Oleh :
Kelompok 1
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
II.1 Tempe
Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang umumnya berbahan baku
kedelai yang difermentasi dan mempunyai nilai gizi yang baik. Fermentasi
pada pembuatan tempe terjadi karena aktivitas kapang Rhizopus
oligosporus. Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari
kedelai yang disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase.
Fermentasi kedelai menjadi tempe akan meningkatkan kandungan fosfor.
Hal ini disebabkan oleh hasil kerja enzim fitase yang dihasilkan kapang
Rhizopus oligosporus yang mampu menghidrolisis asam fitat menjadi
inositol dan fhosfat yang bebas. Jenis kapang yang terlibat dalam
fermentasi tempe tidak memproduksi toksin, bahkan mampu melindungi
tempe dari aflatoksin. Tempe mengandung senyawa antibakteri yang
diproduksi oleh kapang tempe selama proses fermentasi (Koswara, 1995).
Tempe memiliki manfaat baik dari segi nutrisi maupun manfaat kesehatan.
Sebagai sumber nutrisi, tempe berperan sebagai sumber protein dan
mineral besi. Sebagai obat dan penunjang kesehatan, tempe berperan
sebagai anti diare (misalnya dalam pembuatan super oralit dari 40-50 g
tempe) dan anti bakteri. Senyawa anti bakteri pada tempe dapat
menghambat sembilan jenis bakteri gram postitif dan satu jenis bakteri
gram negatif, yaitu: Streptococcus lactis, S. cremoris, Leuconostoc
dextranicum, L. mesenteroides, Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis,
Clostridium botulinum, C. sporogenes, C. butyricum, dan Klebsiella
pneumoniae (Syarief et al., 1999). Wang dan Hesseltine (1981)
menyatakan bahwa Rhizopus oligosporus bahkan dapat mencegah
akumulasi aflatoksin yang ada pada kedelai dengan melakukan hidrolisis.
Cahyadi 2006
II.2 Jagung (yang ini saya masih bingung tentukan jagung biasa
atau manis)
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (Madura dan Nusa Tengara) mengunakan jagung sebagai pangan
pokok. Jagung (Zea mays L.), adalah salah satu sumber karbohidrat yang
dapat digunakan sebagai penganti beras, karena jagung memilki kalori
yang hampir sama dengan beras. Jagung juga merupakan sumber protein
dan sebagai komodit lokal yang tersedia secara melimpah karena banyak
dibudidayakan oleh petani. Jagung sebagai bahan pangan pokok kedua
setelah beras, selain sebagai sumber karbohidrat juga merupakan sumber
protein yang penting dalam menu masyarakat di Indonesia. Jagung kaya
akan komponen pangan fungsional antara lain; serat pangan yang
dibutuhkan tubuh (dietary fiber), asam lemak esensial, isoflavon, mineral
Fe (tidak ada dalam terigu), -karoten (pro vitamin A), komposisi asam
amino esensial, dan lainya (Suarni, 2009).
Menurut Arief dan Asnawi (209), komponen kimia terbesar dalam biji
jagung adalah karbohidrat (72% dari berat bij) yang sebagian besar berisi
pati. Pati terdiri atas dua jenis yaitu amilosa 25-30% dan amilopektin 70-
75%. Selain pati jenis karbohidrat yang ada pada jagung yaitu fruktosa,
glukosa, dan sukrosa dengan jumlah yang sama yaitu 1-3% .Keungulan
jagung dibanding jenis serealia lainya adalah warna kuning pada jagung.
Warna kuning pada jagung dikarenakan kandungan karotenoid. Jagung
kuning mengandung karotenoid berkisar antara 6,4 - 1,3 g/g, 2%
diantaranya beta- karoten dan 51% xantofil. Pigmen xantofil yang utama
adalah lutein dan zeaxanthin. Komposisi kimia jagung bervariasi
antara varietas yang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
genetis menyangkut spesies, varietas dan keturunan.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penggiling, lasti, baskom,
oven, timbangan, kompor, sendok, dan lastic. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah jagung, ragi tempe, dan air.