik ketika guru dapat ditingkatkan dengan bentuk
bimbingan dan konseling layanan bimbingan klasikal melalui
menggunakan media online bukan metode psikodrama dengan hasil
hanya untuk pemberian layanan peningkatan pada post test siklus 2
bimbingan klasikal saja untuk yaitu sebesar 10% pada tingkat sangat
menumbuhkan sikap asertif, tetapi tinggi.
media online bisa digunakan dalam
pemberian layanan bimbingan Dari penjabaran diatas, hal ini
kelompok untuk menumbuhkan sikap dipandang perlu untuk guru
asertif peserta didik. Hal tersebut bimbingan dan konseling sebagai
sesuai dengan hasil penelitian yang saran dan bahan evaluasi dalam
dilakukan oleh Febby Rahmawati, menumbuhkan atau meningkatkan
Heris Hendriana & Tita Rosita sikap asertif pada peserta didik

KESIMPULAN DAN SARAN berbasis media online bermanfaat untuk


sebagian besar peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat
disimpulkan bahwa persepsi peserta didik Walaupun begitu, terdapat persepsi
terhadap pelaksanaan layanan bimbingan peserta didik berada pada kategori rendah
klasikal berbasis media online di SMA atau ditafsirkan tidak bermanfaat pada
Negeri 1 Muara Bengkal tahun ajaran salah satu indikator, yaitu indikator peserta
2021/2022 berada pada kategori sedang didik mampu menumbuhkan sikap asertif
atau ditafsirkan bermanfaat. Artinya melalui layanan bimbingan klasikal
stimulus yang diberikan berupa tujuan, berbasis media online. Hal ini dikarenakan
fungsi dan manfaat bimbingan klasikal guru bimbingan dan konseling belum
memberikan materi yang berkaitan dengan 2. Bagi peserta didik, diharapkan agar
sikap asertif selama pemberian layanan lebih aktif dalam mengikuti layanan
bimbingan klasikal berbasis media online bimbingan dan konseling khususnya
layanan bimbingan klasikal.
Berdasarkan kesimpulan diatas, 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat
adapun beberapa saran dari peneliti terkait bekerjasama dalam mendukung
hal tersebut yaitu sebagai berikut: program layanan bimbingan dan
1. Bagi guru bimbingan dan konseling, konseling khususnya layanan
diharapkan memberikan materi yang bimbingan klasikal
berkaitan dengan sikap asertif agar
persepsi peserta didik mampu
menumbuhkan sikap asertif melalui
layanan bimbingan klasikal.
DAFTAR PUSTAKA Virus Corona Covid-19. Journal of
Information System, Applied,
Akbar, Ali. Menguasai Internet Plus Management, Accounting and
Pembuatan Web. Bandung: Penerbit Research. Vol. 4. No.2. Hal. 31
M2
Rahmawati, Febby dkk. 2021. Bimbingan
Ansari, Arima. 2020. Persepsi dan Kelompok berbasis Online Pada
Harapan Ssiwa Terhadap Layanan Siswa Ma Al-Mukhtariyah Mande
BK di SMA Negeri 2 Padang. yang Memiliki Perilaku Asertif
Jurusan Bimbingan dan Konseling Rendah. FOKUS. Vol. 4. No. 5
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang Rakhmat, Jalaluddin. 2013. Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Budiwanto, Setyo. 2017. Metode Statistika Rosda Karya
Untuk Mengolah Data
Keolahragaan. Malang: Universitas Sarwono, Sarlito Wirawan. 2018.
Negeri Malang Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:
PT. Raja Grafindo persada
Fara, Elly Leo. 2017. Bimbingan Klasikal
yang Menyenangkan. Bandung: CV. Sobur, Alex. 2016. Psikologi Umum.
Rasi Terbit Bandung: CV. Pustaka Setia

Kurniawan, Asep. 2018. Metode Penelitian Sugiyono. 2015. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Rosdakarya Kualitatif, dan R & D). Bandung:
Alfabeta
Ngatini, dan Yeni Karneli. 2021. Tingkat
Perilaku Asertif Siswa dan Implikasi Supriyadi, Agus. 2021. Efektivitas
dalam Pelaksanaan Layanan Penggunaan Google Form Selama
Bimbingan dan Konseling. Belajar dari Rumah dalam
Indonesian Journal of Guidance and Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Counseling. Vol. 2. No.1 Klasikal. Jurnal Ilmu Pengetahuan.
Vol. 1. No.3
Pakpahan, dan Yuni Fitriyani. 2020.
Analisa Pemanfaatan Teknologi
Syafriana, Henni dan Abdillah. 2019.
Informasi dalam Pembelajaran
Bimbingan Konseling “Konsep,
Jarak Jauh di Tengah Pandemi
Teori dan Aplikasinya”. Medan:
LPPPI
Wahid, Lalu Abdurrachman dkk. 2020. Winkel, dan Sri Hatuti. 2006. Bimbingan
Persepsi Siswa Terhadap dan Konseling di Institusi
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Pendidikan. Jakarta: Media Abadi
dan Konseling di Sekolah Oleh Guru
BK di SMA Negeri 5 Mataram.
Vol.3. No.2

Wijayanti, Eka Yulia. 2022. Meningkatkan


Perilaku Asertif Peserta Didik
Melalui Layanan Bimbingan
Klasikal dengan Metode
Psikodrama. Al-Tarbiyah: Jurnal
Pendidikan. Vol. 32. No. 1

Anda mungkin juga menyukai