Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Disusun untuk tugas makalah mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan


Alam) dengan guru
DINI YURIKA, S.Si

Disusun Oleh:
1. Adinda Zahra Khoirunnisa (2)
2. Aretha Zizi Sandrica (8)
3. Asyafa Khoerunnisa (10)
4. Diah Ayu Gayatri (14)
5. Keisya Cahaya Putri (22)
6. Lyra Ayunda Kurnia (26)
7. Mutiara Egza Kinanti (35)
8. Syifa Nur Rahmania (42)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak dan
lngkahnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII.3 di
SMPN 38 Kota Bekasi.
Seperti halnya sifat manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di
hadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu dengan rendah hati penulis mengharapkan untuk mohon diwajarkan jika ada
kesalahan bahasa dalam makalah ini. Terimakasih.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A. Organ Pernapasan pada Manusia.................................................................. 3
B. Proses Pernapasan pada Manusia.................................................................. 7
C. Mekanisme Pernapasan pada Manusia......................................................... 9
D. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia.................... 10
E. Gangguan Pernapasan pada Manusia........................................................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 13


A. Kesimpulan....................................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri mahluk hidup dengan bernapas adalah, semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Pernapasan merupakan rangkaian proses sejak
pengambilan udara dan gas. Penggunaannya untuk memecah zat, mengeluarkan gas yang
dihasilkan dari sisa metabolisme, dan memanfaatkan energi yang dihasilkan. Bernafas adalah
kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen
gas, salah satunya adalah oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen inilah yang
diperlukan oleh tubuh, okesigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya,
pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pernapasan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan cara langusng
dan tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada organ pernapasan khusus.
Pernapasan manusia dan sebagian besar makhluk hidup vertebrata lainnya, termasuk
pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan yang diperlukan tubuh, tidak langsung
masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat di
dalam saluran pernapasan, yaitu gelembung paru-paru. Pentingnya untuk mempelajari sistem
pernapasan manusia terkait dengan organ pernapasannya, prosesnya dan gangguan yang harus
dihindari untuk menjaga sistem pernapasan. Pada makalah ini, akan dibahas lebih lanjut
mengenai sistem pernapasam manusia tentang proses, alat, dan beberapa hal yang
mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah ini, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa beberapa oksigen pernapasan pada manusia?
2. Bagaimana proses pernapasan pada manusia?
3. Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia?
4. Apa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?
5. Apa saja gangguan pernapasan pada manusia?
6. Bagaimana contoh aktivitas siswa yang dapa dilakukan untuk membuktikan kerja
pernapasan manusia?

1
2

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui beberapa organ pernapasan pada manusia
2. Untuk mengetahui proses pernapasan pada manusia
3. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada manusia
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia
5. Untuk mengetahui beberapa gangguan pernapasan pada manusia
6. Untuk mengetahui contoh aktivitas siswa yang dapat dilakukan untuk
membuktikan kerja pernapasan manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organ Pernafasan Pada Manusia


Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara
dan ke paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru. Berikut ini adalah organ-organ
yang digunakan dalam pernapasan manusia.
1. Hidung

Gambar 2.1 Hidung

Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal dimasuki udara pernapasan.
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak diluar dan tersusun atas tulng rawan. Hidung
terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidup. Sekitar 15.000 liter udara
setiap hari akan melewati hidung (Endang dan Idun, 2009: 231). Didlm rongga hidung, udara
disaring oleh rambut rambut kecil (silia) dan selaput lendir yg berguna utk menyaring debu,
melekatken kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, maupun
menyelidiki adanya bau. Berikut ini adalah fungsi hidung.
a. Menghangatkan udara
Hidung memiliki strutur pembuluh darah yg sangat kecil dan tipid yg berada
disekitar hidung. Ketika udara yg terhitup dingin hidung memperbesar pembuluh
pembulun h darah sehingga Menambah luas permukaan untuk proses penguatan
udara yang lebih besar.

3
4

b. Melembabkan udara
Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan
mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk melaksanakan
proses Pelembapan udara tersebut sehingga udara yg masuk ke paru paru akan
selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%
c. Membersihkan udara
Lendir juga ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolos dari
saringan dari rambut hidung.

2. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Bagian sebelah atas laring
disebut faring yang memiliki panjang sekitar ±4cm. Sruktur laring disusun oleh kepingan
tulang rawan, antara lain seperti berikut.
1. Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk daun.
2. Tulang rawan moid berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak
disebelah anterior dari laring. Perbedaan antara pria dan wanita yakni pada pria
lebih besar dan menonjol yng membentuk jakun (Endang dan idun,2009)
3. Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring
berbentuk cincin.
4. Tulang rawan ariteroid berjumlah dua dan terletak di antara krikoid yang
berhubungan dengan pita suara.
5. Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan
ariteroid.
6. Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid.

Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (Epiglotis). Pada
waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke bawah menutupi laring sehingga makanan tidak
dapat masuk dalam laring. Sementara, pada saat bernapas epiglotis akan membuka. Itulah
sebabnya saat kita menelan makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara.

3. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya ± 9 cm. Batang
tenggorokan atau trakea merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapis. Lapis luar
terdiri atas jaringan ikat, lapis tengah terdiri atas otot polos, dan cincin tulang rawan, sedangkan
lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang
5

dihasilkan oleh epithelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga
dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang masuk saat menghirup napas dapat
dikeluarkan.

Gambar 2.2 Trakea

4. Bronkus
Ujung trakea bercabang menjadi dua bagian yang disebut bronkus. Apabila pada
bagian ini kemasukan debu akibatnya terjadi penyempitan pada saluran pernapasan sehingga
menyebabkan seseorang sukar bernapas yang menyebabkan seseorang akan bersin jika saluran
pernapasan kemasukan benda asing yang mengganggu pernapasan. Bronkus terdiri dari dua
percabangan yaitu bronkus kanan dan kiri. Letaknya juga berbeda bronkus kanan lebih vertical
daripada kiri. Karena struktur ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing
yang menyebabkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit bronkhitis. Bronkus
sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang
menjadi dua bronkiolus. Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini
berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih
banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi.Akibatnya penderita akan mengalami
sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir.
6

Gambar 2.3 Bronkus

5. Paru paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang, masing-masing dibungkus oleh selaput
pembungkus paru-paru yang disebut pleura. Paru-paru kanan berukuran lebih besar
daripada kiri dan beratnya sekitar 620 gram untuk paru-paru kanan dan 560 gram untuk paru-
paru kiri. Didalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan
paru-paru disebut alveolus dan jumlahnya ±300 juta buah. Alveolus ini memiliki dinding yang
elastik dan banyak mengandung kapiler darah, disitulah terjadinya pertukaran udara secara
proses difusi, oksigen akan diikat sedangkan CO2 dan air akan dilepaskan. Pada seseorang
yang menderita emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan sehingga sulit untuk
mengembang dan mengempis.

Gambar 2.4 Paru paru


7

B. Proses Pernapasan pada Manusia


Udara dapat masuk dan keluar paru-paru karena adanya tekanan udara luar dengan
udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya perubahan besar
kecilnya rongga udara, rongga perut dan rongga alveolus. Jalur udara pernapasan pada manusia
untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung faring(rongga tekak) - laring-trakea (batang
tenggorok) – bronkus – alveolus - sel-sel tubuh. Namun proses pernapasan manusia tidak
semudah itu terdapat mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2. Pernapasan atau pertukaran gas
pada manusia berlangsung pada dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan
dalam (internal) berikut ini penjelasannya .
1. Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau udara bebas ke dalam
sel-sel darah pada jaringan epitel selaput alveolus (Slamet dan Sri, 2007:198). Dengan kata
lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah. Pada
pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke dalam darah kapiler paru-paru.
Darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon
dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3-) dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
H+ + HCO3- → H2CO3 → H2O + CO2
Reaksi ini akan dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat didalam sel-
sel darah. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yang telah
diangkut. HHb menjadi Hb. Hb adalah singkatan dari hemoglobin, yaitu jenis protein dalam
sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin
(HbO2).
Hb + O2 → HbO2
Pertukaran gas pada alveolus inilah yang dimaksud dengan pernapasan luar. Selama
pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah
dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.

