Disusun oleh:
NIM: 2206126680
1.1Latar Belakang
Jagung (Zea mays L) merupakan komoditi pangan yang penting di Indonesia. Produksi
jagung menempati ketiga produksi tanaman pangan di Indonesia, setelah padi dan ubi kayu.
Daerah produksi jagung utama di Indonesia adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang
menyumbangkan 60% dari seluruh produksi jagung
nasional. Di luar Jawa, daerah produksi jagung adalah Sulawesi Selatan dan Lampung yang
menyumbangkan 8% dan 6% dari total produksi nasional.
Dalam perkembangannya jagung tidak hanya berfungsi sebagai
pangan bagi manusia, namun juga sebagai bahan pokok dalam industri pakan ternak.Selama
lima tahun terakhir kebutuhan jagung sebagai bahan baku industri pangan dan pakan
meningkat sekitar 10-15% per tahun dan diproyeksikan akan naik sekitar 2 juta ton pipilan
kering setiap tahunnya (Sekretariat Negara, 2010).
Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya, sebab hampir
seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan seperti
pembuatan pupuk kompos, kayu bakar, turus (lanjaran), bahan kertas dan sayuran (Anonim,
2007) bahan dasar/bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, dextrin,
aseton, gliserol, perekat, tekstil dan asam organik bahan bakar nabati (Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Bantul, 2008).
Jagung menempati posisi penting dalam perekonomian nasional,khususnya untuk
mendukung perekonomian, karena merupakan sumber karbohidrat sebagai bahan baku
industri pangan, pakan ternak unggas dan ikan.Disamping bijinya, biomassa hijauan jagung
juga diperlukaan
dalam pengembangan ternak sapi (Ditjen Tanaman Pangan, 2006). Kebutuhan jagung dalam
negeri untuk pakan ternak mencapai 4,90 juta ton dan bahkan masih mengimpor jagung 1.80
juta ton tahun 2005 dan diprediksi menjadi 6,60 juta tondan diperkirakan akan mengimpor
jagung mencapai 2.20 juta ton tahun 2010,kalau produksi nasional tidak dipacu (Ditjen
Tanaman Pangan, 2006., Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2007 )
PEMBAHASAN
b. Batang
Batang beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas.
c. Daun
Daun terbentuk dari pelepah daun dan menutupi hampir semua batang jagung.
d. Bunga
Terdiri dari bunga jantan dan betina, dengan letak
terpisah.Bunga jantan terletak pada malai bunga (di ujung tanaman) sedangkan bunga betina
terdapat pada tongkol jagung.
e. Buah
Buah terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus.
f. Biji
Biji jagung dikenal sebagai kernel dimana terdiri dari tiga bagian utama yaitu dinding sel,
endosperm dan embrio. Warna biji jagung
juga bervariasi dari putih sampai dengan kuning. Jagung kuning lebih banyak ditemukan
dibandingkan dengan jagung putih.
2.2. Macam – Macam Tanaman Jagung ( Zea mays L.)
Berdasarkan bentuk biji dan kandungan endospermnya, jagung dikelompokkan menjadi
tujuh jenis, yaitu :
A. Tortilla
Tortila dari jagung sangat terkenal di Mexico, Amerika Tengah dan bagian Selatan
Amerika. Kata tortila berasal dari bahasa Spanyol yang berarti jagung. Tortila merupakan
sumber karbohidrat dan protein yang cukup berarti terhadap penduduk yang masih miskin di
daerah Amerika Tengah, karena tortila dijadikan bahan makanan utama. Proses pembuatan
tepung tortila ini cukup banyak mempunyai variasi dan tidak ada standar yang khusus.
Beberapa macam proses disusun berdasarkan faktor geografis dan sosial ekonomi. Sebagai
contoh variasi proses ini adalah konsentrasi larutan kapur, jenis jagung, lama pemasakan dan
temperatur. Pemilihan proses ini juga dipertimbangkan berdasarkan kebiasaan pengolah,
harga jagung serta tersedianya bahan baku.
B. Minyak Jagung
Biji jagung mengandung 4.5% minyak, sebagian besar (85%) pada lembaga. Cara
memperoleh minyak jagung adalah dengan cara pengepresan mekanik dan ekstraksi dengan
pelarut. Lembaga yang dihasilkan dari proses penggilingan kering mengandung 25 – 30 %
minyak, sedangkan dari penggilingan basah 45– 50 %. Minyak dari lembaga dikeluarkan
dengan proses pengepressan mekanik dan atau ekstraksi pelarut. Pengepressanmekanik
menggunakan ekspeller ulir biasanya memisahkan sekitar 80 %minyak. Minyak yang
tertinggal pada ampas masih dapat diambil dengan ekstraksi pelarut heksan.
Minyak yang dihasilkan dari lembaga penggilingan kering biasanya lebih baik dibandingkan
dengan dari lembaga
penggilingan basah karena lebih pucat dan lebih sedikit yang hilang selama proses pemurnia.
Hasil proses pengepressan atau ekstraksi pelarut disebut minyak kasar.
C. Grontol
Grontol umumnya dijumpai sebagai makanan kecil di Jawa, Madura dan Sumatra. Di
sebagian daerah di Jawa, makanan ini bahkan dijadikan makanan pokok pengganti beras.
D. Corn Flake
Corn Flake adalah sejenis makanan yang terbuat dari jagung, digilas hingga tipis
seperti emping. Di Malaysia, produk yang disebut emping jagung ini biasanya dikonsumsi
setelah dicampur dengan susu segar dan buah kering atau segar. Di Amerika Serikat biasanya
produk ini digunakan untuk sarapan.
E. Marning Jagung
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kandungan gizi yang ada di dalam jagung dapat
meningkatkan nilai tambah melalui berbagai aneka olahan jagung, baik
dalam bentuk minuman, makanan, maupun bahan tambahan pada makanan. Dengandemikian
, jagung dapat menjadi bahan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan pangan serta
menambah peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Jagung. Diunduh pada [http://www.bit.lipi.go.id/pangan- Kesehatan
/documents/cd_interaktif/Buku%20Jagung.pdf] pada tanggal 15 September 2018
Bahiyah K. 2012. Botani Tanaman Jagung(Zea mays L.).Diunduh pada
[http://etheses.uin-malang.ac.id/879/6/08620002%20Bab%202.pdf] padatanggal 13
September 2018
Masnun. 2017. Pengolahan Hasil Jagung (Membuat Susu Jagung Dan Mie Jagung).
Diunduh pada [http://www.bppjambi.info/dwnpublikasi.asp?id=47] pada tanggal 15
September 2018
Koswara Sutrisno. 2009. TEKNOLOGI PENGOLAHAN JAGUNG(TEORI DAN PRAKTEK).
Diunduh pada [http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-
Pengolahan-Jagung-Teori-dan-Praktek.pdf] pada tanggal 13 September 2018
Richana Nur, Suarni. 2016. Teknologi Pengolahan Jagung . Diunduh
pada[http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/duatiga.pdf] pada
tanggal 13 September 2018