Dosen Pengampu:
Dr. H. Ery Supriyadi, Ir., MT
Disusun Oleh:
Jelita Hanum
num
C1210101
• WILAYAH ADMINISTRASI
Wilayah administrasi adalah wilayah yang
batas- batasannya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintah at
au politik, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan dan RT/
RW.Wilayah ini sangat penting dalam pembahasan pengembangan wilayah
dikarenakan 2 hal, yaitu dalam melaksanakan kebijaksanaan dan
rencana pembangunan
wilayah perlu tindakan dari berbagai badan pemeritah, selanjutnyadengan wilayah
yang memiliki batasan satuan administrasi pemerintah akan lebih mudah
dianalisis karena sejak lama pengumpulan data di berbagai bagian
wilayah berdasarkan pada satuan wilayah administrasi tersebut. Wilayah di Jawa
Timur yang dikategorikan sebagai wilayah administrasi sebagai berikut:
a. Kabupaten Banyuwangi secara administratif berbatasan dengan Kabupaten
Situbondo disebelah utara dan disebelah barat berbatasan dengan
KabupatenJember dan Kabupaten Bondowoso.
b. Kabupaten Malang secara administrasi berbatasan dengan Kota
Malangditengah-tengah wilayahnya. Sebelah utara berbatasan dengan
KabupatenJombang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu. Sebelah timur
berbatasandengan Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo.
Selanjutnyasebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Blitar dan Kabupaten
Kediri.
c. Kabupaten Kediri secara administratif seluruh wilayahnya berbatasan
denganKabupaten Kediri.
• WILAYAH NODAL
Menurut Prisyarsono & Sahara wilayah nodal (Nodal/Polarized Region
)merupakan wilayah yang secara fungsional mempunyai keterkaitan dan ketergantungan
antar pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland). Tingkat keterkaitan tersebut
diukur berdasarkan arus lalu lintas barang, penduduk, modal,dan transportasi. Sedangkan
menurut Glasson (1977) dalam Prisyarsono &Sahara, secara geografis wilayah nodal
memperlihatkan suatu koherensi fungsional tertentu, suatu interdependensi dari bagian-
bagian, apabiladidefinisikan berdasarkan kriteria tertentu, seperti kota dan desa, yang
secara fungsional saling berkaitan. Wilayah nodal merupakan wilayah yang paling ideal
digunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah, dengan mengartikan wilayah
tersebut sebagai ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan
ekonomi (Sukirno, 1976 dalam Prisyarsono & Sahara). Batas wilayah nodal ditentukan
sejauh mana pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi bila digantikan oleh pengaruh dari
pusat kegiatan ekonomi lainnya. Struktur wilayah nodal saling melengkapi, dimana ada
hubungan keterkaitan dan kepentingan masyarakat dalam wilayah tersebut. Daerah
hinterland akan menjual barang- barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja
kepada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual barang jadi ke daerah
hinterland.
a. Daerah Aliran Sungai Lesti (DAS Lesti) yang meliputi Sumbermanjing Wetan, Turen,
Wajak, Bululawang, Gondang Legi, Pagelaran, Gedangan,Bantur, dan Pagak.
• WILAYAH HETEROGEN
Wilayah heterogen merujuk pada daerah yang memiliki beragam kebudayaan,
agama, bahasa, dan etnis. Keberagaman ini dapat ditemukan di banyak negara di seluruh
dunia, dan seringkali menjadi sumber kekayaan budaya dan kekacauan sosial.
Wilayah heterogen mewakili daerah dengan keberagaman yang signifikan dalam
hal budaya, agama, bahasa, dan etnis. Keberagaman ini dapat muncul pada tingkat lokal,
regional, atau nasional. Misalnya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan wilayah
heterogen yang mencakup lebih dari 300 kelompok etnis dan berbagai kebudayaan yang
unik.
Karakteristik wilayah heterogen seringkali mencakup adanya perbedaan bahasa
yang signifikan, perbedaan agama dan keyakinan, serta adat istiadat yang beragam.
Wilayah heterogen juga dapat mencakup perbedaan dalam hal kekayaan ekonomi, tingkat
pendidikan, dan tingkat kesetaraan gender.
