Anda di halaman 1dari 5

Pentingnya Penggunaan Media Untuk Meningkatkan Antusiasme Siswa

Dalam Pelaksanaan Layanan Dasar BK Komprehensif

Tiara Putri Sutanto


Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
tiara.21054@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Bimbingan dan konseling adalah serangkaian aktivitas atau kegiatan yang disusun konselor
untuk membantu konseli sebagai upaya dalam mengembangkan dirinya seoptimal mungkin.
Lantaran perkembangan siswa bersifat labil dan naik turun, maka untuk membantu hal
tersebut perlu diberikannya layanan bimbingan dan konseling komprehensif. Bimbingan
dan konseling komprehensif merupakan sebuah proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli yang dilakukan melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan. Dalam
pelaksanaannya, bimbingan dan konseling komprehensif memerlukan media guna
menunjang keberhasilan dan menumbuhkan minat peserta didik, salah satunya dalam
pelaksanaan layanan dasar. Layanan dasar memiliki tujuan untuk membantu menumbuhkan
kepedulian serta menumbuh kembangkan identitas diri dan tanggung jawab sosial para
peserta didik. Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling,
penggunaan media sangat berperan dalam menumbuhkan rasa antusiasme dan rasa ingin
tahu peserta didik. Dengan adanya media, peserta didik akan lebih mudah membekali
pengetahuannya terkait lingkungan hidup serta proses pengembangan dirinya.
Kata Kunci: Media, Bimbingan dan Konseling Komprehensif, Layanan Dasar.

Abstract
Guidance and counseling is a series of activities or activities arranged by counselors to help
counselees in an effort to develop themselves as optimally as possible. Because student
development is unstable and up and down, it is necessary to provide comprehensive
guidance and counseling services to help this. Comprehensive guidance and counseling is a
process of providing assistance to all counselees which is carried out through structured
experience preparation activities in order to develop long-term behavior according to the
stages of development. In its implementation, comprehensive guidance and counseling
requires media to support success and foster student interest, one of which is in the
implementation of basic services. Basic services have a goal to help foster awareness and
develop self-identity and social responsibility of students. In an effort to improve the quality
of guidance and counseling services, the use of media plays a very important role in growing
the enthusiasm and curiosity of students. With the media, students will more easily equip
their knowledge related to the environment and the process of self-development.
Keywords: Media, Comprehensive Guidance and Counseling, Basic Services.

