Oleh :
Ra’uf Aprilian
2114161035
Kelompok 7
1.2. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 13 April 2023 pada pukul 15:00-
17:50 WIB di Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lmpung.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, alat tulis, kertas, dan
label yang terletak pada herbisida.
3.1 Hasil
Hasil dari praktikum yang dilakukan yaitu :
Tabel herbisida
No Gambar
1
Nama & bahan aktif Basta 150 WSC dan amonium glufosinat
Jenis formulasi WSC (cair)
Translokasi Kontak dan sistemik
Selektivitas Non-selektif
Waktu aplikasi Saat cuaca cerah atau panas terik
Tanaman sasaran Aqeratum conyzodies,borrenia sp,
neprodopsis dan sebagainya
Gulma sasaran dna dosis Gulma daun lebar (5-10 l/ha)
Gulma daun sempit (5-10 l/ha)
Gulma alang-alang (15-30 l/ha)
Gulma teki (3 l/ha)
Volume semprot 200-800 L/ha
Mekanisme kerja Menghambat enzim pusat untuk metabolisme
tanaman. Tanaman menyerap zat ini terutama
melalui daun dan bagian hijau lainnya.
Sebagai herbisida kontak, Glufosinate-
amonium hanya efektif jika kontak dengan
tanaman. Hal ini memungkinkan untuk
mengendalikan gulma tanpa mempengaruhi
akar atau membutuhkan persiapan lahan
4
Nama & bahan aktif Calaris dan mesotrion / antrain 500 g/l
Jenis formulasi Pekatan suspense
Translokasi Sistemik
Selektivitas Selektif
Waktu aplikasi Saat tinggi gulma 5-10 cm, atai 7-15 hari
setelah tanam.
Tanaman sasaran Tanaman budidaya pertanian
Gulma sasaran dna dosis Gulma berdaun lebar (ageratum
conyzodies,altenatnera), gulma berdaun
sempit (digitarium ciciorus, etiusine indica)
dan teki (cyperus kylingiya)
Volume semprot 1,5-2 L/ha
Mekanisme kerja Menghambat fungsi enzim HPPD
yang menyebabkan pigmen karotenoid tidak
terbentuk. diaplikasikan pada berbagai
jenis tumbuhan hanya akan mematikan
species tertentu gulma dan relatif
tidak mengganggu tanaman yang
dibudidayakan
5
Nama & bahan aktif Bigben dan Bentazon 150 g/L + imazapir 20
g/L
Jenis formulasi Cair
Translokasi Sistemik dan kontak
Selektivitas Non selektif
Waktu aplikasi Saat penutupan gulma mencapai 75% dan
kondisi lingkungan mendukung
Tanaman sasaran Jagung
Gulma sasaran dna dosis Agerantum conyzoides 1-2L/ha
Synedrella nodiflora 1-2L/ha
Cleome rutidospermae 1-2L/ha
Elguise inaica 1-2L/ha
Setaria plicatu 1-2L/ha
Volume semprot 1-2 L/Ha
Mekanisme kerja bentazon berperan sebagai herbisida kontak
selektif penghambat fotosintesis dengan
mengikat elektron dari fotosistem II ke
fotosistem I yang menyebabkan tidak
terjadinya proses pengikatan ion H+ pada
fotosistem I oleh NADP- dan pembentukan
ATP pada gulma teki dan daun lebar.
7
Nama & bahan aktif Crash dan Isopropil amina glifosfat 480 g/L
Jenis formulasi Cair
Translokasi Sistemik
Selektivitas Non selektif
Waktu aplikasi Pada ssat gulma tumbuh subur
Tanaman sasaran Karet, Kelapa Sawit, Teh, Acacia mongium
dan Eucalyprus sp.
Gulma sasaran dna dosis Karet : - Calopogonium mucunaides 3-4,5
L/ha
- Orthocloa nodusa 4,5L/ha
Kelapa sawit :
- Mikania micrantha 2,25-3 L/ha
- Elephantophus scaber 2-3 L/ha
- Clidemia hirta 2,25-3 L/ha
- Setaria plicata 1-2 L/ha
Teh :
-Agercitum conytoides 2-4 L/ha
-Drymaria cordaia 2-4 L/ha
-Syndrelia nodiflora 1-2 L/ha
Acacia mangium:
-Digitria sp. 2-3 L/ha
-Borneria alata 2-4L/ha
Eucalyprus sp. :
-Agercitum conrtordes 2-3 L/ha
- Paspalum conjugatum 2-3 L/ha
Volume semprot 400-600 L/ha
Mekanisme kerja Membantu mengatasi kekurangan sumber
daya manusia dan meningkatkan kandungan
jumlah bahan organik serta untuk persiapan
lahan sebelum tergenang.
10
Nama & bahan aktif Tuntas dan Isoprofil amina glifosfat 300 g/L
(setara dengan glifosfat 222 g/L) dan 2,4-D
dimetil amina 100 g/L (setara dengan 2,4-D
83 g/L
Jenis formulasi Cair
Translokasi Sistemik
Selektivitas Non selektif
Waktu aplikasi Dimulai saat penutupan gulma mencapai 755
dan kondisi lingkungan mendukung
Tanaman sasaran Karet, kelapa sawit, padi sawah
Gulma sasaran dna dosis Karet :
-Agerantum conyzoides 1,5-3 L/ha
-Asonopus comprsius 1.5 -3 L/ha
-Paspalum conjugatum 3-4,5 L/ha
Kelapa sawit:
-Borreria alata 1,5-3 L/ha
-Digitaria adscendens 1,5-3 L/ha
-Paspalum conjugatum 1,5-3 L/ha
Padi sawah :
-Comelina Nodiflora 3-4 L/ha
-Monochoria vagiralis 3-4 L/ha
-Chyxrus iria 4,5-6 L/ha
-Fimbristylis litolaris 4,5-6 L/ha
3.2 Pembahasan
Herbisida merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan. Herbisida bersifat racun
pada gulma atau tumbuhan pengganggu juga terhadap tanaman. Pemberantas
gulma terjadi karena herbisida mengubah pengaruh bahan kimia di dalam jaringan
gulma, yang dapat mematikan jaringan itu atau merusak suatu sistem fisiologis
yang dibutuhkan untuk hidup atau pertumbuhan. Selektivitas herbisida adalah
mematikan spesies tumbuhan tertentu dari suatu populasi campuran namun
spesies yang lain tidak terpengaruhi (Riadi, 2011).
Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan
atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang
berwarna hijau. Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika
digunakan untuk memberantas gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih
memiliki sistem perakaran tidak meluas. Herbisida ini hanya mampu membasmi
gulma yang terkena semprotan saja, terutama bagian yang memiliki hijau daun
dan aktif berfotosintesis. Keistimewaannya, dapat membasmi gulma secara cepat,
2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati.
Sehingga bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan.
Kelemahannya, gulma akan tumbuh kembali secara cepat sekitar 2 minggu
kemudian dan bila herbisida ini tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak
berpengaruh pada gulma (Moenandir, 2005).
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah jenis herbisida bermacam-
macam baik dari bahan aktifnya, translokasinya, selektivitasnya, formulasi, dan
mekanisme kerjanya. Herbisida yang berbeda jenisnya maka pengendalian jenis
gulmanya pun berbeda. Teknik pengendalian gulma secara kimiawi ini digunakan
agar pengendalian gulma lebih efektif dan mudah namun harus dengan tepat dosis
supaya mampu mengendalikan gulma dan aman bagi tanaman budidaya.
DAFTAR PUSTAKA