2. Pernapasan dalam (internal)


Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk ke
dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan
jaringan tubuh.
HbO2 → Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh karena oksigen yang
dikandung jaringan tubuh secara terus menerus digunakan untuk oksidasi biologis di dalam sel,
8

sehingga kadar O2 di dalam cairan jaringan tubuh rendah. Oksidasi biologis di dalam jaringan
menyebabkan kadar CO2 di dalam jaringan tubuh tinggi. Hal inilah yang mempermudah Hb
yang telah membebaskan oksigen untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam bentuk
karbominohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi menuju ke jaringan
tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi ke sel-sel darah. Pertukaran gas ini yang
disebut pernapasan dalam. Lebih jelasnya dengan melihat gambar dibawah ini.

Gambar 2.5 Skema Pernapasan Dalam dan Pernapasan Luar Manusia

Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan digunakan untuk
pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk pemecahan zat makanan (Slamet dan Sri,
2007:200). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara
bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90%
tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam
darah ini sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga
stabilitas pH darah. Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam
karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah
yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan
fisiologis yang disebut asidosis (Purnomo, 2009: 226).
9

C. Mekanisme Pernapasan pada Manusia


Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasan pada
manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada

Gambar 2.6 Perbedaan Mekanisme Pernapasan Dada Pada Manusia Inspirasi dan
Eksparasi

Pernapasan dada terjadi bila otot-otot tulang rusuk luar berkontraksi, akibatnya tulang
rusuk naik dan volume rongga dada akan lebih kecil daripada udara luar. Karena adanya
perbedaan tekanan udara ini, maka udara luar masuk ke dalam rongga dada, sehingga terjadi
proses inspirasi. Proses ekspirasi terjadi apabila otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi.
Akibatnya, tulang rusuk turun dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada akan lebih besar. Selanjutnya, udara akan terdorong ke luar. Secara
sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.

Proses Inspirasi
TulangTulang
rusuk rusuk
berkontraksi → tulang
berkontraksi rusak naik
→ tulang rusak→ volume
naik ronggarongga
→ volume dada membesar,
dada
berakibat tekanan udaranya kecil → udara masuk
membesar,
berakibat tekanan udaranya kecil → udara masuk
Proses Eksparasi
Tulang
Tulangrusuk
rusukmengendur
mengendur→→tulang
tulangrusuk
rusukturun
turun→→volume
volumerongga
rongga
dada
dadamengecil
mengecilberakibat
berakibattekanan
tekananudaranya
udaranyabesar
besar→→udara
udarakeluar
keluar
10

2. Pernapasan Perut

Gambar 2.7 Mekanisme Pernapasan Pada Manusia Melalui Perut

Pada pernapasan perut, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga
dada) mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara didalam rongga
dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi
apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil,
sehingga tekanan udara didalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya
udara dari dalam terdorong ke luar. Secara sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.

Proses inspirasi
Otot-otot mengendur→
Otot-ototmengendur →otot
ototdiafragma mendatar→
diafragmamendatar →volume
volume
rongga
ronggadada membesar→
dadamembesar →tekanan
tekananudara
udararongga
ronggadada
dadalebih kecil→
lebihkecil →udara
udaramasuk
masuk

Proses Ekspirasi
Otot diafragma
Otot diafragma berkontraksi
berkontraksi →
→ volume
volume rongga
rongga dada
dada mengecil
mengecil →

tekanan udara
tekanan udara rongga
rongga dada
dada lebih
lebih besar
besar →
→ udara
udara ke
ke luar
luar

D. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu sebagai
berikut.
1. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi
pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi
kebutuhan energinya.
2. Jenis kelamin, laki-laki pada umumnya lebih banyak bergerak, sehingga lebih
banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria juga
lebih tinggi.
11

3. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya.
Hal ini berhubungan dengan peningkatan proses metabolisme, sehingga
diperlukan peningkatan pemasukan O2 dan pengeluaran CO2.
4. Posisi tubuh, erat kaitannya dengan beban yang harus ditanggung oleh organ tubuh.
Orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O2 karena otot yang
berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak pula.
5. Kegiatan tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas lebih banyak membutuhkan
energi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih banyak
oksigen untuk pernapasan seluler, dan tubuh lebih banyak memproduksi zat sisa.

