Anda di halaman 1dari 10

AGORA Vol. 2, No.

2, (2014)

PERANCANGAN MODEL SUKSESI YANG EFEKTIF PADA


PERUSAHAAN KELUARGA PT. ABC

Francisca Lily dan Maria Praptiningsih


Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: francisca_10075@yahoo.com ; mia@peter.petra.ac.id

Abstrak- Family business memiliki peran dan Sekarang ini banyak perusahaan keluarga yang
kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang besar. Saat
perekonomian di dunia maupun di suatu negara. Proses perusahaan atau bisnis didirikan, pada umumnya memiliki
succession plan memiliki peran yang penting dalam tujuan agar perusahaan tersebut dapat bertahan dengan jangka
keberlanjutan dari family business. Untuk menghasilkan seorang
waktu yang lama. Namun pada kenyataannya, seringkali
calon suksesor yang efektif, generasi penerus perlu terlibat
dalam proses perencanaan. Oleh karena itu penelitian ini tujuan tersebut tidak dapat terwujud. Menurut penelitian, rata-
bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan suksesi dan rata umur perusahaan keluarga kurang dari 25 tahun untuk 1
merancangkan model suksesi yang efektif di PT. ABC. generasinya, karena peralihan antar generasi kurang berjalan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. mulus, dimana kurang lebih 70% perusahaan keluarga gagal
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan untuk meraih sukses ditangan generasi keduanya (Api
observasi, dalam penentuan narasumber menggunakan Indonesia, 3 Maret 2009). Martin (2010) mengatakan di
purposive sampling, dan untuk menguji keabsahan data Indonesia, tak banyak perusahaan keluarga yang dapat terus
menggunakan teknik triangulasi sumber. Dari penelitian ini beroperasi sampai generasi ke empat (“Platform SAP Bantu
peneliti menyimpulkan bahwa perusahaan telah secara bertahap
Transisi dan Ekspansi Family Business”, 2013, Oktober). The
melakukan perencanaan suksesi. Dari persiapan penerus,
perencanaan sudah dilakukan dengan baik. Proses mentoring Family Firm Institute (2012) menyatakan di Amerika Serikat
dan coaching berjalan baik dan alami, perusahaan belum hanya 30% dari family business yang berhasil sampai pada
memiliki program pelatihan secara terlembaga dan tidak generasi ke dua, hanya 12% yang mampu sampai ke generasi
melakukan team based project. Peneliti juga memberikan sebuah ke tiga, dan hanya 3% yang dapat bertahan sampai generasi ke
rancangan model suksesi yang efektif yang dapat digunakan empat (dalam Hnátek, 2012).
pada perusahaan. Bisnis keluarga yang gagal untuk tumbuh disebabkan
oleh tidak adanya perencanaan suksesi yang matang. Pemilik
Kata Kunci: Family business, succession plan, model suksesi yang dari bisnis keluarga sangat jarang mempersiapkan generasi
efektif
penggantinya. Untuk itulah, agar bisnis keluarga masih
mampu bertahan dan beradaptasi dengan perubahan zaman,
I. PENDAHULUAN
pendiri perlu mempersiapkan regenerasi.
Bisnis keluarga memiliki peran yang sangat besar dan
PT. ABC adalah merupakan perusahaan keluarga
memberikan kontribusi pada pertumbuhan perekonomian di
yang sudah berdiri selama 51 tahun dan telah melalui suksesi
suatu negara. Kenyataan bahwa family-owned business
dari generasi pertama ke generasi kedua. Sekarang ini
menjadi tunggak perekonomian dunia bukanlah hal yang baru.
perusahaan dipegang oleh generasi kedua dan generasi kedua
Perusahaan keluarga menguasai 80% - 98% bisnis di dunia. Di
tersebut sedang melakukan perencanaan suksesi pada calon
Amerika Serikat, 24 juta bisnis keluarga menyerap 62%
generasi ketiga. Tujuan dari penelitian ini adalah
angkatan kerja yang ada dan menyumbang 64% dari PDB
mendeskripsikan bagaimana perencanaan suksesi yang telah
negara. Sebuah fenomena, 90% dari 15 juta perusahaan besar
dilakukan dan merancangkan sebuah model suksesi yang
adalah perusahaan yang didominasi oleh kelompok-kelompok
efektif yang dapat diterapkan pada perusahaan keluarga PT.
keluarga (Bank Mandiri, 22 Mei 2012). Martin (2010)
ABC.
mengatakan di China, misalnya, 70% dari perusahaan besar
Menurut Poza (2007), perusahaan keluarga
yang ada adalah family-owned. Di India, 16 dari 20 sektor
merupakan sebuah perpaduan yang unik dari beberapa faktor;
bisnis utama dan 66% dari aset sektor swasta dikuasai oleh
(a) kontrol kepemilikan (15% atau lebih) oleh dua atau lebih
perusahaan keluarga (“Platform SAP Bantu Transisi dan
anggota keluarga, (b) strategi perusahaan yang dipengaruhi
Ekspansi Family Business”, 2013, Oktober). Bisnis keluarga
oleh anggota keluarga yang terlibat dalam manajemen secara
memiliki pengaruh yang besar bagi perekonomian bangsa
aktif untuk dapat melanjutkan pembentukan budaya keluarga
Indonesia. Martin (2010) mengatakan 61% dari perusahaan
dalam perusahaan, melayani sebagai penasihat perusahaan,
Indonesia dengan market cap di atas US$ 50 juta, dan 81%
atau bertindak sebagai pemegang saham yang aktif, (c) sangat
dari enterprise berskala besar adalah bisnis keluarga
peduli dengan hubungan keluarga, dan (d) mempunyai mimpi
(“Platform SAP Bantu Transisi dan Ekspansi Family
untuk melanjutkan bisnis ke generasi berikut. Menurut Ward
Business”, 2013, Oktober).
dan Aronoff (2002), suatu perusahaan dinamakan perusahaan
keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

yang mengawasi keuangan perusahaan. Menurut Donnelley dikorbankan demi kepentingan bisnis. Tidak ada komitmen
(2002) dikatakan suatu perusahaan dinamakan perusahaan secara otomatis untuk meneruskan perusahaan pada
keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi management-first business. Dalam hal ini perusahaan
dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan dipandang sebagai aktiva produktif yang dapat dijual dan
perusahaan (Susanto et al., 2007 p.5). Keterlibatan sedikitnya dipindahtangankan dengan cara dijual kepada perusahaan
dua generasi dalam keluarga pada definisi Donnelley yang lebih besar atau melalui go public atau melalui employee
didasarkan atas asumsi adanya suksesi yang berjalan, yaitu stock option.
suksesi yang secara tegas memperlihatkan kesinambungan c. Ownership-First Business
peran keluarga dalam perusahaan. Sedangkan definisi dari Dalam perusahaan keluarga jenis ini jangka waktu
Ward dan Aronoff menggarisbawahi posisi kunci yang investasi atas perusahaan dan resiko dari investasi merupakan
dipegang oleh anggota keluarga. isu utama ownership-first business memiliki kerangka waktu
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat yang lebih pendek dan sangat bergantung pada evaluasi
disimpulkan bahwa perusahaan keluarga adalah perusahaan keuangan perusahaan. Dalam hal ini kebanyakan pemilik
yang dikelola oleh dua atau lebih anggota keluarga dan keluarga tidak aktif dalam menjalankan perusahaan dan
mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai bisnis yang
Dalam terminology bisnis, ada dua jenis perusahaan dijalani. Kelangsungan usaha tidak menjadi isu penting dalam
keluarga (Susanto et al., 2007, p.4) perusahaan jenis ini karena dapat diatasi dengan menjual
a. Family Owned Enterprise (FOE) perusahaan kepada investor.
Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi Menurut Rothwell (2010), Succession plan adalah
dikelola oleh eksekutif profesional yang berasal dari luar sebuah sarana untuk mengidentifikasi posisi manajemen
lingkaran keluarga. Dalam hal ini, keluarga berperan sebagai kunci, dimulai dari level manajer proyek dan supervisor dan
pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan diperluas hingga posisi tertinggi dalam organisasi. Succession
agar pengelolaan perusahaan berjalan secara profesional. plan juga mendeskripsikan posisi manajemen untuk
Dengan pembagian peran ini, anggota keluarga dapat menyediakan fleksibilitas maksimal dalam pergerakan
mengoptimalkan diri dalam fungsi pengawasan. manajemen yang bercabang dan memastikan pekerja sebagai
b. Family Business Enterprise (FBE) individual mencapai senioritas yang lebih baik, kemampuan
Perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh anggota manajemen yang lebih luas dan menjadi lebih berbaur dalam
keluarga pendirinya. Baik kepemilikan maupun pengelolaanya relasi di organsisasi secara keseluruhan daripada hanya di satu
dipegang oleh pihak yang sama, yaitu keluarga. Perusahaan departemen saja. Menurut Lumpkin dan Brighman (2011)
keluarga tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi succession plan merupakan proses perencanaan yang matang
kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. dengan melibatkan sejumlah komponen di perusahaan
Sistem Teori Perspektif menurut Poza (2010) ada 3 keluarga dan berusaha dicapai dengan tingkat kesadaran dan
bagian yaitu ownership, family, management. Komplektivitas ketekunan yang tinggi untuk memastikan keberlanjutan
ketiga kepentingan ini kemudian mewarnai atmosfir perusahaan jangka panjang (dalam Filser, Kraus & Ma¨rk,
pengelolaan perusahaan. Unsur mana yang lebih kuat dari 2013). Cadieux, Lorrain, Hugron (2002) mendefinisikan
ketiga unsur tersebut telah membuat pengelolaan perusahaan succession plan adalah suatu proses dinamis di mana peran
dipisahkan ke dalam tiga pendekatan yakni : dan tugas dari dua kelompok utama individu yang terlibat
a. Family-First Business (pendahulu dan penggantinya) berkembang saling bergantung
Pada perusahaan keluarga jenis ini kesempatan kerja dan tumpang tindih dengan tujuan akhir menjadi transfer
dalam perusahaan tergantung pada keturunan atau kedekatan kedua manajemen dan kepemilikan bisnis untuk generasi
keluarga. Pendekatan ini menekankan bahwa perusahaan berikutnya (dalam Hnátek, 2012).
didirikan utamanya untuk kepentingan keluarga. Kompensasi Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat
diberikan secara seimbang berdasarkan kedekatan keturunan. disimpulkan bahwa succession plan adalah suatu proses
Namun ironisnya, dalam perusahaan jenis ini, dikarenakan identifikasi dan perencanaan antara pemilik dan calon
kepentingan keluarga menjadi fokus utama, seringkali penerusnya dengan tujuan akhir adalah transfer kepemilikan
komitmen untuk melanjutkan pengelolaan perusahaan oleh untuk keberlangsungan jangka panjang sebuah perusahaan.
generasi penerus sangat tergantung pada agenda masing- Menurut Susanto, Susanto, Wijanarko, dan
masing individu penerus dan tingkat konflik pada individu- Mertosono, (2007, p. 300) terdapat tiga pola suksesi untuk
individu generasi penerus. manajemen level puncak antara lain :
b. Management-First Business a. Planned Succession
Pada perusahaan keluarga jenis ini, perusahaan Perencanaan suksesi yang berfokus pada calon yang
mengecilkan peranan anggota keluarga, dan mensyaratkan akan menduduki posisi kunci yang telah dipersiapkan dan
setiap anggota keluarga untuk memperoleh pengalaman di luar selanjutnya diberikan Accelerated Development Program
perusahaan terlebih dahulu sebelum bergabung dengan untuk memberikan exposure terhadap berbagai hal penting dan
perusahaan keluarga. Kinerja dari karyawan anggota keluarga untuk meningkatkan pengalaman dan kebijakan berpikir.
dievaluasi sama seperti karyawan non anggota keluarga. b. Informal Planned Succession
Demikian juga dengan system kompensasi dan perencanaan Perencanaan suksesi yang lebih mengarah pada pemberian
karir mereka. Dalam pendekatan ini kepentingan bisnis lebih pengalaman dengan cara memberikan posisi di bawah ”orang
diutamakan dibandingkan dengan kepentingan keluarga. nomor satu” dan secara langsung menerima perintah dan
Terkadang acara keluarga seperti perkawinan pun sering petunjuk dari orang tersebut.
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

c. Unplanned Succesion Dirancang untuk membantu penerus meningkatkan


Peralihan pimpinan puncak kepada penerusnya keahlian yang mereka perlukan agar dapat melaksanakan tugas
berdasarkan keputusan pemilik dengan mengutamakan yang mereka jalankan sekarang dengan lebih efektif.
pertimbangan-pertimbangan pribadi. 2. Mentoring
Morris et al. (1996) mengatakan bahwa ada tiga hal Terdapat dua jenis mentoring yaitu natural mentoring
yang menentukan keberhasilan dari suksesi kepemimpinan dan planned mentoring. Natural mentoring dapat terjadi
perusahaan keluarga antara lain umum (dalam Ismail & dalam hubungan pertemanan, rekan sekerja, coaching dan
Mahfodz, 2009) : konseling. Sedangkan planned mentoring terjadi melalui
1. Persiapan Penerus: program yang terstruktur, peserta dan bentuk mentoring
a. Pendidikan formal (formal education) dipilih dan disesuaikan melalui proses formal. Manfaat yang
Calon suksesor menjalani pendidikan formal. dapat diperoleh adalah kesempatan untuk belajar dari
b. Pelatihan (training) pengalaman mentor.
Calon suksesor menjalani pelatihan yang dapat 3. Team-Based Project
meningkatkan kemampuan di luar pendidikan formal Orang yang diberi kesempatan untuk bekerja di
yang dijalaninya. Team-based project akan dapat lebih memiliki rasa tanggung
c. Pengalaman di luar perusahaan (work experience outside jawab karena setiap orang akan saling bertanggung jawab
firm) pada masing-masing tugasnya.
Para calon suksesor mencari pengalaman pada Dalam urusan karir, coaching tidak boleh
kegiatan bisnis secara nyata sebelum bergabung dengan ditinggalkan. Proses coaching bersifat forward looking,
perusahaan keluarga. berorientasi pada perubahan, dan bersifat pengembangan.
d. Posisi pada saat masuk perusahaan (entry level position) Coaching merupakan sarana memaksimalkan kekuatan yang
Jabatan awal yang dipegang oleh calon suksesor dimiliki, mendorong dan meningkatkan komunikasi, serta
ketika bergabung dengan perusahaan keluarga. membantu mereka mencapai sasarannya dalam waktu cepat.
e. Lama bergabung dalam perusahaan (year working within Menurut Baur (2014), model suksesi yang efektif
firm) terdiri dari 4 komponen yaitu sebagai berikut:
Lama waktu bergabung bagi calon suksesor bekerja Personality System
pada perusahaan. 1. Successor Qualification
f. Motivasi untuk bergabung dalam perusahaan (motivation Penerus yang efektif memiliki latar belakang
to join firm) pendidikan yang komprehensif, relevan dengan bisnis dan
Pemberian motivasi yang membangun bagi calon terus berinvestasi dalam pengembangan pribadi. Penerus yang
suksesor. efektif melakukan pelatihan intensif lengkap di luar dan di
g. Persepsi akan persiapan suksesi (self perception of dalam perusahaan.
preparation) 2. Entrepreneurial Orientation
Pemberian waktu bagi calon suksesor untuk Penerus yang efektif memiliki orientasi yang tinggi
beradaptasi. pada wirausaha. Memiliki sifat pantang menyerah, berani
2. Faktor-faktor hubungan antar anggota keluarga dan individu mengambil risiko, kecepatan, dan fleksibilitas. Mengambil
dalam perusahaan: inisiatif untuk mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
a. Komunikasi (communication) menambahkan nilai.
b. Kepercayaan (trust) 3. Willingness to Take Over Responsibility
c. Komitmen (commitment) Penerus yang efektif menunjukkan bahwa dia yakin
d. Loyalitas (loyalty) ingin mengambil alih tanggung jawab berdasarkan motivasi
e. Goncangan dalam keluarga (family turmoil) yang mengakar dan keterlibatan awal dalam bisnis keluarga.
f. Persaingan antar saudara (sibling rivalty) 4. Personality Traits, Management and Leadership Skills
g. Kecemburuan/kebencian (jealousy/resentment) Penerus yang efektif memiliki sifat kesopanan dan
h. Konflik (conflict) rasa percaya diri. Dan juga penerus yang efektif harus
i. Nilai-nilai dan tradisi yang diajarkan (shared value and membina hubungan yang baik dengan generasi yang lebih tua
tradition) darinya. Menggunakan pengetahuan manajemen dan
3. Aktivitas perencanaan dan pengendalian: keterampilan kepemimpinan dari generasi yang lebih tua.
a. Perencanaan suksesi (succession planning) Family System
b. Perencanaan pajak (tax planning) 1. Family Culture and Value
c. Penggunaan pengurus dari luar (use of outside board) Penerus yang efektif menjunjung dan memahami
d. Penggunaan konsultan perusahaan keluarga (use of budaya yang dianut oleh keluarga dan juga menganut nilai-
family business consultant/advisor) nilai yang diwariskan oleh para generasi terdahulu. Mereka
e. Pembentukan dewan keluarga (creation of family harus menenpatkan bisnis pada posisi yang pertama. Mereka
council) harus menentukan apa yang ingin mereka capai dengan
Menurut Susanto (2007) tahap pembelajaran perusahaan tersebut.
(learning phase) terdiri dari tiga komponen yaitu : 2. Family Dynamics and Conflicts
1. Training Need Assessment Penerus yang efektif mengakui adanya kemungkinan
perbedaan pendapat dalam keluarga. Mereka juga harus
memiliki cara-cara agar dapat terhindar dari konflik keluarga.
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

3. Family Trust and Appreciation II. METODE PENELITIAN


Penerus yang efektif harus memiliki kepercayaan dari Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
semua anggota keluarga. Hal ini juga berakar pada kenyataan adalah metode kualitatif (qualitative method). Peneliti
bahwa mereka berbagi nilai-nilai dasar dengan generasi yang menggunakan metode kualitatif karena ingin mendeskripsikan
lebih tua. atau menggambarkan kondisi yang terjadi pada perusahaan
Ownership System keluarga PT. ABC berkaitan dengan perencanaan suksesi yang
1. Governance and Controlling Power telah dilakukan dan juga model suksesi yang efektif yang
Penerus yang efektif menggunakan aturan, struktur dapat diterapkan pada perusahaan keluarga PT. ABC.
dan tata kelola sama seperti yang dikelola oleh para pendahulu Subjek penelitian ini adalah para pemimpin PT. ABC,
mereka. Mereka juga harus mampu mengelola bisnis objek penelitian adalah perencanaan suksesi yang dilakukan
didasarkan pada rasa saling percaya dalam keluarga dan oleh pemilik perusahaan keluarga PT. ABC dan model
mengontrol bahwa kepentingan bisnis dan keluarga harus perencanaan suksesi yang efektif yang dapat diterapkan pada
seimbang. perusahaan keluarga PT. ABC.
2. Transfer of Capital and Estante Planning Dalam penentuan narasumber peneliti menggunakan
Penerus yang efektif mewarisi bisnis operasi. Aset teknik non-probability sampling dengan jenis purposive
non-operatif dikecualikan dari bisnis untuk meningkatkan sampling karena peneliti mengambil sampel berdasarkan
kesetaraan aset dalam keluarga dan untuk mempertahankan informan atau narasumbernya tidak secara acak melainkan
keutuhan keluarga. dengan pertimbangan tertentu. Narasumber yang dijadikan
3. Performance and Assessment (kinerja dan penilaian) informan adalah pihak yang dapat memberikan informasi yang
Penerus yang efektif harus memiliki kinerja dan jelas seperti yang diharapkan oleh peneliti. Narasumber yang
penilaian yang baik, mereka juga harus memiliki harapan yang dipilih oleh peneliti adalah komisaris pertama dari PT. ABC,
lebih tinggi dari kinerja bisnis para pendahulu mereka. Hal ini komisaris kedua dari PT. ABC dan direktur utama dari PT.
akan menyebabkan kinerja bisnis yang lebih baik. ABC.
Management System Sumber data yang peneliti peroleh adalah sumber primer.
1. Strategy Development and Business Management Sumber data primer ini diperoleh langsung oleh peneliti dari
Penerus yang efektif harus memiliki strategi subjek penelitian dalam hal ini peneliti memperoleh data atau
pengembangan dan manajemen yang bagus di dalam informasi langsung dari para narasumber. Penulis
perusahaan. Mempunyai ide-ide kreatif yang nantinya dapat menggunakan data primer berupa transkrip hasil wawancara
digunakan untuk mengembangkan bisnis keluarga dan juga dengan para narasumber di PT. ABC. Metode pengumpulan
mengembangkan sistem manajemen yang ada dalam data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
perusahaan. wawancara (interview), observasi (observation).
2. Company Goals and Strategy Implement Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
Penerus yang efektif memiliki tujuan membawa melakukan empat langkah yaitu mengumpulkan data, reduksi
perusahaan kearah yang lebih baik dan lebih maju, mereka data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan
juga harus siap apabila dihadapkan dengan rintangan yang keabsahan data dengan teknik analisa data triangulasi, metode
mungkin terjadi dalam bisnis keluarga. triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber.
3. Transfer of Leader
Penerus yang efektif memiliki peta yang jelas dalam Gambar 1
hal suksesi dan transfer dari peran pemimpin menjadi sangat Kerangka Kerja Penelitian
penting bagi penerus agar penerus dapat mencoba berpikiran
jauh ke depan tentang bisnis keluarga.
4. Transfer of Leader Role
Penerus yang efektif harus mengerti pengaturan
tanda-tanda yang jelas pada transisi kepemimpinan. Biasanya,
pengaturan tanda-tanda itu melibatkan perayaan dan upacara.
Penerus yang efektif memiliki generasi senior yang
mendukung yang memungkinkan untuk pergi. Namun,
penerus yang efektif mempertimbangkan betapa sulitnya
mungkin untuk para generasi senior dan mencoba mencari
strategi alternatif untuk melibatkan generasi senior dalam
perusahaan setelah transisi terjadi.
5. Leadership Style and Organization Culture
Penerus yang efektif berusaha untuk memajukan
bisnis sebagai tempat kerja yang menarik. Kepemimpinan dari
penerus yang efektif harus mementingkan pelaksanaan tugas,
hubungan kerjasama, hasil yang akan dicapai dan juga mereka
harus memahami budaya organisasi yang ada pada perusahaan
keluarga. Sumber : Baur (2014); Susanto (2007); Morris et al. (1996);
Diolah oleh Penulis
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN kemampuan calon suksesor dan juga pada perkembangan
perusahaan.
Perencanaan Suksesi Pada PT. ABC 3. Pengalaman Kerja Di Luar Perusahaan
Pra Suksesi Generasi penerus wajib meningkatkan pengetahuan
Pada pra suksesi peneliti menggunakan variabel dan keahlian yang dimiliki agar menjadi modal yang dapat
persiapan penerus. Pembahasan tentang persiapan penerus, dimanfaatkan bagi kesuksesan generasi penerus. Menjalankan
memiliki 7 indikator yaitu : tugas-tugas strategis, pengalaman bekerja di luar perusahaan
1. Pendidikan Formal sebelum bergabung dalam perusahaan keluarga juga akan
Dari hasil wawancara dengan narasumber, menjalani memberi nilai tambah. Oleh karena itu, sebelum benar-benar
pendidikan formal bagi calon suksesor tidak menjadi syarat masuk dalam perusahaan, generasi penerus harus
utama yang harus dijalani. Pendidikan formal dalam memaksimalkan kesempatan belajar dan diharapkan
penjelasan ini merupakan jenjang sekolah ( SD, SMP dan mendapatkan kesempatan kerja di luar perusahaan (Susanto,
SMA ), dan perguruan tinggi. Namun, pendidikan formal tetap 2007).
dianggap memiliki peran yang penting sebagai dasar Dalam PT. ABC, seluruh narasumber mengatakan
kepemilikan pengetahuan bagi calon suksesor sebelum bahwa calon suksesor telah memiliki pengalaman kerja
memutuskan untuk bergabung dan mencari pengalaman secara sebelumnya. Calon suksesor sempat magang atau bekerja pada
nyata di dunia kerja. Hal tersebut merupakan fakta yang perusahaan lain selama satu tahun dalam bidang marketing.
dinyatakan oleh seluruh narasumber, bahwa pendidikan formal Hal tersebut dilakukan oleh calon suksesor untuk
itu penting namun ketika calon suksesor tidak ingin mempersiapkan diri dan membekali dirinya dahulu sebelum
menempuh pendidikan secara formal tidak akan ada suatu bergabung di perusahaan. Pengalaman dan pendidikan yang
tuntutan karena pada dasarnya perusahaan tidak menjadikan telah ditempuh oleh calon suksesor tersebut nantinya juga
pendidikan formal sebagai syarat utama dalam pemilihan dapat memberikan wawasan bagi calon suksesor dalam
calon suksesor. Perusahaan lebih mementingkan agar calon pengelolaan dan pengembangan perusahaan PT. ABC. Terkait
suksesor memiliki kepribadian yang terkait dengan nilai-nilai dengan bidang pekerjaan yang dijalani oleh calon suksesor
keluarga seperti sifat jujur, berintegritas, loyalitas serta seluruh narasumber menyatakan bahwa itu merupakan hak
kemauan untuk terus belajar, dan bekerja keras. calon suksesor untuk memilih secara bebas sesuai dengan
Narasumber mengatakan bahwa calon suksesor kemampuan dan keinginan.
ternyata memiliki keinginan dan kemauan untuk menempuh 4. Posisi Entry-Level
pendidikan formal guna menambah pengetahuan dan ilmu Seluruh narasumber menyatakan hal yang sama
mereka. Akhirnya oleh FBL, calon suksesor diberikan bahwa calon suksesor dapat menempati posisi manajer terlebih
pendidikan secara formal dengan disekolahkan hingga ke dahulu. Menurut komisaris dan direktur dari PT. ABC salah
perguruan tinggi. FBL mengirim calon suksesor ke luar negeri satu tujuannya adalah supaya proses pembimbingan dan
yaitu Amerika untuk menyelesaikan studi S1-nya disana. pembinaan lebih mudah untuk dilakukan sebelum secara resmi
Dengan tujuan dan harapan bahwa nantinya calon suksesor menerima posisi kepemimpinan utama. Dalam tahap ini calon
bisa mendapatkan ilmu yang dapat berguna untuk suksesor akan memperoleh bimbingan langsung dari direktur
kelangsungan perusahaan. PT. ABC.
2. Pelatihan / Pendidikan Informal Calon suksesor sekarang sudah magang dan juga
Proses pendidikan tidak hanya dapat diperoleh terlibat aktif di perusahaan PT. ABC dan calon suksesor
melalui menempuh pendidikan formal saja, tetapi juga dapat ditempatkan pada bagian produksi dan pembelian yang
melalui pendidikan informal seperti pelatihan, dan merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. Posisi
pengalaman hal seperti ini dapat pula memberikan entry-level penting untuk dipersiapkan karena bukan saja
pengetahuan yang berguna. Pada PT. ABC, calon suksesor menjadi awal proses pembimbingan namun juga dapat
diharapkan untuk menempuh pendidikan informal karena membuat calon suksesor merasakan perlakuan yang sama
dapat terkait dengan banyak bidang sesuai dengan kebutuhan seperti karyawan lain.
calon suksesor nantinya. Kemampuan berbahasa asing lain Posisi manajer dalam suatu perusahaan merupakan
seperti bahasa Inggris dan Mandarin sangat penting untuk posisi penting sehingga keputusan untuk menempatkan
dikuasai. seseorang dalam posisi itu juga harus dikaji secara tepat. FBL
Narasumber mengatakan bahwa sekarang ini calon menempatkan calon suksesor dalam posisi itu untuk
suksesor banyak mengikuti seminar dan workshop. Seminar melatihnya untuk mempunyai kesiapan dan belajar banyak
dan workshop yang diikuti yaitu tentang bisnis dan juga yang dari karyawan yang ada.
terkait dengan kebutuhan perusahaan. Calon suksesor juga 5. Jangka Waktu Bekerja Dalam Perusahaan
memperdalam bahasa Inggris dan Mandarin. Karena kedua PT. ABC tidak berencana untuk menetapkan jangka
bahasa tersebut juga nantinya bisa berguna bila perusahaan waktu bagi calon suksesor untuk bekerja di dalam perusahaan.
memiliki customer dari luar. Jangka waktu bagi calon suksesor bekerja di dalam posisi awal
Calon suksesor juga mempelajari hal-hal yang perusahaan akan ditentukan berdasarkan tingkat kesiapan
berkaitan dengan pengembangan diri, seperti contohnya calon suksesor itu sendiri.
kemampuan bernegosiasi, berkomunikasi dengan orang lain Sekarang ini calon suksesor sudah hampir 4 tahun
dan kepemimpinan. Itu dipelajari dari karyawan-karyawan bekerja dalam perusahaan PT. ABC. Menurut para narasumber
yang sudah lama bekerja dari perusahaan. Seluruh narasumber meskipun calon suksesor sudah mulai bisa untuk mengelola
berharap melalui pendidikan informal akan menambah perusahaan akan tetapi FBL mengatakan bahwa calon
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

