Anda di halaman 1dari 5

1. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis 2.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis


beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau aspek ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional. fungsional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2000 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26
Tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
(Bab I Pasal 1 Point 5)

3. Wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi Kawasan (dari bahasa Jawa kuna, kawaśan yang berarti daerah
teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali waśa, dari bahasa Sansekerta: "memerintah") artinya daerah
sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik alam, yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan
misalnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan setelah masa fungsional kegiatan tertentu, seperti kawasan industri, kawasan
kolonialisme, batas-batas tersebut dibuat oleh negara yang perdagangan, dan kawasan rekreasi. Misalnya: "Kebayoran Baru
menduduki daerah tersebut, dan berikutnya dengan adanya negara merupakan 'kawasan' perumahan elite." Kawasan adalah wilayah
bangsa, istilah yang lebih umum digunakan adalah batas nasional. yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

Pembagian wilayah Kawasan pariwisata dibagi atas dua bentuk yaitu : Kawasan
pariwisata murni yaitu suatu areal yang secara khusus disediakan
1. Wilayah Formal (Uniform Region)
untuk menampung berbagai kegiatan pariwisata, dilengkapi dengan
Wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman atau homogenitas berbagai saran penunjang untuk memudahkan bagi kegiatan
tertentu. Misalnya berdasarkan kriteria fisik atau alam maupun pariwisata, dimana pengelolaannya ditangani oleh suatu badan baik
kriteria sosial budaya.
pemerintah maupun swasta atau kerjasama pemerintah dengan
1. Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan swasta. Kawasan pariwisata terbuka yaitu kawasan yang
pada kesamaan topografi, jenis batuan, iklim, dan bobotnya dipergunakan untuk pengembangan pariwisata di
vegetasi. Misalnya wilayah pegunungan kapur (karst),
wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi mangrove. kawasan pariwisata tersebut, kegiatan lainnya dari masyarakat
2. Wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya umum seperti pertanian, perkebunan, dan lain sebagainya masih
misalnya wilayah suku Banjar, wilayah industri tekstil,
dan wilayah pertanian sawah basah terbuka, yang diatur dan ditata agar mendukung pengembangan
pariwisata.
1. Wilayah Fungsional (Nodal Region)
Wilayah yang dicirikan dengan kegiatan yang saling
berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara
fungsional. Misalnya wilayah Jabodetabek secara fisik
memang berbeda (heterogen), namun secara fungsional
saling berhubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup di
setiap wilayah.
Perwilayahan Fungsional Tata Ruang
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan
Perwilayahan fungsional ditentukan dengan adanya hubungan dari ruang, baik direncanakan maupun tidak. Struktur ruang adalah
titik-titik pertumbuhan pada unit-unit wilayah dengan titik pusat susunan pusat-pusat permukiman sistem jaringan prasarana dan
pertumbuhan. Jadi, perwilayahan fungsional lebih menitikberatkan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
adanya arus hubungan dengan titik pusat. masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Sebaiknya kita melihat isi dari Undang – Undang No. 26 Tahun
Penentuan perwilayahan fungsional umumnya menggunakan dua 2007 tentang penataan Ruang, untuk mengetahui lebih pasti
pendekatan analisis, yaitu analisis aliran barang/orang dan analisis definisi dari tata ruang seperti yang terjabarkan dalam uraian
gravitasi. Analisis aliran barang/orang menitikberatkan pada sesuatu dibawa ini: Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
yang dilakukan orang, sedang analisis gravitasi menitikberatkan ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai
pada suatu kemungkinan yang akan dilakukan orang menurut satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
pengamatan. melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata
ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.Struktur
C. Perwilayahan Perwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
penggolongan wilayah berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi atau jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
penggolongan wilayah dapat dilakukan secara formal maupun kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
fungsional. Dalam perencanaan pembangunan, pemerintah harus hubungan fungsional.Pola ruang adalah distribusi peruntukan
memahami kondisi suatu wilayah karena setiap wilayah memiliki ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
kondisi yang berbeda-beda. fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya.Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang
meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang.

