Anda di halaman 1dari 112

PERAN DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN UMKM DALAM

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)


DI KOTA JAMBI

SKRIPSI

RANI YANTI
EES 160551

PEMBIMBING
H. SISSAH, S.AG., M. HI
MELLYA EMBUN BAINING, SE., M.EI

PROGRAM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
Pembimbing I : H. Sissah, S.Ag., M.HI
Pembimbing II : Mellya Embun Baining, SE, M.EI
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
Jl. Arif Rahman No.1 Telanaipura Kota Jambi 36122
Telp./Fax (0741) 583183-584118
Jambi, Oktober 2020

Kepada Yth.

Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di

Jambi

NOTA DINAS

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari


RANI YANTI NIM EES 160551 berjudul “PERAN PENGEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI DINAS TENAGA
KERJA, KOPERASI DAN UMKM KOTA JAMBI” telah disetujui dan dapat
diajukan untuk di munaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saiifuddin Jambi.

Demikianlah. kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi


kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Pembimbing I Pembimbing II

H. Sissah, S.Ag., M.HI Mellya Embun Baining, SE, M.EI


NIP.196502151999031001 NIP. 198405172011012012

iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi 36122 Telp./fax: (0741) 65600 website:febi-iainjambi.ac.id

iv
MOTTO

َ ُّ ‫ص ا ل ِ ًح ا ف َ لِ ٌ َ ف ْ ِس ٖه َۙو َه ْي ا َسَ ۤا َء ف َ ع َ ل َ ي ْ َه ا َۗو َه ا َر ب‬


‫ك ب ِ ظَ اَّل ٍم ل ِ ّ لْ ع َ ب ِ يْ ِد ۔‬ َ ‫َه ْي ع َ ِو َل‬
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya)
untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat,
maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-
mu menganiaya hamba-hamba-Nya.”1

1
Al-Qur‟an dan Terjemahan Kementrian Agama RI. Al-Qur’an Surah Fussilat (41)
Ayat 46, Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2009, hal 481.

v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbil‟ alamin. . .

Ya Allah rasa syukur ini kupanjatkan kepada Mu tanpa henti, atas nikmat yang tak
bertepi yang telah engkau limpahkan kepadaku, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Rasa syukur yang tak bias di bayar dengan apa-apa ini
telah menjadikan ku manusia yang senantiasa bersabar, berilmu dan beriman
dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah
awal untuk maju dan menjadikan cita-cita yang harus tercapai. Kupersembahkan
skripsi ini kepada orang-orang tercinta :
Teruntuk Ayahanda Lasono dan Ibunda Tutik, terima kasih telah memberi
amanah kepada kedua orang tua ku yang sangat aku cintai dan aku sayangi yang
memberikan kepercayaan, mendidik, menasehati dan menjagaku dengan tulus,
sehingga kupergunakan untuk mencari ridho Allah SWT. Dan terima kasih kepada
kedua kakek dan nenek yang selalu memberikan semangat, nasehat serta
dukungan kepadaku. Ku ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka.
Ya Allah berikanlah surga firdaus dan haramkanlah untuk kedua orang tuaku dan
kedua kakek dan nenek kuu dari siksaan pedihnya api neraka. Nauzubillah.

Buat adik-adik ku tersayang terus semangat dan giat dalam belajar agar dapat
membanggakan kedua orang tua kita, dan untuk sahabatku Alma Pradina Roga,
Nurul Wahyuni Fitri, Resi Putri Anggraini, Siti Maryam, Rif‟ah, Ratna Safitri,
Olfa Yolanda, Rani Widya Sari dan teman-teman seperjuangan semangat untuk
kalian dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah memberikan bantuan,
dukungan dan motivasi, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka
selama kuliah.
Dengan hati yang tulus dan ikhlas sembari menadahkan kedua telapak tangan
berdoa kepada Allah SWT semoga Allah melindungi kalian dan membalas semua
kebaikan kalian dunia maupun akhirat .
Aamin Yaa Rabbal‟alamiin 

vi
ABSTRAK

Rani Yanti; EES160551; Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dalam


Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota Jambi.

Sebagaimana Pasal 19 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengembangan


dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat
(1) huruf c dilakukan dengan cara: (a) memasyarakatkan dan memberdayakan
keswirausahaan, (b) meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial, (c)
membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk
melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi, dan kreatifitas bisnis,
dan penciptaan wirausaha baru. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM di Kota Jambi
dalam pengembangan UMKM, serta kendala yang dihadapi dan solusi yang
dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam
pengembangan UMKM. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriftif
kualitatif, melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil analisis
penelitian ini dapat diketahui bahwa peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM kota jambi yaitu melakukan kegiatan pelatihan usaha, pameran UMKM,
bertanggung jawab dalam hal fasilitasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan
pendampingan usaha. Kendalanya adalah minim pemahaman dari masyarakat,
terbatasnya jumlah pegawai penyuluh, dan peraturan pemerintah pusat. Serta
solusinya yaitu peran asosiasi dari kerjasama antar lembaga, rekruitmen pegawai
penyuluh, dan penyusunan kebijakan tentang UMKM. Rekomendasi yang
diajukan penulis untuk Diskopusmik adalah selalu berupaya meningkatkan
informasi yang jelas guna meningkatkan mutu pelayanan pembinaan.

Kata kunci : Peran Pengembangan, UMKM

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam tak
lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Besar Rasulullah
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan umatnya. Aamiin ya
rabbal „ alamin.
Skripsi yang berjudul “Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM
Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota
Jambi” ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi
ini selesai berkat bantuan, petunjuk, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-
dalamnya terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS ulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI, Bapak Novi Mubyarto, SE.,ME, dan Bapak
Dr. Sucipto, S.Ag.,M.Ag, Selaku Wakil Dekan I,II,III di Lingkungan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.S dan Bapak M. Yunus, M.Si, selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.

viii
5. H. Sissah, S.Ag., M.HI dan Mellya Embun Baining, SE, M.EI selaku dosen
Pembimbing I dan dosen Pembimbing II penulis skripsi ini. Terimakasih atas
bimbingan, motivasi, arahannya. Semoga selalu diberi kemudahan dalam
urusan dunia dan akhiratnya oleh Allah SWT.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa
perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu Karyawan/karyawati di Lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam proses adminstrasi akademik peneliti.
8. Bapak dan Ibu Karyawan/karyawati di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian serta membantu dalam pengumpulan data dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Keluarga besar Lokal H dan teman angkatan 2016.
10. Sahabat dan teman-teman KKN 27, SWAGE, GIRLS 4R 1M.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberi
balasan yang setimpal dengan amal kebaikan yang telah diberikan. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Jambi, Oktober 2020


Penulis,

Rani Yanti
EES.160551

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................................ ii

NOTA DINAS ................................................................................................................. iii

PENGESAHAN .............................................................................................................. iv

MOTTO ........................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................................ 11
C. Batasan Masalah.................................................................................................. 11
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 12
E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 12
F. Kerangka Teori.................................................................................................... 13
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 38
H. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 40

BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................................ 42


B. Jenis Penelitian .................................................................................................... 42
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................... 43
D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 44

x
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 44
F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 45
G. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 48

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi....................... 50


B. Latar Belakang Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi .......... 50
C. Kinerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Dalam Pengembangan
UMKM di Kota Jambi......................................................................................... 51
D. Perkembangan UMKM di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi ......................... 52
E. Visi, Misi ............................................................................................................. 59
F. Tugas Pokok ........................................................................................................ 63
G. Fungsi .................................................................................................................. 63
H. Struktur Organisasi .............................................................................................. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil (Temuan peneliti)....................................................................................... 66


1. Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Dalam
Pengembangan UMKM ................................................................................ 66
2. Kendala Yang Dihadapai Dan Solusi Yang Dilakukan Oleh Dinas
Tenaga Kerja, Koperasi UMKM Kota Jambi Dalam Pengembangan
UMKM .......................................................................................................... 72
B. Pembahasan ......................................................................................................... 75
1. Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Dalam
Pengembangan UMKM ................................................................................ 75
2. Kendala Yang Dihadapai Dan Solusi Yang Dilakukan Oleh Dinas
Tenaga Kerja, Koperasi UMKM Kota Jambi Dalam Pengembangan
UMKM .......................................................................................................... 80
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 83
B. Saran .................................................................................................................... 84
C. Penutup................................................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Jumlah UMKM Tiap Kecamatan Tahun 2018 ................................... 3

Tabel 1.2 : Data Usaha Mikro, Kecil Per Kecamatan Yang Memiliki Izin Usaha

Mikro, Kecil Tahun 2019 ................................................................... 5

Tabel 1.3 : Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Dalam

Melakukan Upaya Dan Langkah-Langkah Serta Mensikapi Respon

Dan Harapan Masyarakat ................................................................... 6

Tabel 3.1 : Kegiatan Pelatihan Dan Ppendidikan Yang Di Adakan Dinas Tenaga

Kerja Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Tahun 2019 .................... 51

Tabel 3.2 : Data Sampel Jumlah Pemilik Usaha Olahan Makanan Di Kecamatan

Telanaipura....................................................................................... 52

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kerangka Berpikir ..........................................................................40

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

Kota Jambi .....................................................................................65

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi

nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga

menjadi tulang punggung prekonomian nasional. UMKM juga merupakan

kelompok prekonomian terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan telah

terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian Nasional dalam masa krisis

ekonomi serta menjadi desiminator pertumbuhan ekonomi pasca krisis.2 Kegiatan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha

yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM

menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif.

UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan

persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja,

dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan

cenderung sederhana. Hal tersebut diperlukan karena dunia semakin kompetitif

dan hanya negara yang memiliki masyarakat yang mempunyai jiwa

kewirausahaan yang mampu menunjukkan keadidayaan di masa globalisasi ini.

Jiwa kewirausahaan sangat diperlukan dari sikap-sikap seperti : ulet, tangguh

2
Medriyansah, Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Menurut Prespektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi, 2017, Hlm 3

1
2

kreatif, inovatif, dinamis, beretos kerja tinggi, efisien, disiplin, visioner,

antisipatif, mampu menciptakan peluang baru, berani mengambil keputusan yang

tepat sehingga memperkecil risiko.3

Peran koperasi tetap bertahan sebagai salah satu pilihan sadar untuk

dijadikan bagian dari kebijakan pembangunan guna pengentasan kemiskinan dan

pembangunan ekonomi. Terbukti koprasi hingga saat ini tetap masuk dalam

bagian program pembangunan yang dijalankan pemerintah sekarang termasuk

dalam pengembangan dan pelatihan UKM di Kabupaten atau Kota Daerah

Indonesia.4

Keberadaan UMKM tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari

masyarakat bangsa saat ini. Karena keberadaannya sangat bermanfaat dalam hal

pendistribusian pendapatan masyarakat. Selain itu juga mampu menciptakan

kreatifitas yang sejalan dengan usaha untuk mempertahankan dan

mengembangkan unsur-unsur tradisi dan kebudayaan masyarakat setempat.

Sebagaimana Pasal 19 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengembangan

dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat

(1) huruf c dilakukan dengan cara: (a) memasyarakatkan dan memberdayakan

kewirausahaan, (b) meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial, (c)

membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis,

dan penciptaan wirausaha baru.

3
Edy Dwi Kurniati, Kewirausahaan Industri, (Yogyakarta: Depublish, 2015) hlm. 124
4
Harsoyo.dkk., Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, (Tangerang, Agromedia Pustaka,
2006)Hlm.158
3

Dari ketiga aspek tersebut berarti sumber daya manusia merupakan subyek yang

terpenting dalam pengembangaqwn Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah agar

dapat menciptakan wirausaha yang mandiri dari masyarakat. Oleh karena itu

masyarakat perlu diberdayakan untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga

dapat mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan dalam rangka

meningkatkan perekonomian masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat.5

Dari hasil pendataan sampai dengan tahun 2018 diperoleh jumlah usaha

mikro kecil di wilayah kota jambi sebanyak 10.763 UMKM, yang tersebar di 11

(sebelas) kecamatan dengan berbagai jenis usaha. Dalam melaksanakan

pembinaan, pelaku ini di kelompokan dalam 2 katagori, yaitu usaha mikro dan

usaha kecil binaan berdasarkan wilayah kecamatan dalam tahun 2018, dapat

dilihat dari tabel berikut:6

Tabel 1.1
Jumlah UMKM tiap Kecamatan Tahun 2018

USAHA
NO
KECAMATAN JUMLAH KET
MIKRO KECIL

1 TELANAIPURA 361 1.195


834
2 JAMBI SELATAN 469 1.031
562
3 JAMBI TIMUR 683 1.423
740
4 PASAR JAMBI 421 929
508
5 PELAYANGAN 289 615
326
6 DANAU TELUK 95 656
561

5
Feni Dwi Anggraeni, “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Melalui
Fasilitasi Pihak Eksternal Dan Potensi Internal (Studi Kasus Pada Kelompok Usaha" Emping Jagung"
Di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang),” Jurnal Administrasi Publik 1, no. 6
(2013): 1286–1295.
6
Data Dukumentasi dari RENSTRA DTKK-UKM 2018-2023 (Hal 1-100)
4

7 KOTABARU 231 736


505
8 JELUTUNNG 159 553
394
9 ALAMBARAJO 348 932
584
10 DANAU SIPIN 234 1.578
1.344
11 PAL MERAH 216 1.115
844
TOTAL 3.506 10.763
7.257
SUMBER: Renstra DTKK-UMKM 2018-2023 (Hal 1-100)

Telanaipura merupakan kawasan yang sangat setrategis untuk pendiri

umkm. Mengapa demikian karena banyaknya gedung-gedung perkantoran,

tempat pendidikan sehingga peneliti lebih memfokuskan penelitian di kecamatan

Telanaipura. Karna banyak peluang serta peminat untuk produk UMKM

tersebut. Termasuk makanan kering yang sudah di packing seperti keripik,

krupuk, dan olahan ikan lainnya dengan berbagai varian rasa tentunya. Hal

tersebut sangat berkaitan dengan UMKM industri makanan harus

memperhitungkan harga pokok produksinya sehingga mampu mencapai laba

yang di harapkan.7

Menurut Iman Bastian, Kabid UMKM Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

dan UKM Kota Jambi, jumlah UMKM berdasarkan data yang mencatat 10.763

UMKM dengan jenis usaha yang beragam. Usaha yang digelutinya yakni mulai

dari kuliner, fashion, pendidikan, otomotif hingga PKL hingga ojek. Umkm di

Kecamatan Telanaipura dengan populasi UMKM berjumlah 1.195, terdiri dari

7
Aini Nuraeni Farijah,dkk., “Penetapan Harga Jual Produk (UMKM) Di Sabumi Dengan
Menggunakan Metode Cost Based Pricin”, Jurnal An-Nisbah, Vol.5, No.1, 2018, Hlm. 318
5

452 usaha di bidang kuliner, 60 bidang fashion, 42 bidang otomotif, satu bidang

agro, 63 bidang TI (teknologi informasi) dan 577 bidang lainnya.8

Tabel 1.2
Data Usaha Mikro, Kecil Per Kecamatan Yang Memiliki Izin Usaha
Mikro, Kecil Tahun 2019
Jumlah Izin Usaha
No Nama Kecamatan Keterangan
Tahun 2019
1 Kecamatan Danau Sipin 237
2 Kecamatan Jelutung 211
3 Kecamatan Kota Baru 437
4 Kecamatan Telanaipura 249
5 Kecamatan Alam Barajo 281
6 Kecamatan Paal Merah 374
7 Kecamatan Jambi Selatan 149
8 Kecamatan Jambi Timur 64
9 Kecamatan Pelayangan 33
10 Kecamatan Danau Teluk 14
11 Kecamatan Pasar Jambi 35
Jumlah 2084
SUMBER: UMKM di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi

Data usaha mikro, kecil per Kecamatan yang memiliki izin usaha mikro,

kecil tahun 2019. Rinciannya Kecamatan Danau Sipin 237, Kecamatan Jelutung

437, Kecamatan Telanaipura 249, Kecamatan Alam Barajo 281, Kecamatan Paal

Merah 374, Kecamatan Jambi Selatan 149, Kecamatan Jambi Timur 64,

Kecamatan Pelayangan 33, Kecamatan Danau Teluk 14, dan yang terakhir

Kecamatan Pasar Jambi 35.

Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi

sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian. Ketangguhan UMKM

8
Https://m.trubus.id/baca.8467/tiap-tahun-jumlah-umkm-di-jambi-meningkat-sehingga-melebihi-
10-ribu diakses pada tanggal 17 Februari 2020 jam 11.16 WIB
6

telah terbukti sebagai jaringan pengaman perekonomian. Untuk itu

pengembangan UMKM di Kota Jambi ini perlu mendapat perhatian yang lebih

serius dalam rangka peningkatan kemampuan pengusaha untuk bersaing pada

pasar regional dan internasional. Sektor ekonomi kreatif berkembang pesat dan

dapat di rasakan perkembangan UMKM di Kota Jambi.