suksesor masih harus banyak belajar lagi untuk meningkatkan program-program terstruktur yang dilakukan. Kegiatan
kesiapannya. Calon suksesor harus bisa melewati ujian-ujian mentoring yang dilakukan yaitu FBL memberikan transfer
dari FBL, ujian tersebut salah satunya berupa penilaian ilmu serta pengalaman mereka pada calon suksesor dan juga
terhadap tingkat kesiapan calon suksesor dalam memberikan pemberian informasi-informasi tentang perusahaan bagi calon
pendapat serta solusi ketika berhadapan dengan suatu masalah. suksesornya.
Calon suksesor harus berlatih untuk selalu konsisten dan Mentoring disini juga berasal dari pengembangan
memiliki integritas di dalam setiap kegiatannya. skill yang didapatnya langsung dari magang atau terlibat aktif
6. Motivasi Untuk Bergabung Dalam Perusahaan di dalam perusahaan. Calon suksesor juga bisa mendapatkan
Motivasi memiliki peran dalam proses perencanaan manfaat dari pengalaman yang diberikan oleh para karyawan
suksesi, melalui motivasi yang kuat calon suksesor akan lainnya. Mentoring merupakan alat yang efektif tentang
bersedia bergabung dengan perusahaan. Dari hasil wawancara, adanya kebangkitan yang penuh arti, yang dapat menghasilkan
semua narasumber menyatakan bahwa mereka juga motivasi tinggi kepada calon suksesor dan tujuan organisasi.
memotivasi calon suksesor. Motivasi yang diberikan 3. Team-Based Project
berbentuk moral seperti contohnya motivasi diberikan melalui Dari wawancara dengan para narasumber yang
ucapan, kata- kata semangat yang berusaha mendukung calon didapat oleh peneliti, Perusahaan PT. ABC tidak menerapkan
suksesor dalam setiap kegiatan kerjanya. Motivasi yang lain atau melakukan Team-based project. Tetapi dari keterangan
juga berbentuk saran bagi calon suksesor. yang mereka berikan bahwa hal seperti itu memang juga
Melalui tingginya motivasi yang diberikan kepada dibutuhkan untuk calon suksesor. Team-based project ini
calon suksesor oleh FBL, itu diharapkan akan membuat calon dapat membantu calon suksesor untuk lebih dapat
suksesor semakin termotivasi untuk bergabung ke dalam mengutarakan pendapat dan membuat ide-ide yang kreatif.
perusahaan bukan saja secara eksternal namun juga secara Dapat melatih kemandirian dan juga calon suksesor dapat
internal. melatih untuk berpikir kritis dan analitis. Calon suksesor juga
7. Persiapan Diri dapat berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok.
Adanya waktu bagi calon suksesor untuk Bila dibutuhkan dan memang memungkinkan, FBL akan
mempersiapkan diri adalah salah satu bagian yang penting melakukan hal seperti itu. Karena calon suksesor juga
dalam proses perencanaan suksesi pada perusahaan keluarga. membutuhkan kerja berkelompok untuk membangun
FBL dari PT. ABC memberikan waktu khusus bagi calon kerjasama dan menciptakan rasa tanggung jawab yang tinggi.
suksesor untuk mempersiapkan diri dan memikirkan secara 4. Coaching
matang seluruh keputusan yang akan diambil. Seluruh Kegiatan coaching yang dilakukan oleh FBL di
narasumber merencanakan hal yang sama dengan tujuan Perusahaan PT. ABC yaitu diberikannya saran-saran yang
supaya calon suksesor benar-benar memiliki hati dan mungkin diperlukan oleh calon suksesor, pemberian masukan
komitmen yang kuat ketika memimpin perusahaan, tujuan untuk pengembangan calon suksesor dan juga mendorong
kedua adalah supaya calon suksesor belajar memiliki integritas mereka untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan
atas segala keputusan yang diucapkan. Dalam tahap ini calon para karyawan di perusahaan. Proses coaching bersifat
suksesor juga diarahkan untuk mulai mengevaluasi diri sendiri forward looking sehingga orientasi bersifat pada perubahan
dan menyadari hal-hal apa saja yang patut untuk diperbaiki. dan pengembangan dari skill calon suksesor.
Proses Suksesi Kegiatan coaching di perusahaan tidak hanya fokus
Pada proses suksesi, peneliti menggunakan variabel pada bagaimana memberi nasihat, tapi juga pada kemauan
pembelajaran dan pengembangan. Pembahasan tentang untuk mendengarkan nasihat. Adanya umpan balik yaitu
pembelajaran dan pengembangan, memiliki 4 indikator yaitu : saling menasihati ini diterapkan dalam kegiatan coaching,
1. Training Need Assessment sehingga tercipta suasana saling belajar yang akan
Kebutuhan pelatihan sangat berkaitan erat dengan memberikan perubahan ke titik yang lebih baik. Dari tidak
kebutuhan belajar, pengetahuan dan juga keterampilan. tahu, menjadi tahu sehingga calon suksesor menjadi ahli dan
Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang sesuai dengan berpengalaman.
kebutuhan. Tidak ada manfaatnya jika pelatihan yang Coaching bertujuan agar membentuk pemahaman dan
dilaksanakan tidak atau kurang sesuai dengan kebutuhan. kesadaran diri bagi calon suksesor dan agar calon suksesor
Hasil wawancara dengan narasumber mengatakan lebih mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
bahwa tidak ada program pelatihan secara formal untuk calon menumbuhkan cara pandang yang baru. Sehingga nantinya
suksesor pada perusahaan PT. ABC. Pelatihan atau training akan timbul keberanian untuk melakukan tindakan-tindakan
yang dilakukan semuanya dilakukan secara tidak langsung yang baru, dan dapat mencapai hasil yang sebelumnya tidak
dengan memberikan pengarahan-pengarahan kepada calon pernah diraih.
suksesor. Pelatihan yang diberikan yaitu melibatkan aktifitas- Perancangan Model Suksesi Yang Efektif
aktifitas yang berpusat pada calon suksesor seperti observasi, Personality System
diskusi, dan brainstorming itu dilakukan agar dapat Dalam membahas tentang Personality System
meningkatkan rasa percaya diri pada calon suksesor. terdapat 4 indikator yaitu :
2. Mentoring 1. Successor Qualification
FBL di Perusahaan PT. ABC tidak mendatangkan Supaya mendapatkan seorang penerus yang efektif,
mentor khusus untuk mengajari calon suksesor. Peneliti standar kualifikasi harus dimiliki oleh calon suksesor. Calon
melihat proses mentoring di perusahaan keluarga ini bersifat suksesor harus memiliki pendidikan yang komprehensif yaitu
alami, karena FBL mengatakan bahwa selama ini tidak ada mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas.
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

Menjalani pendidikan formal sangat penting bagi calon memberikan tanggung jawab yang lebih besar untuk calon
suksesor untuk mendapatkan wawasan yang luas terkait suksesor, dengan cara mencoba memberikan proyek-proyek
dengan pengembangan ilmu dan pengetahuannya. Seorang yang besar untuk dikerjakan oleh calon suksesor. Sehingga
FBL harus benar-benar mempersiapkan atau merancangkan nanti FBL dapat mengetahui seberapa calon suksesor dapat
pendidikan bagi calon suksesor yaitu dengan memberikan bertanggung jawab pada tugasnya tersebut.
pendidikan setidaknya sampai jenjang perguruan tinggi (S1). 4. Personality Traits, Management and Leadership Skills
Peneliti melihat bahwa FBL di PT. ABC sudah memberikan Penting untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian,
pendidikan secara formal untuk calon suksesornya. Calon keterampilan manajemen dan kepemimpinan dari calon
suksesor sudah disekolahkan hingga perguruan tinggi dan suksesor. FBL perlu menanamkan rasa percaya diri pada calon
mendapat gelar sarjana. suksesor supaya calon suksesor percaya akan kemampuannya
Selain dari pendidikan formal, pelatihan di luar sendiri biarkan calon suksesor untuk mengembangkan
perusahaan juga sama pentingnya bagi calon suksesor. Dari kemampuannya di bidang manajemen dan kepemimpinan.
pelatihan, calon suksesor dapat belajar dan mendapat Hubungan antara FBL dengan calon suksesor selama
pengalaman yang nantinya dapat berguna bagi pengembangan ini terjalin dengan baik. FBL dan calon suksesor sering
perusahaan. Dengan pengalaman diluar, calon suksesor dapat berdiskusi dan saling mendukung antara satu sama lain. FBL
banyak belajar dari fakta-fakta yang ada disekeliling. FBL di membagikan pengetahuan dan keterampilannya kepada calon
PT. ABC telah memberikan kesempatan bagi calon suksesor suksesor dan juga saling bertukar pikiran.
untuk bekerja diluar dahulu sebelum nantinya terjun langsung Sangat penting membangun hubungan baik diantara
di perusahaan. Dalam hal ini, sebelum masuk ke dalam keduanya. FBL dapat terus memberikan umpan balik bagi
perusahaan calon suksesor sudah melakukan magang diluar calon suksesor sehingga nantinya calon suksesor benar-benar
perusahaan selama satu tahun. Semenjak beberapa tahun dapat mengembangkan perusahaan dengan baik dan tidak lupa
terakhir FBL sudah mengizinkan calon suksesor untuk terlibat untuk selalu menggunakan pengetahuan dan keterampilan dari
aktif dalam perusahaan. kepemimpinan para pendahulu mereka.
Pendidikan formal dan pelatihan diluar menjadi Untuk melatih calon suksesor, perlu juga dilakukan
standar yang harus dijalani oleh calon suksesor. FBL di PT. hal seperti memimpin sebuah rapat. Itu dibutuhkan agar calon
ABC sudah menjalankannya. Bila calon suksesor bersedia, suksesor dapat berlatih bagaimana cara memimpin sebuah
calon suksesor dapat juga melanjutkan pendidikan formalnya rapat dan juga mempersiapkan dia untuk melatih keterampilan
yaitu dengan menempuh S2 dalam bidang yang memang memimpin perusahaan.
terkait dengan kebutuhan perusahaan. Mengikuti Workshop Family System
dan seminar penting untuk dijalani. Calon suksesor dapat Dalam membahas tentang Family System terdapat 3
mengikuti workshop dan seminar yang memang membahas indikator yaitu :
hal-hal yang terkait dengan perusahaan dan memang 1. Family Culture and Value
dibutuhkan untuk kemajuan perusahaan. Menjunjung dan memahami budaya dan nilai yang
2. Entrepreneurial Orientation dianut oleh keluarga merupakan hal yang perlu dilakukan oleh
Orientasi berwirausaha menjadi hal yang harus calon suksesor. Calon suksesor perlu untuk mengetahui
dimiliki oleh calon suksesor. Dengan orientasi berwirausaha dengan betul apa yang menjadi budaya dan nilai yang
yang tinggi, calon suksesor akan dapat mengembangkan usaha dipegang oleh keluarga. Dalam PT. ABC, budaya yang masih
dan mengkreasikan hal-hal yang baru. FBL di PT. ABC sudah dipakai adalah budaya Tionghoa karena FBL adalah keturunan
mulai memberikan kesempatan pada calon suksesor untuk Tionghoa. Nilai-nilai seperti loyalitas, berintegritas, jujur,
menyalurkan pendapat mereka bagi perusahaan, tetapi calon bekerja keras, sopan santun, kepercayaan antar sesama masih
suksesor masih belum diperbolehkan untuk mengambil dipegang.
keputusan sendiri. Nilai – nilai tersebut perlu untuk dipertahankan dan
FBL dapat lebih membiarkan calon suksesor untuk FBL sedapat mungkin perlu menyalurkan budaya tersebut
menyalurkan pendapat mereka dan membiarkan calon pada calon suksesor. FBL dapat memberikan penjelasan pada
suksesor untuk berkreasi. Melatih mereka agar memiliki sikap calon suksesor agar menempatkan bisnis pada posisi pertama.
pantang menyerah dan berani mengambil resiko. FBL dapat Penjelasan yang detail dari visi dan misi perusahaan, sehingga
melatih calon suksesor untuk mencoba mengambil keputusan calon suksesor nantinya dapat dengan jelas mengetahui apa
sendiri dalam perusahaan. yang harus mereka perbuat dan apa yang ingin mereka capai
3. Willingness to Take Over Responsibility dengan perusahaan.
Penting bagi calon suksesor agar memiliki kesediaan 2. Family Dynamics and Conflicts
yang kuat untuk mengambil alih tanggung jawab pada bisnis Di dalam keluarga pastinya akan ada perbedaan-
keluarga. Dan juga memiliki motivasi yang mengakar pada perbedaan pendapat yang terjadi. Maka dari itu dibutuhkan
bisnis keluarga. Pemberian motivasi sudah dilakukan oleh sarana-sarana untuk menjaga komunikasi antara keluarga.
FBL pada calon suksesor. Keterlibatan awal dari calon Untuk menjaga komunikasi dengan calon suksesor, FBL
suksesor juga sudah mencerminkan bahwa calon suksesor mengajak calon suksesor untuk makan bersama. Itu
bersedia mengambil alih tanggung jawab pada bisnis keluarga. merupakan hal yang baik untuk dilakukan sehingga akan lebih
FBL perlu untuk mengetahui apakah calon suksesor benar- mendekatkan diri dan bisa menjalin hubungan yang baik.
benar memiliki passion untuk menggantikannya kelak. FBL dapat membuat sebuah pertemuan yang lebih
FBL perlu untuk terus memdorong calon suksesor besar yang disebut dengan family meeting, yaitu dengan
untuk lebih aktif dalam keterlibatan di perusahaan. FBL dapat melibatkan seluruh anggota keluarga bukan hanya calon
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