1
PENDAHULUAN Layanan dasar memiliki lima komponen
Dalam sistem pendidikan sekolah, ada layanan, diantaranya adalah (1) Layanan
tiga pilar keberhasilan yang mendukung sistem Orientasi, (2) Layanan Informasi, (3) Layanan
tersebut, yakni pengajaran, pengawasan Bimbingan Klasikal, (4) Layanan Bimbingan
administrasi, serta bimbingan dan konseling. Kelompok, (4) Layanan Kolaborasi dengan
Bimbingan dan konseling yang merupakan salah Guru serta (5) Layanan Kolaborasi dengan
satu pilar tersebut memiliki penanggung jawab Orang Tua. Layanan dasar sangat berperan
yaitu konselor, namun konselor memerlukan penting di sekolah dalam membantu peserta
kerja sama dengan berbagai pihak untuk didik untuk mengembangkan potensinya serta
melaksanakannya agar bimbingan dan konseling membantu mengembangkan kehidupan pribadi,
yang memandirikan dapat berjalan dengan baik sosial, kemampuan belajar dan perencanaan
(Purwaningrum, 2018). kariernya.
Bimbingan dan konseling sendiri adalah Layanan yang umumnya diberikan
serangkaian aktivitas atau kegiatan yang disusun berupa bimbingan kelas dan bimbingan
konselor untuk membantu konseli sebagai upaya kelompok. Harapannya adalah untuk membantu
dalam mengembangkan dirinya seoptimal seluruh peserta didik mencapai perkembangan
mungkin. Hal tersebut tertuang dalam layanan- yang normal, memiliki mental yang sehat, dan
layanan bimbingan dan konseling komprehensif. memperoleh keterampilan dasar untuk hidup
Bimbingan dan konseling komprehensif ialah secara mandiri. Dengan kata lain, layanan dasar
sebuah program untuk seluruh peserta didik, memiliki tujuan untuk membantu menumbuhkan
yang berarti bahwa seluruh peserta didik kepedulian serta menumbuh kembangkan
memiliki hak dan kewajiban dalam memperoleh identitas diri dan tanggung jawab sosial para
layanan bimbingan dan konseling, sebagai peserta didik (Subekti et al., 2012).
proses pemberian bantuan kepada seluruh Melihat penjelasan diatas, sudah sangat
konseli dilakukan melalui kegiatan penyiapan jelas bahwa pelaksanaan layanan dasar
pengalaman terstruktur secara klasikal atau bimbingan dan konseling komprehensif
kelompok dalam rangka mengembangkan disekolah sangat penting bagi peserta didik
perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap- dalam mencapai kemandirian secara optimal.
tahap perkembangan yang diperlukan untuk Menurut (Sukardi, 2000) Layanan
pengembangan kemampuan dalam memilih dan orientasi merupakan layanan yang
mengambil keputusan dalam menjalani memungkinkan peserta didik dan orang tua
kehidupan (Depdiknas, 2007). Terdapat empat memahami lingkungan sekolah. Sedangkan
komponen layanan dalam bimbingan menurut (Prayitno & Amti, 2004) Orientasi
komprehensif diantaranya ialah; layanan dasar, adalah tatapan ke arah sesuatu yang baru.
layanan responsif, layanan perencanaan Berdasarkan pendapat tersebut, layanan orientasi
individual, dan layanan dukungan sistem. bisa diartikan sebagai suatu layanan yang
Menurut (Yusuf, S & Nurikhsan, 2011) membantu peserta didik untuk menemukan
Layanan dasar adalah layanan bantuan bagi potensi baru kemudian dikembangkan untuk
peserta didik, baik di dalam kelas maupun di luar masa depannya.
kelas yang disajikan secara sistematis dalam Adapun layanan informasi sebagai
rangka membantu mengembangkan potensinya bentuk pemberian informasi melalui komunikasi
secara maksimal. secara langsung maupun tidak langsung.
Informasi yang diberikan adalah informasi yang
terkait dengan pengembangan potensi diri, menyalurkan pesan guna menumbuhkan
proses pembelajaran, pengembangan perhatian dan rangsangan peserta didik untuk
pemahaman diri, adaptasi lingkungan hingga belajar.
perencanaan karier. Konselor bisa memberikan Sama halnya dengan penggunaan media
layanan ini melalui bimbingan kelompok. dalam layanan bimbingan dan konseling yang
Bimbingan kelompok ditujukan untuk dapat menumbuhkan perhatian dan kemampuan
mendiskusikan masalah-masalah yang bersifat peserta didik dalam mengambil keputusan,
umum dan bersifat tidak rahasia. Contohnya memahami diri dan memecahkan masalah yang
seperti, cara mengelola stres, persiapan sedang dihadapi (Nursalim, 2013).
menghadapi ujian, dan cara belajar yang efektif. Sependapat dengan hal tersebut,
Penerapan layanan bimbingan dan (Prasetiawan & Alhadi, 2018) mengatakan
konseling tidak terlepas dari semua komponen bahwa media bimbingan dan konseling
yang ada, apabila dapat berjalan dengan baik merupakan suatu peralatan berupa perangkat
maka layanan tersebut akan berkualitas. lunak maupun perangkat keras yang berfungsi
sebagai alat bantu dalam kegiatan bimbingan dan
konseling. Media bimbingan dan konseling juga
METODE
dapat diartikan sebagai penyalur pesan atau
Penulisan artikel ini menggunakan metode studi informasi sehingga peserta didik akan
literatur. Studi literatur adalah metode dengan mengalami perubahan perilaku ke arah yang
cara mengumpulkan data pustaka, lebih baik.
membandingkan teori dan pendapat dari
Minat memegang peranan penting dalam
beberapa data sekunder seperti buku dan jurnal,
proses pembelajaran karena minat merupakan
lalu diolah menjadi bahan penelitian. Metode ini
motivasi yang menyebabkan seseorang
berfokus pada hasil penulisan berkaitan dengan
memusatkan perhatiannya. Dengan adanya unsur
topik yang sedang dibahas. Penulis
minat maka peserta didik dapat berkonsentrasi,
menggunakan metode ini setelah ditetapkannya
dengan begitu peserta didik akan memusatkan
topik dan rumusan masalah.
perhatiannya pada proses pembelajaran.
Menurut (Tohirin, 2013) Penyampaian
HASIL DAN PEMBAHASAN informasi bisa dilakukan melalui media tertentu
Dalam upaya meningkatkan kualitas seperti alat peraga, poster, film berdurasi pendek,
layanan bimbingan dan konseling, penggunaan dan lain sebagainya. Ada beberapa alasan bagi
media sangat berperan dalam menumbuhkan rasa konselor dalam menggunakan media bimbingan
antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik. dan konseling:
Sebelum menentukan layanan bagi peserta didik, 1. Demonstration, media sebagai alat
konselor perlu mengidentifikasi masalah yang mendemonstrasikan sebuah konsep, cara
sedang dihadapi oleh peserta didik terlebih pengoperasian, dan lain-lain.
dahulu. Jika layanan sudah ditentukan, maka
2. Familiarity, atau alasan pribadi seperti
selanjutnya konselor bisa menetapkan media
konselor merasa sudah menguasai media
yang cocok untuk digunakan dalam layanan
tersebut dan kesulitan dalam menguasai
tersebut.
media yang lain dan untuk mempelajarinya
Pengertian dari media sendiri menurut sangat membutuhkan banyak waktu, biaya
Marso (dalam Sadiman, 2002) media merupakan dan tenaga.
segala sesuatu yang bisa digunakan dalam

3
3. Clarity, konselor menggunakan media untuk KESIMPULAN
lebih memperjelas pesan yang ingin Pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan
disampaikan sehingga dapat memberikan media yang dapat membantu konselor dalam
penjelasan yang lebih jelas dan konkret. menyampaikan materi dan informasi yang lebih
4. Menjadikan Peserta Didik Lebih Aktif, berkualitas. Penggunaan media yang menarik
konselor mengupayakan para peserta didik dalam layanan dasar dapat menumbuhkan
untuk berperan aktif (Nursalim, 2013). antusiasme peserta didik sehingga interaksi
Berdasarkan pengertian diatas, dapat antara konselor dan peserta didik pun meningkat
disimpulkan bahwa penggunaan media dalam karena termotivasinya rasa ingin tahu yang
pemberian layanan dasar bimbingan dan berasal dari penggunaan media dalam layanan.
konseling komprehensif dianggap sangat perlu. Peserta didik akan menunjukkan keaktifannya
Dengan adanya media, peserta didik akan lebih dan konselor pun juga bisa mengemban tugasnya
mudah membekali pengetahuannya terkait dalam mengembangkan diri peserta didik.
lingkungan hidup serta proses pengembangan
dirinya. DAFTAR PUSTAKA
Selain itu, layanan dasar bimbingan dan Depdiknas. (2007). Rambu-Rambu Pelaksanaan
konseling secara terbuka sesuai dengan BK Dalam Jalur Pendidikan Formal.
kebutuhan peserta didik itu sendiri. Penggunaan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
media dalam layanan dasar bimbingan dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
konseling komprehensif juga dinilai lebih
Nursalim, M. (2013). Pengembangan Media
fleksibel melalui bimbingan klasikal maupun
Bimbingan dan Konseling. PT. Indeks
kelompok tergantung jenis karakteristik peserta
Gramedia Group.
didik dan permasalahan yang dihadapi (Zaini et
al., 2020). Prasetiawan, H., & Alhadi, S. (2018).
Pemanfaatan Media Bimbingan dan
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
Konseling di Sekolah Menengah
layanan dasar, sebaiknya konselor atau guru
Kejuruan Muhammadiyah se-Kota
bimbingan dan konseling menggunakan media
Yogyakarta. Kajian Bimbingan Dan
yang dapat menumbuhkan antusiasme siswa.
Konseling, 3(2), 87–98.
Misalnya seperti permainan roda pelangi, kuis
https://doi.org/https://doi.org/10.17977/
cepat tanggap, memutarkan video animasi
um001v3i22018p087
berdurasi pendek, dan lain-lain. Hal-hal tersebut
juga dipercaya dapat terekam di ingatan para Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar
siswa sampai akhirnya mereka selalu menanti- Bimbingan dan Konseling. Rineka Cipta.
nanti konselor untuk memberikan layanan dasar Purwaningrum, R. (2018). Bimbingan Konseling
lagi di pertemuan berikutnya. Konselor juga Komprehensif Sebagai Pelayanan Prima
perlu mengembangkan pengetahuannya terkait Konselor. Ilmiah Konseling, 18(1), 18–
pemanfaatan media yang baik agar 27.
meminimalisir kesalahan dalam memberikan http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIK/a
layanan. rticle/view/717/520520569
Sadiman, A. (2002). Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Rajawali Press.
Subekti, L. P., Yuline, & Astuti, I. (2012).
Pelaksanaan Layanan Dasar Bimbingan
Dan Konseling Komprehensif Di SMP
Negeri 3 Pontianak. Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 8(7), 1–8.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2641
8/jppk.v8i7.33832
Sukardi, D. K. (2000). Pengantar Pelaksanaan
Program Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah. Rineka Cipta.
Tohirin. (2013). Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Raja Grafindo Persada.
Yusuf, S & Nurikhsan, J. (2011). Landasan
Bimbingan dan Konseling. PT. Remaja
Rosdakarya.
Zaini, A., Dianto, M., & Mulyani, R. R. (2020).
Pentingnya Penggunaan Media
Bimbingan dan Konseling dalam
Layanan Informasi. Prosiding Seminar
Nasional Bimbingan Dan Konseling
Universitas Negeri Malang, 1986, 126–
131.

Anda mungkin juga menyukai