Perkembangan UMKM itu juga menjadi tanggung jawab pemerintah

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi yang mempunyai peran

penting di bidang koperasi dan usaha mikro. Penyelenggaraan pelayanan yang

dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi kepada

masyarakat pada dasarnya untuk memberikan kepuasan dan kepastian atas

pelayanan yang diberikan.

Tabel 1.3
Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam
melakukan upaya dan langkah-langkah serta mensikapi respon dan
harapan masyarakat.
Program Kegiatan
Program pengembangan 1. Kegiatan pemberian fasilitas pengamanan
sistem pendukung bagi kawasan UMKM.
UMKM 2. Kegiatan pelatihan kewirausahaan.
3. Kegiatan pelatihan Achiement
Motivation Training bagi UMKM.
4. Kegiatan pengembangan sarana
pemasaran produk UMKM.
5. Kegiatan penyelenggaraan promosi
produk usaha mikro kecil dan menengah.
6. Kegiatan pasar murah
7. Kegiatan pemamfaatan fasilitas
pemerintah untuk UMKM.
8. Kegiatan pengembangan UMKM.
9. Kegiatan penguatan pemasaran bagi
produk UMKM.
SUMBER:RENSTRA DTKK 2018-2023 (Hal 1-100)
7

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

UMKM memiliki model atau pola pengembangan UMKM terhadap

pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan cara melaksanakan program

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu

instrumen untuk menaikkan daya beli masyarakat pada akhirnya akan menjadi

katup pengaman dari situasi krisis moneter. Pengembangan UMKM menjadi

sangat strategis dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi, mengingat

kegiatan usahanyan mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga

kontribusi UMKM menjadi sangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi

kelompok masyarakat berpendapatan rendah.9 Berikut indikator kinerja

Koperasi dan UMKM di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Umkm Kota Jambi.

1. Peningkatan status dari koperasi pasif menjadi koperasi aktif.

2. Peningkatan jumlah koperasi yang di bina dan di awasi secara efektif dan

efisien.

3. Peningkatan jumlah pengurus/pengelola koperasi yang berkopetensi.

4. Peningkatan jumlah UMKM berkualitas

5. Peningkatan jumlah UMKM yang dibina dan di awasi secara efektif dan

efesien.

6. Peningkatan jaringan pemasaran produk UMKM.10

Dalam pengembangan UMKM , langkah ini tidak semata-mata

merupakan langkah yang harus diambil oleh pemerintah dan hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah. Pihak UMKM sendiri sebagai pihak internal yang

9
Feni Dwi Anggraeni,dkk., “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah........ hlm.1286
10
Data Dukumentasi dari RENSTRA DTKK 2018-2023 (Hal 1-100)
8

dikembangkan, dapat mengayunkan langkah bersama-sama dengan pemerintah.

Karena potensi yang mereka miliki mampu menciptakan kreatifitas usaha

dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah melalui Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi.

Adanya peningkatan UMKM dapat menjadi dampak positif jika dikelola

dengan baik. Namun dengan meningkatnya UMKM tersebut. Banyak UMKM

yang dapat terus berkembang dan bertahan namun juga tidak sedikit UMKM

yang dapat berdiri mendirikan usahanya dan karena ada beberapa permasalahan

yang ada UMKM tersebut tidak dapat bertahan atau mati.

Permasalahan-permasalahan UMKM yang sering dihadapi adalah

keterbatasan modal kerja, kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan

bahan baku, keterbatasan akses informasi mengenai informasi, kurang nya

keahlian dan kualitas SDM yang tidak memadai, kemampuan teknologi, biaya

tinggi akibat prosedur administrasi, dan birokrasi yang kompleks khususnya

dalam perurusan izin usaha.11

Lambannya pertumbuhan dan perkembangan jumlah wirausahawan di

Indonesia, akibat belum berkembangnya budaya entrepreneurship dalam

masyarakat Indonesia, terutama pada kaum muda, baik yang tidak terdidik dan

sebagian yang terdidik. Hal ini mungkin dikarenakan mayoritas masyarakat

masih berada dalam struktur dan alam pikiran agraris yang umumnya didominasi

oleh nilai-nilai yang lebih bergantung pada alam, dari pada bertumpu pada

kemampuan sendiri, seperti kemampuan inovasi kepandaian beradopsi. Dengan

11
Tambunan, “Evaluasi Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah”
(Bogor:IPB,2012), hlm 51.
9

kata lain, lebih banyak pencari kerja dan terlalu sedikit yang menjadi pencipta

kerja.12

Pemerintah pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten/kotamadya

diperlukan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai usaha dan

inovasi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa langkah dan

proses yang harus dilewati. Sehingga dibutuhkan keseriusan seluruh pihak yang

terkait dan ikatan kerjasama antar daerah. Aplikasi populisme ekonomi dalam

upaya untuk merealisasikan pembangunan dan kesejahteraan dari masyarakat.

Bentuk nyata dari populisme ekonomi adalah dalam bentuk dukungan kepada

UMKM, sehingga produksi UMKM tidak hanya dipasarkan di pasar lokal

namun juga merambah ke pasar yang lebih luas. Selain itu, jika didukung oleh

penggunakan informasi teknologi, pemasaran produk tidak lagi terhambat oleh

waktu dan tempat.13

UMKM mampu menyerap tenaga kerja dalam skala yang besar

mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar sehingga hal ini dapat

mengurangi tingkat pengangguran. Dari sinilah terlihat bahwa keberadaan

UMKM yang bersifat padat karya, menggunakan teknologi yang sederhana dan

mudah dipahami mampu menjadi sebuah wadah bagi masyarakat untuk bekerja.

Program pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai

salah satu instrument untuk menaikkan daya beli masyarakat, pada akhirnya

akan menjadi katup pengaman dari situasi krisis moneter. Pengembangan

12
Sukamdani Sahid Gitosardjono, “Wirausaha Berbasis Islam & Kebudayaan”, Jakarta: Pustaka
Bisnis Indonesia, 2013, hlm 221.
13
Adnan Husada Putra, “Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kabupaten Blor“, Jurnal Analisis Sosiologi, Oktober 2016,5(2): 40-52
10

UMKM menjadi sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional,

mengingat kegiatan usahanya mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga

kontribusi UMKM menjadi sangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi

kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Dalam pengembangan UMKM,

langkah ini tidak semata-mata merupakan langkah yang harus diambil oleh

Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pihak UMKM

sendiri sebagai pihak internal yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah

bersama-sama dengan Pemerintah. Karena potensi yang mereka miliki mampu

menciptakan kreatifitas usaha dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan

oleh pemerintah.14

Penelitian ini memfokuskan pada masalah pengembangan yang

dilakukan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi terhadap

pengusaha-pengusaha UMKM pada lingkup wilayah Kota Jambi. Kegiatan yang

ada pada Dinas ini yang penulis teliti adalah salah satu kegiatan yang berada

pada sub bagian Koperasi dan Pengusaha Mikro Kecil Dan Menengah (PMKM),

yang dimana didalamnya terdapat kegiatan pembinaan, pengembangan, dan

kelembagaan sehingga dari kegiatan tersebut sangat membantu meningkatnya

pertumbuhan ekonomi dari pendapatan perkapita masyarakat Kota Jambi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

mengenai perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui

fasilitasi pihak eksternal dan potensi internal pada kelompok usaha maka dari

itu, masalah yang di angkat penulis dalam pengembangan yang dilakukan Dinas
14
Feni Dwi Anggraeni,”Pengembangan Usaha Mikro,Kecil,Menengah (UMKM) Melalui
Fasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi Internal”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1,No.6. 2013,
Hal 1286
11

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM terhadap para pengusaha di Kota Jambi

adalah terdapat pada proses berjalannya pengembangan kepada masyarakat

yang dilakukan.

Berdasarkan pemikiran dan latar belakang yang dikemukakan di atas,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Peran

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi

dalam pengembangan UMKM ?

2. Apas saja Kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan oleh Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam pengembangan

UMKM ?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pokok permasalahan dan memudahkan

penulis dalam melakukan penelitian ini maka perlu adanya batasan masalah.

Oleh karna itu, penelitian hanya dilakukan di Kota Jambi yang berfokus pada

Kecamatan Telanaipura dan dibatasi hanya meneliti bagaimana perannya dalam

mengembangkan UMKM yang ada di Kota Jambi khususnya di Kecamatan

Telanaipura.
12

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian, secara umum tujuan yang ingin

dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan

mendeskripsikan tentang Peran Pengembangan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

dan UMKM Kota Jambi. Secara khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai

diantaranya meliputi:

1. Mengetahui Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM di Kota Jambi

dalam pengembangan UMKM

2. Kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam pengembangan UMKM.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Serta dapat

menambah kontribusi keilmuan tentang UMKM.

b. Akademisi, dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan atau masukan

dan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan

penelitian sejenis yang berhubungan dengan peran pengembangan UMKM.

c. Masyarakat, yaitu diharapkan dapat memberikan informasi dan memperluas

wawasan mengenai peran pengembangan UMKM.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan serta dapat

memberikan manfaat pembelajaran dalam bentuk teori, informasi, masukan dan


13

dapat menambah wawasan bacaan sebagai bahan referensi bagi pembaca untuk

perpustakaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

F. Kerangka Teori

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a. Definisi UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi

nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak

sehingga menjadi tulang punggung perekonomian Nasional. Usaha mikro

memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga kerja dan mengurangi

tingkat pengangguran, dapat menanggulangi kemiskinan, serta berperan

dalam penyediaan barang dan jasa yang dapat meringankan beban para

pelaku usaha kecil menengah.15 Keterbatasan pekerjaan dan meningkatnya

jumlah penduduk menyebabkan semakin sempitnya lapangan pekerjaan.

Keterbatasan biaya juga kadang dapat menghalangi seseorang untuk

mengembangkan keahlian yang dia miliki.

Pelaku UMKM umumnya sudah memperhatikan kemasan, terutama

higienitas. Proses produksi dilakukan semi manual, di mana tenaga manusia

masih dominan. Proses pengendalian mutu sudah diterapkan pada UKM

pangan berdaya saing, dimulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi,

dan produk akhir. Hal ini dilakukan agar kepercayaan pelanggan terhadap

mutu produknya dapat dipertahankan. Adanya otonomi daerah


15
Ria Angin dan Andini Purwaningrum, “Program Pemberdayaan Masyarakat Oleh Dinas
Koperasi Dan Usaha Mikro Bagi Pengusaha Kecil Di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember”
(Penguatan Penguatan Komunitas Lokal Menghadapi Era Global)”, hlm. 380.
14

mengharuskan tiap daerah untuk selalu mengembangkan potensi-potensi

ekonomi yang dimiliki.16

Permasalahan UMKM lain yang tidak kalah seriusnya adalah

lemahnya akses informasi pasar sehingga pemasaran produk kurang

mempunyai daya saing di pasar global. Sementara untuk berkiprah di pasar

lokal dengan pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih produk luar

negeri menjadi salah satu faktor kurang berkembangnya UMKM. Hal ini

perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak agar UMKM tepat mampu

bertahan dalam menghadapi arus persaingan global, mengingat UMKM

mampu menyelamatkan perekonomin dari krisis ekonomi.17 Kondisi internal

UKM pengolahan pangan berdaya saing disuatu daerah tersebut dirumuskan

berdasarkan aspek kekuatan. Kekuatan yang dimiliki oleh UMKM pangan

adalah; 1) Bahan baku bersifat lokal dan selalu tersedia; 2) Produk umumnya

memiliki merek; 3) Produk memiliki sertifikat halal; 4) Makanan khas

daerah; 5) Sesuai dengan selera masyarakat setempat; dan 6) Harga

terjangkau.18

Kondisi internal UKM pengolahan pangan berdaya saing disuatu

daerah tersebut dirumuskan berdasarkan aspek kekuatan. Kekuatan yang

dimiliki oleh UMKM pangan adalah; 1) Bahan baku bersifat lokal dan selalu

tersedia; 2) Produk umumnya memiliki merek; 3) Produk memiliki sertifikat

16
Dina Mellita dan Deni Erlansyah, “Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban Di Kota Palembang”, Jurnal Tidak Diterbitkan, hlm. 2
17
Gunartin, “Penguatan Umkm Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa”, Jurnal
Pendidikan, Vol.1, No.5, 2017, hlm.61
18
Musa Hubeis,dkk., “Strategi Pengembangan UMKM Pangan Yang Berdaya Saing Di
Indonesi”, Jurnal Tidak Diketahui, Vol.1, 2015,hlm.135
15

halal; 4) Makanan khas daerah; 5) Sesuai dengan selera masyarakat

setempat; dan 6) Harga terjangkau.19

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) yang dimaksud dengan :

a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan

oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini.

19
Musa Hubeis,dkk., “Strategi Pengembangan UMKM Pangan Yang Berdaya Saing Di
Indonesi”, Jurnal Tidak Diketahui, Vol.1, 2015,hlm.135
16

b. Kriteria UMKM

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan usaha

kerakyatan yang diatur dalam Pasal 6 UU Nomor 20 tahun 2008. Maka

kriteria berdasarkan permodalan UMKM dibedakan secara masing-masing.20

Meliputi :

1). Usaha Mikro

Usaha mikro sebagai usaha produktif baik yang dimiliki oleh

perorangan maupun badan usaha yang seseuai dengan kriteria usaha

mikro, yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp

50.000.000 dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil

penjualan setiap tahunnya paling banyak Rp 300.000.000.

2). Usaha Kecil

Usaha ini merupakan suatu usaha yang berdiri sendiri baik

perorangan maupun kelompok dan bukan badan usaha. Usaha kecil

memiliki kriteria, yaitu : usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp

50.000.000 dengan maksimal yang dibutuhkannya mencapai

Rp.500.000.000. hasil penjualan setiap tahunnya antara Rp 300.000.000-

Rp 2.500.000.000.

3). Usaha Menengah

Usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan

bukan merupakan cabang dari perusahaan pusat. Usaha ini

dikategorikan bisnis besar dengan kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp


20
Yuli Rahmini Suci, “Perkembangan Umkm (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) di
Indonesia”, Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol.6, No.1, 2017, hlm.54
17

500.000.000-Rp10.000.000. hasiil penjualan tahunannya mencapai Rp

2,5.000.000.000- Rp50.000.000.000.21

Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah

lembaga pemerintahan seperti Departemen Prindustrian dan Badan Pusat

Statistik (BPS), selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran

untuk membedakan skala usaha antara usaha mikro, usaha kecil, usaha

menengah dan usaha besar.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usaha mikro adalah unit usaha

dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usah kecil antara 5 sampai 19

pekerja, dan usaha menengah dari 20 sampai 99 orang. Perusahan-

perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam katagori

usaha besar.22

c. Klasifikasi

Dalam prespektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah

paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai

macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan

penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan

banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasi Usaha Mikri Kecil dan

Menengah (UMKM):

21
Yuli Rahmini Suci, “Perkembangan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Mikro ) di Indonesia”,
Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol. 6 No. 1, (Januari 2017), hlm.55.
22
Tri Siwi Agustina, “Kewirausahaan Teori Dan Penerapan Pada Wirausahaan Dan UMKM
DI Indonesia”, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2015), Hlm 5
18

b. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari

nafkah, yang lebih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya

pedagang kaki lima.

c. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat

kewirausahaan.

d. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu

menerima pekerjaan subkontak dan ekspor.

e. Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan

tranformasi menjadi usaha besar (UB).23

d. Ciri-ciri UMKM

Umkm tidak hanya berbeda dari aspek modal, omset, dan jumlah

tenaga kerja. Perbedaan UMKM dengan usaha besar dapat pula dibedakan

berdasarkan ciri-ciri yang terdapat dalam UMKM itu sendiri. Menurut

saifuddin Sarief ciri-ciri usaha mikro yaitu:

1. Belum melakukan menejemen/pencatatan keuangan, sekalipun yang

sederhana atau masih sangat sedikit yang mampu membuat neraca

usahanya.

23
M. Azrul Tanjung, Koperasi Dan Umkm Sebagai Pondasi Perekonomian Indonesia ( Pt. Glora
Aksara Pratama, 2017) Hlm 23
19

2. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sangat rendah,

umumnya tingkat SD, dan belum memiliki jiwa wirausaha yang

memadai.

3. Pada umumnya, tidak/belum mengenal perbankan, tetapi lebih mengena

rentenir atau tengkulak.

4. Umumya, tidak memiliki izin usaha atau persyaratan leglitas lainnya

termasuk NPWP.

5. Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki pada umumnya kurang dari 4

orang. Anggota dari suatu koperasi tertentu biasanya berskala mikro.

6. Perputaran usaha umumnya cepat, mampu menyerap dana yang relatif

besar. Dalam situasi krisis ekonomi, kegiatan usahanya tetap berjalan,

bahkan mampu berkembang karna biaya manajemennya relatif rendah.

7. Pada umumnya, pelaku usaha mikro memiliki sifat tekun, sederhana,

serta dapat menerima bimbingan.

