PENGERTIAN UMUM
TATA RUANG
1. PENGERTIAN-PENGERTIAN
Pengertian-pengertian dasar yang digunakan dalam penataan ruang dan
dijelaskan di bawah ini meliputi ruang, tata ruang, penataan ruang, rencana tata
ruang, wilayah, kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan perdesaan,
kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu.
2. Ruang
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnnya
hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.
3. Tata Ruang
Tata ruang adalah wujud dari struktur dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak direncanakan.
4. Penataan Ruang
Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian ruang.
6. Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional.
7. Kawasan
Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya, yang
dijelaskan sebagai berikut:
8. Kota (City)
Pemukiman; berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya
bersifat non-agraris, kepadatan penduduk relatif tinggi; tempat sekelompok
orang-orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal bersama dalam suatu
wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis
dan individualistis.
9. Kota Satelit
Kota yang terletak dipinggir atau berdekatan dengan kota besar, yang secara
ekonomis, sosial, administrasi dan politis tergantung pada kota besarnya.
11. Daerah
Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait
padanya yang batas dan sistem ditentukan berdasarkan aspek fungsional.
12. Desa
Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara
Pertama :
Pembangunan perkotaan yang terdorong oleh konsep kebijakan dan strategi
pembangunan perkotaan yang jelas (tidak semata selogan), terumuskan dengan baik,
dan layak (dapat dilaksanakan bukan sekedar impian). Gagasan ini terdorong oleh
pengalaman si masa lalu, saat penyelenggaraan pembangunan perkotaan dengan
pendekatan ‘keterpaduan’ melalui P3KT (Program Pembangunan Prasarana Terpadu)
yang selalu didahului kajian mendasar tentang kebijakan dan strategi pembangunan
kota yang bersangkutan. Pada saat ini sedang dilakukan kajian tentang kebijakan
nasional dan strategi pembangunan perkotaan sebagai bagian proyek USDRP yang
dilaksanakan Direktorat Cipta Karya bersama Bank Dunia. Juga sedang dipersiapkan
suatu proyek yang disebut CDS (City Development Strategy) tahap kedua (yang tahap
pertama sudah dilaksanakan sebelumnya) untuk kota-kota terpilih menyiapkan
kebijakan dan strategi pembangunan kotanya.
Kedua :
Pembangunan perkotaan yang memiliki rencana dan program investasi terpadu yang
bersifat multitahun, multi sektor, dan multi sumber pendanaan. Pemikiran ini
konsistensi dengan program yang dikembangkan oleh Direktorat Jendaral Cipta Karya
sejak beberapa tahun yang lalu yang mengisyaratkan agar pemerintah daerah
menyiapkan RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah).
Ketiga :
Pembangunan perkotaan yang disertai oleh reformasi dasar untuk membangun tata
kelola pemerintahan yang baik. Program untuk menanamkan tata kelola pemerintahan
yang baik dilakukan sekarang dalam program USDRP yang meliputi 3 aspek : a)
traspormasi, akuntabilitas, dan partisipasi, b) perbaikan managemen keuangan, dam
c) perbaikan tata cara pengadaan barang dan jasa pemerintahan.
Keempat :
Pembangunan ekonomi lokal, termasuk perbaikan pelayanan prasarana dan sarana
perkotaan dan penanggulangan kemiskinan, sebagai bagian upaya mewujudkan
‘kemandirian masyarakat perkotaan’ secara ekonomis dan finansial. Upaya ini
merupakan agenda reformasi strategis ‘yang lain’ dalam program USDRP yang
menekankan proritas dalam pembangunan manajemen perkotaan yang berkelanjutan.
Kelima :
Pembangunan kota yang inovatif dan kreatif yang menyemaikan dan menumbuhkan
gagasan lokal, insipirasi dan aspirasi lokal, prakarsa lokal, dan sumber daya intelektual
lokal.
Keenam :
Pembangunan kota yang mampu membangun masyarakat (masyarakat sebagai
sumber daya dalam pembangunan), bersama masyarakat (masyarakat sebagai
subyek pembangunan) dan untuk masyarakat (masyarakat sebagai objek
Ketujuh :
Pembangunan perkotaan yang mampu menciptakan keselarasan budaya, sosial, dan
memelihara keamanan diantara kemajemukan dan heterogenitas masyarakat. Faktor
kemananan selalu disebutkan sebagai salah satu faktor membuat suatu kota menarik
investasi pelbagai prasarana dan sarana perkotaan.
Kedelapan :
Pembangunan kota yang dilandasi pemanfaatan sumber daya alam, lahan dan ruang
secara adil dan efesien dan meningkatakan mutu lingkungan kehidupan bagi warga
kota, termasuk pengelolaan dari kawasan terbuka hijau.
Kesembilan :
Pembangunan perkotaan yang mengindahkan tertib hukum, disiplin sosial, serta hak
asasi manusia di dalam masyarakat kota, yang tercermin didalam kehidupan sehari-
hari.
Kesepuluh :
Pembangunan perkotaan yang menciptakan kawasan permukiman yang layak huni
berasaskan tribina lingkungan fisik, masyarakat, dan ekonomi. Masyarakat kota
memerlukan tempat tinggal dan oleh karenanya pemerintah layak membantu
masyarakat membangun rumah-rumah, terutama bagi masyarakat berpengasilan
rendah.