Wilayah heterogen dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah yang perlu
diatasi agar dapat mencapai harmoni dan stabilitas sosial. Beberapa tantangan utama yang
dihadapi wilayah heterogen meliputi:
1. Konflik Etnis dan Agama: Perbedaan budaya, agama, dan latar belakang etnis
dapat menjadi pemicu konflik yang serius dalam wilayah heterogen. Misalnya, konflik
etnis di Rwanda pada tahun 1994 menyebabkan kekerasan massal dan genosida yang
mengakibatkan kematian jutaan orang.
2. Diskriminasi dan Ketidakadilan: Keberagaman dalam wilayah heterogen
seringkali menghasilkan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
Hal ini dapat berdampak buruk pada kualitas hidup dan akses terhadap sumber daya yang
adil dan setara.
3. Tantangan Komunikasi: Perbedaan bahasa dan budaya dalam wilayah
heterogen dapat menyulitkan komunikasi dan mempengaruhi interaksi sosial
antarindividu. Hal ini dapat menciptakan kesalahpahaman dan ketegangan antar
kelompok.
Memahami dan menghargai keberagaman adalah penting dalam wilayah
heterogen karena ini dapat menciptakan harmoni sosial dan stabilitas. Beberapa alasan
mengapa memahami dan menghargai keberagaman penting termasuk:
1. Meningkatkan Kerjasama dan Toleransi: Memahami keberagaman membantu
membangun kerjasama dan toleransi antarindividu dan kelompok. Ini dapat mengurangi
konflik dan mempromosikan perdamaian dalam wilayah heterogen.
2. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi: Keberagaman budaya dan perspektif
dalam wilayah heterogen dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam berbagai
sektor. Hal ini dapat memajukan ekonomi dan memberikan manfaat bagi masyarakat
secara keseluruhan.
3. Meningkatkan Kualitas Hidup: Menghargai keberagaman memungkinkan
masyarakat untuk mengakses sumber daya dan kesempatan yang adil dan setara. Ini dapat
meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi ketimpangan dalam wilayah heterogen.
Karakteristik Wilayah
Secara geografis Indonesia terletak pada 60 LU hingga 110 LS dan 920 BT
hingga 1420 BT. Merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang
wilayahnya terdiri dari daratan dan perairan. I Made Sandy dkk, menyatakan bahwa
wilayah geografik adalah produk akhir dari analisa. Bagian muka bumi yang
dijadikan objek analisa ada yang menyebut “area” ada juga yang menyebut “geomer”,
dalam bahasa Indonesia mungkin bisa disebut “daerah”. Daerah itulah yang
dianalisa untuk kemudian dibuat “pewilayahan” atas dasar persyaratan-persyaratan
tertentu. Berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial, Indonesia memiliki luas
wilayah daratan seluas 1.905 juta km2 dan wilayah perairan 3.257 juta km2,
sehingga total wilayah Indonesia yaitu sekitar 5.180 juta km2. Indonesia terdiri dari
pulau-pulau baik besar dan kecil yang jumlahnya sekitar 17.504 pulau. Tiga per-
empat wilayah Indonesia merupakan laut seluas 5,9 juta km2, dengan panjang garis
pantainya yaitu 95.161 km, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia
setelah Kanada.
Melalui Deklarasi Djuanda, pada 13 Desember 1957, Indonesia menyatakan
diri kepada dunia sebagai negara kepulauan dan bahwa laut Indonesia (laut sekitar,
di antara, dan di dalam kepulauan Indonesia) menjadi satu kesatuan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut telah diakui dunia internasional melalui
konvensi hukum laut PBB yang ke tiga, United Nation Convention on the Law of the
Sea 1982 (UNCLOS 1982), yang kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan
Undang-Undang No.17 Tahun 1985. Dengan demikian berdasarkan UNCLOS 1982,
total luas wilayah laut Indonesia menjadi 5,9 juta km2, yang terdiri dari 3,2 juta
km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), luas
perairan ini belum termasuk landas kontinen (continental shelf). Hal inilah yang
menjadikan Indonesia dijuluki sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (the
biggest Archipelago in the World).
