DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 2
2.1 Pengertian Respirasi Tanaman ............................................................................ 2
2.2 Macam-Macam Respirasi Tanaman.................................................................... 2
2.3 Tahapan Respirasi Tanaman ............................................................................... 3
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Respirasi Tanaman ................................................ 3
BAB III METODOLOGI ................................................................................................. 5
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................... 5
3.2 Cara Kerja ........................................................................................................... 6
3.3 Analisa Perlakuan ............................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 9
4.1 Hasil .................................................................................................................... 9
4.2 Pembahasan......................................................................................................... 9
4.2.1 Perbandingan antara Perendaman Terhadap Laju Respirasi ........................... 9
4.2.2 Pengaruh Lama Waktu Perkecambahan Terhadap Respirasi .......................... 9
BAB V PENUTUP....................................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11
5.2 Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12
1
BAB I PENDAHULUAN
b. Bahan
Bahan Fungsi
Biji jagung Spesimen yang diamati
Aquades Membasahi tisu dalam labu
Erlenmeyer
Tali Untuk mengikat botol kecil
Plastik Untuk menutup labu erlenmeyer
Karet Untuk mengikat plastik ketika
menutup labu erlenmeyer
HCL 1N Menetralkan KOH
BaCl2 Mengendapkan hasil respirasi
Phenolpthalen Indikator warna
KOH 2N Mengikat CO2
6
Perlakuan A
Memasukkan biji jagung ke dalam oven
Perlakuan BCDE
Titrasi
selama 6 hari. Pada metode titrasi langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan
memasukkan HCl 1 N ke dalam buret, selanjutnya yaitu mengambil KOH
sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebagai kontrol. Langkah
ketiga yaitu meneteskan BaCl2 sebanyak 2 tetes, lalu selanjutnya meneteskan
phenolftalein sebanyak 2 tetes. Langkah berikutnya yaitu dengan melakukan
titrasi dengan menetesi KOH dan HCl 1 N secara perlahan sampai berubah
warna menjadi bening. Kemudian proses titrasi tersebut dilakukan pada
erlenmeyer lainnya hingga proses titrasi selesai dokumentasikan dan catat hasil
titrasi tersebut.
9
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbandingan antara Perendaman Terhadap Laju Respirasi
Pada hasil pengamatan perendaman biji jagung yang dilakukan
bahwa pada biji jagung dengan perlakuan B tidak direndam, sedangkan pada
biji jagung C, D, dan E dilakukan perendaman terlebih dahulu selama 10
menit. Berdasarkan pada tabel hasil dapat diketahui bahwa biji jagung B
memiliki evolusi CO2 sebanyak 0,203 mg/jam yang lebih rendah
dibandingkan dengan biji jagung C, D, dan E. Evolusi CO2 merupakan hasil
samping dari pembentukan energi metabolisme. Jika terjadi laju respirasi
yang aktif maka CO2 akan lebih mudah untuk berdifusi keluar. Hal ini
disebabkan karena kandungan perendaman pada biji jagung dapat
menyebabkan masuknya oksigen ke dalam biji dan dinding sel diimbibisi
oleh air, sehingga gas oksigen akan masuk ke dalam sel secara difusi.
Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka persediaan
oksigen meningkat pada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih
aktifnya respirasi. Selain itu, CO2 yang dihasilkan oleh respirasi juga akan
lebih muda berdifusi keluar (Ai dan Ballo, 2010).
4.2.2 Pengaruh Lama Waktu Perkecambahan Terhadap Respirasi
Pada hasil pengamatan lama waktu perkecambahan bahwa pada biji
jagung B dan C dikecambahkan selama 2 hari, biji jagung D dikecambahkan
selama 4 hari, dan biji jagung E dikecambahkan selama 6 hari. Dihasilkan
evolusi CO2 sebesar 0,203 mg/jam pada sampel B, 0,406 mg/jam pada
sampel C, 0,456 mg/jam pada sampel D, serta 0,473 mg/jam pada sampel E.
Sehingga dapat diketahui bahwa pada sampel biji jagung E yang memiliki
lama waktu perkecambahan selama 6 hari memiliki kandungan evolusi CO2
yang lebih tinggi 0,473 mg/jam dibandingkan dengan sampel lainnya. Pada
sampel B dan C yang dikecambahkan selama 2 hari memberikan kandungan
evolusi CO2 yang lebih rendah yaitu 0,203 mg/jam pada sampel B dan 0,406
10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses perendaman biji jagung memiliki evolusi CO2 yang tinggi
dikarenakan pada biji yang terendam air maka oksigen akan mudah masuk ke dalam
kulit biji sehingga proses transpirasi dapat terjadi secara aktif. Pada biji jagung yang
tidak dilakukan perendaman memiliki kandungan evolusi CO2 yang rendah. Pada
lama waktu perkecambahan juga berpengaruh terhadap respirasi. Semakin lama
waktu perkecambahan biji jagung yang dilakukan maka akan semakin banyak biji
jagung tersebut melakukan proses respirasi. Sehingga pada biji jagung dengan
perkecambahan sedikit akan menghasilkan proses respirasi yang sedikit. Hal ini
dikarenakan proses respirasi terjadi secara aktif pada tanaman yang masih
mengalami pertumbuhan terutama pada biji yang sedang berkecambah.
5.2 Saran
Praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar, meskipun dilakukan
secara daring para asisten praktikum masih tetap bersemangat dalam
menyampaikan materi praktikum. Hanya saja perlu penambahan waktu dalam
pengumpulan laporan. Saran untuk pelaksanaan praktikum kedepannya untuk
diadakan penayangan video terkait praktikum yang dilaksanakan agar mahasiswa
lebih mudah memahami praktikum yang dilaksanakan secara daring.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S., Ballo, M. 2010. Peranan Air dalam Perkecambahan Biji. Jurnal Ilmiah
Sains. 10(2): 190-193.
Campbell, Neil, A., & Jane B. Reece. 2012. Biology Edisi 8 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Jeffrey, C., dan J. C. Pommerville. 2010. Microbial Growth and Nutrition (Chapter
5). Jones & Bartlett Learning Publisher, Sudbury MA.
Lestari, G. W., Solichatun, Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil,
dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) setelah
Pemberian Asam Giberelat (GA3). Bioteknologi. 5(1): 1-9.
Novitasari, Rahmah. 2017. Proses Respirasi Seluler pada Tumbuhan. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi. Jurusan Pendidikan
Biologi. Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta 2017. 89-96 hlm.
O'Leary, B. M., Plaxton, W. C. 2016. Plant Respiration. In: eLS. John Wiley &
Sons. Ltd: Chichester. DOI: 10.1002/9780470015902.a0001302.pub3.
Paramita, Octaviani. 2010. Pengaruh Memar terhadap Perubahan Pola Respirasi,
Produksi Etilen dan Jaringan Buah Mangga (Mangifera indica L.) Var
Gedong Gincu pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Jurnal Kompetisi Teknik.
2(1).
Rakatika, R. R., Hernawati, D. 2014. Perbedaan Konsumsi Oksigen (O2) pada
Proses Respirasi Kecambah. Penelitian Internal. Universitas Siliwangi.
Tasikmalaya.
Toro, G., and Pinto, M. 2015. Plant Respiration Under Low Oxygen. Chilean
JJournal of Agricultural Research. 75(1): 57-70.