E. Beberapa Gangguan Pernapasan Pada Manusia


Sistem pernapasan manusia bisa mengalami gangguan dan kelainan yang disebabkan
oleh infeksi kuman, faktor bawaan, atau polusi udara. Berikut ini adalah beberapa gangguan
dari sistem pernapasan manusia.
1. Influeza (flu), disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput
mukosa di saluran pernapasan.
2. Asma, gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh
berkontraksinya otot polos pada trakea. Penyebabnya dapat berupa udara yang
tercemar asap atau debu, udara yang terlalu dingin, dan keadaan jiwa penderita
(stress atau tekanan emosi).
3. Tuberkulosis (TBC), disebabkan karena bakteri Mycobacterium tuberculosa.
Peradangan pada dinding alveolus sehingga difusi O2 akan terganggu.
4. Bronkitis, terjadi karena radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran bronkia.
5. Penyempitan dan penyumbatan saluran pernapasan akibat terjadinya
pembengkakan kelenjar limfe. Misalnya polip (di hidung) dan amandel (ditekak).
6. Feringitis, infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya adalah
kerongkongan terasa nyeri saat menelan.
7. Asifiksi, kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau
gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya dapat terletak di paru-
paru, pembuluh darah atau dalam jaringan tubuh. Misalnya seseorang yang
tenggelam, alveolusnya terisi air, orang-orang yang keracunan karbon monoksida
dalam asam sianida, dan lainnya. Keracunan karbon monoksida dan asam sianida
terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap hemoglobin lebih besar
daripada oksigen.
12

8. Penyakit diphteri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung.


Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. Kuman
penyebabnya Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut mengeluarkan
racun dan bila racun ini beredar bersama darah, akan merusak selaput jantung.
9. Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh masuknya
debu tambang.
10. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karena pleura mengalami
penambahan cairan intrapleura, sehingga timbul rasa nyeri saat bernapas.
11. Pneumonia atau logenstelking, yaitu penyakit radang paru-paru yang disebabkan
Diplococcus Pneumoniae.
12. Tonsilitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya
tenggorakan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa
sakit.
13. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh para perokok. Kanker ini disebabkan oleh
adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.
14. Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan
(abnormalitas) susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi
pengikatan O2 sehingga pernapasan menjadi sulit.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memelihara sistem
pernapasan dari beberapa gangguan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Makan makanan bergizi
3. Olahraga secara teratur
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organ pernapasan pada manusia yaitu hidung, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Setiap organ pernapasan tersebut memiliki tugas dan peran yang berhubungan. Proses
pernapasan manusia dibagi menjadi dua yaitu pernapasan eksternal dan pernapasan internal.
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau udara bebas ke dalam sel-sel
darah pada jaringan epitel selaput alveolus. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau
luar berdifusi ke dalam darah kapiler paru-paru. Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di
dalam jaringan tubuh) darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan
hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Mekanisme pernapasan pada manusia dibagi menjadi pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pada mekanisme pernapasan ini terdapat sistem inspirasi dan ekspirasi. Pada
pernapasan dada, otot yang berperan adalah otot-otot tulang rusuk sementara pada penapasan
perut yang berperan adalah otot diafragma. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan manusia yaitu umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh.
Beberapa gangguan pernaapasan pada manusia antara lain influenza, asma, TBC, Bronkitis,
penyempitan dan penyimbatan saluran pernapasan, feringitis, asifiksi, diphteri, anthrakosis,
pleuritis, tonsillitis, kanker paru-paru, dan emfisema. Untuk membelajarkan sistem pernapasan
manusia pada siswa ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan diantaranya pada proses
peragaan pernapasan dada dan peragaan pernapasan diafragma. Selain itu, terdapat aktivitas
yang membuktikan hubungan antara pernapasan dan suhu tubuh. Semua aktivitas tersebut
berguna untuk membelajarkan dasar yang lebih konkret tentang sistem pernapasan manusia
pada siswa.

B. Saran
Sebagai pendidik pemberian pengetahuan secara mendalam tentang sistem
pernapasan pada manusia dapat dilakukan dengan media dan alat peraga yang konkret. Dengan
demikian siswa-siswi dapat mengetahui kegunaan dan pentingnya menjaga sistem pernapasan
kita sebaik-baiknya.

13

Anda mungkin juga menyukai