Menurut Pasal 25A UUD 1945 (hasil amandemen kedua UUD 1945),
menyebutkan bahwa “NKRI adalah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-undang”. Hal
ini semakin menguatkan eksistensi Indonesia sebagai negara maritim terbesar di
dunia.
d) Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan hamparan tanah luas yang berada pada ketinggian
relatif rendah (kurang dari 200 mdpl). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dataran rendah adalah bagian permukaan bumi di daerah
rendah yang relatif rata. Dataran rendah disebut juga dataran aluvial. Dataran
rendah terbentuk akibat proses sedimentasi sungai, yang menjadikannya
memiliki tanah yang subur. Letaknya yang berada didekat pantai dan hilir
sungai mengakibatkan daerah dataran rendah rentan terkena banjir. Ciri-ciri
dataran rendah antara lain :
Tanahnya relatif datar Biasanya di daerah sekitar pantai, namun ada juga yang di
pedalaman Terjadi akibat proses sedimentasi Tanahnya lebih subur dan banyak
dijadikan tempat pemukiman Tekanan udaranya lebih tinggi dibandingkan dataran
rendah Dataran rendah juga dijadikan lahan pertanian, tanaman yang cocok di tanam
di daerah dataran rendah antara lain padi, kepala, pisang, jagung, dan lain sebagainya.
d) Sungai
Sungai merupakan aliran air yang memanjang dan mengalir secara terus menerus
dari hulu (sumber) ke hilir (muara). Menurut Syarifuddin (2000), sungai meiliki
beberapa jenis berdasarkan jumlah airnya, yaitu: Sungai permanen, yaitu sungai
yang debit airnya relatif tetap. Sungai periodik, yaitu sungai yang pada waktu
musim hujan airnya banyak, sedangkan waktu musim kemarau airnya sedikit.
Sungai intermittent atau episodik, yaitu sungai yang airnya mengalir saat musim
hujan, sedangkan musim kemarau airnya kering. Sungai ephemeral, yaitu sungai
yang ada airnya hanya saat musim hujan.
e) Danau
Danau merupakan sebuah cekungan dimuka bumi dimana jumlah air yang masuk
lebih besar dari air yang keluar. Sumber utama air danau yaitu air hujan, sungai,
dan air resapan tanah. Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi 2,
yaitu :
Danau alam, terbentuk dari proses alami tanpa adanya campur tangan manusia.
Danau alam dibedakan menjadi : danau tektonik, danau vulkanik, danau vulkan-
tektonik, danau gletser, danau dolina, dan danau tapal kuda.
Danau buatan atau yang lebih dikenal dengan waduk, dibuat berdasarkan
tujuan tertentu yang sesuai dengan penggunaanya, seperti irigasi, penanggulangan
banjir, pembangkit listrik, perikanan, transportasi, dan lain sebagainya.
2. Wilayah Perairan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar
17,5 ribu pulau. Berdasarkan informasi dari Badan Hidrologi dan Oceanografi TNI
Angkatan Laut (Pushidrosal) menyebutkan bahwa hasil perhitungan disepakati bahwa
Luas Wilayah Kedaulatan, yang terdiri dari perairan pedalaman dan perairan
kepulauan seluas 3.110.00 km2, Laut territorial 290.000 km2. Luas wilayah berdaulat,
terdiri dari Zona Tambahan seluas 270.000 km2, Zona Ekonomi Ekslusif 3.000.000
km2, Landas Kontinen seluas 2.800.000 km2. Luas perairan Indonesia 6.400.000
km2, Luas NKRI (darat + Perairan) seluas 8.300.000 km2. Dengan panjang garis
pantai 108.000 km. Jumlah Pulau di Indonesia, berdasarkan UU no. 6 th 1996 kurang
lebih 17.508 pulau, akan tetapi dengan hilangnya kepemilikan Pulau Sipadan dan
Pulau Ligitan begitu juga Pulau Yako dan Pukau Aturo, sehingga jumlah pulau di
Indonesia kurang lebih 17.504. Hingga saat ini Pemerintah Indonesia telah melakukan
pembakuan dan submisi ke PBB pada tahun 2017 sejumlah 16.056 pulau.
Karakteristik wilayah perairan di Indonesia terbagi menjadi laut, selat, dan pantai.
a) Laut
Laut merupakan kumpulan air asin yang banyak dan luas dipermukaan bumi,
dan tersambung dengan samudra, terpisah dan atau terhubung dengan benua.
Komposisi air laut terdiri dari 96,5% air murni dan 3,5% material lain seperti
garam-garaman, gas terlarut, bahan organik, serta partikel tak terlarut. Laut dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan proses terjadinya, berdasarkan
letak, dan berdasarkan kedalamannya.
Jenis laut berdasarkan proses terjadinya :
Laut transgresi Laut ingresi Laut regresi Berdasarkan letaknya : Laut tepi
Laut pertengahan Laut pedalaman
Berdasarkan kedalamannya:
Zona lithoral Zona neritic Zona bathyal Zona abysal
b) Selat
Selat merupakan laut sempit yang menghubungan dua pulau. Selat berfungsi
sebagai pemisah sekaligus penghubung antar pulau. Ciri-cirinya antara lain :
Terletak diantara dua pulau yang lebih besar
- Terletak diantara dua permukaan daratan
Laut sempit yang menghubungan pulau yang berdekatan Selain fungsinya sebagai
penghubung antar pulau, selat juga memiliki beberapa manfaat, antara lain :
Sebagai jalur transportasi laut
Sumber perikanan yang melimpah
Pusat perekonomian masyarakat
c) Pantai
Pantai terjadi karena adanya gelombang yang menghantam daratan tanpa henti,
kemudian terjadilah pengikisan. UU no.27 Tahun 2007 menyebutkan “pantai
adalah suatu wilayah perbatasan antara daratan dengan lautan”. Sedangkan garis
pantai adalah batas pertemuan yaitu antara bagian laut dan daratan ketika terjadi
air laut pasang tertinggi. Pantai terdiri dari pantai landai dan pantai curam
Pantai landai, yaitu pesisir atau tepi laut yang daratannya menurun sedikit demi
sedikit kearah laut Pantai curam, yaitu pesisir atau tepi laut yang terjal.
Ciri-ciri pantai diantaranya :
Memiliki garis pantai yang permanen dan terjaga dengan baik
Tanah yang berpasir
Terdapat tumbuhan yang memiliki akar nafas
Memiliki muara
Terdapat ekosistem mangrove
Keterangan:
Nilai PB yang lebih besar dari 0 atau positif, menunjukkan bahwa pertumbuhan
suatu sektor di daerah tertentu termasuk ke dalam kelompok progresif. Sebaliknya
apabila nilai PB lebih kecil dari 0 atau negatif, maka pertumbuhan sektor tertentu di
daerah tersebut termasuk ke dalam kelompok lambat. Hasil analisis Shift-share
digunakan untuk mengklasifikasikan sektor dengan pertumbuhan dan daya saing dengan
pengelompokan.
Sektor basis ekonomi cukup menarik untuk diteliti dalam menentukan potensi
ekonomi pada suatu daerah. Penelitian untuk menganalisis sektor unggulan antara lain
dilakukan di Kabupaten Sleman (Basuki & Mujiraharjo, 2017), Kota Medan (Sihombing,
2018) dan Kabupaten Penajam Paser Utara (Sofi, 2020). Pendekatan LQ dan DLQ
memang dapat menunjukkan sektor basis dari suatu daerah namun pengukuran yang lebih
spesifik menggunakan pengembangan lebih lanjut dari metode Shift-share dapat
memberikan gambaran yang lebih komprehensif (Arcelus, 1984), misalnya menggunakan
pendekatan rasio ekspor bersih (Chiang, 2012). Tingkat daya saing suatu daerah juga
dapat ditentukan melalui hasil analisis Shift-share (Khusaini, 2015) sehingga dapat
diidentifikasi daerah yang menjadi eksportir dan importir sektor unggulan pada
perekonomian di suatu wilayah (Oyewole, 2016).
Tipologi Klassen
Salah satu indikator untuk menentukan sektor basis ekonomi suatu
wilayah adalah Tipologi Klassen. Metode ini mengklasifikasikan sektor ekonomi
suatu daerah dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah amatan
dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi acuan (Sofi, 2020). Jika
analisis pertumbuhan ekonomi dilakukan terhadap suatu kabupaten/kota, maka
data ekonomi daerah provinsi dapat digunakan sebagai pembanding. Hasil analisis
Tipologi Klassen dapat menggambarkan posisi pertumbuhan dan pangsa sektor,
subsektor, usaha, atau komoditi pembentuk variabel regional suatu daerah
(Kurniati, 2020).
Kombinasi antara nilai LQ dan DLQ digunakan sebagai dasar untuk
mengelompokkan masing-masing aktivitas ekonomi ke dalam bagan Tipologi
Klassen. Bagan tipologi Klassen memuat empat kuadran proyeksi sektor ekonomi
berdasarkan nilai penghitungan LQ dan DLQ.