Ciri-ciri usaha kecil yaitu:

1. Pada umumnya, sudah melakukan pembukuan/manajemen keuangan.

Walaupun masih sederhana, tetapi keuangan perusahaan sudah mulai

dipisahkan dari keuangan keluarga dan sudsh membuat neraca usaha.

2. SDM nya sudah lebih maju dengan rata-rata pendidikan SMA suda

memiliki pengalaman usaha.

3. Pada umumnya, sudah memiliki usaha dan persyaratan legalitas lainya

termasuk NPWP.
20

4. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, tetapi business

planning, studi kelayakan, dan proposal kredit kepada bank sehingga

masih sangat memerlukan jasa pendamping.

5. Tingkat pendidikan relatif sangat rendah.

6. Belum memiliki akses ke perbankan tetapi sebagian sudah memiliki

akses non bank.

7. Tidak memiliki izin usaha tau persyaratan legalitas

Ciri-ciri usaha menegah yaitu:

1. Pada umumnya, telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih

baik, lebih teratur, bahkan lebih modern dngan pembagian tugas yang

jelas antara bagian keuangan, pemasaran, dan produksi.

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem

akuntansi dengan teratur sehingga memudahkan pengauditan dan

penilaian atau pemeriksaan, termasuk yang dilakukan oleh bank.

3. Telah melakukan pengaturan atau pengelolaan dan menjadi anggota

organisasi perburuhan.

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas.24

e. Karakteristik UMKM

Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk

dikembangkan karena pasar yang sangat luas, bahan baku yang mudah

didapat serta sumber daya manusia yang besar merupakan variabel

pendukung perkembangan dari usaha kecil tersebut akan tetapi perlu

24
M. Azrul Tanjung, Koperasi Dan Umkm Sebagai Pondasi Perekonomian Indonesia ( Pt. Glora
Aksara Pratama, 2017) Hlm 92-93
21

dicermati beberapa hal seiiring perkembangan usaha kecil rumahan seperti:

perkembangan usaha yang harus diikuti dengan pengelolaan manajemen yang

baik, perencanan yang baik akan meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu

pengetahuan akan menunjang keberlanjutan usaha ttersebut, mengelola sistem

sistem produksi yang efisien dan efektif, serta melakukan trobosan dan

inovasi yang menjadikan pembeda dari pesaing merupakan langkah menuju

keberhasilan dalam mengelola usaha tersebut. Dalam buku Pandji Anoraga

diterangkan bahwa secara umum, sektor usaha memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a.) Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana

dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan

standar. Kadangkala pembukuan tidak di up to date sehingga sulit

untuk menilai kerja usahanya.

b.) Margin usaha yang cenderung tipis mengingat pesaing yang sangat

tinggi.

c.) Modal terbatas.

d.) Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

e.) Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efisien jangka panjang.

f.) Kemampuan pemasaran dan negoisasi serta diversifikasi pasar sangat

terbatas.
22

g.) Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah,

mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

mendapatkan dana pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti

sistem administrasi standar dan harus transparan.

Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro menyiratkan adanya

kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah.

Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan

dengan pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang

jelas.

f. Kekuatan dan kelemahan

UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan

andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang

adalah:

1.) Penyediaan lapangan peran industri kecil dalam penyerapan tenaga

kerja patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai

dengan 50% tenaga kerja yang tersedia.

2.) Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah

selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnyay

wirausaha baru.

3.) Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen

sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar.


23

4.) Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian

besar memanfatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau

industri yang lainnya.

5.) Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan

yang dilaksanakan menujukkan hasil yang menggambarkan bahwa

industri kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu

untuk mengembangkan sektor lain yang terkait.

Kelemahan yang sering juga menjadi faktor penghambat dan

permasalahan dari usaha mikro tterdiri dari dua faktor:

1) Faktor internnal, merupakan masallah klasik dari UMKM yaitu

diantaranya:

a. Masih terbatasnya sumber daya manusia.

b. Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha industri

lebih kecil memperioritaskan pada aspek prokduksi sedangkan

fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam

mengakseskannya, khususnya dalam informasi pasar dan

janringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai

tukang saja.

c. Kecendrungan konsumen yang belum mencapai mutu produk

inndustri kecil.

d. Kendala permodalan usaha sebagian besar industri kecil

memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.


24

2) Faktor eksternal, merupakan masalah yaang muncul dari pihak

pengembangan dan pembina UMKM. Misalnya solusi yang

diberikan, tidak tepat sasaran ,tidak adanya monitoring dan

program yang tumpang tindih.

Dari kedua faktor terbesar muncul lah kesenjangan diantara faktor

internal dan eksternal, yaitu disisi perbankan, BUMN dan lembaga

pendamping lainnya sudah siap dengan pemberian kredit tapi UMKM mana

yang mau diberi karena sebagian ketentuan yang harus dipenuhi oleh

UMKM. Disisi lain UMKM juga mengalami kesulitan mencari dan

menentukan lembaga mana yang dapat membantu dengan keterbatasan yang

mereka miliki dan kondisi ini ternyata masih berlangsung meskipun

berbagai usaha telah diupayakan untuk memudahkan bagi para pelaku

UMKM memperoleh kredit, dan ini telah berlangsung 20 tahun.

Pola yang ada sekarang adalah masing-masing kelembaga/institusi

yang memiliki fungsi yang sama tidak berkoordinasi tapi berjalan sendiri-

sendiri, apakah itu perbankan,BUMN, departemen, LSM, perusahaan

swasta. Disisi lain dengan keterbatasannya UMKM menjadi penopang

perekonomian menjadi roda perekonomian menjadi kenyataan.25

g. Asas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Pasal 2 dan 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang

UMKM, menyebutkan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah berasaskan

pada:

25
M. Azrul Tanjung, Koperasi Dan Umkm Sebagai Pondasi Perekonomian Indonesia ( Pt. Glora
Aksara Pratama, 2017) Hlm 27
25

1.) Kekeluargaan
2.) Demokrasi ekonomi
3.) Kebersamaan
4.) Efisiensi berkeadilan
5.) Berkelanjutan
6.) Berwawasan lingkungan
7.) Kemandirian
8.) Keseimbangan kemajuan, dan
9.) Kesatuan ekonomi nasional.26

Adapun tujuan usaha mikro, kecil dan menengah ialah menumbuhkan

dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian

nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.27

h. Aspek Pendanaan dan Pembiayaan UMKM

1. Aspek Pendanaan

Berdasarkan pasal 8 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM,

aspek pendanaan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1)

huruf a ditunjukan untuk :

a) Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi UMKM untuk

dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan

bank.

b) Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas

jaringannya, sehingga dapat di akses oleh UMKM.

26
Rio F. Wilantara Dan Sulistiawati, Strategi Dan Kebijakan Pengembangan UMKM (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2016) Hlm 9
27
Tsania Riza Zahro, Peran Umkm Konveksi Hijab Dalam Neningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi Perempuan, Skripsi, 2017, Hlm 9
26

c) Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara

cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

d) Membantu para pelaku usaha mikro dan usaha kecil untuk

mendapatkan pembiayaan jasa atau produk keuangan lainnya

yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan

bank, baik yang menggunakan sistem konvensional maupun

sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh pemerintah.

2. Aspek pembiayaan

Sebagaimana pasal 21 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM,

aspek pembiayaan UMKM diatur :

1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi

Usaha Mikro Kecil.

2. Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari

penyisihan bagian laba tahunan yang di alokasikan kepada Usaha

Mikro Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, pejaminan, hibah,

dan pembiayaan lainnya.

3. Usaha besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang

dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian

pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.

4. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha dapat memberikan

hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan


27

sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk Usaha

Mikro dan Kecil.

5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dapat memberikan insentif dalam

bentuk kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan

prasarana, dan bentuk insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan kepada dunia usaha yang menyediakan

pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil.28

3. Peranaan (role)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), peranan adalah tindakan

yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam satu pristiwa atau

bagian dimainkan seseorang dalam satu peristiwa.29 Peran adalah sebuah teori

yang berbicara tentang posisi dan perilaku seseorang yang diharapkan dari

padanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan

adanya orang-orang lain.30

Peran seseorang dalam masyarakat erat kaitannya dengan kedudukan

yang dimilikinya. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang

dalam suatu kelompok sosial. Peranan (role) merupakan aspek dinamis

kedudukan (status). Seseorang dikatakan menjalakan peranan apabila orang

28
Tsania Riza Zahro, Peran Umkm Konveksi Hijab Dalam Neningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi Perempuan, Skripsi, 2017, Hlm 17
29
Kamus besar bahasa Indonesia, 11-05-2020, pukul 13.37
30
Edy Sudarhono, Teori Peran (Konsep, Derivasidan Implikasinya), (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,1994), hlm.3.
28

tersebut telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya31.

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi

dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social-

position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada

organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,

penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki status

posisi dalam masyarakat serta menjalankan suuatu peranan.

Peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut :

1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan masyarakat.

2) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3) Peranan juga dapat dilakukan sebagai perikelakuan individu yang penting

bagi struktur social masyarakat.

Ketentuan-ketentuan suatu peran adalah penggambaran normatif

mengenai cara-cara melaksanakan fungsi-fungsi untuk fungsi-fungsi mana

terdapat posisi-posisi, cara-cara yang umumnya di setujui bersama dalam

kelompok mana saja yang mengakui suatu posisi tertentu. Posisi yang dimaksud

dalam hal ini adalah posisi social individu masyarakat. Posisi social adalah suatu

31
Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015,
hlm. 208.
29

penempatan individu dalam suatu kelompok atau masyarakat sehubung dengan

sumbangan-sumbangan yang di tentukan kepada suatu tata hubungan dengan

orang lain.32

Biddle dan Tomas membagi peristilahan teori peran dalam empat

golongan, yaitu:

1) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.

2) Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.

3) Kedudukan orang-orang dalam perilaku.

4) Kaitan antara orang dalam perilaku.33

Ada tiga alasan utama suatu Negara harus mendorong usaha kecil yang

ada untuk terus berkembang. Alasan pertama adalah karena pada umumnya

usaha kecil cendrung memiliki kinerja yang lebih baik dalam menghasilkan

tenaga kerja yang produktif. Kemudian alasan kedua, seringkali mencapai

peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Hal ini

merupakan bagian dari dinamika usahanya yang terus menyesuaikan

perkembangan zaman. Untuk alasan ketiga, usaha kecil ternyata memiliki

keunggulan dalam hal fleksibilitas dibandingkan dengan perusahaan besar.

Usaha mikro berperan penting untuk membangun perekonomian Negara

terkhususnya terhadap ekonomi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari terlebih masa yang akan mendatang. Dalam hal ini peran usaha mikro

sangat besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.

32
Tsania Riza Zahroh, Peran Umkm Konveksi Hijab Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi Perempuan, Jurnal Ekonomi, 2017, hlm 14
33
Sarlito, Wirawan Sarwono, “Teori-Teori Psikologi Social”, (Jakarta: Rajawali Pers 2015),
Hlm.215.
30

Berikut adalah peran penting Usaha Mikro menurut Departemen Koperasi:

1) Sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi.

2) Penyedia lapangan pekerjaan terbesar.

3) Pemain penting dalam pembangunan perekonomian local dan

pemberdayaan masyarakat.

4) Pencipta pasar baru dan sumber ekonomi.

5) Kontribusinya terhadap neraca pembayaran.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Usaha Kecil dan Menengah memegang

peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara. Demikian

halnya dengan Indonesia, sejak diterpa badai krisis pinansial pada tahun 1996

silam, masih banyak usaha kecil menengah yang hingga saat ini masih mampu

bertahan. Meskipun mereka sempat goyang oleh dampak yang ditimbulkan,

namun dengan semangat dan jiwa yang kuat ,aka mereka secara perlahan-lahan

mampu bangkit dari keterpurukan dan bermanfaat bagi masyarakat maupun

Negara.34

1. Peran Pemerintah Terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a. Pembinaan

1). Pembinaan UKM

Dari kelemahan yang dimiliki UKM, maka perlu diatasi melalui

pendekatan secara komprehensif integral dilakukan melalui pembinaan

menyeluruh mulai dari proses produksi hingga pemasaran dan dilakukan

melalui pembinaan berbagai aspek antara lain pasar, modal, teknologi,

34
Medriyansah, Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi, 2017, hlm 43
31

manajemen secara menyeluruh mulai dari proses produksi hingga

spemasaran dan dilakukan secara terpadu antarintansi.35 Tujuan pembinaan

UKM tersebut adalah:

a) Meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar.

b) Meningkatkan akses terhadap sumber-sumber modal dan memperkuat

struktur modal.

c) Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen. Meningkatkan

akses dan penguasaan teknologi.

Tujuan pembinaan untuk perluasan kesempatan berusaha,

pemerintah berusaha meningkatkan daya saing UMK melalui

kebijaksanaan antara lain berikut ini:

a) Pemerintah secara terus menerus melaksanakan dregulasi dan

debirokratisasi. Misalnya tanggal 23 Mei 1995 deregulasi disektor riil

yang membebaskan bea masuk sejumlah produk terutama produk yang

merupakan input bagi perindustrian. Kebijaksanaan ini bertujuan agar

dunia usaha benar-benar dapat memanfaatkan peluang yang terbuka

guna lebih mengembangkan usahanya terutama memanfaatkan pasar

internasional dan mendorong peningkatan investasi.

b) Penataan dan pemantapan kelembagaan baik secara vertikal maupun

horizontal. Penataan kelembagaan penunjangnya akan mempermudah

35
Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.27
32

pembentukan jaringan usaha dan mempermudah distribusi sehingga

akan tercapai efisiensi. Disamping itu dunia usaha harus terus-menerus

melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan penguasaan

teknologi, produktivitas, kualitas, dan pengelolaan manajemen secara

profesional.36

c) Penelitian dan pengembangan (litbang). Peningkatan daya saing harus

didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan yang

mendukung. Kecenderungan yang harus diperhitungkan adalah

kemajuan teknologi dan teknik pemasaran menyebabkan dasar hidup

suatu produk relatif singkat. Oleh karena itu, para pengusaha perlu

mengamati dan mulai menerapkan teknologi tepat guna untuk

menghasilkan produk-produk bermutu tinggi melalui perhitungan

kemampuan litbang terapan, sehingga dapat diharapkan dengan litbang

terapan ini dapat diperoleh mutu produk yang tinggi dan menghasilkan

diversifikasi produk dalam rangka ekspor.

Untuk menciptakan produk yang berdaya saing tinggi, maka salah

satu strategi yang dilaksanakan antara lain melalui pemanfaatan

keunggulan komparatif yang dimiliki karena tersedianya sumber daya

alam dan menciptakan keunggulan kompetitif melalui pengembangan

sumber daya manusia yang semakin terampil dan peningkatan kemampuan

penguasaan teknologi. Sumber daya alam yang terbatas dan alternatif

pemanfaatannya diarahkan kepada produk-produk yang memeberikan


36
Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.28
33

kontribusi besar terhadap peningkatan nilai tambah.37 Untuk meningkatkan

keunggulan kompetitif pengusaha harus didorong untuk terus berusaha :

a. Memperkuat kemampuan dalam perdaganga internasional.

b. Menerapkan manajemen yang professional.

c. Secara bertahap mengembangkan penelitian dan pengembangan

terapan pada produk-produk, agar teknologi terus berkembang dan

mampu meningkatkan daya saing, yang didukung oleh kemampuan

sumber daya manusia yang semakin meningkat terutama dalam

penguasaan teknologi canggih.

2) Pembinaan Kewirausahaan

UU-RI No.9 tahun 1995 menyatakan bahwa pemerintah, dunia

usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan dalam

sumber daya manusia. Langkah-langkah yang ditempuh adalah.

a) Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.

b) Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial.

c) Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan,

konsultasi usaha kecil.

d) Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha kecil.

Kewirausahaan memerlukan pengetahuan untuk biasa berusaha

bertahan dan berkembang dalam perekonomian modern, seperti

pengetahuan mengenain permodalan, pemasaran, usaha, teknologi dan

37
Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.29
34

informasi. Masyarakat yang tidak memiliki kecenderungan untuk

berusaha, sulit untuk maju dan berkembang apalagi bersaing dalam era

pasar bebas yang terintegrasi dengan ekonomi global. Dalam pembinaan

kewirausahaan harus mengenal dan menghayati 5 asas pokok

kewirausahaan yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan yang kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian.

2. Kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil

keputusan secara sistematis termasu keberanian mengambil risiko

usaha.

3. Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.

4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.

5. Kemauan dan kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan

berlandaskan etika bisnis yang sehat.

b. Pengembangan UMKM

1) Fasilitator

Sebagai fasilitator, pemerintah memiliki peran dalam

memfasilitasi UMKM untuk mencapai tujuan pengembangan usaha

yang dimiliki oleh UMKM. Jika UMKM mempunyai kelemahan di

bidang produksi, tugas fasilitator adalah memberikan kemampuan

UMKM dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan

pelatihan.38 Demikian pula jika UMKM lemah dalam hal

38
Tanggaran Gani Putra, “Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Dalam
Pengembangan UMKM Manik-manik Kaca di Kabupaten Jombang”, Jurnal Kebijakan dan Manajemen
Publik, Vol.3, No.1, 2015, hlm.4
35

pendanaan, tugas fasilitator adalah membantu mencari jalan keluar

agar UMKM mampu mendapat pendanaan yang dibutuhkan, tetapi

harus dilakukan secara hati-hati agar posisi UMKM menjadi tidak

tergantung.

Dalam konteks fasilitasi tersebut pemerintah dapat berupa

pertama, pemberian sesuatu baik yang berupa uang atau subsidi

barang atau jasa. Kedua, keistimewaan, baik yang berupa

keringanan atau kekuatan dalam waktu lintas hukum. Ketiga,

kebijaksanaan yang tersendiri. Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah

tersebut dapat terjadi tergantung pada bagaimana pemerintah

memandang keberadaan UMKM yang akan diberi fasilitas,

pertama, pemerintah antipati atau tidak senang terhadap keberadaan

UMKM. Kedua, pemerintah apatis atau tidak mau tahu terhadap

perkembangan UMKM. Ketiga, pemerintah netral yang berarti

pemerintah memberlakukan UMKM sama dengan badan usaha

lainnya, tidak ada aturan khusus bagi UMKM. UMKM harus bersaing

dengan badan usaha lain. Keempat, pemerintah simpati dengan

melakukan pembinaan terhadap UMKM atau dorongan motivasi

perlindungan terhadap UMKM pada pembuatan aturan.

2) Kemitraan Usaha

Kemitraan usaha adalah hubungan kerja sama usaha diantara

berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan

prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling


36

menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM

oleh pengusaha besar.39

The Kian Wie (1992) menyatakan bahwa ada 10 bentuk

keterkaitan langsung pemasok dan perusahaan besar yaitu : bantuan

langsung kepada pemasok (UKM) untuk mulai produksi, lokasi yang

berdekatan, informasi yang jelas mengenai pesanan, bantuan teknis

tentang informasi ciri dan mutu komponen, bantuan hibah keuangan

atau pinjaman lunak, pembelian bahan baku, manajerial, penetapan

harga, bantuan distribusi lain, dan diversifikasi dalam rangka

memperkuat keuangan. Namun, agar keterkaitan langsung tersebut

tidak bersifat tanpa pamrih, tetapi harus bersifat mendidik untuk bisa

mandiri sehingga dalam jangka panjang perushaan pemasok yang pada

umumnya UKM dapat meningkat daya saingnya.

Dengan demikian, perusahaan besar dapat melakukan efisiensi

dalam proses produksi dengan UKM sebagai mitra usaha baik secara

vertikal maupun horizontal. Keuntungan kemitraan usaha dengan usaha

besar bagi UKM adalah dapat turut mengambil manfaat dari pasar,

modal, teknologi, manajemen, dan kewirausahaan. Usaha besar juga

dapat mengambil keuntungan dari keluwesan dan kelincahan usaha

kecil sehingga kegiatan usahanya lebih efisien. Kemitraan usaha

39
Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.30.
37

menjamin kemandirian pihak-pihak yang bermitra, karena kemitraan

usaha bukan proses marger atau akuisisi. Kemitraan usaha berlandaskan

tanggung jawab moral dan etika bisnis sesuai dengan demokrasi

ekonomi berdasarkan pasal 33 UUD 1945. Kemitraan harus

berlangsung secara efektif dan berkesinambungan, dilaksanakan dalam

rangka berpikir kemandirian dan pembangunan ekonomi.

3) Permodalan UKM

Pada umunya permodalan UKM masih lemah, hal ini turut

menentukan keberhasilan strategi pembinaan dan pengembangan

dibidang permodalan, termasuk bagaimana pemerintah dan masyarakat

melaksanakan konsep permodalan untuk membantu UKM yang

dimaksud.40

Upaya-upaya yang dilakukan antara pihak pemerintah kepada

masyarakat untuk mempermudah proses jalannya permodalan adalah

mempertemukan UKM dengan para pemilik dana, memberikan

pelatihan pembukuan dan penyusunan studi kelayakan usaha atau

proposal pengajuan dana.41

Arah kebijakan pengembangan yang khusus memfokuskan pada

penyediaan modal perlu menentukan srategi sebagai berikut:

a. Memadukan dan memperkuat tiga aspek, yaitu bantuan keuangan,

bantuan teknis, dan program penjaminan.

40
Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.31-32.
41
Edi Wibowo, “Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dan Koperasi Sebagai Penggerak
Pertumbuhan Ekonomi”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1, April 2011, hlm.29
38

b. Mengoptimalkan penunjukan bank dan lembaga keuangan mikro

untuk usaha mikro kecil-menengah (UMKM).

c. Mengoptimalkan realisasi Bussines plan perbankan dalam

pemberian KUK (Kredit Usaha Kecil).

d. Bantuan teknis yang efektif, bekerjasama dengan asosiasi,

konsultan swasta, perguruan tinggi, dan lembaga terkait.

e. Meningkatkan lembaga penjaminan kredit yang ada.

f. Memperkuat lembaga keuangan mikro untuk melayani masyarakat

miskin.

G. Tinjauan Pustaka

No. Nama Judul Hasil

Dwi Sepriono Nur Peran Dinas Hasil penelitian menunjukkan


Koperasi dan UKM bahwa pertumbuhan iklim usaha
dalam yang dilakukan Dinas Koperasi dan
Pemberdayaan UKM dalam rangka menumbuhkan
Usaha Mikro, Kecil jumlah UKM di Kota Samarinda
dan Menengah dengan memberikan kemudahan
(UMKM) di Kota perijinan serta dukungan serta
Samarinda.42 regulasi yang kuat agar UKM
dapat berdaya saing dan mampu
tumbuh berkembang, pertumbuhan
unit-unit usaha baru yang
1.
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan
UKM yaitu melakukan kegiatan
Temu UKM dalam upaya
peningkatan jumlah pelaku UKM,
baik Pembinaan meliputi kegiatan
peningkatan Kapasitas SDM melalui
pelatihan serta pemasaran produk,
kegiatan pemberdayaan UKM
meliputi dukungan fasilitasi
pembiayaan dari perbankan serta
dukungan dari asosiasi UKM yang
berperan aktif dalam mendukung

42
Dwi Sepriono Nur, “Peran Dinas Koperasi Dan UKM Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda”, Jurnal Administrasi Negara, Vol.5, No.2, 2017.
39

program pemberdayaan Dinas


Koperasi dan UKM sedangkan
faktor penghambat keterlambatan
anggaran dan minimnya tenaga
penyuluh UKM. Diharapkan terus
adanya inovasi dari Dinas Koperasi
dan UKM untuk lebih
meningkatkan pelayanan sehingga
UMKM di Kota Samarinda dapat
tumbuh berkembang dan memiliki
daya saing.

Muhamad Bagus Pemberdayaan Penelitian ini memfokuskan masalah


Ferdiansyah Ekonomi pemberdayaan yang dilakukan Dinas
Pengusaha Tahu Koperasi, Industri dan Perdagangan
(Studi tentang Kabupaten Kediri terhadap
Pemberdayaan pengusaha tahu, pada lingkup
2. Pengusaha Tahu wilayah kabupaten Kediri.
Melalui Peran
Dinas Koperasi,
Industri dan
Perdagangan
Kabupaten
Kediri).43
Feni Dwi Pengembangan UMKM emping jagung di Kelurahan
Anggraeni Usaha Mikro, Pandanwangi, Kecamatan Blimbing,
Kecil, Dan Kota Malang masih belum
Menengah (Umkm) sepenuhnya berkembang dengan baik
Melalui Fasilitasi dan masih membutuhkan pembinaan,
Pihak Eksternal pelatihan, serta bantuan modal untuk
Dan Potensi lebih memajukan usaha yang
3. Internal (Studi dijalankan.
Kasus Pada
Kelompok Usaha
“Emping Jagung”
Di Kelurahan
Pandanwangi
Kecamatan
Blimbing, Kota
Malang).44

43
Muhamad Bagus Ferdiansyah, Bambang Santoso Haryono, Muhammad Shobaruddin,
“Pemberdayaan Ekonomi Pengusaha Tahu (Studi Tentang Pemberdayaan Pengusaha Tahu Melalui
Peran Dinas Koperasi, Industri Dan Perdagangan Kabupaten Kediri)”, Jurnal Administrasi Publik,
Vol.4, No.12.
44
Feni Dwi Anggraeni, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm) Melalui
Fasilitasi Pihak Eksternal Dan Potensi Internal (Studi Kasus Pada Kelompok Usaha “Emping Jagung”
Di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik, Vol. 1, No.
6.
40

Saharudin, Nazaki, Peran Pemerintah Sebuah kebijakan sebelum


Handrisal dalam diimplementasika n pada sasaran
Pengembangan kebijakan maka terlebih dahulu
Usaha Mikro Kecil perlu adanya komunikasi terhadap
4. dan Menengah di implementor kebijakan. Peran
Kota pemerintah sebagai fasilitator
Tanjungpinang.45 adalahbentuk fungsi dari
pemerintah daerah dalam
menyediakan fasilitas untuk
pengembangan UKM.
Dian Andhiny Strategi Dinas Dinas Koperasi dan UKM Kota
Paramasari Koperasi dan UKM Surakarta melakukan kegiatan yaitu
Kota Surakarta sosialisasi dukungan Informasi
dalam Penyediaan Permodalan Bagi
5. Pengembangan UMKM, Penyelenggaraan Promosi
Sektor Usaha Produk UKMKM, Penyelenggaraan
Mikro, Kecil dan Pelatihan Kewirausahaan,
Menengah.46 Penyusunan Kebijakantentag UMKM
dan Fasilitasi pengembangan
UMKM.

Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang saya

lakukan, Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Dalam

Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM), penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini deskriptif, tempat

penelitian di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari

penelitian yang di sintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telah

keperpustakaan. Oleh karna itu, kerangka berfikir memuat teori, dalil atau

konsep-konsep yang dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka

berfikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian.

45
Saharudin. Nazaki, Handrisal, Jurnal Peran Pemerintah dalam Pengembangan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Kota Tanjungpinang.
46
Dian Andhiny Paramasari, Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam
Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, 2009.
41

Variabel-variabel penelitian menjelaskan secara mendalam dan relevan dengan

permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab

permasalahan penelitian. Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian

terdahulu maka kerangka pemikiran dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1
Kerangka Berpikir

Dinas Tenaga Kerja,


Koperasi dan UMKM

PERAN

Pembinaan Pengembangan

-Fasilitator
-Pembinaan UMKM
-Kemitraan Usaha
-Pembinaan Kewirausahaan
-Permodalan UMKM
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Wakti Penelitian

Tempat penelitian pada skripsi ini bertepatan di Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi Dan UMKM Kota Jambi. Jalan H. Agus Salim No. 01, Kelurahan Paal

Lima, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Kode Pos 36128. Sedangkan waktu

penelitiannya dilaksanakan pada bulan Maret 2020 dan berakhir pada bulan Mei

2020.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif.

McMillan dan Schumacher, mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dan peristilahnya. Sedangkan menurut Mantra

dalam bukunya Mleong mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode kualitatif berusaha

mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,

masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh,

rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang

lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu

masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode

penelitian ini lebih suka menggunakan teknis analisis mendalam (indepth

42
43

analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena

metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan

sifat dari masalah lainnya.47

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Menurut Tatang M. Amirin, subjek penelitian adalah sumber tempat

memperoleh keterangan penelitian atau lebih tepat dimaknai sebagai seseorang

atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Sementara menurut

Muhammad Idrus mendefinisikan subjek penelitian sebagai individu, benda atau

organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam

pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian jika berbentuk orang ada yang

disebut dengan responden dan ada pula yang disebut dengan informan.

Istilah responden banyak digunakan untuk penelitian kuantitatif

sementara istilah informan digunakan secara khusus pada penelitian kualitatif.48

Subjek dalam penelitian ini adalah Pegawai bagian UMKM yang ada di Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dan Pemilik Usaha yang ada di

Kecamatan Telanaipura. Jumlah informan dalam penelitian berjumlah 10 orang,

dimana 5 orang pegawai bagian umkm dan 5 orang pemilik usaha.

2. Objek Penelitian

Objek adalah apa yang akan diselidiki selama kegiatan penelitian.

Menurut Nyoman Kutha Ratna, objek adalah keseluruhan gejala yang ada

47
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), hlm. 27-28
48
Rahmadi, Pengantar, Metodologi Penelitian, (Kalimantan Selatan: Antasari Press, 2011),
hlm. 61
44

disekitar kehidupan manusia.49 Objek dalam penelitian ini adalah Peran Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil

Dan Menengah (UMKM) Di Kota Jambi.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

ataupun dari lokasi objek penelitian.50 Data primer pada penelitian ini berasal

dari wawancara pada pegawai bagian UMKM yang ada di Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi Dan Umkm Kota Jambi dan pemilik usaha yang ada di Kecamatan

Telanaipura.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh

secara tidak langsung atau melalui sumber perantara.51

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data

yang menentukan berhasilkan atau tidak suatu penelitian. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung. Dalam wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak

49
Muh. Firtrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian, (Jawa Barat: CV. Jejak, 2017), hlm.
156
50
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm. 34
51
Ibid.
45

peneliti selaku penanya dan responden selaku pihak yang diharapkan

memberikan jawaban.52

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data

melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang

diamati secara langsung. Dalam metode ini pihak pengamat melakukan

pengamatan dan pengukuran dengan teliti terhadap obyek yang diamati,

bagaimanakan keadaannya, kemudian dicatat secara cermat dan sistematis

peristiwa-peristiwa yang diamati, sehingga data yang diperoleh tidak luput dari

pengamatan.53

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat

data-data yang sudah ada. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah

pengambilan data diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumen biasa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.54

F. Teknis Analisis Data

Dalam pendekatan kualitatif sangat berbeda dengan pendekatan

kuantitatif, terutama dalam menyajikan data. Menurut Mathew B. Miles,

psikologi perkembangan dan Michael Huberman ahli pendidikan dari University

of Ganeva, Switzerland, dalam analisis kualitatif data yang muncul berwujud

52
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT
RajaGradindo Persada, 2005), hlm. 136
53
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi…., hlm. 113
54
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group,
2020), hlm. 149-150
46

kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan

dalam aneka macam cara yaitu pengamatan terlibat, wawancara, dan selanjutnya

diproses melalui perekaman, pencatatan, pengetikan, tetapi analisis kualitatif

tetap menggunakan kata-kata yang biasanya dirumuskan ke dalam teks yang

diperluas.

Analisis menurut Miles dan Huberman dibagi dalam tiga alur kegiatan

yang terjadi bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan simpulan.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi deskriptif

kualitatif, kalaupun ada data dokumen yang bersifat kuantitatif juga bersifat

deskriptif. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catatan lapangan. Sebenarnya reduksi data sudah tampak pada saat

penelitian memutuskan kerangka konseptual, wilayah penelitian, permasalahan

penelitian, dan pendekatan penelitian dengan metode pengumpulan data yang

dipilih.

Pada saat pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi

selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-

gugus, dan membuat catatan kaki. Pada intinya reduksi data terjadi sampai

penulisan laporan akhir penelitian. Reduksi data merupakan bagian dari analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga simpulan-


47

simpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data, data

kualitatif dapat disederhanakan dan transformnasikan dalam aneka macam cara

melalui seleksi ketat. Melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya

dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.55

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian yang dimaksud Miles dan Huberman, sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data yang paling sering digunakan pada data

kualitatif pada masa lalu adalah bentuk teks naratif. Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowcard dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.56

Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti

berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai pokok permasalahan

yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan.57

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dari analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Simpulan adalah intisari dari

temuan penelitian yang menggambarkan pendapat-pendapat terakhir

berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya atau keputusan yang diperoleh


55
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif….., hlm. 163-164
56
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif…… hlm. 167-168
57
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian….., hlm. 123
48

berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif. Simpulan yang dibuat harus

relevan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian dan temuan penelitian yang

dilakukan intrepretasi dan pembahasan.58

I. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui isi penelitian ini secara umum sistematik penulisan yang

digunakan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini menguraikan mengenai pendahulian yang meliputi latar

belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang jenis penilitian, subjek dan objek penelitian,

jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknis analisis data,

dan sistematika penulisan.

BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Gambaran umum lokasi penelitian. Dalam bab ini membahas gambaran

secara umum objek penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil serta pembahasan penelitian.

58
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif…… hlm. 170
49

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir yang penting berisikan tentang kesimpulan dan

saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu serta penulis

mengungkapkan keterbatasan penelitian.


BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi merupakan

penggabungan antara Dinas Koperasi, UMKM Kota Jambi dan Bidang Tenaga

Kerja (Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi) yang dibentuk pada tahun

2017 berdasarkan peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi

Tahun 2016 Nomor 14).

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi merupakan

instansi pemerintah Kota Jambi yang melaksanakan urusan pemerintah daerah di

bidang ketenagakerjaan, koperasi dan UMKM serta tugas pembantuan. Tugas

tersebut sudah diberikan kewenangan tersendiri dalam satu dinas instansi yang

merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Organisasi Prangkat Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 89, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor

4741).

2. Latar Belakang Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi

Membangun Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah adalah salah

satu wujud nyata dari pembangunan eekonomi berbasis kerakyatan. Didalam

tatanan perekonomian Indonesia ekonomi krakyatan merupakan kelompok

pelaku ekonomi terbesar dan telah terbukti menjadi katup pengaman

50
51

perekonomian nasional dimasa krisis serta menjadi dinamisator pertumbuhan

ekonomi pasca krisis ekonomi.

3. Kinerja Dinas Tenaga Kerja, koperasi dan UMKM kota jambi dalam Peran

Pengembangan UMKM.

Dalam menjalankan peran nya yang telah dilakukan oleh dinas tenaga

kerja, koperasi dan umkm tergolong sudah sangat bagus dalam melakukan

pengembangan umkm yang ada di kota jambi. Dalam hal ini dinas tenaga kerja,

koperasi dan umkm terus melakukan yang terbaik kepada masyarakat kota jambi

dalam melakukan pembinaan, pelatihan dalam melatih keuletan, keterampilan

serta keaktifan bagi sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk bersaing di

dunia bisnis. Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang telah dilakukan oleh

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM:

Tabel 3.1
Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan yang di adakan Dinas Tenaga
Kerja,Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Tahun 2019
No Kegiatan Pelaksana Ket
1. Pelatihan Keterampilan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Handy Craft Umkm Kota Jambi
2. Pelatihan Sertifikat Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Label Halal Umkm Kota Jambi
3. Pelatihan Oalahan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Makanan angkatan Umkm Kota Jambi
pertama dan kedua.
4. Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Pelatihan Servis AC Umkm Kota Jambi
5. Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Pelatihan Servis Hp Umkm Kota Jambi
6. Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Pelatihan Menjahit Umkm Kota Jambi
7. Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Pelatihan Tatarias Umkm Kota Jambi
8. Pelatihan kerajinan daur Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
ulang Umkm Kota Jambi
52

9. Kegiatan pelatihan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan


P-IRT Umkm Kota Jambi
SUMBER: Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi.

4. Perkembangan UMKM di kecamatan Telanaipura

Dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM di Kota Jambi

secara serius memberdayakan atau membina UMKM yang bernaung

dibawahnya dengan berbagai program yang digunakan sebagai saran dalam

mewujudkan pengusaha yang kompetitif dan unggul. Peran yang dilakukan oleh

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi disini sudah cukup baik,

itu semua dapat dilihat dari makin banyaknya anggota UMKM yang mengikuti

pembinaan dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi. Dalam

hal ini Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM berperan penting untuk

Pemberdayaan UMKM, agar UMKM di Kecamatan Telanaipura dapat

berkembang. Berikut adalah data sampel jumlah pemilik usaha olahan makanan

di Kecamatan Telanaipura yang diambil oleh peneliti yaitu :

Tabel 3.2
Data Sampel Jumlah Pemilik Usaha Olahan Makanan di Kecamatan
Telanaipura

Nama
Nama Jenis Lama Tenaga
No Pemilik Pendapan Perbulan
Perusahaan Usaha Usaha Kerja
Usaha
Sale
1 Nisa snack Tursiah 2004 4 Org Rp 17.000.000
pisang
Gerai Ico
2 pempek 2006 7 Org Rp 37.500.000
amanah Ordiana
Stik
3 ARS Nurpemis 2008 4 Org Rp 30.000.000
kedelai
4 7 Putra Patmi Kripik 2010 3 Org Rp 30.000.000
Cik Kue
5 Gadisma 2010 3 Org Rp 25.000.000
Uniang semprong
53

Berdasarkan tabel diatas bahwa usaha yang sudah lama berdiri adalah

Nisa Snack yang sudah 16 tahun berdiri yaitu mulai sejak tahun 2004 sampai

sekarang. Meskipun sempat pakum pada tahun 2007 di karenakan beberapa

kendala dan mulai aktif kembali pada awal tahun 2014 dan sekarang sudah

memiliki 4 orang karyawan. Kemudian yang kedua Gerai Amanah yaitu dengan

usahanya yang terbuat dari olahan ikan salah satunya adalah serundeng ikan

patin. Berdiri sejak tahun 2006 sampai sekarang dan sudah memiliki 7 orang

karyawan. Yang ketiga yaitu ARS (Ananda Ruri Silvia) usaha yang dimiliki oleh

ibu Nurpemis yaitu salah satu pencetus olahan stik kedelai di jambi yang berdiri

sejak tahun 2008 sampai sekarang dan sudah memiliki 4 orang karyawan. Yang

ke empat yaitu 7 Putra yang dimiliki oleh ibu Partiwi yang dulunya bekerja

sebagai penjual jamu dan sekarang beliau menekuni usaha olahan kripik sejak

tahun 2010 sampai sekarang dan sudah memiliki 3 orang karyawan. Yang ke

lima yaitu Cik Uniang yang dimiliki oleh ibu Gadisma dengan memproduksi kue

semprong yang telah ditekuninya sejak tahun 2010 sampai sekarang.

a. UMKM Nisa Snack

UMKM yang bernama Nisa Snack sini terletak di Jalan Depati Parbo Rt 19

Kelurahan Pematang Sulur. Nisa Snack didirikan oleh Ibu Tursiah pada tahun

2004 sampai sekarang. Berawal dari pisang yang di anggap kurang bermanfaat

di daerah lingkungan tempat tinggal Ibu Tursiah (selaku pemilik UMKM), ibu

Tursiah yang merupakan orang Jawa dan tinggal di Jambi, timbulnya ide untuk

membuat olahan Nisa Snack dikarenakan ada saran dari keluarganya, dan ia juga

melihat bahwa peluang buah pisang yang kurang di manfaatkan oleh warga
54

sekitar dan mereka mulai berfikir untuk memanfaatkan pisang tersebut agar

mempunyai harga jual yang bisa menambah penghasilan, yaitu dengan cara

mengolah pisang menjadi beberapa jenis Snack serta dapat menjadi suatu olahan

khas yang berasal dari Jambi.

Awalnya ibu Tursiah membuat kemasan kecil untuk memasarkan

produknya ke toko-toko biasa dengan harga Rp 2000,-/pcs dan produknya masih

terus berproduksi dengan baik sampai sekarang bahkan sudah menyebar ke

beberapa toko dan swalayan di Provinsi Jambi yang berkisar antara 20 sampai

25 lebih toko maupun swalayan-swalayan kecil menggunakan bungkusan yang

lebih besar dengan beras 4gram dengan harga kisaran Rp 20.000,- an. Nisa

Snack sendiri sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI dan pernah sempat di

tawarkan untuk masuk ke dalam swalayan kelas atas seperti Indomaret &

Alfamart, sayangnya ibu Tursiah tidak menyanggupi tawaran tersebut di

karenakan adanya beberapa alasan-alasan yang di pertimbangkan saudari, salah

satunya karena kurangnya tenaga kerja dan modal untuk memproduksi dengan

jumlah yang banyak agar bisa masuk ke swalayan kelas atas. Produk yang di

buat oleh Nisa Snack yaitu sale pisang, stick sale pisang, sale koin pisang,

rempekyek kacang & ikan teri, keripik kentang, kembang goyang, akar kelapa. 59

b. UMKM Gerai Amanah

Umkm yang bernama Gerai Amanah yang terletak di Jl. Raden Perang

No. 71 Kel. Pematang Sulur, Kec. Telanaipura, Kota jambi. Gerai Amanah di

dirikan oleh ibu Ico Ordiana sejak tahun 2006 sampai sekarang. Nama Amanah

59
Wawancara Bersama Ibu Tursiah Pemilik Usaha Nisa Snack, Senin, 13 Juli 2020 Pukul 10:15
WIB
55

diambil dari lorong tempat ibu Ico tinggal yang dulunya bernama Amanah, maka

jadilah namanya Gerai Amanah. Tetapi karna sebelum itu sudah ada nama

Amanah yang terdaftar jadi ibu Ico mengganti dengan Iwa-qu, tetapi ibu Ico

tetap memakai nama Amanah cuma Brand nya saja yang Iwa-qu. Sebelum

adanya nama Gerai Amanah sebenarnya ibu Ico punya label nama yaitu

“Midori” disini beliau berjualan kue basah dan catering, tetapi karna kue dan

catering nya ini tadi tidak menjanjikan dan daya tahannya tidak bertahan lama

jadi pindahlah ke produk yang kering-kering. Dan kebetulan ibu Ico tetanggaan

dengan dinas perikanan jadi ide bu Ico membuat olahan dari ikan sampai lah

sekarang dan berbagai produk lainnya.

Gerai Amanah memproduksi makanan rata-rata dari aneka olahan ikan

dan oleh-oleh khas jambi, cake, cookies dan catering. Salah satunya adalah

pempek, tekwan, tempoyak dll. Bahan-bahan nya pun produk lokal yang yang

didapatkan dari agen, pasar dan memang sudah berlangganan jadi tidak takut

kehabisan. Rata-rata dalam sehari bisa menghasilkan 1.500.000,-an dengan jam

kerja dari jam 08:00 pagi sampai jam 04:00 sore dari hari senin sampai sabtu.

Jadi dalam satu bulan Gerai Amanah bisa menghasilkan Rp 37.500.000,-an per

bulan. Sekarang Gerai Amanah sudah memiliki 7 orang karyawan. Dan juga

sudah memasarkan produknya memalui media social salah satunya goojek,

grabb dan instagram serta sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI.60

60
Wawancara Bersama Ibu Ico Ordiana Pemilik Usaha Gerai Amanah, Selasa, 14 Juli 2020
Pukul 14:28 WIB
56

c. UMKM ARS

Umkm yang bernama ARS (Ananda Ruri Sivia) terletak di Rt.09. Kel. Pematang

sulur. Kec. Telanaipura, Kota Jambi. ARS didirikan oleh ibu Nurfemis dan

suami sejak tahun Desember 2008 sampai sekarang kira-kira sudah 12 tahun.

Dulunya karna memang ibu Nurfemis tidak ada kerjaan dan hanya berjualan

kue-kue basah sedangkan suaminya sudah tidak berkerja karena di PHK. Karena

berjualan kue basah penghasilan nya tidak seberapa jadi ibu Nurfemis

memutuskan untuk belajar membuat kue dan ilmu itu didapatkan dari salah satu

temannya. Kebetulan beliau juga hobi berkerja dan masak-masak jadi dari pada

tidak ada kerjaan beliau memutuskan membuat usaha yang dinamakan ARS dan

sekarang sudah di kenal banyak orang bahkan usahanya ini sudah mendapatkan

sertifikat halal dari MUI. Pemasarannya juga sudah masuk ke Indomaret

Bengkulu-Palembang, transmart, semua fress dan swalayan-swalayan yang ada

di Jambi.

Awalnya ibu Nurfemis membuat usaha dengan modal 200 ribu, sekarang

pendapatan setiap hari ibu Nurfemis kurang lebih 1 juta an. Sehingga jika ditotal

penghasilan nya bisa mencapai Rp 30.000.000,- an lebih. Produk yang

dihasilkan dari usaha nya adalah stik kedelai, kripik singkong, pangsit ubi ungu,

emping jagung, kacang tojin, kembang goyang dan ikan krispi. Biasanya ibu

Nurfemis membuat 1kg kedelai itu bisa menghasilkan 20 bungkus stik kedelai.
57

Dengan jam kerja mulai dari jam 08:00 pagi sampai jam 05:00 sore, dari hari

senin sampai sabtu. Sekarang ibu Nurfemis sudah memiliki 4 orang karyawan.61

d. UMKM 7 Putra

Umkm yang bernama 7 Putra terletak di Rt 13. Kel. Pematang sulur. Kec.

Telanaipura, Kota Jambi. 7 Putra didirikan oleh ibu Partiwi sejak tahun 2010

sampai sekarang. Dulunya sebelum ibu Partiwi punya usaha ini ia berkerja

sebagai penjual jamu sambil membawa kripik dan ternyata orang banyak bilang

kalau kripik ibu Partiwi itu enak akhirnya beliau mengembangkan produksi

kripiknya tersebut lebih besar lagi. Sebelum itu ibu Partiwi membuat P-IRT

supaya bisa di pasarkan ke toko-toko dan swalayan. Ibu Partiwi juga rajin ikut

pelatihan dan kegiatan pameran.

Awalnya ibu Partiwi membuat usaha dengan modal 200 dan sekarang

usahanya sudah berkembang. Bahan baku yang digunakan untuk membuat usaha

ibu Partiwi ini adalah jagung, beras ketan, tepung untuk buat peyek. Proses

pembuatan emping jagung itu bahannya dari jawa mereka tinggal memasak dan

memasarkan saja, tapi kalau yang lainnya semua bikin sendiri seperti

rengginang, rempeyek, kacang tojin. Setiap hari penghasilan ibu Partiwii bisa

mencapai kurang lebih 1 juta an, jadi kalau dalam sebulan bisa mencapai RP

30.000.000,-an. Ibu Partiwi sudah memiliki 3 karyawan. Dengan jam kerja

mulai dari jam 08:00 pagi sampai jam 04:00 sore, dari hari senin sampai

61
Wawancara Bersama Ibu Nurfemis Pemilik Usaha ARS ( Ananda Ruri Silvia), Selasa, 14 Juli
2020 Pukul 14:59 WIB
58

minggu. Pemasaran sudah sampai ke swalayan seperti di jamtos, trona, semua

fress, di rumah sakit, toko-toko kecil.62

e. UMKM Cik Uniang

Umkm Cik Uniang terletak di Jl. Depati Parbo Rt. 17 Kel. Pematang

Sulur, Kec. Telanaipura, Kota Jambi. Cik Uniang di dirikan oleh ibu Gadisma

pada tahun 2010 sampai sekarang. Dulu ibu Gadisma berjualan kue basah yang

di setorkan di kantor-kantor dan warung kecil. Tetapi ibu Gadisma membuat

produk kue semprong ini sebelum beliau berjualan kue basah, dikarenakan dulu

belum mempunyai P-IRT jadi beliau belom bisa memasarkan produk kue

semprong ke toko atau swalayan. Sebenarnya ibu Gadisma hanya coba-coba

membuat kue semprong untuk cemilan dirumah tapi ketika ada tetangga yang

mencoba ternyata rasanya sangat enak, disitulah muncul banyak pesanan dari

warga dan akhirnya bisa memasarkan ke toko-toko sampai sekarang.

Biasanya ibu Gadisma membuat kue semprong dengan 3kg tepung beras

bisa menjadi 4kg kue semprong, kalau di bungkus/kemas bisa menjadi 24

bungkus dalam kemasan besar kalau didalam kemasan kecil itu bisa 30 bungkus.

Bahan yang digunakan adalah tepung beras, gula, santan dan wijen. Selain itu

ada juga kue bawang, krupuk udang dan bolu. Satu pics yang besar di hargai Rp

12.000,- sedangkan yang kecil Rp 8.500,- . Setiap bulan ibu Gadisma memotong

penghasilannya sebesar 10% sebagai keuntungannya. Sudah mempunyai P-IRT

dan mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Sekarang produk ibu Gadisma sudah

di pasarkan di semua fress. Pernah sempat di tawarkan untuk masuk ke dalam

62
Wawancara Bersama Ibu Partiwi Pemilik Usaha 7 Putra, Selasa, 14 Juli 2020 Pukul 15:45
WIB
59

swalayan kelas atas seperti Jamtos, Indomaret & Alfamart, sayangnya ibu tidak

sanggup dengan tawaran tersebut di karenakan adanya beberapa alasan-alasan

yang di pertimbangkan saudari, salah satunya karena kurangnya tenaga kerja dan

modal untuk memproduksi dengan jumlah yang banyak agar bisa masuk ke

swalayan kelas atas.63

5. Visi dan Misi

Mengacu kepada visi misi serta program prioritas yang dikampanyekan

oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode Tahun 2018-2023 dan

mempertimbangkan kondisi dan potensi daerah, permasalahan pembangunan,

tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis, maka dirumuskan visi, misi,

tujuan dan sasaran untuk pembangunan jangka menengah daerah Kota Jambi

Tahun 2018 -2023.

a. Visi

Visi dapat diartikan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

pada akhir periode perencanaan. Visi merupakan arah pembangunan atau

kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang.

Visi juga harus mampu menjawab permasalahan dan isu strategis pembangunan

daerah dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan

jangka panjang daerah. Visi yang dirumuskan dalam rencana pembangunan

jangka menengah 5 (lima) tahun kedepan untuk periode Tahun 2018-2023

adalah :

63
Wawancara Bersama Ibu Gadisma Pemilik Usaha Cik Uniang, Rabu, 15 Juli 2020 Pukul 14:25
WIB
60

“MENJADIKAN KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN

JASA BERBASIS MASYARAKAT BERAKHLAK DAN BERBUDAYA

DENGAN MENGEDEPANKAN PELAYANAN PRIMA”

Visi tersebut mengandung makna:

Pusat Perdagangan dan Jasa : karakteristik konsentrasi / pemusatan

distribusi barang dan jasa didukung sarana

prasarana yang memadai termasuk

penggantian modal dengan skala pelayanan

lokal dan regional;

Berbasis Masyarakat :community based merupakan suatu upaya

pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk

dapat mengenali, menelaah dan mengambil

inisiatif untuk memecahkan permasalahan

yang terjadi di lingkungannya serta bersedia

untuk menerima perubahan;

Berakhlak : berarti seluruh prilaku masyarakat Kota

Jambi harus bersikap sopan santun, baik yang

memberikan pelayanan maupun yang

menerima pelayanan;

Berbudaya : memiliki etika moral, nilai kebaikan,

kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar

bermakna bagi pembangunan;


61

Pelayanan Prima : upaya memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara tepat, cepat dan mudah.

b. Misi

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi disusun dengan

memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik lingkungan eksternal

maupun lingkungan internal. Rumusan misi dapat memberikan gambaran dalam

menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi melalui penetapan

tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai.

Adapun misi dalam upaya pencapaian visi tersebut di atas adalah sebagai

berikut :

1. Penguatan Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Masyarakat berbasis

Teknologi Informasi;

2. Penguatan Penegakan Hukum, Trantibmas dan Kenyamanan

Masyarakat;

3. Penguatan Pengelolaan Infrastruktur dan Utilitas Perkotaan serta

Penataan Lingkungan;

4. Penguatan Kapasitas Ekonomi Perkotaan;

5. Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Perkotaan.

c. Tujuan dan Sasaran Misi

Tujuan adalah suatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar
62

dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk

mengevaluasi pilihan tersebut. Sasaran adalah rumusan kondisi yang

menggambarkan tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan daerah dan

perangkat daerah yang diperoleh dari pencapaian outcome dan impact

program-program yang dilaksanakan oleh perangkat daerah. Sasaran –

sasaran yang dirumuskan dalam misi ke-4 ini, yaitu :

Sasaran 1 :Meningkatnya pembinaan, pengawasan dan pelayanan

perdagangan;

Sasaran 2 :Meningkatnya ketahanan pangan;

Sasaran 3 :Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB;

Sasaran 4 :Meningkatnya pendapatan asli daerah;

Sasaran 5 : Meningkatkan realisasi investasi

Sasaran 6 :Meningkatkan penyerapan dan perlindungan tenaga kerja

Sasaran 7 :Meningkatkan daya saing usaha skala mikro dan kecil.


63

6. Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016, Dinas Tenaga

Kerja, Koperasi dan UKM Kota Jambi mempunyai tugas pokok membantu

Walikota Jambi dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang tenaga

kerja, koperasi dan usaha mikro kecil menengah.

7. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Dinas Tenaga

Kerja, Koperasi dan UKM Kota Jambi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang penempatan dan produktivitas tenaga

kerja, hubungan industrial, persyaratan kerja, pengawasan koperasi serta

Koperasi dan usaha kecil menengah;

2. Penyusunan perencanaan di bidang penempatan dan produktivitas tenaga

kerja, hubungan industrial, persyaratan kerja, pengawasan koperasi serta

Koperasi dan usaha kecil menengah;

3. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup urusan tenaga kerja,

koperasi dan usaha kecil menengah;

4. Penyusunan program dan anggaran;

5. Pengelolaan administrasi keuangan;

6. Pengelolaan perlengkapan, urusan tata usaha, rumah tangga dan barang milik

negara;

7. Pengelolaan urusan aparatur sipil negara;

8. Pelaksanaan kebijakan pelayanan penempatan dan produktivitas tenaga kerja;


64

9. Pelaksanaan kebijakan pelayanan hubungan industrial, persyaratan kerja dan

pengawasan koperasi;

10. Pelaksanaan kebijakan pelayanan perkoperasian;

11. Pelaksanaan kebijakan pelayanan usaha kecil menengah;

12. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan pengawasan bidang urusan tenaga

kerja, koperasi dan usaha kecil menengah;

13. Pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun

pihak swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas;

14. Pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro yang dilakukan

melalui pendataan, kemitraan, kemudahan perijinan, penguatan kelembagaan

dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan;

15. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup urusan koperasi,

usaha menengah dan tenaga kerja;

16. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.
65

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kota Jambi
LAMPIRAN :PERATURAN WALIKOTA JAMBI
NOMOR : 48 TAHUN 2016
TENTANG : SOTK DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA
KECIL MENENGAH KOTA JAMBI

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT DINAS

KELOMPOK JABATAN SUBBAGIAN PERENCANAAN, SUB BAGIAN PENGELOLAAN SUB BAGIAN ADMINISTRASI
FUNGSIONAL PROGRAM DAN PELAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PENEMPATAN DAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL,


BIDANGPERKOPERASIAN BIDANG UMKM
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PERSYARATAN KERJA DAN
PENGAWASAN KOPERASI

SEKSI PELATIHAN DAN SEKSI PERSYARATAN KERJA, SEKSI PERIZINAN DAN KELEMBAGAAN SEKSI PENGUATAN PEMASARAN DAN
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KELEMBAGAAN DAN JAMINAN SOSIAL KOPERASI FASILITASI UMKM

SEKSI PENEMPATAN TENAGA SEKSI PENYELESAIAN PERSELISIHAN SEKSI PENGEMBANGAN PENGUATAN SEKSI PENGEMBANGAN
KERJA HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN USAHA DAN PERLINDUNGAN PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KOPERASI UMKM

SEKSI PERLUASAN KESEMPATAN SEKSI PENGAWASAN DAN SEKSI FASILITASI DAN PENINGKATAN SEKSI PENINGKATAN KUALITAS
KERJA PEMERIKSAAN KOPERASI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PRODUK DAN KEWIRAUSAHAAN
KOPERASI

UPTD
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ( Temuan Peneliti)

Dalam hal ini, peneliti memaparkan temuan-temuan yang berkaitan

dengan fokus penelitian pada skripsi ini. Berdasarkan hasil wawancara yang

peneliti lakukan di beberapa UMKM di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.

Fokus penelitian yang ada dalam penulisan skripsi ini ada 2 poin, yaitu:

1. Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam

pengembangan UMKM

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti

didapatkan informasi mengenai Peran Dinas Tenaga Kerja, koperasi dan

UMKM dalam pengembangan UMKM di Kota Jambi. Tentunya dalam hal ini

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM berperan penting dalam membantu

UMKM agar lebih maju dan berkembang. Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

UMKM sendiri secara serius memberdayakan atau membina UMKM yang

bernaung dibawahnya dengan berbagai program yang digunakan sebagai

sarana dalam mewujudkan pengusaha yang kompetitif dan unggul.

Berikut adalah pokok-pokok hasil wawancara peneliti dengan Pegawai

bagian UMKM Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM dan Pemilik Usaha

di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi:

Ibu Elvia AR selaku KASI Pengembangan peningkatan dan

perlindungan UMKM menyatakan bahwa :

66
67

“Dengan diadakannya pelatihan-pelatihan untuk umkm seperti tahun ini kita


programkan di dua angkatan itu program pelatihan aneka olahan makanan
yang telah kita laksanakan kemarin angkatan satu dari tanggal 16 sampai 19
maret 2020 ini. Pelatihan olahan makanan bagi umkm disini kita
mengharapkan peran aktif dari umkm itu bisa menambah pendapatan mereka
dari pelatihan tadi dan menambah ilmu dan SDM mereka. Dan disini kita juga
setiap tahun nya program kita ini melakukan pelatihan sesudah itu
memfasilitasi umkm ke dinkes itu membuat P-IRT nya dan sertifikat halal dan
mereka bisa memasarkan produk nya ke mal-mal”64

Tambahan dari Ibu Rahmatia selaku KASUBAG Pengelolaan

Administrasi Keuangan menyatakan bahwa:

“Perkembangan UMKM di Kecamatan Telanaipura itu ada sebagian UMKM


itu ada yang sudah besar seperti gerai amanah tadikan milik ibu Diana, ARS
ibu Nurfemis, 7 putra ibu Partiwi, amanah ibu Ico mereka itu pada umumnya
menjual prodaknya di mol mol seperti di jamtos, alfamart, indomaret dan
fress. Kalau yang sebagian yang kecil-kecil itu mereka masih nitip-nitip di
warung-warung”. 65

Dari penjelasan diatas, diperkuat dengan pendapat yang disampaikan

oleh Ibu Riza selaku KASI Peningkatan Kualitas Produk Dan Kewirausahaan,

yaitu sebagai berikut :

“Perinsip pelaku usaha, dari Dinas Koperasi itu sendiri yaitu mengajak pelaku
usaha melakukan pelatihan-pelatihan, mengadakan sosialisasi, membatu
mempromosikan dengan mengajak ke pameran, tidak harus mengajak pelaku
usahanya tapi produk-produknya saja sudah cukup. Selama ada permintaan
dari pelaku usaha ya kita selalu diikutkan, kalau kita sendiri ya ada pameran
biasanya diluar kota, jadi produk-produk pelaku usaha di Kota Jambi ini
dibawa dan ikut dipromosikan disana. karna banyak umkm baru melalui
bahan yang dihasilkan konsumen. Pengembangan SDM supaya peningkatan
kualitas produknya itu bisa lebih baik lagi bisa naik kelas tentunya harus
punya PIRT (pangan industry rumah tangga) . dan juga ada pelatihan dari
dinas. Supaya termotifasi untuk umkm yg baru berjalan supaya bisa bagus.
Dan pengembangan nya sendiri dilihat juga dari kriteria pendapatan.
Misalnya kurang dalam pemasaran pengolahan terdapat pasilitas dari
pemerintah kota jambi misalnya alat pembuatan produknya. Bisa juga dari

64
Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan
Perlindungan UMKM, Senin, 23 Maret 2020 Pukul 10: 15 WIB
65
Wawancara Bersama Ibu Rahmatia Selaku KASUBAG Pengelolaan Administrasi
Keuangan, Rabu, 15 Juli 2020 Pukul 08:45 WIB
68

pemilik umkm mengajukan proposal kedinas nanti di pelajari apa-apa saja


yang kurang yg harus dibutuhkan” 66

Ibu Partiwi selaku pemilik usaha 7 Putra Rt. 13, Kel. Pematang Sulur,

Kec. Telanaipura Kota Jambi:

“Dulu awal nyo sayo cuman jualan kripik ni sambilan samo jualan jamu.
Terus banyak orang-orang yang suko terus bilang enak jadinyo banyak yg
nyarani ngurus izin usaha. Dan sayo buat abis tu sayo sering ikut pelatihan
dan dari situ sayo dapat ilmu dan pengalaman. Tau macam mano caro
memesarkan produk, inovasi tentang usaha baru banyak lah pokok nyo”.67

Ibu Ico Ordiana selaku pemilik usaha Gerai Amanah terletak di Jl.

Raden Perang, No. 71, Kel. Pematang Sulur, Kec. Telanaipura Kota Jambi:

“Sayo sering ikut pelatihan-pelatihan terus sosialisasi jugo. Untuk nambah


wawasan dan ilmu jugo. Karno hal-hal yang dak kito tau biso kito dapatkan
disitu”68

Ibu Tursiah selaku pemilik usaha Nisa Snack Jl. Depati Parbo, Rt. 19

Kel. Pematang Sulur, Kec. Telanaipura Kota Jambi:

“Sering saya ikut pelatihan mbak, dulu itu saya ikut pelatihan sama ibu-ibu
PKK nah setiap minggu itu acara praktek pembuatan makanan. Nah saya ikut
juga pelatihan yang di adakan dinas itu tadi tapi di setiap kecamataan terus
kalau langsung ke dinas nya juga saya ikut”.69

Kesimpulan dari wawancara diatas yaitu bahwa upaya yang dilakukan

oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk

meningkatkan kualitas SDM masyarakat atau sebagai pelaku usaha yaitu

dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan, sosialisasi yang bertujuan

66
Wawancara Bersama Ibu Riza Selaku KASI Peningkatan Kualitas Produk Dan
Kewirausahaan, Senin, 23 Maret 2020 Pukul 10:30 WIB
67
Wawancara Bersama Ibu Partiwi Pemilik Usaha 7 Putra, Selasa, 14 Juli 2020 Pukul
15:45 WIB
68
Wawancara Bersama Ibu Ico Ordiana Pemilik Usaha Gerai Amanah, Selasa, 14 Juli
2020 Pukul 14:28 WIB
69
Wawancara Bersama Ibu Tursiah Pemilik Usaha Nisa Snack, Senin, 13 Juli 2020 Pukul
10:15 WIB
69

mengembangkan atau menggali potensi masyarakat agar lebih maju untuk

bisa bersaing di dunia usaha. Dengan dibukanya galeri UMKM (PLUT) dapat

membuka peluang bagi produk para pelaku usaha untuk bersaing dengan

yang lainnya, dan membantu untuk pemasarannya, dengan begitu produk

mereka akan lebih dikenal.

Hal ini membuktikan bahwa telah banyak UMKM yang sudah

mengikuti pembinaan dari dinas tenaga kerja, koperasi dan UMKM guna

membuat UMKM mereka semakin berkembang pesat. Sedangkan UMKM

yang ada di kecamatan Telanaipura menurut ibu Elvia AR sebagai berikut:

“Kalau kita lihat dari hasil laporan data paten kecamatan Telanaipura kota
jambi 2019 di kecamatan Telanaipura ini peran serta umkm nya bisa dilihat
dari laporan mereka ya ke dinas koperasi seperti ini dari IUMK (izin usaha
menengah kecil) dari bulan januari-desember . ini data dari meraka
melaporkan izin usaha. Dari bulan januari-desember itu sebanyak 249 umkm
khusus Telanaipura”70

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sektor UMKM ini

mengalami peningkatan yang cukup baik dari tahun ketahun. Hal ini

membuktikan bahwa banyak UMKM yang ingin mengikuti pembinaan dari

Dinas Koperasi guna membuat UMKM tersebut lebih berkembang lagi.

menurut ibu Elvia AR sebagai berikut:

“Kalau dilihat dari izin usahanya ya macam-macam ada dadar ikan giling, ada
makanan , ada tokoh minuman dan masih banyak lagi. Karna kan kita baru
mendata perkecamatan dan yang ini khusus Telanaipura. Jadi peran
pengembangan nya itu tadi seperti pelatihan. Nah ini dalam arti kata kita
mengundang 11 kecamatan di kota jambi ini jadi masing-masing kecamatan
mendapan peserta itu 6 orang . data orang yang di ambil dari Kelurahan/Rt

70
Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan
Perlindungan UMKM, Senin, 23 Maret 2020 Pukul 10:15 WIB
70

yang belum pernah mengikuti pelatihan dan yang pernah tidak boleh lagi
karna sistem bergilir”71

Bahwasannya peran pengembangan UMKM di Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UMKM ini salah satu usaha dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat serta membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan

adalah dengan mendirikan UMKM, Dari segi ketahanan bisnis UMKM bisa

diunggulkan dibandingkan dengan usaha besar lainnya .UMKM merupakan

suatu kegiatan proses produksi pegolahan barang mentah menjadi barang

jadi.

Selanjutnya untuk permodalan Kementrian Koperasi dan Dinas

Koperasi dan UMKM sudah bekerjasama dengan beberapa Instansi atau

Lembaga Keuangan, itu semua dipaparkan oleh ibu Elvia AR sebagai berikut:

“Untuk mempermudah umkm kita apabila kekurangan modal dengan adanya


izin ini kita bisa bantu dengan dana KUR atau prantara pinjaman langsung di
Bank yang bersangkutan, jadi mereka tidak perlu repot-repot surat izin usaha
cukup melampirkan umk. Berlaku untuk semua usaha. Tujuan yang dicapai
dari kegiatan ini antara lain, Menambah permodalan UMKM, untuk
pengembangan usaha, meningkatkan dan memperluas pelayanan usaha bagi
UMKM, meningkatkan kesejahteraan UMKM. Modal yang diberikan oleh
Bank dapat diharapkan bisa menjadi stimulan atau perangsang tumbuh dan
berkembangnya UMKM yang menjadi pembinaan Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi dan UMKM Kota Jambi”72

Dari penjelasan diatas, diperkuat dengan pendapat yang disampaikan

Oleh Bapak Iman Bastian S KABID Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagai

berikut:

“Kalau bantuan modal dari dinas tidak ada cuman kita ada berupa bantuan
berupa barang itupun kita berika kepada umkm yang sudah bergabung di

71
Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan
Perlindungan UMKM, Senin, 23 Maret 2020 Pukul 10:15 WIB
72
Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan
Perlindungan UMKM, Senin, 23 Maret 2020 Pukul 10:15 WIB
71

koperasi. Jadi mereka pun mempunyai badan usaha dan nanti ketuanya yang
membuat proposal kewalikota baru kita setelah di acc oleh walikota baru kita
survei kalau layak enggak mereka diberikan. Kalau memang layak baru kita
berikan sesuai dengan ketentuan. Ada juga bantuan dari BRI, TELKOM itu
kita Cuma mempasilitasi saja. Mereka misal pinjam modal kan di Telkom nah
itu ada kemitraan Telkom. Memang jasanya jatuhnya cuman administrasi aja.
Misalnya kita pinjamannya 2 tahun itu cuman 6% jadi sangat membantu.
Contoh misal umkm itu pertama kali pinjam 30 juta tapi dengan jaminan
sertifikat. Kalau dana KUR itu sama ya lebih kuranglah. Cuman kalau di
Telkom ini enggak begitu ribet masalahnya kita cukup menjaminkan
sertifikat, mereka survey ada usaha. Dan antara dinas dan Telkom sebenarnya
tidak ada kerja sama. Tetapi umkm langsung ke Telkom karena sudah
dipercaya ya di kasih pinjaman. Dan sepeti juga di BRI, Telkom tadi dan
taspen, angkasa pura, jasa raharja dll”.73

Dari wawancara diatas pemberian modal yang telah diberikan atas

rekomendasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM yang sudah

mengadakan kerja sama terhadap Bank dapat memberi perangsang pelaku

usaha untuk dapat meningkatkan usaha sesuai dengan harapan dan tujuan

masing-masing UMKM.

Dimana dalam upaya pengembangan UMKM ini Peran Dinas Tenaga,

Koperasi dan UMKM Kota Jambi tidak bisa langsung dirasakan, karena

Peran Dinas Tenaga, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam melakukan

pembinaan tidak melakukan pemberian bantuan secara langsung, tetapi hanya

memberikan rangsangan kepada UMKM yang ada. Seperti yang disampaikan

oleh ibu Elvia AR sebagai berikut:

“Kalau untuk melihat apakah UMKM binaan Dinas Tenaga Kerja, koperasi
dan UMKM ini sudah sejahtera atau belum, itu tidak bisa langsung dirasakan,
karena Dinas Tenaga Kerja, koperasi dan UMKM Kota Jambi ini
memberikan fasilitas kepada pelaku usaha yang akan dibina, kemajuan Usaha
mereka tergantung dari mereka sendiri, dan untuk kesejahteraan sendiri.
Dapat dikatakan jika pembinaan tersebut mampu mengubah paradigma

73
Wawancara Bersama Bapak Iman Bastian S Selaku KABID Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah, Rabu, 15 Juli 2020 Pukul 10:41 WIB
72

perusahaan dan dapat meningkatkan produktivitas usaha, sehingga


kemungkinan besar mereka dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri, dan
dapat mengurangi angka pengangguran. jika pengangguran dapat ditekan
maka tidak menuntut kemungkinan bahwa pembinaan tersebut sudah
dikatakan berhasil”74

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan yang

diharapkan oleh setiap orang tidak bisa dirasakan secara langsung atau

dengan kata lain peran Dinas Koperasi dan UMKM tidak secara langsung

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat kota

Jambi. Kemajuan dan berhasilnya UMKM akan dapat dirasakan, jika UMKM

mampu mengoptimalkan semua bantuan yang diberikan oleh Dinas Koperasi

dan UMKM Kota Jambi. Karena jika mampu mengoptimalkan bantuan dan

pembinaan Dinas Koperasi dan UMKM, maka UMKM dapat berkembang

dengan baik dan dapat menyerap tenaga kerja yang banyak sehingga dapat

mengurangi angka pengangguran yang ada di Kota Jambi serta masyarakat

dapat hidup dengan baik.

2. Kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga

Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam pengembangan UMKM

Umkn memiliki peran yang strategis dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan mendorong

kemajuan perekonomian serta mengatasi berbagai masalah-masalah

perekonomian khususnya kemiskinan dan pengangguran.75 Berikut ini ada

beberapa faktor pendukung atau solusi yang dihadapi oleh UMKM yang ada

74
Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan
Perlindungan UMKM, Senin, 23 Maret 2020 Pukul 10:15 WIB
75
Syaakir Sofyan, Peran Umkm (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Dalam
Perekonomian Indonesia, Jurnal Ekonomi, 2017 hlm 57-59
73

di Kota Jambi dari penjelasan Ibu Elvia AR KASI Pengembangan

Peningkatan dan Perlindungan UMKM menerangkan bahwa:

“Faktor yang mendukung peran dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi adalah karena Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi sudah mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan
peran pengembangan di daerah masing-masing. Seperti meningkatkan SDM
(Sumber Daya Manusia) yang ada di Kota Jambi, sehingga memberikan
ransangan bagi UMKM. Selain itu juga untuk mengentaskan banyaknya
pengangguran yang ada di Kota Jambi”.76

Dari wawancara tersebut di perkuat oleh Ibu Riza KASI Peningkatan Kualitas

Produk dan Kewirausahaan menambahkan yang mendukung peran Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM antara lain:

“Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM sendiri yaitu membina,
pertama program binaan yang sudah dibuat oleh pemerintah, kedua lembaga
yang menaungi pembinaan, ketiga waktu dan tempat dalam pembinaan,
keempat lokasi pembinaan dan yang dibina, kelima UMKM yang sudah
mendaftarkan dan siap untuk menjadi binaan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi
dan UMKM”77

Jadi dari keterangan diatas, bahwasannya yang mendukung adanya

pembinaan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi karena

tanggung jawab dan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, selain itu

juga untuk menekan angka pengangguran di Kota Jambi. Kemudian dalam

menjalankan perannya untuk mengembangkan para pelaku usaha Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM tentunya juga memiliki kendala atau

hambatan yang di hadapi seperti halnya yang di sampaikan oleh Bapak Iman

Bastian S KABID Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu:

76
Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan
Perlindungan Umkm, Rabu, 15 Juli 2020 Pukul 09:45 WIB
77
Wawancara Bersama Ibu Riza Selaku KASI Peningkatan Kualitas Produk Dan
Kewirausahaan, Rabu, 15 Juli 2020 Pukul 09:00 WIB
74

“Selalu ada kendala yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi. Cuman bagaimana caranya meminimalisir adanya
kendala tersebut, mungkin dari bidang UMKM ( klinik usaha sendiri telah
ada konsultasi mengenai wirausaha), disitu nanti pihak klinik dapat
mengarahkan atau memberi masukan mengenai kendala-kendala yang dialami
oleh UMKM yang ada di Kota Jambi. Sedangkan kendala yang dihadapi
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi sendiri terhadap
pembinaan UMKM biasanya ada sedikit kecurangan dalam menyerahkan
data-data mengenai internal dan eksternalnya, seperti rekap mengenai
penghasilan atau laba bersih UMKM, sehingga ada rekayasa dari UMKM dan
menyulitkan Dinas Tenaga Karja, Koperasi dan UMKM dalam pendataan.
Selain itu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan UMKM dalam
menerima informasi yang ada dan masih ada pernyataan yang mengatakan
dari beberapa UMKM mengenai ketakutannya untuk berhubungan dengan
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM”.78

Tambahan dari ibu Rahmatia selaku KASUBAG Pengelolaan

Administrasi keuangan menyatakan bahwa:

“Kendala itu sudah pasti ada, ya kadang-kadang UMKM ini sudah di kasih
kesempatan dikasih fasilitas dari kita cuman mereka menyalah gunakan.
Pertama dia gak kreatif, yang kedua jualannya asal-asalan saja suka-suka dia
kan makanya umkm kita gak maju-maju. Misalnya mereka pinjam dana untuk
usaha di pakek nya buat keperluan lain jadi di salah gunakan”. 79

Jadi dapat disimpulkan bahwa sekarang ini Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UMKM Kota Jambi memberi fasilitas lebih terhadap UMKM,

bila terdapat masalah yang dihadapi oleh UMKM bisa di fasiltasi oleh Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dengan menyediakan jasa

konsultasi gratis. Tujuannya untuk memudahkan UMKM dalam

menyelesaikan masalah secara bersama-sama dan imbasnya bisa

meningkatkan penghasilan, sehingga memberi peluang menjadi usaha yang

78
Wawancara Bersama Bapak Iman Bastian S Selaku KABID Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah, Rabu, 15 Juli 2020 Pukul 10:41 WIB
79
Wawancara Bersama Ibu Rahmatia Selaku KASUBAG Pengelolaan Administrasi
Keuangan, Rabu, 15 Juli 2010 Pukul 08:45 WIB
75

lebih besar dan dapat meningkatkan penghasilan bagi para pelaku usaha

UMKM.

B. Pembahasan

1. Peran Pengembangan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

Kota Jambi dalam Pengembangan UMKM.

Menurut Poerwadarminta peran adalah perilaku yang dilakukan baik

individu maupun kelompok pada kondisi tertentu, yang mana perilaku yang

dilakukan itu adalah suatu tindakan yang memang diinginkan baik individu

maupun kelompo k yang mempunyai kedudukan atau jabatan di dalam

tatanan masyarakat.80

Menurut Soekanto peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan

dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Bila yang diartikan dengan peran

adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu,

maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang

melakukan peran tersebut, hakikatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai

suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan

tertentu.

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila

seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan maka

hal itu berarti dia menjalankan suatu peran. Keduanya tidak dapat dipisahkan

karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Setiap orang

mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan

80
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 1999.
76

hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang

diberikan masyarakat kepadanya.81

Bahwasannya peran di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM ini

salah satu usaha dalam meningkatkan ekonomin masyarakat serta membantu

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan adalah dengan mendirikan

UMKM. Dari segi ketahanan bisnis UMKM bisa di unggulkan dibandingkan

dengan usaha besar lainnya. UMKM merupakan suatu kegiatan proses

produksi pengolahan barang mentah menjadi barang jadi.

Dalam hal ini peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota

Jambi dalam pengembangan pengusaha UMKM sudah maksimal, dalam

artian semuanya sudah dilakukan seperti memberikan pelatihan-pelatihan,

memberikan sosialisasi kepada pelaku usaha. Bahkan Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UMKM sudah memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai,

seperti adanya pusat layanan usaha terpadu yang bertujuan untuk memberikan

informasi kepada para pelaku usaha mengenai pelatihan-pelatihan yang akan

dilakukan, pelayanan bisa dilakukan secara langsung. Kemudian adanya

galeri UMKM yaitu sebagai wadah pemasaran, dengan adanya galeri UMKM

maka pelaku usaha yang baru saja membangun usahanya sangat terbantu

dalam hal pemasaran, mereka bisa menitipkan produk di galeri UMKM

selanjutnya dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM akan membantu

penjualan produk dan membantu dalam mempromosikan produk sehingga

81
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
2013). Hal. 212-213
77

upaya dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM dalam

mengembangkan pelaku usaha akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM memberikan sebuah

pembinaan bagi usaha kecil dan menengah di Kota Jambi untuk

meningkatkan produktivitas kerja, sehingga menengah UMKM tersebut

mampu berkembang dengan pesat. Berkembangnya UMKM akan

berpengaruh pada keadaan sosial di lingkunganya seperti halnya mampu

menyerap tenaga kerja, mampu meningkatkan taraf hiduf dan kesejahteraan

masyarakat dari segi ekonomi maupun segi sosial dan mampu memberi

sumbangsih bagi lingkungan sekitar. Jadi peran Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam pengembangan UMKM sudah

memberikan dampak yang cukup baik. Pembinaan tersebut secara langsung

memberikan proges (kemajuan) bagi sebuah UMKM.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa proses produksi yang

dilakukan oleh UMKM-UMKM di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi telah

memenuhi kriteria yang telah diterapkan oleh ajaran Islam, yakni dari bahan-

bahan yang digunakan adalah bahan yang baik dan halal, selain itu proses

produksinya pun tidak menyalahi aturan. Dari hasil observasi didapatkan hasil

bahwa produksi yang dilakukan oleh UMKM di Kecamatan Telanaipura Kota

Jambi telah memenuhi tujuan dari produksi itu sendiri menurut Islam yakni

diantaranya menyediakan dan menciptakan sesuatu yang bernilai dan berguna

bagi masyarakat baik berupa barang maupun jasa. Barang yang dimaksud

adalah hasil dari produksinya, sedangkan jasa adalah kegiatan produksi


78

tersebut yang telah memberikan peluang positif bagi masyarakat sekitar dalam

hal pekerjaan.

Tanda-tanda dari perekonomian yang baik adalah meningkatnya

pendapatan, dengan meningkatnya pendapatan maka akan meningkatkan

konsumsinya. Sementara apabila tingkat konsumsi baik, otomatis masyarakat

bisa sejahtera baik dari segi sandang, papan, dan pangan. Jika sudah sejahtera

maka orang akan meningkatkan jumlah produksi dan distribusi barang,

sehingga akhirnya bisa membuka lapangan kerja dan mengurangi tingkat

pengangguran. Islam adalah akidah, syariat, dan kerja. Kerja di sini meliputi

ibadah, kemauan bekerja keras dalam mencari nafkah serta menumbuh

kembangkan nilai- nilai kebaikan. Allah memerintahkan hambanya untuk

berusaha guna mencari karunia di seluruh Dunia.

Islam menganjurkan umatnya untuk memproduksi dan berperan dalam

berbagai bentuk aktivitas ekonomi, pertanian, perkebunan, perikanan,

perindustrian dan perdagangan. Islam memberkati pekerjaan dunia ini dan

menjadikannya bagian dari pada ibadah dan jihad.

Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap

konsisten terhadap peraturan Allah, suci niatnya, dan tidak melupakan-Nya.

Selain dari pada itu Allah SWT menerangkan bahwa telah menganugerahkan

karunia yang banyak terhadap hamba-hambanya, sebagaimana firman Allah

dalam surat An-Nahl ayat 5-7, yaitu sebagai berikut:


79

‫ َو َل ُك ْن ِف ْي َها َج َوالٌ ِحيْيَ ت ُ ِر‬, َ‫ِف ٌء او َهٌَا ِف ُع َو ِه ٌْ َها تَأ ْ ُكلُ ْىى‬ َ ‫َو ْاْلَ ًْ َع‬
ْ ‫ام َخلَ َق َها لَ ُك ْن ِف ْي َها د‬
ِ ّ ‫ َوتَ ْح ِو ُل اَثْقَالَ ُك ْن ا ِٰلى بَلَ ٍد لا ْن ت َ ُك ْىًُ ْىا ٰب ِل ِغ ْي ِه ا اِْل بِش‬, َ‫ْي ُح ْىىَ َو ِحيْيَ تَس َْر ُح ْىى‬
ۗ ِ ُ‫ِق ْاْلَ ًْف‬
‫س‬
‫ف ار ِح ْي ۙ ٌن‬
ٌ ‫ا اِى َربا ُك ْن لَ َر ُء ْو‬
Artinya:

“Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu
makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu
membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat
penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu
tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran
(yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.” 82

Ayat diatas mengandung arti bahwa Allah telah memberikan berbagai

nikmat untuk manusia dari hasil ciptaannya diantaranya diciptakannya hewan

ternak yang mempunyai berbagai manfaat dan fungsi bagi kehidupan manusia.

Binatang ternak yang dimaksudkan diatas ditundukan Allah bagi manusia

untuk dimakan, ditunggangi, dan dijadikan perhiasan. Secara garis besar ayat

tersebut menjelaskan tentang potensi dan manfaat sumber daya alam sebagai

alat produksi seperti binatang ternak dengan berbagai manfaat didalamya, di

antaranya dagingnya yang dapat di makan, susu yang dapat di minum, serta

kulit dan keutuhan binatang ternak tersebut sebagai alat transportasi. Segala

yang diciptakan Allah untuk manusia merupakan sumber daya yang harus

dimanfaatkan dan dimakmurkan untuk kemaslahatan hidup manusia. Sumber

daya tersebut merupakan sumber ekonomi yang harus dijaga dan dilestarikan.

Keberadaan industri kecil dilingkungan masyarakat memiliki manfaat

seperti menyerap tenaga kerja di lingkungan masyarakat yang menghasilkan

produk yang dibutuhkan dan mengembangkan kreatifitas. Salah satu manfaat


82
Qur‟an dan Terjemahan, (Departemen Agama RI), Surah An-Nahl (16) ayat 5-7.
80

keberadaan industri kecil di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi ini yaitu

menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan menambah pendapatan

masyarakat sekitar dan secara tidak langsung dapat meningkatkan taraf hidup

para pekerjanya.

UMKM merupakan salah satu wahana dan sarana bagi masyarakat di

wilayah Kota Jambi yang bisa merangsang mereka untuk lebih giat bekerja

dan berusaha. Keberadaan UMKM ini telah berperan dalam membuka

lapangan pekerjaan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan

masyarakat dan hal ini berarti telah mengurangi pengangguran. Di samping itu

keberadaan industri ini juga telah berperan untuk membentuk ibu-ibu untuk

menjadi masyarakat yang produktif karena telah bisa memanfaatkan waktu

luangnya untuk membantu meningkatkan produktifitas produksi.

2. Kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga

Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam pengembangan

UMKM

Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan peneliti di beberapa

UMKM di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi mengenai faktor pendukung

dan penghambat peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM dalam

pengembangan UMKM pengusaha tidak terlepas dari hasil data wawancara

yang telah dilakukan oleh peneliti.

Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh

seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial,

syaratsyarat peran mencangkup 3 (tiga) hal, yaitu :


81

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh

individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peran juga

dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.

3. Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena

suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki

kecenderungan untuk hidup berkelompok.

Salah satu faktor yang mendukung peran Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UMKM dalam pengembangan usaha adalah adanya tanggung

jawab yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM dalam

mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian UMKM. Selain

itu juga dikarenakan adanya keterbatasan pengusaha UMKM di bidang

kewirausahaan, sehingga Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

mengadakan progam pembinaan dan koordinasi melalui pembinaan tersebut.

Sedangkan kendala yang dialami Dinas Koperasi dan UMKM dalam

pengembang usaha UMKM biasanya dikarenakan keterbatasan pengusaha

UMKM dalam mengoptimalkan pembinaan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

dan UMKM selain itu kurangnya informasi dari dunia kewirausahaan dan

rendahnya pendidikan yang dimiliki pelaku usaha.


82

Kendala yang dihadapi biasanya kurang kecakapan dalam

berwirausaha, kurang pengetahuan mengenai dunia tekhnologi dan yang

biasa jadi kendala kurangnya modal dalam mengembangkan atau

melebarkan sayap usahanya. Dari situlah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

UMKM sulit dalam melakukan pembinan secara langsung kepada para

pelaku usaha. Untuk mengatasi itu semua maka pemerintah membangun

Progam Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT). PLUT disini diharapkan mampu

menangani problematika para pelaku UMKM yang ada di Kota Jambi.

Sehingga para pelaku UMKM mampu berkembang dengan pesat. Seperti

jasa konsultasi gratis, jasa permodalan melalui kemitraan dengan Bank dan

Jasa memberikan izin Usaha.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Peran

Pengembangan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi,

yang telah dilakukan oleh penulis maka telah disimpulan sebagai berikut:

1. Peran pengembangan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM yang

ada di Kota Jambi. Dalam artian semuanya sudah dilakukan seperti

memberikan pelatihan-pelatihan, pembinaan, dan sosialisasi kepada pelaku

usaha. Serta mengadakan diklat dalam rangka peningkatan sumber daya

manusia (SDM), dan mengadakan sebuah forum untuk memudahkan dinas

dalam mmengawasi UMKM dari berbagai bidang. Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UMKM di Kota Jambi secara serius memberdayakan atau

membina UMKM yang bernaung dibawahnya dengan berbagai program

yang digunakan sebagai saran dalam mewujudkan pengusaha yang

kompetitif dan unggul.

2. Kendala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam

melakukan peran pengembangan UMKM adalah keterbatasan pengusaha

UMKM dalam mengoptimalkan pembinaan, UMKM kurangnya informasi

dari dunia kewirausahaan, rendahnya pendidikan yang dimiliki pelaku

usaha, kurang kecakapan dalam berwirausaha, kurangnya pengetahuan di

dunia teknologi, yang biasa jadi kendala yaitu kurangnya modal dalam

mengembangkan usahanya . Sedangakan faktor pendukung atau solusi

83
84

adanya pembinaan dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan Umkm Kota

Jambi adalah karena Dinas Koperasi dan UMKM sudah mempunyai

tanggung jawab dalam meningkatkan kesejahteraan usaha kecil dan

menengah (UMKM) di daerah masing-masing. Seperti meningkatkan

sumber daya manusia yang ada di Kota Jambi, sehingga memberikan

rangsangan dan dapat meningkatkan Usaha Kecil Dan Menengah. Selain

itu juga untuk mengentaskan banyaknya pengangguran yang ada di Kota

Jambi. Adanya PLUT (galeri UMKM) bertujuan untuk tempat pemasaran

produk para pelaku UMKM.

B. Saran

1. Bagi pemerintah daerah lebih ditingkatkan lagi dalam melakukan

pembinaan kepada pelaku usaha mikro kecil menengah secara lebih

maksimal agar kesejahteraan penduduk di Kota Jambi meningkat. Hal ini

disebabkan UMKM adalah salah satu cara untuk mengurangi

pengangguran serta pengentasan kemiskinan diwilayah Kota Jambi.

2. Bagi para pelaku usaha diharapkan dapat menjalankan usahanya dengan

lebih baik lagi, selalu berinovasi agar produksi menjadi meningkat, dan

lebih banyak lagi megajak masyarakat sekitar untuk bekerja, membuka

lapangan pekerjaan.

3. Bagi akademik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan daftar

bacaan, referensi, dan dapat memberikan sumbangan pembendaharaan

perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.


85

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan

maupun kajian lanjutan yang berkaitan dengan permasalahan yang sama

sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian yang sudah penulis teliti.

C. Penutup

Demikian karya ini ditulis, semoga bisa bermanfaat khususnya

bagi peneliti dan bagi masyarakat pada umumnya, karya ini penulis merasa

masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak tentunya sangat berarti untuk

perbaikan dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Literatur:
Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Departemen Agama RI), Bandung: PT. Sygma
Examedia Arkanleema, 2009

Data Dukumentasidari RENSTRA DTKK-UKM 2018-2023.

Edy Dwi Kurniati. 2015 Kewirausahaan Industri, Yogyakarta: Depublish.

Edy Sudarhono. 1994 Teori Peran (Konsep Derrivasidan Implikasinya), Jakarta:


PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hardani 2020 Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: CV.


Pustaka Ilmu Group.

Hadi Sutrisno. 1995 Metodologi Research, Jilid III , Yogyakarta: Andi.

Harsoyo.dkk. 2006 Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Tangerang,


Agromedia Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

M. Azrul Tanjung. 2017 Koperasi Dan Umkm Sebagai Pondasi Perekonomian


Indonesia, Pt. Glora Aksara Pratama

Muh. Firtrah dan Luthfiyah. 2017 Metodologi Penelitian, Jawa Barat: CV. Jejak.

Muhammad Teguh. 2005 Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi,


Jakarta: PT RajaGradindo Persada.

Rahmadi, Pengantar. 2011 Metodologi Penelitian, Kalimantan Selatan: Antasari


Press

Rio F. Wilantara Dan Sulistiawati. 2016 Strategi Dan Kebijakan Pengembangan


UMKM, Bandung: PT. Refika Aditama.

Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik. 2015 Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta:
Literasi Media Publishing
Sarlito, Warsono Wirawan. 2015. “teori-teori psikologi social”, Jakarta: Rajawali
Pers.

Sayuti Una. 2014 Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press.

Sukamdani Sahid Gitosardjono, 2013 Wirausaha Berbasis Islam Dan


Kebudayaan, Jakarta Pustaka Bisnis Indonesia.

Soerjono Soekanto. 2015 Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Granfindo
Persada.

Soerjono Soekanto. 2013 Sosiologi Ilmu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Tambunan, 2012 “Evaluasi Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan


Menengah” Bogor:IPB

Tri Siwi Agustina. 2015 “Kewirausahaan Teori Dan Penerapan Pada


Wirausahaan Dan UMKM DI Indonesia”, Jakarta: Mitra Wacana Media

Partomo Tiktik Sartika & Soejoedono Abd. Rachman. 2004 Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta. 1999 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakata: Balai Pustaka

Jurnal dan Skripsi:

Aini Nuraeni Farijah,dkk., “Penetapan Harga Jual Produk (UMKM) Di Sabumi


Dengan Menggunakan Metode Cost Based Pricin”, Jurnal An-Nisbah,
Vol.5, No.1, 2018

Angin Ria & Purwaninrum Andini, “Program Pemberdayaan Masyarakat Oleh


Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Bagi Pengusaha Kecil Di Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember” (Penguatan Penguatan Komunitas Lokal
Menghadapi Era Global)”.

Feni Dwi Anggraeni, “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah


(UMKM) Melalui Fasilitasi Pihak Eksternal Dan Potensi Internal (Studi
Kasus Pada Kelompok Usaha" Emping Jagung" Di Kelurahan
Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang),” Jurnal Administrasi
Publik 1, no. 6 (2013): 1286–1295.
Ferdiansyah Muhamad Bagus, Haryono Bambang Santoso, Shobaruddin
Muhammad, “Pemberdayaan Ekonomi Pengusaha Tahu (Studi Tentang
Pemberdayaan Pengusaha Tahu Melalui Peran Dinas Koperasi, Industri
Dan Perdagangan Kabupaten Kediri)”, Jurnal Administrasi Publik, Vol.4,
No.12.

Gunartin, “Penguatan Umkm Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa”,


Jurnal Pendidikan, Vol.1, No.5, 2017.

Muttalib Abdul, “Pola Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah


(UMKM) di Kota Mataram Tahun 2016”,Vol.1 No.2 November 2017.

Medriyansah, Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam


Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi
Islam, Jurnal Ekonomi, 2017.

Mellita Dina & Erlansyah Deni, “Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban Di Kota Palembang”.

Musa Hubeis,dkk., “Strategi Pengembangan UMKM Pangan Yang Berdaya


Saing Di Indonesi”, Vol.1, 2015.

Nur Dwi Sepriono, “Peran Dinas Koperasi Dan UKM Dalam Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda”, Jurnal
Administrasi Negara, Vol.5, No.2, 2017.

Suci Yuli Rahmini, “Perkembangan Umkm (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah)
di Indonesia”, Jurnal Ilmiah, Vol.6, No.1, 2017.

Saharudin. Nazaki, Handrisal, Jurnal Peran Pemerintah dalam Pengembangan


Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Tanjungpinang.

Syaakir Sofyan, Peran Umkm ( Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Dalam
Perekonomian Indonesia, Jurnal Ekonomi, 2017.

Tsania Riza Zahroh, Peran Umkm Konveksi Hijab Dalam Meningkatkan


Kesejahteraan Ekonomi Perempuan , Jurnal Ekonomi 2017

Paramasari Dian Andhiny, Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta
dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, 2009.
Putra Adnan Husada , “Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan
Masyarakat Kabupaten Blora“, Jurnal Analisis Sosiologi, Oktober 2016.

Putra Tanggaran Gani, “Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi Pelaku Usaha
Dalam Pengembangan UMKM Manik-manik Kaca di Kabupaten
Jombang”, Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol.3. No.1, 2015.

Wibowo Edi, “Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dan Koperasi Sebagai


Penggerak Pertumbuhan Ekonomi”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan,
Vol.11, No. 1, April 2011.

Internet:
Https://www.jambiupdate.co/artikel-jumlah-umkm-di-jambi-meningkat.html
diakses pada tanggal 31 Oktober 2019.

Https://m.trubus.id/baca.8467/tiap-tahun-jumlah-umkm-di-jambi-meningkat-
sehingga-melebihi-10-ribu diakses pada tanggal 17 Februari 2020.

Wawancara
Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan
Perlindungan Umkm. Senin 23 Maret 2020

Wawancara Bersama Ibu Elvia AR Selaku KASI Pengembangan Peningkatan Dan


Perlindungan Umkm. Rabu, 15 Juli 2020.

Wawancara Bersama Ibu Riza Selaku KASI Peningkatan Kualitas Produk Dan
Kewirausahaan. Senin 23 Maret 2020.

Wawancara Bersama Ibu Riza Selaku KASI Peningkatan Kualitas Produk Dan
Kewirausahaan. Rabu 15 Juli 2020.

Wawancara Bersama Bapak Iman Bastian S Selaku KABID Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah. Rabu 15 Juli 2020.

Wawancara Bersama Ibu Rahmatia Selaku KASUBAG Pengelolaan Administrasi


Keuangan, Rabu, 15 juli 2020.

Wawancara Bersama Ibu Tursiah Pemilik Usaha Nisa Snack. Senin 13 Juli 2020.

Wawancara Bersama Ibu Ico Ordiana Pemilik Usaha Gerai Amanah. Selasa 14
Juli 2020.
Wawancara Bersama Ibu Nurfemis Pemikik Usaha ARS (Ananda Ruri Silvia).
Selasa 14 Juli 2020.

Wawancara Bersama Ibu Partiwi Pemilik Usaha 7 Putra. Selasa 14 Juli 2020.

Wawancara Bersama Ibu Gadsisma Pemilik Usaha Cik Uniang. Rabu 15 Juli
2020.
LAMPIRAN
Lampiran 1

LAMPIRAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)


PANDUAN WAWANCARA

A. Pertanyan untuk pemilik umkm.

1. Sudah berapa lama UMKM ini berdiri ?

2. Apa pekerjaan anda sebelum membuka usaha UMKM ini ?

3. Bagaimana awal mulanya UMKM ini dibuka ?

4. Berapa pendapatan hasil setiap bulan ?

5. Bagaimana modal awal yang anda butuhkan untuk membuka usaha ini ?

6. Sudah berapa banyak kah jumlah karyawan sejak pertama berdiri UMKM

ini ?

7. Apa saja kendala di UMKM ini ?

8. Bagaimana sistim kerja di UMKM ini ?

9. Berapa modal yang di keluarkan dalam sehari ?

10. Mengapa anda lebih memilih membuka usaha UMKM ini dari pada yang

lain ?

11. Berapa banyak menghabiskan bahan baku saat memproduksi dalam

hari/bulan ?

12. Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan ?

13. Bagaimana proses pembuatannya ?

14. Bagaimana cara memasarkan produk UMKM ini dan sudah kemana saja ?
B. Pertanyaan untuk Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

1. Bagaimana perkembangan UMKM yang ada di Kota Jambi ?

2. Bagaimana perkembangan UMKM yang ada di Kecamatan Telanaipura?

3. Bagaimana potensi produk yang ada di Kecamatan Telanaipura ?

4. Bagaimana peran yang dilakukan oleh dinas tenaga kerja, koperasi dan

umkm di kecamatanTelanaipura?

5. Bagaimana tujuan peran pengembangan yang dilakukan oleh dinas tenaga

kerja, koperasi dan umkm ?

6. Apakah dengan adanya program yang dilakukan dinas tenaga kerja,

koperasi dan umkm dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

kecamatan Telanaipura ?

7. Bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan dinas tenaga kerja, koperasi

dan umkm untuk mengembangkan umkm ?

8. Bagaimana upaya yang dilakukan dinas tenaga kerja, koperasi dan umkm

untuk meningkatkan kualitas SDM.?

9. Apakah ada bantuan pemberian modal yang dilakukan dinas tenaga kerja,

koperasi dan umkm untuk pengembangan usaha tersebut ?

10. Apa kendala yang di hadapi dinas tenaga kerja, koperasi dan umkm dalam

upaya pengembangan UMKM ?

11. Apa solusi yang dilakukan dinas tenaga kerja, koperasi dan umkm dalam

upaya pengembangan UMKM ?


Lampiran 2

LAMPIRAN IDENTITAS INFORMAN

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Umkm

No Nama Status
1. Drs.Iman Bastian S KABID Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
Syiaruddin Rusli, SH KASI Penguatan Pemasaran Dan Fasilitas
2.
UMKM
Hj. Elvia AR, S. Kom KASI Pengembangan Peningkatan Dan
3.
Perlindungan UMKM
Riza, SE KASI Peningkatan Kualitas Produk Dan
4.
Kewirausahaan
5. Rahmatia, SE. MEI KASUBAG Pengelola Administrasi Keuangan

Pengusaha

No Nama Status
1. Ico Ordiana Pemilik Gerai Amanah
2. Nurfemis Pemilik ARS
3. Tursiah Pemilik Nisa Snack
4. Partiwi Pemilik 7 Putra
5. Gadisma Pemilik Cik Uniang
Lampiran 3

Dokumentasi Dengan Pegawai Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Umkm

Wawancara dengan ibu Hj. Elvia AR, S. Kom. KASI Pengembangan Peningkatan dan
Perlindungan UMKM
Wawancara dengan ibu Riza, SE. KASI Peningkatan Kualitas Produk dan
Kewirausahaan.

Wawancara dengan bapak Drs, Iman Bastian S KABID Usaha Mikro Kecil dan
Menengah.
Dokumentasi dengan para pemilik UMKM di kecamatan Telanaipura

Wawancara dengan ibu ico ordiana (gerai amanah)

Wawancara dengan ibu nurfemis ARS Snack (Ananda Ruri Silvia)


Wawancara dengan ibu Partiwi (7 Putra)

Wawancara dengan ibu Gadisma ( Cik Uniang)


CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri
Nama : Rani Yanti
Nim : EES. 160551
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir : Lampung, 24 Maret 1997
Email : raniyanti943@gmail.com
No. HP : 0852-6801-9241
Alamat : Lorong Citra RT. 15 Kelurahan Simpang
IV Sipin Kec. Telanaipura Propinsi Jambi.
Nama Orang Tua
Nama Ayah : Lasono
Nama Ibu : Tutik
B. Riwayat Pendidikan
2004-2010 : SD NO 38/VIII Cermin Alam
2010-2013 : SMP N 16 Balai Rajo
2013-2016 : MAN Pulau Temiang
2016-2021 : UIN STS Jambi

C. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Tebo ( HIMASTE)

D. Piagam Penghargaan
1. Sebagai Tim Paduan Suara Pada Wisuda Sarjana K-54, Magister
Pascasarjana Ke-27 dan Program Doktor Ke 3 dan Diesnatalis Ke-50.
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 18 Desember
2017.

E. Motto Hidup
 Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati.
 Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya kamu akan berpisah
dengannya.
 Dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan diberi balasan
dengan apa yang telah kamu lakukan

Anda mungkin juga menyukai