RESPIRASI TUMBUHAN
DISUSUN OLEH:
NISA UL HAFIDZAH
(232114071)
PRODI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA ALWASHLIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Medan,November 2023
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Respirasi tumbuhan adalah salah satu proses biokimia utama yang terjadi
dalam sel tumbuhan, memainkan peran kritis dalam produksi energi yang
diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan produksi senyawa aktif.
Dalam konteks mata kuliah botani farmasi, pemahaman mendalam tentang
respirasi tumbuhan menjadi esensial karena memiliki dampak langsung pada
kandungan senyawa bioaktif dalam tanaman obat.
Proses respirasi tumbuhan melibatkan serangkaian reaksi biokimia
kompleks yang terjadi di dalam mitokondria sel. Glikolisis, siklus asam sitrat, dan
rantai transport elektron adalah tahapan kunci yang mengubah substrat organik
menjadi energi yang dapat digunakan oleh sel. Dalam kaitannya dengan farmasi,
pemahaman tentang mekanisme respirasi ini dapat membantu mengidentifikasi
dan memahami faktor-faktor yang memengaruhi produksi senyawa bioaktif dalam
tanaman obat.
Dalam industri farmasi, bahan-bahan aktif dari sumber alam, termasuk
tumbuhan, sering digunakan sebagai dasar untuk pengembangan obat-obatan.
Pemahaman mendalam tentang respirasi tumbuhan menjadi penting karena proses
ini dapat memengaruhi akumulasi senyawa-senyawa penting, seperti alkaloid,
flavonoid, dan terpenoid, yang memiliki potensi farmakologis tinggi. Oleh karena
itu, pengetahuan tentang regulasi respirasi tumbuhan dapat memberikan wawasan
yang berharga bagi perancangan formulasi obat yang lebih efektif dan
berkelanjutan.
Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti suhu, kelembaban, dan
ketersediaan air dapat memengaruhi laju respirasi tumbuhan. Dalam
pengembangan obat berbasis tumbuhan, pemahaman tentang bagaimana faktor-
faktor ini memengaruhi kualitas dan kuantitas senyawa aktif dalam tanaman obat
menjadi krusial. Studi mengenai respirasi tumbuhan memberikan dasar untuk
memahami bagaimana kondisi pertumbuhan tumbuhan dapat dioptimalkan agar
menghasilkan kandungan senyawa aktif yang maksimal.
Dengan demikian, penelitian lebih lanjut dalam domain respirasi
tumbuhan dalam konteks farmasi bukan hanya relevan untuk pengembangan obat-
obatan alami tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku
obat yang berkualitas tinggi. Makalah ini akan menjelajahi aspek-aspek kunci
respirasi tumbuhan dan mengaitkannya dengan aplikasi praktis dalam industri
farmasi, menyoroti implikasinya dalam pengembangan obat dan pemeliharaan
biodiversitas tumbuhan obat.
PEMBAHASAN
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs ada dua
macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP
(Guanin Tripospat). Energi ini merupakan energi siap pakai yang langsung dapat
digunakan. Kedua dalam bentuk transport elektron, yaitu NADH (Nikotin Adenin
Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida) dalam bentuk FADH2.
Kedua macam sumber elektron ini dibawa kesistem transfer elektron. Proses
transfer elektron ini sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H+ dan NADH
dan FADH2 dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai. Setiap
kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat
anorganik (P) kemolekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir
terdapat oksigen sebagai penerima, sehingga terbentuklah H2O. katabolisme 1
glukosa melalui respirasi aerobik menghasilkan 3 ATP. Setiap reaksi pada
glikolisis, siklus krebs dan transport elektron dihasilkan senyawa – senyawa
antara. Senyawa itu digunakan bahan dasar anabolisme (Syamsuri, 1980).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah di paparkan di atas dapat ditarik kesimpulan
berupa :
1. Respirasi pada makhluk hidup, jika semakin besar volume organisme maka
respirasi yang berlangsung semakin cepat. Begitu juga organisme yang
memiliki struktur tubuh kompleks, akan lebih cepat.
2. Respirasi dapat terjadi dalam kondisi aerob dan anaerob
3. Respirasi mempunyai tahapan di dalam sel sebelum menjadi sempurna untuk
di gunakan oleh tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA