Anda di halaman 1dari 72

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang formal memberikan pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap kepada anak didik. Karena peranan dan fungsi sekolah yang pertama-tama adalah membantu keluarga dalam pendidikan anak-anaknya yang telah di berikan wewenang untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap kepada anak didik, agar mereka mampu mengembangkan segala potensi yang di milikinya sesuai dengan perkembangannya masing-masing untuk menuju kedewasaan. Di sekolah guru-guru di hadapkan kepada tugas-tugas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dengan materi-materi yang di sajikannya, serta tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan administrasi sekolah, sehingga guru-guru kurang memperhatikan segi-segi yang tidak kalah pentingnya, yakni siswa dengan segala perbedaannya masing-masing. Sehingga pada kenyataannya ada anak-anak didik menemui masalah atau hambatan-hambatan yang mereka hadapi di sekolah, keluarga dan masyarakat. Disinilah perlunya bimbingan bagi anak didik, karena bimbingan bertujuan memberikan bantuan kepada anak didik yang mengalami masalah atau 1

hambatan dalam kehidupannya, agar mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Jika sekolah ingin mencapai perkembangan yang optimal kepada diri setiap siswa, maka seyogyanya sekolah harus memberikan pelayanan yang optimal pula kepada setiap anak didiknya. Akhmad Sudrajat, M.Pd. mengatakan Peran Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran/Wali Kelas dan Konselor dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling dalam tiga Bidang pokok di sekolah adalah :

1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan ( Kepala Sekolah) a. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan

berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis. b. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling. d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.

e. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang Bimbingan dan Konseling (BK). 2. Bidang Pengajaran dan Kurikulum (Guru) a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan

konseling kepada siswa b. Membantu memerlukan Konselor layanan mengidentifikasi bimbingan dan siswa-siswa konseling, yang serta

pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut. c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan

bimbingan dan konseling kepada Konselor d. Menerima siswa alih tangan dari Konselor , yaitu siswa yang menuntut Konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan). e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan gurusiswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling. f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu. g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.

h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya. 3. Bidang Pembinaan Pribadi Siswa (Konselor) a. Melakukan Studi Kelayakan dan Pelayanan Needs Assessment Bimbingan dan Konseling. b. Merencanakan satuan-satuan Program waktu Bimbingan tertentu dan Konseling untuk

(Program

Harian/Mingguan,

Bulanan, Semesteran dan Tahunan). c. Melaksanakan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling. d. Menilai Proses dan Hasil Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. e. Menganalisis Hasil Penilaian Pelayanan Bimbingan dan Konseling. f. Melaksanakan Tindak Lanjut berdasarkan hasil Penilaian Pelayanan Bimbingan dan Konseling. g. Mengadministrasikan Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. h. Mempertanggungjawabkan Pelaksanaan Tenaga Dalam

Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling serta Kepala Sekolah.

i. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling. j. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas serta pihak terkait dalam Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Ketika bidang ini bekerja sebagai suatu sistem dalam proses pendidikan dimana apabila salah satu bidang tidak berfungsi secara maksimal maka tujuan yang di harapkan tidak akan tercapai dengan baik. Bidang pembinaan pribadi siswa meliputi bidang bimbingan dan konseling yang bertanggung-jawab untuk memberikan pelayanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang di tempuh di sekolah. Secara umum tujuan Layanan Bimbingan di SMA adalah : Proses pemberian bantuan kepada siswa untuk membantu mengenazli bakat, minat dan kemampuannya, maka bakat, minat dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, Sedangkan secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan. Tujuan perkembangan meliputi aspek sosial pribadi, belajar dan karier ( Depdikbud, 1994 : 5 ) Permasalahan yang di alami siswa bukan saja menjadi tanggung jawab orang tua tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk

semua guru. Latipun (2003:24) berpendapat bahwa Peran Guru dan Petugas Bimbingan Konseling di Sekolah memegang peranan penting dalam memberikan Layanan Bimbingan Konseling bagi seluruh siswa yang memerlukan. Hal ini sejalan dengan pendapat TIM PPPG Nasional (2002:4) yang menyatakan bahwa Keberhasilan Bimbingan Konseling tidak mutlak ditentukan oleh Guru Bimbingan Konseling sendiri,tetapi juga adanya partisipasi dari pihak-pihak pendidikan terkait terutama Guru-Guru Mata Pelajaran. Partisipasi guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa akan sangat membantu siswa (Andi Mappiare,1994:36). Hal ini dijadikan suatu tindakan yang bersifat Preventif bagi siswa dan tidak menutup

kemungkinan sebagai suatu tindakan yang bersifat Kuratif. Pemberian Bimbingan dari guru mata pelajaran di antaranya melalui Informasiinformasi dapat dilakukan kapan saja setiap ada waktu luang, jadi tidak harus mempunyai waktu yang khusus. Di samping itu siswa biasanya apabila diberi waktu khusus akan merasa jenuh, tetapi kalau dalam suasana tidak formal siswa tidak cepat merasa jenuh. Dalam kenyataan di lapangan tidak semua guru mata pelajaran dapat berpartisipasi secara optimal dalam kegiatan bimbingan konseling di sekolah, atau dapat dikatakan guru-guru tidak semuanya berpartisipasi menangani kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik, padahal sebenarnya guru mampu mengatasinya. Belakangan ini masih sering dijumpai siswa bermasalah, oleh guru langsung diserahkan kepada guru

pembimbing, padahal masalah yang di hadapi siswa tidak begitu berat hanya pelanggaran-pelanggaran kecil. Hal ini menunjukan masih kurangnya keikutsertaan guru dalam memberikan dukungan dalam kegiatan Bimbingan Konseling kepada siswanya. Kadang guru mata pelajaran ada yang tidak mengetahui apakah siswanya masuk atau tidak pada hari-hari tertentu, sehingga dengan kekurangpedulian atau partisipasi guru mata pelajaran menyebabkan siswa berbuat sesuka hati. Berdasarkan pada saat penulis melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling ( PPL BK ) pada SMA Isen Mulang Palangkaraya pada bulan September 2011 sampai bulan Desember 2011 dan juga berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Tahun Ajaran 2011/2012 dikatakan bahwa setiap masalah yang terjadi pada siswa baik masalah kecil atau pun masalah besar, permasalahan itu terjadi di dalam kelas saat pelajaran berlangsung atau pun di luar jam pelajaran, selalu di serahkan semua kepada guru pembimbing (Konselor). Guru Bimbingan Konseling seolah-olah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala hal yang terjadi pada siswa. Begitu juga untuk memantau kehadiran siswa dilakukan langsung oleh Guru Bimbingan Konseling sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini menjadi sebuah Penelitian dengan judul Partisipasi Guru Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Bimbingan Dan Konseling di SMA Isen Mulang Palangkaraya Tahun Ajaran 2011/2012.

1.2

Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah tersebut di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : a. Masih terdapat guru mata pelajaran yang kurang peduli dengan peserta didik di SMA Isen Mulang Palangkaraya Tahun ajaran 2011/2012. b. Permasalahan yang terjadi pada peserta didik,selalu diserahkan oleh guru mata pelajaran kepada guru bimbingan konseling di SMA Isen Mulang Palangkaraya Tahun ajaran 2011/2012.

1.3

Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas,maka permasalahan yang akan di ungkap dalam penelitian ini, dibatasi pada Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah di SMA Isen Mulang Palangkaraya Tahun Ajaran 2011/2012.

1.4

Rumusan Masalah Berdasarkan Batasan Masalah yang di kemukakan di atas, maka permasalahan yang di jawab dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Tingkat Partisipasi Guru Mata Pelajaran terhadap Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMA Isen Mulang Palangkaraya.

1.5

Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dari hasil penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang Partisipasi Guru Mata Pelajaran terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Isen Mulang Palangkaraya.

1.6

Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin di capai adalah sebagai berikut : a. Bagi Kepala Sekolah Diharapkan menjadi bahan supervisi terhadap Guru Mata Pelajaran khususnya dalam hal Partisipasinya terhadap pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. b. Bagi guru mata pelajaran Diharapkan meningkatkan dapat menjadi bahan masukan untuk

partisipasinya

dalam

pelaksanaan

Bimbingaan dan Konseling di Sekolah. c. Bagi Konselor/Guru Bimbingan Konseling Diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam

meningkatkan kerjasamanya dengan Guru Mata Pelajaran dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat menjadi dasar bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut tentang permasalahan yang berkaitan dengan

10

Partisipasi dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

1.7

Penjelasan Istilh Kunci Agar penelitian ini dapat di pahami oleh berbagai pihak dan ada kesamaan pengertian,berikut di jelaskan istilah dalam penelitian ini. a. Bimbingan adalah Penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalahmasalah yang di hadapi di dalam kehidupannya (Oemar

Hamalik,2000:193). b. Konseling adalah Proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang di hadapi oleh klien ( Prayitno,1997:106 ) c. Partisipasi adalah suatu gejala di mana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dari segala sesuatu yang berpusat pada kepentingan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan atau tingkat kewajibannya. Partisipasi itu terjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun mental serta penentuan kebijaksanaannya. Di dalam sekolah Partisipasi dari murid di arahkan kepada terciptanya suatu kecakapan ( Soerganda Purbakatja,2001:82 ), Jadi Partisipasi Guru Mata Pelajaran adalah Keikutsertaan Guru yang mengajar mata pelajaran di dalam kelas.

11

Berdasarkan batasan pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah Tentang keikutsertaan guru yang mengajar mata pelajaran dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang sedang di alaminya agar tercapai kemandirian dan perkembangan yang optimal.

12

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1

Pengertian Bimbingan Dan Konseling Sebelum melangkah lebih jauh terlebih dahulu di kemukakan pengertian dari pada Bimbingan dan Konseling itu sendiri. a. Pengertian Bimbingan Dalam mendefinisikan istilah Bimbingan, para ahli bidang Bimbingan dan Konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan namun di sini dari beberapa definisi yang di kemukakan itu antara lain dapat di kutip sebagai berikut : Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), berpendapat bahwa Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), berpendapat bahwa Bimbingan adalah Bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan11

13

kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Dari uraian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memecahkan masalahnya sendiri secara bertanggung jawab. ` b. Pengertian Konseling Jones (Insano,2004 : 11) berpendapat bahwa Konseling merupakan suatu hubungan Profesional antara seorang Konselor yang terlatih dengan Klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. (Tolbert, dalam Prayitno 2004:101) mengemukakan bahwa Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,

menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan

14

potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana

memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa konseling adalah Upaya bantuan yang diberikan oleh konselor supaya klien mendapatkan konsep diri dan kepercayaan diri untuk memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan Dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat

merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

15

2.2

Tujuan Bimbingan Dan Konseling Bimbingan bertujuan dalam usaha memberikan bantuan kepada setiap individu dalam usaha mencapai pemahaman diri, dan pengarahan diri agar tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya agar ia dapat memahami dirinya serta menyesuaikan diri dalam kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat. Menurut Dr. Uman Suherman, M.Pd. pada acara seminar sehari Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan oleh Universitas Kuningan bekerja sama dengan ABKIN Cabang Kabupaten Kuningan pada tanggal 11 Maret 2008 bertempat di Aula Student Center UNIKU mengatakan bahwa : 1. Tujuan Bimbingan dan Konseling a. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang; b. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; d. mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:

16

a. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya b. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya c. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut d. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri e. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,

kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat f. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan g. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir. 1. Tujuan Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan Aspek Pribadi-Sosial Konseli adalah : a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, umumnya. tempat kerja, maupun masyarakat pada

17

b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masingmasing. c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun

kelemahan; baik fisik maupun psikis. e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia. j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

18

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan Aspek Akademik (Belajar) adalah : a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya. b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan. c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian. e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas. f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. 3. Tujuan Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan Aspek Karir adalah a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

19

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir. c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama. d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan. e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja. f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi. g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut. h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu

20

memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut. i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

2.3

Fungsi Bimbingan Dan Konseling Menurut Prayitno (1997:25) bahwa fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut : 1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemhaman itu meliputi : a. Pemhaman tentang diri peserta didik,terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing. b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk di dalamnya keluarga dan sekolah ) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing. c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan, jabatan/karier, sosial dan

budaya/nilai-nilai ) terutama oleh peserta didik. 2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang

menghasilkan tercegahnya atau terhindar peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat menggangu,

21

menghambat atau menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. 3. Fungsi pengentasan, yaitu bimbingan konseling yang akan

menghasilkan atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. 4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi prinsip peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mentap dan berkelanjutan. Fungsi fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggaranya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing masing fungsi itu. Setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan secara langsung mengacu kepada salah satu atau lebih fungsi fungsi tersebut agar hasil hasil yang hendak dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan evaluasi.

2.4

Ruang Lingkup Bimbingan Dan Konseling Bimbingan dan konseling mempunyai ruang lingkup yang luas dalam menjalankan usaha-usahanya untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang atau anak yang mengalami permasalahan di dalam kehidupan ini.

22

Hampir pada semua aspek kehidupan membutuhkan bimbingan dan konseling, namun secara garis besarnya bimbingan dan konseling bergerak dalam tiga lapangan kehidupan, seperti : 1. Kehidupan di rumah/keluarga Kehidupan di rumah adalah merupakan lingkungan yang pertama kali di berikan kepada anak-anak. Bimbingan dalam keluarga atau di rumah, di usahakan bisa tercipta hubungan yang harmonis antara anggota keluarga melalui penanaman pengertian tentang kehidupan itu sendiri. Anak yang di dalam pertumbuhan, dan perkembangan atau anak yang masih muda belia itu masih mudah di bentuk dan di berikan bimbingan dengan rasa cinta, agar mereka kelak tidak selalu ketergantungan kepada orang lain. 2. Kehidupan di sekolah Lingkungan yang berikutnya yang penting dalam

perkembangan dan pertumbuhan anak adalah kehidupan di sekolah. Bimbingan di sekolah memegang peranan penting karena : a. Sekolah merupakan lingkungan yang kedua setelah di rumah, di mana anak beberapa jam setiap harinya mengisi kehidupannya di sekolah. b. Anak sekolah pada umumnya berusia 6-18 tahun lulus SLTA, usia ini merupakan masa-masa perkembangan yang banyak

membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak, termasuk guru

23

yang sekian jam banyak dengan siswa bertemu di dalam proses belajar mengajar. c. Sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk mempersiapkan anak guna menghadapi kehidupannya yang sebaik-baiknya sebagai pribadi, keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Hal ini tentunya yang menjadi. Jelasnya bimbingan dan konseling di sekolah berusaha membantu dan melayani baik di pihak sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya, serta bagi guru agar mampu mengenal anak didik atau siswa yang berbeda dari setiap individu, serta bagi siswa untuk menuju kepada perkembangan yang optimal. 3. Kehidupan di Masyarakat Kehidupan di lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak. Tidak semua ilmu pengetahuan atau pembentukan sikap, keterampilan yang dapat di kembangkan atau di bimbing dalam kehidupan sekolah dan keluarga. Dengan demikian individu di hadapkan dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat yang beraneka-ragam itulah yang menuntut setiap individu untuk mampu menyesuaikan diri dan hidup dengan rasa aman, tentram, terpenuhi segala kebutuhannya. Namun tidak sedikit orang atau individu mendapatkan segala kesulitan di dalam kehidupan yang beraneka-ragam tersebut, di mana keadaan masyarakat selalu berusaha dan berubah di sebabkan oleh

24

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai akibatnya adalah kurangnya lapangan pekerjaan, bagaimana pekerjaan dengan baik untuk memenuhi kepuasan di dalam pekerjaannya. Di dalam kehidupan masyarakat bimbingan dapat kita temui dengan adanya biro konsultasi keluarga berencana, biro konsultasi kesehatan, di lapangan industri atau perusahaan dan lain-lain.

2.5

Peranan Personil Sekolah dalam Program Bimbingan dan Konseling Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau Konselor sebagai pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas. 1. Peran Kepala Sekolah Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam

mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
a.

Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.

25

b.

Menyediakan

prasarana,

tenaga,

dan

berbagai

kemudahan

bagi

terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.


c.

Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.

d.

Mempertanggungjawabkan konseling di sekolah.

pelaksanaan

pelayanan

bimbingan

dan

e.

Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.

f.

Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK. 2. Peran Guru Mata Pelajaran Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus

26

memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guruguru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah : a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa b. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut. c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor d. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan). e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

27

f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu. g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya. 3. Peran Wali Kelas a. Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas berperan : b. Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-

tugasnya, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; c. Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; d. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling; e. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi kasus; dan

28

f. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor. 4. Peran Guru Pembimbing/ Konselor a. b. c. d. e. Melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling. Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling. Merencanakan program bimbingan dan konseling. Melaksanakan segenap program layanan bimbingan dan konseling. Mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi program pelayanan bimbingan dan konseling. g. h. Mengadministrasikan kegiatan layanan bimbingan dan konseling . Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling.

2.6

Partisipasi Partisipasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Participation adalah

pengambilan bagian atau pengikutsertaan. 1. Pengertian Partisipasi Soerjono Sukanto (1992:34) mengemukakan bahwa kata partisipasi mengandung unsur aktif yakni adanya aktivitas .Sedangkan Gordon W. ALL Port yang di kutip oleh mukijat ( 1998 : 12 )

mengungkap pengertian partisipasi sebagai beikut :

29

Bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya menjalani keterlibatan dirinya atau egonya yang sifatnya lebih lebih dari keterlibatan dalam pekerjaan atau misalnya anda ikut serta ( anda ikut merasakan sendiri ) makanya anda melakukan kegiatan karena menurut pikiran anda perlu dan perasaan andapun menyetujui atau berkenan melakunnya. Dalam hal ini berarti partisipasi

enjalani dalam sutu pekerjaan yang didasari adanya kesadaran dan perasaan pelakunya. Dalam kata lain partisipasi berarti

mengambil bagian. Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya (Sastropoetro;1995 ). Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama. Sedangkan menurut istilah pendidikan sebgaimana dikemukakan oleh Soerganda Purbakatja (2001: 82) bahwa : Partisipasi adalah suatu gejala di mana orang di ikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dari segala sesuatu yang berpusat pada kepentingan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan atau kewajiban. Partisipasi itu terjadi baik dalam yang

30

bidang - bidang fisik maupun mental serta penentuan serta penentuan kebijaksanaannya. Di dalam sekolah partisipasi dari murid diarahkan kepada terciptanya suatu kecakapan. Berdasarkan beberapa pokok pikiran yang telah dikemukan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa partisipasi mengandung suatu sikap dan perbuatan positif. Suatu sikap tidak akan muncul tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa dilatarbelakangi sesuatu. Atau dengan kata lain bahwa seseorang yang bersikap dan berbuat sesuatu tentunya didasari pada motif-motif tertentu. Motif-motif yang merupakan faktor bagi dirinya yang akan melahirkan suatu sikap. Atau dengan kata lain disimpulkan bahwa Partisipasi adalah keikutsertakan/keterlibatan dalam suatu tindakan yang ditujukan dengan suatu sikap. 2. Syarat syarat Partisipasi Agar Partisipasi dapat berhasil, menurut Patria Westra ( 1997:16) di perlukan prasyarat-prasyarat sebagai berikut kondisi pendahuluan yaitu : a. Tersedianya waktu yang cukup untuk mengadakan partisipasi. b. Pembiayaan hendaknya tidak nilai-nilai hasil yang diperolehnya. c. Pelaksanaan partisipasi haruslah memandang serta urgensinya terhadap kelompok yang akan di partisipasi. d. Peserta partisipasi hendaknya mempunyai kemampun tertentu agar Efektif untuk di partisipasikan.

31

e. Peserta partisipasi hendaklah dapat berhubungan timbale-balik agar dapat saling bertukar ide-ide dengan pengertian dan bahasa yang dipahami. f. Tidak ada pihak-pihak yang posisinya terancam dengan adanya partisipasi itu. g. Partisipasi akan dapat efektif jika sadari atas adanya keterbatasan kerja. Subandiyah (1999:15) mengatakan bahwa untuk meningkat Partisipasi adalah melalui melalui penanaman kesadaran, yaitu : a. Rasa senasib sepanangungan, ketergantungan, dan keterikatan. b. Keterikatan anggota dengan tujuan yang jelas akan meningkatkan ketetapan hati, kemauan keras dan sikap tahan uji akan muncul. c. Kemahiran menyesuaikan diri dalam lingkungan. d. Adanya prakarsa. Dari uraian tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa syarat agar terciptanya partisipasi adalah : a. Tersedianya untuk berpartisipasi Dalam berpartisipasi harus ada waktu. Agar dapat terjun langsung dalam suatu kegiatan yang ingin diikuti. Dalam partisipasi seseorang tidak perlu mempunyai waktu khusus, asalkan mau seseorang dapat berpartisipasi kapan saja. b. Orang berpartisipasi harus mempunyai kemampuan untuk

berpartisipasi orang yang ingin berperan serta atau berpartisipasi

32

dalam suatu kegiatan maka orang tersebut harus mempunyai kemampuan sesuai dengan kegiatan maka orang tersebut harus mempunyai kemampuan sesuai dengan kegiatan yang akan di ikuti. c. Adanya komunikasi dalam partisipasi Bila dalam suatu kegiatan tidak terjadi komunikasi yang timbale balik maka akan pasiflah kgiatan tersebut. Begitu pula dalam partisipasi harus ada komunikasi timbal balik sesame anggotanya agar terjadi suatu komunikasi yang aktif. d. Tersedianya biaya yang cukup Partisipasi bertujuan untuk terlibat dalam suatu kegiatan,dalam mengikuti kegiatan diharapkan tidak merugikan orang lain, tetapi harus dapat memberikan sumbangan pikiran untuk kemauan kelompok yang di ikuti. e. Keterikatan anggota dengan tujuan yang dcapai Setiap anggota yang berpartisipasi tidak boleh melakukan sesuatu sesuka hatinya, Karena dalam suatu kelompok mempunyai tujuan yang harus dicapai, sehingga anggota kelompok harus melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2.7

Keuntungan Partisipasi Keuntungan partisipasi menurut Patria Westra(1997:18) antara lain sebagai : a. Lebih memungkinkan untuk diperolehnya keputusan yang benar. b. Dapat dipergunakan kemampuan berpikir dari para anggota

33

c. Dapat mengembalikan nilai-nilai martabat manusia, memotivasi serta dapat membngun kepentingan bersama d. Lebih mendorong orang bertanggung jawab e. Lebih memungkinkan mengikuti Mukijat (1998:85) memberikan pendapat bahwa manfaat dari partisipasi adalah : a. Lebih banyak berkomunikasi dua arah b. Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan c. Manager dan partisipan kurang berperan aktif d. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif diakui dalam derajat yang lebih tinggi. Dari pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dengan adanya partisipasi terdapat keuntungan dari pihak Bimbingan dan Konseling khususnya, dan pihak sekolah pada umumnya dalam mencapai keberhasilan dan tujuan yang diinginkan yaitu : a. Lebih memungkinkan di perolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran. b. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anggotanya. c. Tersedianya komunikasi yang baik dalam sekolah karena lebih banyak komunikasi dua arah. d. Mendorong setiap orang untuk bertanggung jawab dan membangun kepentingan bersama.

34

Dengan demikian bahwa partisipasi guru mata pelajaran merupakan faktor penting dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling, karena lebih

memungkinkan guru mata pelajaran untuk memperoleh kemampuan dan pengalaman dalam memahami siswa-siswinya, sehingga dapat memberikan informasi sesuai dengan potensi kebutuhan kreatifitas siswanya. dan Selain itu karena sehingga

mengembangkan

keberaniannya

mewujudkan sosok guru mata pelajaran yang berkualitas.

2.8

Tingkat Partisipasi Menurut Jumrocot yang dikutip Subandiyah (1999:30) bahwa dilihat dari segi tingkatannya, partisipasi di bedakan tiga macam, yaitu : a. Partisipasi dalam mengambil keputusan b. Partisipasi dalam proses dalam perencanaan dan kaitannya dengan program lain c. Partisipasi dalam pelaksanaan Sedangkan pendapat Patria Westra (1997:20) tingkatan Partisipasi dapat dibagi menjadi tiga sebagai berikut : a. Tingkatan pengertian timbal balik, artinya mengarahkan anggota agar mengerti akan fungsi masing-masing dan sikap yang seharusnya satu sama lain. b. Tingkatan pemberian nasehat, artinya individu dibantu untuk di hadapi, seingga dapat saling tukar Ide-ide satu sama lain.

35

c. Tingkatan kewenangan, artinya menempatkan posisi anggotanya pada keadaan mereka dapat mengambil keputusan pada persoalan yang mereka hadapi. Lebih lanjut di kemukakan oleh Patria Westra (1997:25) bahwa partisipasi timbul karena perasaan anggota kelompok menjadi bagian dari kelompoknya. Semakin tinggi rasa memiliki kelompok, semakin tinggi rasa tanggung jawab anggota terhadap kelompoknya, semakin tinggi

partisipasinya. Lebih lanjut lagi Luthans yang dikutip oleh Wuradji (1999:103) mengatakan bahwa Partisipasi dapat di golongkan dua macam, yaitu : (1) Partisipasi yang penuh, dan (2) Partisipasi sebagian. Lebih lanjut Wuradji (1999: 104) menjelaskan bahwa : Partisipasi secara penuh hanya mungkin terjadi apabila ada iklim yang memungkinkan kearah itu. Walaupun pihak dari pengikut telah ada kesadaran menyumbangkan pikirannya maupun tenaga pisiknya, namun tidak mungkin partisipasi terwujud tanpa tersedianya peluang untuk itu. Dengan demikian berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari keikutsertaannya secara aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihdapi siswa, serta

perencanaan kegiatan pengambilan keputusan pelaksanaan dalam kegiatan Bimbingan dan konseling pada sekolah yang bersangkutan.

36

2.9

Anggapan Dasar Menurut Prof. Dr. Winanto surakhamd M.Sc.Ed. Anggapan Dasar atau Postulat adalah Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh Peneliti Setiap Peneliti dapat merumuskan Postulat yang berbeda. Seorang Peneliti mungkin meragukan sesuatu Anggapan Dasar orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari contoh kehidupan sehari-hari orang yang berkata bahwa orang yang banyak makan akan menjadi gemuk. Yang ada dibalik ucapan itu adalah Suatu anggapan bahwa semua yang dimakan orang tentu dapat dicerna, kemudian berubah menjadi otot dan lemak. Inilah sebabnya maka orang menjadi gemuk. Jadi Anggapan Dasar adalah Sesuatu yang di yakini kebenarannya oleh Peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak bagi Peneliti di dalam melaksanakan Penelitiannya. Berdasarkan pernyataan di atas, maka Anggapan Dasar dari Penelitian ini adalah : Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah akan tercapai apabila seluruh personil yang ada di sekolah Berpartisipasi Ke Dalam Kegiatan Bimbingan Dan Konseling.

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Waktu Dan Tempat Penelitian Seluruh rangkaian kegiatan Penelitian ini dimulai sejak bulan september 2011 sampai bulan Desember 2011. Adapun tempat Penelitian ini dilaksanakan pada SMA Isen Mulang Palangkaraya, Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No.50 Telepon ( 0536 ) 3228984 Palangkaraya 73112.

3.2

Metodologi Penelitian Metode Penelitian atau sering di sebut juga metodologi Penelitian adalah sebuah Desain atau Rancangan Penelitian. Menurut Sukmadinata ( 2008: 317) Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu. Menurut Rony S Kountur ( 2003:105)

penelitian deskriptif adalah Jenis Penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang di teliti. Penelitian Deskriptif mempunyai cirri-ciri yang membedakan dengan jenis metode penelitian lainnya, adapun Menurut Rony S Kountur ( 2003:105) cirri-ciri penelitian deskriptif adalah sebagai berikut :

38

a. terjadi saat itu. b.

Berhubungan dengan keadaan yang 36 Menguraikan satu variable saja atau beberapa variable namun diuraikan satu persatu.

c.

Variabel yang diteliti tidak di manipulasi atau tidak ada perlakuan ( treatment). Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode

deskriptif,dengan jenis Studinya adalah Mendeskripsikan Partisipasi Guru Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Bimbingan Dan Konseling. Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa Metode Penelitian adalah suatu cara ilmiah yang menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan

3.3 1.

Variabel dan Operasional Variabel Variabel Variabel merupakan titik perhatian suatu penelitian, sebagaimana dikemukakan Suharsimi Arikunto (1991: 91) bahwa Variabel

merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sutrisno Hadi (1990:224) menjelaskan bahwa Variabel sebagai gejala-gejala yang menunjukan Variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Adapun

39

variabel dari penelitian ini adalah Partisipasi Guru Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling. 2. Operasional Variabel peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah : 1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa 2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta

pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut. 3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor 4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).

40

5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling. 6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu. 7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. 8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apa bila seseorang ingin semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi ( Arikunto,2006:130). Menurut Sutrisno Hadi (1982:102 ) bahwa Populasi merupakan semua individu untuk siapa pertanyaan-pertanyaan yang diperoleh dari sampel hendak digeneralisasikan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi penelitian merupakan keseluruhan subjek/individu penelitian yang akan dikenai generalisasi berdasarkan sampel dari suatu hasil penelitian.

41

Populasi dalam penelitian ini adalah Guru Mata Pelajaran di SMA Isen Mulang Palangkaraya Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 Orang. Adapun secara lebih rinci Populasi Penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 1 Populasi Penelitian No 1 Nama Sekolah SMA Isen Mulang Palangka Raya Jumlah Guru Laki-laki Perempuan 5 25 Jumlah 30

Sumber : Tata Usaha SMA Isen Mulang Palangka Raya 2. Sampel Penelitian Sudarsono (1988:47) berpendapat bahwa Sampel adalah sebagian populasi yang memiliki sifat-sifat atau karakteristik sama yang hasilnya akan digeneralisasikan pada seluruh populasi. Sampel dalam Penelitian adalah Suatu bagian dari Populasi. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel ( contoh ) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif. Winarno Surachmad (1982:91) mengatakan bahwa Dalam penetuan pengambilan sampel jika populasinya cukup homogen, maka

42

terhadap populasinya di bawah 100 dapat dipergunakan sampel 50%, di bawah 1000 sebesar 25%, di atas 1000 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit dari jumlah matematis tadi. Suharsimi Arikunto (1989:107) berpendapat bahwa untuk populasi yang lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Total Sampling atau Sampel Total, selaras dengan pendapat Winarno Surachmad ( 1998:110 ) yang menyatakan bahwa Sampel yang berjumlah sebesar populasi seringkali disebut sebagai total dan Ruslan (2006:118 ) mengemukakan bahwa Sampel Total merupakan proses penelitian yang mengambil suatu elemen dari populasi untuk diteliti Berdasarkan pendapat diatas pengambil sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampel Total karena jumlah populasi yang tidak terlalu besar yaitu 30 orang guru mata pelajaran.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan bagian yang cukup penting dalam suatu penelitian, karena menjadi jembatan antara kajian teori dengan kenyataan obyekif yang ada di lapangan. Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik komunikasi tidak langsung, yaitu teknik pengumpulan data

43

secara tertulis melalui angket. Angket merupakan suatu alat pengumpulan data yang menggunakan seperangkat daftar pertanyaan. Angket adalah seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian. ( Suharsimi Arikunto,2002:2000 ). Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari Variabel-variabel yang ada disertai Alternatif jawaban. Berdasarkan macamnya angket yang digunakan adalah Angket Langsung, responden menjawab pertanyaan mengenai dirinya, jadi informasi dari narasumber. Tabel 2 Instrumen Penelitian No 1 2 Operasional variable Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswasiswa yang menunjang pelaksanaan Kisi-kisi 1,2,3 4,5,6

7,8,9

10,11,12

13,14,15

44

pelayanan pembimbingan dan konseling Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya

16,17,18

19,20,21

22,23,24,25

3.6 Teknik Analisa Data Teknik Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus yang dikemukakan Zanzawi Soejoeti (1986:1) yaitu sebagai berikut : Rumus : P = Keterangan : P F N = Persentase = Frekuensi dari jawaban = Nilai (Jumlah Responden) x 100%

100% = Bilangan pengali tetap Kegiatan dalam pengolahan data adalah menyimpulkan mengenai permasalahan yang telah dilakukan dalam kegiatan mengumpulkan data. Sejalan dengan penyataan Mohamad Ali (1987:151) bahwa pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian,

45

terutama diinginkan generalisasi dan kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti. Untuk melakukan penilaian hasil pengolahan data digunakan kriteria sebagaimana Zanzawi Soejoeti (1986:11) yang tersaji dalam tabel berikut :

3.7 Kriteria Penelitian Rumus atau Analisa Persentase ini digunakan untuk memberikan gambaran atau arah kecendrungan dari tingkat Partisipasi Guru Mata Pelajaran Terhadap Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Tabel 3. Kriteria penilaian Kriteria No Persentase Kategori 1 90%-100% Sangat tinggi 2 80%-89% Tinggi 3 70%-79% Cukup tinggi 4 0-69% Rendah (Sumber : Syaodih (2008 : 240 )

Keterangan Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju

Dalam kriteria penelitian kategori sangat tinggi menunjukan respon sangat setuju, sedangkan kategori tinggi menunjukan respon setuju, dan kategori cukup tinggi menunjukan respon kurang setuju, dan juga kategori rendah menunjukan respon tidak setuju.

46

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1

Rekapitulasi Data Penelitian Tabel 4 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Partisipasi Guru Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling No. Item Angket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Frekuensi Jawaban Angket SS 30 27 27 26 23 23 30 12 21 30 30 30 24 16 16 12 16 16 30 30 30 30 24 30 26 S 00 1 1 2 6 6 0 17 9 0 0 0 6 14 14 18 14 14 0 0 0 0 6 0 4 KS 00 1 1 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TS 00 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

45

47

Tabel 5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Partisipasi Guru Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Perhitungan Persentase No. Item Angket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Frekuensi Jawaban Angket (%) SS 100 90 90 86 77 77 100 40 70 100 100 100 80 53,3 53,3 40 53,3 53,3 100 100 100 100 80 100 87 S 0 3,3 3,3 7 20 20 0 57 30 0 0 0 20 47 43,3 60 47 47 0 0 0 0 20 0 13,3 KS 0 3,3 3,3 7 3,3 3,3 0 3,3 0 0 0 0 0 0 3,3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TS 0 3,4 3,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Persentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

48

Tabel 6 Penilaian Tingkat Partisipasi Guru Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Bimbingan Konseling Persentase Partisipasi guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan konseling (%) 100 0 0 0 90 3,3 3,3 3,4 90 3,3 3,3 3,4 86 7 7 0 77 20 3,3 0 77 20 3,3 0 100 0 0 0 40 57 3,3 0 70 30 0

Nomor Item 1

Alternatif Jawaban SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS

Penilaian/ Kategori Sangat Tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat Tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Cukup Tinggi Rendah Rendah Rendah Cukup Tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Cukup tinggi Rendah Rendah

49

TS 10 SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS

0 100 0 0 0 100 0 0 0 100 0 0 0 80 20 0 0 53,3 47 0 0 53,3 43,3 3,3 0 40 60 0 0 53,3 47 0 0 53,3 47 0 0 100 0 0 0 100 0 0 0

Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

50

21

22

23

24

25

SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS SS S KS TS

100 0 0 0 100 0 0 0 80 20 0 0 100 0 0 0 87 13,3 0 0

Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah

51

Tabel 7 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu Memasyarakatkan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Kepada Siswa Alt. Jwb n SS S KS TS No. Item Soal 1 No. Item Soal 2 Jlh 30 0 0 0 Kat %) 10 0 0 0 0 e ST R R R Jl h 27 1 1 1 (%) 90 3,3 3,3 3,4 Kat e ST R R R No. Item Soal 3 Jlh 27 1 1 1 Kat (%) 90 3,3 3,3 3,4 e ST R R R RataRata (%) 93,3 2,2 2,2 2,3 Kat e ST R R R

Ket

SS TS TS TS

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa dengan rata persentase sebesar 93,3%, dengan kategori sangat tinggi dan menunjukan respon sangat setuju. Tabel 8 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien Alt. Jwb n SS S KS No. Item Soal 4 No. Item Soal 5 Jlh 26 2 2 Kat %) 86 7 7 e T R R Jl h 23 6 1 (%) 77 20 3,3 Kat e CT R R No. Item Soal 6 Jlh 23 6 1 Kat (%) 77 20 3,3 e CT R R RataRata (%) 80,3 16 4,3 Kat e T R R

Ket

SS TS TS

52

TS

TS

Dari tabel 8 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien dengan rata persentase sebesar 80,3%, dengan kategori tinggi dan menunjukan respon sangat setuju. Tabel 9 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling Alt. Jwb n SS S KS TS No. Item Soal 7 No. Item Soal 8 Jlh 30 0 0 0 Kat %) 10 0 0 0 0 Dari tabel 9 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling dengan rata persentase sebesar 70,%, dengan kategori cukup tinggi dan menunjukan respon kurang setuju. e ST R R R Jl h 12 17 1 0 (%) 40 57 3,3 0 Kat e R R R R No. Item Soal 9 Jlh 21 9 0 0 Kat (%) 70 30 0 0 e CT R R R RataRata (%) 70 29 0 0 Kat e CT R R R

Ket

KS TS TS TS

53

Tabel 10 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan) No. Item Soal No. Item Soal No. Item Soal Alt. Rata10 11 12 Kat Jwb Rata Ket e Kat Jl Kat Kat n (%) Jlh Jlh %) e h (%) e (%) e SS S KS TS 30 0 0 0 10 0 0 0 0 Dari tabel 10 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan) dengan rata persentase sebesar 100%, dengan kategori sangat tinggi dan menunjukan respon sangat setuju. ST R R R 30 0 0 0 100 0 0 0 ST R R R 30 0 0 0 100 0 0 0 ST R R R 100 0 0 0 ST R R R SS TS TS TS

54

Tabel 11 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu Mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswasiswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling Alt. Jwb n SS S KS TS Jlh 24 6 0 0 No. Item Soal 13 Kat %) 80 20 0 0 e ST R R R Jl h 16 14 0 0 (%) 53, 3 46, 6 0 0 No. Item Soal 14 Kat e R R R R Jlh 16 13 1 0 No. Item Soal 15 Kat (%) 53, 3 43, 3 3,3 0 e R R R R RataRata (%) 62,2 36,6 1,1 0

Kat e

Ket

R R R R

TS TS TS TS

Dari tabel 11 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu Mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling dengan rata persentase sebesar 62,2%, dengan rendah tinggi dan menunjukan respon tidak setuju.

Tabel 12 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu Alt. No. Item Soal No. Item Soal No. Item Soal Rata- Kat Ket Jwb 16 17 18 Rata e

55

Jlh 12 18 0 0

Kat %) 40 60 0 0 e R R R R

Jl h 16 14 0 0 (%) 53, 3 47 0 0

Kat e R R R R

Jlh 16 14 0 0

Kat (%) 40 47 0 0 e R R R R

(%)

SS S KS TS

44,4 51,3 0 0

R R R R

TS TS TS TS

Dari tabel 12 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu dengan rata persentase sebesar 44,4 %, dengan kategori rendah dan menunjukan respon tidak setuju.

Tabel 13 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus Alt. Jwb n SS S KS TS Jlh 30 0 0 0 No. Item Soal 19 Kat %) 10 0 0 0 e ST R R R Jl h 30 0 0 0 (%) 100 0 0 0 No. Item Soal 20 Kat e ST R R R Jlh 30 0 0 0 No. Item Soal 21 Kat (%) 100 0 0 0 e ST R R R RataRata (%) 100 0 0 0

Kat e

Ket

ST R R R

SS TS TS TS

56

0 Dari tabel 13 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus dengan rata persentase sebesar 100,%, dengan kategori sangat tinggi dan menunjukan respon sangat setuju

Tabel 14 Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya Alt. Jwbn SS S KS TS No. Item Soal 22 Jlh 30 0 0 0 %) 100 0 0 0 Kate ST R R R No. Item Soal 23 Jlh 24 6 0 0 (%) 80 20 0 0 Kate T R R R RataRata (%) 91,7 21,3 0 0 Kat e ST R R R

Ket

SS TS TS TS

Alt. Jwbn SS S KS TS

No. Item Soal 24 Jlh 30 0 0 0 %) 100 0 0 0 Kate ST R R R

No. Item Soal 25 Jlh 26 4 0 0 (%) 86 13,3 0 0 Kate T R R R

RataRata (%) 91,7 21,3 0 0

Kat e ST R R R

Ket

SS TS TS TS

57

Dari tabel 14 dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran di SMA Isen Mulang Palangka Raya pada tahun ajaran 2010/2011 berpartisipasi dalam kegiatan membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya dengan rata persentase sebesar 91,7%, dengan kategori sangat tinggi dan menunjukan respon sangat setuju.

58

4.2

Pembahasan Penelitian Dari hasil penelitian, apabila dikelompokkan berdasarkan operasional

variabel maka dapat direkapitulasikan sebagai berikut : Tabel 15 Rekapitulasi hasil penelitian partisipasi guru mata pelajaran dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Operasional Variabel No 1 Operasional variable Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswasiswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan) Persentase (%) 93,3 Kategori Sangat tinggi Keterangan Sangat setuju

80,3

Tinggi

Setuju

70

Cukup tinggi

Kurang setuju

100

Sangat tinggi

Sangat setuju

59

Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya Rata-rata

62

Rendah

Tidak setuju

49

Rendah

Tidak setuju

100

Sangat tinggi

Sangat setuju

91,7

Sangat tinggi

Sangat setuju

81

Tinggi

Setuju

Berdasarkan tabel 15 tersebut diatas di tunjukkan bahwa partisipasi guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan konseling di SMA Isen Mulang Palangka Raya Tahun 2011/2012 dapat dikatakan kategori tinggi dengan persentase 81 %, sedangkan apabila dilihat dari masing-masing operasional variabel, yang termasuk kriteria atau kategori sangat tinggi adalah operasional variabel pada nomor 1, 4, 7, dan 8, sedangkan yang termasuk

60

dalam kriteria atau kategori tinggi adalah operasional variabel pada nomor 2, sedangkan kriteria atau kategori yang cukup tinggi adalah nomor 3, yang termasuk dalam kriteria atau kategori rendah adalah nomor 5 dan 6. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa secara umum partisipasi guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan konseling di SMA Isen Mulang Palangka Raya Tahun ajaran 2011/2012 di katakan tinggi dengan persentase 81 % dan menunjukan respon setuju. Sehubungan dengan pentingnya kegiatan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah, maka kiranya partisipasi guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah perlu ditingkatkan lagi melalui kerjasama yang baik antara guru mata pelajaran dengan guru pembimbing/konselor bimbingan dan konseling di sekolah.

61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil Analisa Data, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMA Isen Mulang Palangka Raya Tahun Ajaran 2011/2012 adalah Berpartisipasi dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling yang dapat dilihat dari Operasional Variabelnya. b. Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMA Isen Mulang Palangka Raya Tahun 2011/2012 dapat dikatakan dalam kategori tinggi dengan persentase 81 %. c. Jadi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Tingkat Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMA Isen Mulang Palangka Raya Tahun Ajaran 2011/2012 di katakan tinggi dengan persentase sebesar 81 % sehingga menunjukan respon setuju.

5.2 Saran a. Bagi Kepala Sekolah

62

Diharapkan menjadi bahan supervisi terhadap Guru Mata Pelajaran khususnya dalam hal Partisipasinya terhadap pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. b. Bagi guru mata pelajaran Diharapkan meningkatkan dapat menjadi bahan masukan untuk

partisipasinya

dalam

pelaksanaan

Bimbingaan dan Konseling di Sekolah. c. Bagi Konselor/Guru Bimbingan Konseling Diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam

meningkatkan kerjasamanya dengan Guru Mata Pelajaran dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat menjadi dasar bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut tentang permasalahan yang berkaitan dengan Partisipasi dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

63

DAFTAR PUSTAKA

Albert Wijaya. 1999. Partisipasi dalam Administrasi Sekolah. Jakarta : LP3ES. Andi Mappiare. 1994. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Usah Nasional . Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Apikasi. Jakarta : Bumi Aksara . Bambang Puji Raharjo. 1996. Partisipasi Anggota Koperasi. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta . Bintoro Cokkroaminoto. 2000. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Erlangga. Cholid Narbuko, dan Abu Achmadi. (2007) . Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara . Lexy J. Moeleong. 1993. Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Biru. Patria Westra. 1997. Human Relation. BPA Yogakarta : UGM Yogyakarta . Prayitno. 1997. Motivasi dalam Belajar . Depdikbud Dirjen Dikti : PPLPTK . Sardiman. A. M . (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada . Soeerjono Soekanto. 1992. Sosiologi Keluarga. Bandung: Rineka Cipta . Soerganda Purbakatja. 2001. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung . Suharsimi arikunto . 1991 . manajemen penelitian . Jakarta : rineka cipta . Surdawan Danim. (2007). Metode Penelitian Ilmu Ilmu Perilaku. Jakarta: PT . Bumi Aksara . Wuradji. 1999. Sosiologi Pendidikan. Depdikbud Ditje Dikti PPLPTK. Jakarta. Zanzawi Soe Joeti. 1986. Metode Statistic. Surabaya: Karunia.

64

LAMPIRAN

Berikut ini merupakan jadwal program penelitian Jadwal Penelitian Bulan No Nama kegiatan Oktober 1 2 1 Persiapan 1. Seminar Proposal 2. Revisi Proposal x x X x 3 4 Nopember Desember Januari Ket

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pelaksanaan 1. Pengumpulan Data 2. Penyajian Data x x X x x x

Laporan 1. Evaluasi 2. Penyusunan laporan penelitian x x x x x

Ujian Skripsi

65

PARTISIPASI GURU MATA PELAJARAN DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA ISEN MULANG PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh : VINSENSIUS NIM. AFB 105 019

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

66

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya dan Karunia-Nya dengan keterbatasan waktu yang saya miliki sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada : 1. Bapak Drs.Henry Singarasa, M.si, Selaku Rektor Universitas Palangkaraya 2. Bapak Dr. Netto W.S. Rahan, M.si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya. 3. Bapak Drs. Sarles, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya. 4. Bapak Drs. Josef Dudi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya. 5. Ibu Dra. Martini Djinu, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan Konseling yang dengan sabar telah memberikan saran, dan masukan dalam penulisan Skripsi ini. 6. Bapak Drs. H. Sunaryo, A. I., M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar telah memberikan saran,dan masukan dalam penulisan Skripsi ini 7. Bapak Drs.H.Sunaryo A.I. M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan saran,dan masukan dalam penulisan Skripsi ini. 8. Ibu Mimi Suriatie,S.Pd,M.Pd selaku selaku pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan saran,dan masukan dalam penulisan Skripsi ini 9. Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kota palangkaraya 10. Ibu kepala SMA Isen Mulang palangka Raya yang telah memberikan izin penelitian 11. Bapak/ibu guru Bimbingan Konseling SMA Isen Mulang Palangka Raya yang telah membantu selama masa penelitian ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua yang telah diberikan kepada penulis dengan Rahmat-Nya yang berlimpah. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu , penulis mengharapkan saran serta kritik yang konstruktif. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Palangka Raya,

2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... i ii iii

BAB I

PENDAHULUAN ..........................................................................

1.1. .................................................................................................. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. .................................................................................................. Identi fikasi Masalah ..................................................................................... 7

1.3. .................................................................................................. Batas an Masalah .......................................................................................... 8

1.4. .................................................................................................. Rum usan Masalah ....................................................................................... 8

1.5. .................................................................................................. Tujua n Penelitian.......................................................................................... 8

1.6. .................................................................................................. Manf aat Penelitian ....................................................................................... 9

1.7. .................................................................................................. Penje lasan Istilh Kunci ................................................................................ 9

BAB II

LANDASAN TEORI .....................................................................

11

2.1 ................................................................................................... Peng ertian Bimbingan Dan Konseling ......................................................... 11

2.2 ................................................................................................... Tujua n Bimbingan Dan Konseling ................................................................ 14

2.3 ................................................................................................... Fung si Bimbingan Dan Konseling ............................................................... 19

2.4 ................................................................................................... Ruan g Lingkup Bimbingan Dan Konseling ................................................. 2.5 ................................................................................................... P eranan Personil Sekolah dalam Program Bimbingan dan Konseling .. 2.6 ................................................................................................... P artisipasi ............................................................................................... 2.7 ................................................................................................... K euntungan Partisipasi ........................................................................... 2.8 ................................................................................................... T ingkat Partisipasi .................................................................................. 2.9 ................................................................................................... A nggapan Dasar ...................................................................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 35 36 33 31 27 23 20

3.11........................................................................................ Wakt u Dan Tempat Penelitian ........................................................ 36

3.12........................................................................................ Meto dologi Penelitian .................................................................... 36

3.13........................................................................................ Varia bel ........................................................................................... 37

3.14........................................................................................ Popul asi Dan Sampel Penelitian...................................................... 39

3.15........................................................................................ Tekni k Pengumpulan Data .............................................................. 41

3.16........................................................................................ Tekni k Analisa Data ........................................................................ 43

3.17........................................................................................ Krite ria Penelitian........................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................

46

4.11 ........................................................................................ Reka pitulasi Data Penelitian .......................................................... 46

4.12 ........................................................................................ Pemb ahasan .................................................................................... 57

BAB V

PENUTUP ......................................................................................

60

5.11 ........................................................................................ Kesi mpulan ................................................................................... 60

5.12 ........................................................................................ Saran ................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

: Partisipasi Guru Mata Pelajaran dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMA Isen Mulang Palangka Raya Tahun Ajaran 2010/2011

Nama NIM Jurusan Program Studi

: Vinsensius : AFB 105 019 : Ilmu Pendidikan : Bimbingan dan Konseling

Telah Disetujui Oleh : Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Sunaryo A.I, M.Pd NIP. 19580504 198303 1 005

Mimi Soriatie, S.Pd, M.Pd NIP. 19820527 200604 2 001

Mengetahui, Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Palangka Raya

Dr. Yosef Dudi, M.Si NIP. 19521217 198611 1 001

Anda mungkin juga menyukai