suksesornya saja. Mengumpulkan keluarga dalam satu calon suksesor. Saat sekarang ini, calon suksesor sedang
pertemuan yang diatur, dan berkumpul bersama demi magang dan terlibat aktif dalam perusahaan dari situ kinerja
menciptakan sebuah keharmonisan dalam keluarga. Itu juga mereka dilihat dan diamati oleh FBL. Mereka menilai dari
dapat meminimalkan terjadinya sebuah konflik keluarga. kesiapan calon suksesor dalam memberikan pendapat serta
Pertemuan sebaiknya diatur secara rutin dan berkelanjutan. solusi ketika berhadapan dengan suatu masalah.
3. Family Trust and Appreciation Hal tersebut memang perlu dilakukan oleh FBL
Dalam hubungan antara keluarga yang bekerja supaya nantinya bila tonggak pergantian diberikan pada calon
dibutuhkan rasa saling percaya antara satu dengan yang lain. suksesor, calon suksesor dapat membuat perusahaan terus
Kepercayaan tidak datang dengan sendirinya melainkan berkembang dan diharapkan juga dapat memiliki kinerja yang
dipupuk perlalan-lahan. Dalam PT. ABC, kepercayaan lebih baik lagi dari pendahulu mereka.
merupakan hal yang penting karena bila tidak ada kepercayaan Penilaian kinerja untuk calon suksesor perlu
perusahaan tidak akan dapat bertahan. Diantara semua FBL dilakukan dan FBL dapat melakukannya secara rutin setiap
ada rasa saling percaya antara satu sama lain. Prinsip itu yang bulannya. FBL dapat melakukan pemberitahuan tentang
masih dipegang sampai sekarang ini. penilaian kerjanya pada calon suksesor. Sehingga dari situ
FBL dapat mencoba untuk lebih mempercayai calon FBL dapat menjelaskan apa yang masih kurang dalam kinerja
suksesor. FBL dapat memberikan kepercayaan pada calon calon suksesor, supaya calon suksesor dapat mengetahuinya
suksesor untuk melakukan hal-hal bagi perusahaan. Bila dan mencoba untuk meningkatkan kinerjanya. Dan bagi FBL
diperlukan FBL dapat memberikan apresiasi bagi calon penilaian itu untuk melihat perkembangan kinerja dari calon
suksesor bila suksesor melakukan sesuatu yang baik dan suksesornya.
menguntungkan perusahaan. Dengan cara memberikan hadiah Management System
atau bonus bagi calon suksesor hal itu dapat membuat calon Dalam membahas tentang Management System
suksesor menjadi lebih bersemangat dalam bekerja. terdapat 5 indikator yaitu :
Ownership System 1. Strategy Development and Business Management
Dalam membahas tentang Ownership System terdapat Agar tercipta penerus yang efektif, calon suksesor
3 indikator yaitu : perlu untuk mempelajari strategy development and business
1. Governance and Controlling Power management. FBL di PT. ABC belum melibatkan calon
Aturan, struktur dan tata kelola merupakan hal yang suksesor dalam strategy development and business
penting bagi perusahaan. Di dalam perusahaan, aturan, management. FBL hanya menyuruh mereka mengutarakan
struktur dan tata kelola memang dibutuhkan dan harus tertulis pendapat mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan
secara jelas. Agar perusahaan berjalan dengan baik dan perusahaan dan calon suksesor hanya sebagai pengamat saja.
teratur. Di dalam PT. ABC aturannya belum ada secara FBL dapat melakukan sebuah upaya untuk
tertulis. Maka dari itu FBL dapat mencoba membuat aturan membentuk calon suksesor dalam strategy development and
secara tertulis dan secara lebih jelas lagi. business management yaitu dengan cara secara khusus
Tata kelola perusahaan yang baik juga menuntut membimbing calon suksesor untuk mulai memikirkan rencana
dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola kedepan. FBL juga dapat mulai melibatkan calon suksesor
perusahaan (GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Di bukan hanya untuk memberikan pendapat saja tapi untuk
PT. ABC ini, struktur dan tata kelola sudah cukup jelas dan terjun langsung dan secara bertahap turun tangan langsung
prinsip tata kelola juga dijalankan dengan baik. membantu calon suksesor dan menopangnya dari belakang.
FBL perlu untuk memberitahukan secara jelas Mulai mendatangkan seorang mentor untuk
tentang tata kelola perusahaan pada calon suksesor. Dan dapat mengajari dan membimbing calon suksesor juga pembelajaran
membuat aturan bersama dengan calon suksesor. Hal tersebut secara khusus pada karyawan yang memiliki pengalaman
bertujuan agar calon suksesor benar-benar memahami dan cukup lama di perusahaaan dan juga tidak lupa FBL untuk
melaksanakannya dengan baik. Supaya calon suksesor juga tetap memberikan pengarahan pada calon suksesor tentang
bisa dan mampu mengelola bisnis dengan menyeimbangkan hal–hal yang penting dan layak untuk dibagi kepada calon
antara kepentingan bisnis dan keluarga. Perlu juga bagi calon suksesor. Supaya nantinya calon suksesor dapat mempunyai
suksesor untuk memahami prinsip-prinsip dari tata kelola ide-ide yang kreatif untuk pengembangan perusahaan.
perusahaan. 2. Company Goals and Strategy Implement
2. Transfer of Capital and Estante Planning Tujuan perusahaan adalah penting untuk benar-benar
Di dalam PT. ABC, sudah ada kesetaraan asset dimengerti dan diteruskan. Calon suksesor penting untuk
diantara FBL. Untuk keutuhan keluarga kesetaraan asset mengerti tentang tujuan perusahaan dan juga strategi-strategi
memang dibutuhkan. Perlu dilakukan pembagian asset yang yang dijalankan oleh FBL. Sehingga bila calon suksesor
jelas di antara keluarga. Sehingga pada saatnya nanti bila mengetahui dengan jelas apa itu tujuan perusahaan, dia akan
suksesor mewarisi bisnis akan jelas pembagiannya dan tidak berusaha untuk membawa perusahaan kearah yang lebih baik
ada yang ribut hanya karena asset. Penting untuk dijelaskan lagi. Dan akan mempunyai pikiran untuk berpikir tentang
pembagiannya karena bila tidak, itu dapat berdampak tidak pengembangan perusahaan.
baik bagi perusahaan. FBL di PT. ABC biasanya sering bertukar pikiran
3. Performance and Assessment (kinerja dan penilaian) dan sharing-sharing untuk berbagi pengalaman pada calon
Calon suksesor perlu untuk memiliki kinerja dan suksesor. Disitu adalah waktu yang bisa digunakan oleh FBL
penilaian yang baik untuk dapat mewarisi bisnis keluarga. Di untuk memberitahukan tentang strategi dan tujuan perusahaan
dalam PT. ABC, FBL melakukan penilaian–penilaian terhadap kepada calon suksesor. FBL dapat menyediakan waktu khusus
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

untuk benar-benar antara FBL dan calon suksesor membahas yaitu dari segi pendidikan formal sudah memadai, pengalaman
tentang strategi dan arah kedepan perusahaan. di luar perusahaan juga sudah dilakukan, dan lagi adanya
3. Transfer of Leader motivasi yang kuat dan passion dari calon suksesor pada
FBL di PT. ABC sudah sedikit demi sedikit bisnis keluarga. Untuk proses suksesi perusahaan masih
membagikan pada calon suksesor wawasannya. Cara-cara memiliki kekurangan pada bagian training untuk suksesor.
mereka dalam berbisnis dan juga tentang hal-hal yang Saat ini perusahaan belum memiliki program pelatihan
menyangkut perusahaan. suksesor yang terlembaga. Proses mentoring yang dilakukan
Peran pemimpin sangat penting bagi seorang calon berjalan secara alami dan tidak mendatangkan seorang mentor.
suksesor, untuk mengarahkan calon suksesor. FBL dapat Perusahaan tidak melakukan Team-based project. Kemudian
mulai mencoba untuk membuat calon suksesor berpikiran jauh proses coaching berjalan dengan baik antara FBL dengan
ke depan tentang bisnis keluarga ini. Dengan cara membuat calon suksesor di PT. ABC.
calon suksesor untuk mulai membuat strategi-strategi baru Perancangan model yang efektif pada bagian
untuk perusahaan. Dan berpikir untuk bagaimana personality system yaitu Successor Qualification, calon
mengembangkan perusahaan agar nantinya ketika tonggak suksesor dapat melanjutkan sekolah dengan menempuh S2,
kepemimpinan diserahkan, calon suksesor dapat membuat dapat mengikuti seminar dan workshop yang membahas hal
perusahaan terus eksis di bidangnya dan sampai pada yang dibutuhkan perusahaan. Entrepreneurial Orientation,
generasi-generasi selanjutnya. FBL dapat lebih membiarkan calon suksesor untuk
4. Transfer of Leader Role menyalurkan pendapat dan berkreasi, FBL dapat melatih calon
Pengangkatan secara resmi belum dilakukan oleh suksesor untuk mengambil keputusan sendiri di perusahaan.
FBL di PT. ABC. Dikarenakan calon suksesor sampai Willingness to Take Over Responsibility, FBL perlu terus
sekarang masih belum benar-benar terpilih. mendorong calon suksesor untuk lebih aktif dalam keterlibatan
FBL dapat mencoba merundingkan untuk dengan di perusahaan dengan memberikan proyek-proyek untuk
segera memilih calon suksesor dan mulai merencanakan kapan ditangani calon suksesor. Personality Traits, Management and
waktu yang tepat untuk mengganti kepemimpinan. Setelah Leadership Skill, FBL dapat terus membagikan pengalaman
ditetapkannya calon suksesor, FBL dapat mulai melihat dan memberikan umpan balik bagi calon suksesor, dapat
kesiapan dari calon suksesor dan menilai apakah calon memulai untuk membiarkan calon suksesor memimpin rapat.
suksesor benar-benar sudah siap dan mampu menjalankan Bagian Family System yaitu Family Culture and Value, FBL
kepemimpinan dengan baik. Jika calon suksesor sudah dirasa perlu menyalurkan nilai-nilai keluarga pada calon suksesor,
siap dan mampu FBL dapat memulai pengangkatan secara dapat memberikan penjelasan visi dan misi secara detail.
resmi. Pengangkatan ditandai dengan upacara atau perayaan Family Dinamics and Conflicts, FBL dapat membuat family
yang menyatakan sudah adanya penyerahan secara resmi meeting. Family Trust and Appreciation, FBL dapat mencoba
tonggak kepemimpinan perusahaan. untuk lebih mempercayai calon suksesor, memberikan
5. Leadership Style and Organization Culture apresiasi dengan cara memberikan hadiah atau bonus pada
Gaya kepemimpinan dari FBL di PT. ABC yaitu calon suksesor. Bagian Ownership System yaitu Governance
kepemimpinan demokratis. Pemimpin memberikan wewenang and Controlling Power, FBL perlu untuk memberitahukan
secara luas kepada para bawahannya. Setiap ada permasalahan secara jelas tentang prinsip dan tata kelola perusahaan pada
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. calon suksesor, dapat membuat aturan bersama-sama. Transfer
Pemimpin juga memberikan banyak informasi tentang tugas of Capital and Estante Planning, FBL perlu menjelaskan
serta tanggung jawab para bawahannya. Budaya yang dimiliki pembagian asset dan bagi dengan rata antar anggota keluarga.
oleh perusahaan yaitu budaya kekeluargaan dan masih Performance and Assessment, FBL dapat melakukan penilaian
terpengaruh oleh budaya Tionghoa seperti loyalitas, kinerja pada calon suksesor secara rutin setiap bulannya.
berintegritas, jujur, harus bekerja keras, sopan santun, Bagian Management System yaitu Strategy Development and
kepercayaan antar sesama. Business Management, FBL dapat secara khusus membimbing
FBL, perlu untuk memastikan bahwa calon suksesor calon suksesor untuk mulai memikirkan rencana kedepan,
mengetahui dengan jelas budaya perusahaan dan juga gaya dapat mulai membiarkan calon suksesor untuk terjun langsung
kepemimpinan terdahulu. Supaya nantinya calon suksesor bukan hanya berpendapat, mulai mendatangkan seorang
dapat mempertimbangkan dan mengadopsinya sehingga dapat mentor dan pembelajaran pada karyawan yang
memajukan bisnis sebagai tempat kerja yang lebih menarik berpengalaman. Company Goals and Strategy Implement,
dan juga tetap mempertahankan budaya organisasi yang ada. FBL dapat menyediakan waktu untuk membahas tentang
Kepemimpinan harus diarahkan pada kepentingan pelaksanaan strategi dan arah kedepan perusahaan pada calon suksesor.
tugas dan hubungan kerjasama. Transfer of Leader, FBL dapat mencoba untuk membuat calon
suksesor berpikiran jauh kedepan dengan membuat strategi-
IV. KESIMPULAN strategi baru. Transfer of Leader Role, FBL dapat mencoba
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab merundingkan untuk segera memilih calon suksesor, menilai
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : kesiapan dari calon suksesor, dan melakukan pengangkatan
PT. ABC secara bertahap sudah melakukan secara resmi. Leadership Style and Organization Culture, FBL
perencanaan suksesi pada calon suksesornya. Pra suksesi perlu untuk memastikan bahwa calon suksesor mengetahui
dilihat dari sisi persiapan suksesor, perencanaan sudah dengan jelas budaya perusahaan dan gaya kepemimpinan dari
berjalan dengan baik. Calon suksesor telah memenuhi kriteria generasi terdahulu.
yang dibutuhkan untuk bisa memimpin perusahaan keluarga
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

DAFTAR PUSTAKA Marpa, N. (2012) Perusahaan Keluarga Sukses atau Mati.


Api Indonesia. (Selasa, 03 March 2009). Isu Suksesi dalam Cergas Media: Indonesia
Family Business. Retrieved March 18, 2014 from Morris, M.H., Williams, R.W., and Nel, D. (1996), Factors
http://apindonesia.com/new/index.php?option=com_c influencing family business succession, International
ontent&task=view&id=2630 Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research,
Baur, M. (2014). Successors and the Family Business: Novel 2(3), 68-81.
Propositions and a New Guiding Model for Effective Poza, E. J. (2007). Family Business 3rd Edition. Mason, OH,
Succession. The Journal of American Academy of USA: South-Western Cengange Learning.
Business, Cambridge, 19(2), 133-138 Poza, Ernesto J. (2010). Family Business: Third Edition.
Whatley, L. (2011). A new model for family owned business Cengage Learning Academic Resource Center: U.S.A
succession. Organization Development Journal, Rothwell, W. J. (2010). Effective Succession Planning:
29(4), 21. Ensuring Leadership Continuity and Building Talent
Filser, M., Kraus, S., & Märk, S. (2013). Psychological from Within 4rd Edition. Amacom. American
aspects of succession in family business Management Association.
management. Management Research Review, 36(3), Susanto, A. B. (2007). The Jakarta consulting group on family
256-277. business. Jakarta: The Jakarta Consulting Group.
Hnátek, M. (2012). Succession Planning and Generational Suryadi, E. (2012). Evaluasi faktor penentu keberhasilan
Transition: The Greatest Challenges for Family- proses suksesi perusahaan keluarga. Journal of
owned Businesses. Journal of Eastern Europe Management Studies, 1(1), 16-48
Research in Business & Economics, 1-11 Swa Online. (Selasa, 18 March 2013). Michael Widjaja Ingin
Hnátek, M. (2013). Succession Problems in Family-Owned Mewujudkan BSD sebagai Perusahaan US$ 10
Businesses: An Example from the Czech Republic. Miliar. Retrieved April 4, 2014 from
The Business & Management Review, 3(3), 33-40 http://swa.co.id/ceo-interview/michael-widjaja-ingin-
Info Komputer. (9 Oct, 2013). Platform SAP Bantu Transisi mewujudkan-bsd-sebagai-perusahaan-us-10-miliar
dan Ekspansi Family Business. Retrieved March 18, Swa Online. (Sabtu, 8 March 2013). Putri K. Wardani
2014 from Melestarikan Turuning Sinatriyo di Mustika Ratu.
http://www.infokomputer.com/tag/perusahaan- Retrieved April 4, 2014 from
keluarga/ http://swa.co.id/business-strategy/putri-k-wardani-
Ismail, N., & Mahfodz, A. N. (2009). Succession planning in melestarikan-turuning-sinatriyo-di-mustika-ratu
family firms and its implication on business The Jakarta Consulting Group. Family Business. Retrieved
performance. Journal of Asia Entrepreneurship and March 18, 2014 from
Sustainability, 5(3). http://www.jakartaconsulting.com/publications/articl
Mandiri. (Selasa, 22 Mei 2012). POWER LUNCH “Tantangan es/family-business/family-business-3
Perusahaan Keluarga di Era Bisnis Modern”. Wahjono, S.I. (n.d) Suksesi dalam perusahaan keluarg. Jurnal
Retrieved March 18, 2014 from Balance, 3(1).
http://csr.bankmandiri.co.id/detail-pers-157- Wahjono, S. I. (2012) Penguatan Bisnis Keluarga Anggota
POWER%20LUNCH%20%E2%80%9CTantangan% Muhammadiyah untuk Meningkatkan Bisnis
20Perusahaan%20Keluarga%20di%20Era%20Bisnis Masyarakat Islam. Jurnal Studi Masyarakat Islam,
%20Modern%E2%80%9D%20.html 15(2).

Anda mungkin juga menyukai