Fungsi tata ruang Manfaat tata ruang

acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang  mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah
Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah provinsi;
Daerah (RPJMD); acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan  mewujudkan keserasian pembangunan wilayah provinsi
dengan wilayah sekitarnya; dan
wilayah provinsi; acuan untuk mewujudkan keseimbangan
 menjamin terwujudnya tata ruang wilayah provinsi yang
pembangunan dalam wilayah provinsi; acuan lokasi investasi dalam berkualitas.
wilayah provinsi yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan faktornya. Berikut ini faktor-faktor pusat pertumbuhan:
swasta; pedoman untuk penyusunan rencana tata ruang kawasan a. Sumber Daya Alam
strategis provinsi; dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam Setiap daerah pastinya punya sumber daya alam yang khas.
Pengelolaan sumber daya alam yang optimal akan meningkatkan
penataan/pengembangan wilayah provinsi yang meliputi indikasi kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan
arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan insentif dan pendapatan daerah. Contohnya adalah kota Bontang di Kalimantan
Timur yang dahulu merupakan hanya wilayah eksplorasi minyak
disinsentif, serta arahan sanksi; dan acuan dalam administrasi bumi dan gas. Kini telah berkembang menjadi kota yang tumbuh
pertanahan. pesat.
b. Sumber Daya Manusia
Kualitas dan kuantitas manusia sangat penting untuk mengelola
suatu daerah. Produktifitas manusia yang tinggi akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah dan menjadi pusat pertumbuhan.
C . Kondisi Fisiografi
Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi fisiografi.
Dataran rendah berpotensi untuk menyediakan jaringan transportasi
yang strategis. Kondisi tersebut mendorong adanya arus distribusi
barang dan jasa sehingga pertumbuhan wilayah akan semakin cepat.
D . Fasilitas Penunjang
Wilayah yang punya fasilitas lengkap seperti jalan, transportasi
umum, pusat niaga, pemukiman, jaringan listrik dan lainnya akan
berpeluang cepat menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas tersebut
merupakan modal utama dalam membangun sebuah daerah yang
pesat.
Teori Teori Pusat Pertumbuhan : Konsep dasar dari teori tempat sentral sebagai
berikut.
1) Population threshold,
a. Teori Polarisasi Ekonomi yaitu jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk
melancarkan dan kesinambungan dari unit pelayanan.
Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal. Menurut 2) Range (jangkauan),
Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi yaitu jarak maksimum yang perlu ditempuh penduduk
daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat pertumbuhan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang
tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil,
dibutuhkannya dari tempat pusat. Hal-hal yang perlu
modal, dan barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan
suatu lokasi. Demikian terus-menerus akan terjadi pertumbuhan diperhatikan adalah:
yang makin lama makin pesat atau akan terjadi polarisasi a) Range selalu lebih besar dibanding daerah tempat
pertumbuhan ekonomi (polarization of economic growth). population threshold.
b. Teori Kutub Pertumbuhan b) Inner limit (batas dalam) adalah batas wilayah yang
didiami population threshold.
Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan c) Outer limit (batas luar) adalah batas wilayah yang
oleh Perroux, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut mendapatkan pelayanan terbaik, sehingga di luar
Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti batas itu penduduk akan mencari atau pergi ke pusat
keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya lain.
kekuatankekuatan sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan Tempat sentral memiliki batas-batas pengaruh.
sentripetal. Pembangunan tidak terjadi secara serentak, melainkan Batasbatas itu melingkar dan komplementer dengan
muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas tempat sentral tersebut. Suatu tempat sentral dapat
yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau wilayah, berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan, rumah
melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis. Hubungan sakit, ibu kota provinsi, dan kota kabupaten. Masing-
kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara masing tempat sentral tersebut menarik penduduk
sektor-sektor ekonomi.
yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang
berbeda-beda.
Contoh: industri baja di suatu daerah akan menimbulkan kekuatan
sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang langsung
berhubungan dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan bahan
mentah maupun pasar. Industri tersebut juga menimbulkan kekuatan Teori Walter Christaller dapat diterapkan secara
sentrifugal, yaitu rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak baik di suatu wilayah dengan syarat-syarat
berhubungan langsung dengan industry baja. sebagai berikut.
1) Topografi dari wilayah tersebut relatif seragam,
sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh
c. Teori Pusat Pertumbuhan lereng atau pengaruh alam lainnya dalam
hubungannya dengan jalur angkutan.
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut 2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif
Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah homogeny dan tidak memungkinkan adanya produksi
sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, atau
permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai batu bara.
industri populasi yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan. Industri populasi merupakan industri yang
mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan
langsung) terhadap kegiatan lainnya. kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang
dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka
d. Teori Tempat Sentral waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua
Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933), puluh) tahun, ditinjau kembali satu kali dalam lima tahun.
seorang ahli geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi
dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu ruang
kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang Interaksi yang terjadi antarwilayah pertumbuhan dapat dilihat
berbeda ukuran luasnya. Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini dari aspek aspek :
diperkuat oleh pendapat August Losch (1945) seorang ahli ekonomi
Jerman. Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk
menyediakan pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan 1. aspek ekonomi
menempatkan aktivitas yang dimaksud pada hierarki permukiman
yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul 2. aspek manusia
jaringan heksagonal. Lokasi ini terdapat pada tempat sentral yang 3. aspek budaya
memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah maksimum, baik
mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang
menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya.

Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu


bentuk geometrik berdiagonal yang memiliki pengaruh terhadap
daerah di sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat sentral dengan
tempat sentral yang lain di sekitarnya membentuk jaringan sarang
lebah seperti yang kamu lihat pada gambar samping.
Tiga asas tempat sentral menurut Christaller sebagai berikut.
a. Tempat Sentral Menurut Asas Pasar (K3)
Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang responsif terhadap
ketersediaan barang dan jasa atau sering disebut dengan kasus pasar
optimal. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil terbagi
menjadi tiga kelompok yang sama besarnya, jika berbelanja ke tiga
tempat lebih besar yang letaknya terdekat.

b. Tempat Sentral Menurut Asas Transportasi (K4)


Tempat sentral memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang
paling efisien kepada daerah sekitarnya. Para konsumen di tempat-
tempat yang lebih kecil terbagi menjadi dua kelompok yang sama,
jika berbelanja ke dua tempat lebih besar yang terdekat.
c. Tempat Sentral Menurut Administrasi (K7)
Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian wilayah sekitarnya
dan wilayah itu sendiri. Pembangunan tempat sentral ini tidak
berorientasi pada sektor ekonomi, tetapi pada sektor sosial dan
politik. Contohnya kota pusat pemerintah. Para konsumen di tempat-
tempat yang lebih kecil berbelanja ke tempat-tempat yang lebih
besar yang letaknya terdekat.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan Beberapa tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam
dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan penerapan tata ruang wilayah, antara lain:
acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun, ditinjau
kembali satu kali dalam lima tahun. 1. Jumlah penduduk yang sangat besar, dan kemiskinan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) memuat: 2. Kesenjangan antar wilayah.
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; 3. Bencana alam yang tinggi. dan
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; 4. Krisis pangan, energi, dan air serta perubahan iklim.
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Permasalahan yang dihadapi penerapan tata ruang wilayah
nasional;
4. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor;1. Meningkatnya kebutuhan tanah untuk kegiatan pembangunan.
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; 2. Terjadi alih fungsi lahan. Konflik kepentingan antar-sektor
6. Penataan ruang kawasan strategis nasional; (kehutanan, pertambangan, lingkungan, perasarana wilayah, dll)
7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. 3. Konflik antar-wilayah: Pusat-Daerah dan Antardaerah.
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional 4. Penggunaan ruang tidak sesuai peruntukan.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi 5. Menurunnya luas kawasan yang berfungsi lindung, kawasan
kebijakan pengembangan struktur ruang dan pola ruang. resapan air dan meningkatnya DAS kritis.

Struktur ruang wilayah nasional:


1. Akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi Pelanggaran yang sering muncul: Pertama adalah penggunaan
wilayah. lahan, sudah bukan rahasia lagi bahwa pada sektor penggunaan
2. Kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, lahan adalah sektor pelanggaran yang paling banyak terjadi di
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air. Indonesia, kedua kualitas ruang karena ekslusivitas permukiman,
Pola ruang wilayah nasional: dan ketiga kesenjangan pembangunan antar wilayah.
1. Kawasan lindung.
2. Kawasan budi daya.
3. Kawasan strategis nasional.
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:

1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan


berkelanjutan;
2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota;
4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka negara kesatuan
republik indonesia;
5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi
ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang;
6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;
8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor;
9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi
nasional.
Secara lengkap mengenai perencanaan tata ruang wilayah nasional
bisa kalian ketahui dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi adalah rencana
tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam
penyusunannya harus mengacu pada RTRWN, pedoman bidang
penataan ruang, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Isi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi memuat:
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
2. Rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem
perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan
perdesaan pada wilayah pelayanannya dan sistem jaringan
prasarana wilayah provinsi;
3. Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan
lindung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis
provinsi;
4. Penetapan kawasan strategis provinsi;
5. Arahan pemanfaatan ruang wilayah yang berisi indikasi program
utama jangka menengah lima tahunan;
6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang
berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Tujuan penataan ruang wilayah provinsi merupakan arahan
perwujudan ruang wilayah provinsi yang diinginkan pada masa
yang akan datang.

Tujuan penataan ruang wilayah provinsi berfungsi:


1. Sebagai dasar untuk memformulasi kebijakan dan strategi penataan
ruang wilayah provinsi;
2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RTRW provinsi;
3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah provinsi.
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum
dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi
penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah
kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan
kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai