Anda di halaman 1dari 23

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam SD dengan
dosen pengampu Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M. Ed

Disusun oleh:

Monika Handayani (14712251037)

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya, dan orang-
orang yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan
Alam SD semester genap TA 2014/2015, dengan adanya makalah ini penulis
berharap agar dapat bermanfaat bagi kita semua.
Seperti halnya sifat manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain
ataupun di hadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu dengan rendah hati penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Yogyakarta,11 Mei 2015

Monika Handayani

Monika Handayani (14712251037) Page 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Organ Pernapasan pada Manusia..................................................... 6
B. Proses Pernapasan pada Manusia..................................................... 9
C. Mekanisme Pernapasan pada Manusia............................................. 11
D. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia.......... 12
E. Gangguan Pernapasan pada Manusia............................................... 13
F. Contoh Aktivitas Siswa yang Dapat Dilakukan untuk
Membuktikan Kerja Pernapasan Manusia........................................
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 19
B. Saran dan Kritik............................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

Monika Handayani (14712251037) Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah dengan bernapas, semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Pernapasan merupakan rangkaian
proses sejak pengambilan udara dan gas. Penggunaannya untuk memecah zat,
mengeluarkan gas yang dihasilkan dari sisa metabolisme, dan memanfaatkan
energi yang dihasilkan. Bernafas adalah kegiatan menghirup udara dan
mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya
adalah oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen inilah yang diperlukan
oleh tubuh, oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya,
pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam
tubuh.
Pernapasan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan cara
langsung dan tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada organ
pernapasan khusus, sedangkan pernapasan tidak langsung terjadi jika belum ada
organ pernapasan khusus. Pernapasan manusia dan sebagian besar makhluk hidup
vetebrata lainnya, termasuk pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan
yang diperlukan tubuh, tidak langsung masuk ke dalam sel melalui permukaan
tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat di dalam saluran pernapasan, yaitu
gelembung paru-paru. Pentingnya untuk mempelajari sistem pernapasan manusia
terkait dengan organ pernapasannya, prosesnya dan gangguan yang harus
dihindari untuk menjaga sistem pernapasan. Pada makalah ini, akan dibahas lebih
lanjut mengenai sistem pernapasan manusia tentang proses, alat, dan beberapa hal
yang mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah ini, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa beberapa organ pernapasan pada manusia?

Monika Handayani (14712251037) Page 4


2. Bagaimana proses pernapasan pada manusia?
3. Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia?
4. Apa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia?
5. Apa saja gangguan pernapasan pada manusia?
6. Bagaimana contoh aktivitas siswa yang dapat dilakukan untuk membuktikan
kerja pernapasan manusia?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui beberapa organ pernapasan pada manusia
2. Untuk mengetahui proses pernapasan pada manusia
3. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada manusia
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia
5. Untuk mengetahui beberapa gangguan pernapasan pada manusia
6. Untuk mengetahui contoh aktivitas siswa yang dapat dilakukan untuk
membuktikan kerja pernapasan manusia.

Monika Handayani (14712251037) Page 5


BAB II
PEMBAHASAN

A. Organ Pernapasan pada Manusia


Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang
menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa
paru-paru. Berikut ini adalah organ-organ yang digunakan dalam pernapasan
manusia.
1. Hidung
Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal dimasuki
udara pernapasan. Hidung merupakan alat pernapasan yang
terletak di luar dan tersusun atas tulang rawan. Hidung
terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga
hidup. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan melewati
hidung (Endang dan Idun, 2009: 231). Di dalam rongga hidung, udara disaring
oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring
debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan,
maupun menyelidiki adanya bau. Berikut ini adalah fungsi hidung.
a. Menghangatkan udara
Hidung memiliki struktur pembuluh darah yang sangat kecil dan tipid yang
berada di sekitar hidung. Ketika udara yang terhirup dingin hidung memperbesar
pembuluh-pembuluh darah sehingga menambah luas permukaan untuk proses
penghangatan udara yang lebih besar.
b. Melembapkan udara
Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan
mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk melaksanakan
proses pelembapan udara tersebut sehingga udara yang masuk ke paru-paru akan
selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%
c. Membersihkan udara
Lendir juga ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolos
dari saringan dari rambut hidung.

Monika Handayani (14712251037) Page 6


2. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Bagian sebelah atas
laring disebut faring yang memiliki panjang sekitan ± 4 cm. Struktur laring
disusun oleh kepingan tulang rawan, antara lain seperti berikut.
1. Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk
daun.
2. Tulang rawan tiroid berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak di
sebelah anterior dari laring. Perbedaan antara pria dan wanita yakni pada pria
lebih besar dan menonjol yang membentuk jakun (Endang dan Idun, 2009:
232).
3. Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring
berbentuk cincin.
4. Tulang rawan aritenoid berjumlah dua dan terletak di atas krikoid yang
berhubungan dengan pita suara
5. Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan
aritenoid.
6. Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis)
(Purnomo, dkk, 2009: 220). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke
bawah menutupi laing sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring.
Sementara, pada saat bernapas epiglotis akan membuka. Itulah sebabnya saat kita
menelan makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara.
3. Trakea
Tulang Makanan masuk
Rawan Esofagus Trakea

Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa


yang panjangnya ± 9 cm. batang tenggorokan atau
trakea merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas
tiga lapis. Lapis luar terdiri atas jaringan ikat, lapis
tengah terdiri atas otot polos, dan cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam
terdiri atas jaringan epitel bersilia. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang
dihasilkan oleh epithelium bersilia (Purnomo, dkk, 2009: 220). Silia-silia ini

Monika Handayani (14712251037) Page 7


bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir
halus lainnya yang masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.
4. Bronkus
Ujung trakea bercabang menjadi dua
bagian yang disebut bronkus. Apabila pada
bagian ini kemasukan debu akibatnya terjadi
penyempitan pada saluran pernapasan
sehingga menyebabkan seseorang sukar
bernapas yang menyebabkan seseorang akan
bersin jika saluran pernapasan kemasukan benda asing yang mengganggu
pernapasan (Endang dan Idun, 2009: 233). Bronkus terdiri dari dua percabangan
yaitu bronkus kanan dan kiri. Letaknya juga berbeda bronkus kanan lebih vertical
daripada kiri. Karena struktur ini, sehingga bronkus kanan akan mudah
kemasukan benda asing yang menyebabkan paru-paru kanan lebih mudah
terserang penyakit bronkhitis (Endang dan Idun, 2009: 234). Bronkus sebelah
kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri
bercabang menjadi dua bronkiolus. Pada seseorang yang menderita asma bagian
otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan
untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi
alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada
penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir.
5. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang,
masing-masing dibungkus oleh selaput
pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Paru-paru kanan berukuran lebih besar
daripada kiri dan beratnya sekitar 620 gram
untuk paru-paru kanan dan 560 gram untuk
paru-paru kiri. Di dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan
perluasan permukaan paru-paru disebut alveolus dan jumlahnya ± 300 juta buah.
Alveolus ini memiliki dinding yang elastik dan banyak mengandung kapiler
darah, disitulah terjadinya pertukaran udara secara proses difusi, oksigen akan

Monika Handayani (14712251037) Page 8


diikat sedangkan CO2 dan air akan dilepaskan. Pada seseorang yang menderita
emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan sehingga sulit untuk
mengembang dan mengempis (Endang dan Idun, 2009: 236).

B. Proses Pernapasan pada Manusia


Udara dapat masuk dan keluar paru-paru karena adanya tekanan udara luar
dengan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan besar kecilnya rongga udara, rongga perut dan rongga alveolus. Jalur
udara pernapasan pada manusia untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung-
faring(rongga tekak)-laring-trakea (batang tenggorok)-bronkus-alveolus-sel-sel
tubuh (Purnomo, dkk, 2009: 222). Namun proses pernapasan manusia tidak
semudah itu terdapat mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2. Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung pada dua tahap yaitu pernapasan luar
(eksternal) dan pernapasan dalam (internal) berikut ini penjelasannya.
1. Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau udara bebas
ke dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput alveolus (Slamet dan Sri, 2007:
198). Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O 2 dan CO2)
antara udara dan darah. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar
berdifusi ke dalam darah kapiler paru-paru. Darah akan masuk ke dalam kapiler
paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion
bikarbonat (HCO3-) dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
H++ HCO3- H2CO3 H2O + CO2
Reaksi ini akan dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat di
dalam sel-sel darah. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion
hidrogen yang telah diangkut. HHb menjadi Hb. Hb adalah singkatan dari
haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin
mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin (HbO2).
Hb + O2 HbO2
Pertukaran gas pada alveolus inilah yang dimaksud dengan pernapasan luar.
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.

Monika Handayani (14712251037) Page 9


2. Pernapasan dalam (internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk
ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk
ke dalam cairan jaringan tubuh.
HbO2 Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh karena
oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus menerus digunakan untuk
oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O 2 di dalam cairan jaringan tubuh
rendah. Oksidasi biologis di dalam jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam
jaringan tubuh tinggi. Hal inilah yang mempermudah Hb yang telah
membebaskan oksigen untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam
bentuk karbominohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi
menuju ke jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi ke sel-sel
darah. Pertukaran gas ini yang disebut pernapasan dalam. Lebih jelasnya dengan
melihat gambar dibawah ini.

Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan digunakan
untuk pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk pemecahan zat
makanan (Slamet dan Sri, 2007: 200). Tidak semua CO2 yang diangkut darah
melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru
hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam

Monika Handayani (14712251037) Page 10


darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini
sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga
stabilitas pH darah. Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah,
kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan
turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis (Purnomo,
2009: 226).

C. Mekanisme Pernapasan pada Manusia


Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasan
pada manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi bila
otot-otot tulang rusuk luar
berkontraksi, akibatnya tulang
rusuk naik dan volume rongga
dada akan lebih kecil daripada
udara luar. Karena adanya
perbedaan tekanan udara ini,
maka udara luar masuk ke
dalam rongga dada, sehingga terjadi proses inspirasi. Proses ekspirasi terjadi
apabila otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi. Akibatnya, tulang rusuk turun
dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada
akan lebih besar. Selanjutnya, udara akan terdorong ke luar. Secara sederhana
urutan prosesnya sebagai berikut.
Proses Inspirasi
Tulang rusuk berkontraksi tulang rusuk naik volume rongga dada
membesar, berakibat tekanan udaranya kecil udara masuk

Proses Ekspirasi
Tulang rusuk mengendur tulang rusuk turun volume rongga dada
mengecil berakibat tekanan udaranya besar udara keluar

Monika Handayani (14712251037) Page 11


2. Pernapasan Perut
Pada pernapasan perut, fase inspirasi terjadi
apabila otot diafragma (sekat rongga dada)
mendatar dan volume rongga dada
membesar, sehingga tekanan udara di dalam
rongga dada lebih kecil daripada udara di luar,
akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma
mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan
udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara
dari dalam terdorong ke luar. Secara sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.
Proses inspirasi
Otot-otot mengendur otot diafragma mendatar volume rongga
dada membesar tekanan udara rongga dada lebih kecil udara
masuk

Proses ekspirasi
Otot diafragma berkontraksi volume rongga dada mengecil
tekanan udara rongga dada lebih besar udara ke luar

D. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu
sebagai berikut.
1. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah
frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin
berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
2. Jenis kelamin, laki-laki pada umumnya lebih banyak bergerak, sehingga lebih
banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO 2 pada pria
juga lebih tinggi.
3. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi
pernapasannya. Hal ini berhubungan dengan peningkatan proses
metabolisme, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan O2 dan
pengeluaran CO2.

Monika Handayani (14712251037) Page 12


4. Posisi tubuh, erat kaitannya dengan beban yang harus ditanggung oleh organ
tubuh. Orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O 2 karena otot
yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih
banyak pula.
5. Kegiatan tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas lebih banyak
membutuhkan energi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh
perlu lebih banyak oksigen untuk pernapasan seluler, dan tubuh lebih banyak
memproduksi zat sisa.

E. Beberapa Gangguan Pernapasan Pada Manusia


Sistem pernapasan manusia bisa mengalami gangguan dan kelainan yang
disebabkan oleh infeksi kuman, faktor bawaan, atau polusi udara. berikut ini
adalah beberapa gangguan dari sistem pernapasan manusia.
1. Influeza (flu), disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput
mukosa di saluran pernapasan.
2. Asma, gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh
berkontraksinya otot polos pada trakea. Penyebabnya dapat berupa udara
yang tercemar asap atau debu, udara yang terlalu dingin, dan keadaan jiwa
penderita (stress atau tekanan emosi).
3. Tuberkulosis (TBC), disebabkan karena bakteri Mycobacterium tuberculosa.
Peradangan pada dinding alveolus sehingga difusi O2 akan terganggu.
4. Bronkitis, terjadi karena radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran
bronkia.
5. Penyempitan dan penyumbatan saluran pernapasan akibat terjadinya
pembengkakan kelenjar limfe. Misalnya polip (di hidung) dan amandel (di
tekak).
6. Feringitis, infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya adalah
kerongkongan terasa nyeri saat menelan.
7. Asifiksi, kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan
atau gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya dapat terletak
di paru-paru, pembuluh darah atau dalam jaringan tubuh. Misalnya seseorang
yang tenggelam, alveolusnya terisi air, orang-orang yang keracunan karbon

Monika Handayani (14712251037) Page 13


monoksida dalam asam sianida, dan lainnya. Keracunan karbon monoksida
dan asam sianida terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap
hemoglobin lebih besar daripada oksigen.
8. Penyakit diphteri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung.
Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. Kuman
peneybabnya Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut
mengeluarkan racun dan bila racun ini beredar bersama darah, akan merusak
selaput jantung.
9. Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh
masuknya debu tambang.
10. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karean pleura mengalami
penambahan cairan intrapleura, sehingga timbul rasa nyeri saat bernapas.
11. Pneumonia atau logenstelking, yaitu penyakit radang paru-paru yang
disebabkan Diplococcus Pneumoniae.
12. Tonsilitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil.
Gejalanya tenggorakan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan
otot-otot terasa sakit.
13. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh para perokok. Kanker ini disebabkan
oleh adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.
14. Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan
(abnormalitas) susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi
pengikatan O2 sehingga pernapasan menjadi sulit.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memelihara sistem
pernapasan dari beberapa gangguan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Makan makanan bergizi
3. Olahraga secara teratur
4. Melakukan penghijauan
F. Aktivitas Siswa yang Dapat Dilakukan Untuk Membuktikan Kerja
Pernapasan Manusia
1. Peragaan Pernapasan Dada

Monika Handayani (14712251037) Page 14


Alat dan bahan : botol plastik transparan 2 liter, lembaran plastik tipis
(contohnya dari potongan bungkus plastik), balon bulat, dua karet gelang, pita
perekat lebarnya sekitar 2 cm, cutter, dan gunting
 Buatlah sebuah model dada
seperti yang ditunjukkan pada
gambar disamping. Pada model ini
balon berperan sebagai paru-paru, botol
dada, dan plastik tipis sebagai
diafragma.
 Pegang leher botol dan ambil
tengah dari “diafragma”, tekan ke
atas dan ke bawah, lihat apa yang
terjadi pada “paru-paru”.
 Posisikan wajahmu di atas leher balon. Ketika “diafragma” di tekan ke atas
kamu akan merasakan udara terhembus keluar dari “paru-paru”.
Apa yang terjadi pada “paru-paru” ketika diafragma bergerak ke atas dan ke
bawah? (seperti “diafragma” ditekan ke atas “paru-paru” mengempis. Ketika
diafragma di tarik kebawah, “paru-paru” akan mengembang kembali).
Model ini berguna untuk menunjukkan:
 Menekankan bahwa paru-paru pasif dalam bernafas, paru-paru bergerak tapi
tidak bergerak sendiri
 Menunjukkan bahwa aliran udara masuk dan keluar yang kita hirup (udara
tidak bersirkulasi)
 Menunjukkan secara tepat bahwa diafragma yang didorong ke atas ketika
menghembuskan napas dan ditarik ke bawah ketika menarik napas.
Yang perlu menjadi penjelasan sehingga tidak berpotensi menyesatkan dari
aktivitas ini adalah sebagai berikut.
 Paru-paru sebenarnya ada dua bagian
 Paru-paru tidak mengisi dada secara keseluruhan dan tidak terpisah dari
jantung
 Bentuk dari diafragma terlalu datar sementar pada tubuh kita berbentuk
seperti kubah.

Monika Handayani (14712251037) Page 15


2. Pergerakan diafragma dan tulang rusuk dalam bernapas
Alat dan bahan : pilih salah satu atau gunakan semua dari beberapa bahan seperti
grafik dan model tubuh manusia, CD pembelajaran tentang anatomi manusia.
Catatan penting: Meskipun pola napas tunggal yang dalam diperlukan selama
kegiatan ini, dalam waktu yang singkat siswa harus mengulangi napas ini atau
bernapas lebih cepat dari biasanya. Tujuannya untuk mencari tahu tentang gerakan
bernapas.
a. Bernapas dengan diafragma
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
 Duduk dan temukan batas bawah dari tulang dada dan bagian bawah dari
tulang rusuk. Diafragma bergabung ke ujung bawah tulang rusuk
sepanjang area tersebut dan pada bagian bawahnya adalah perut.
 Tautkan jari-jari anda sehingga tangan dengan kokoh bergabung bersama-
sama dan ditempatkan pada ujung bawah tulang dada anda di kedua sisi
tulang rusuk.
 Tekan tangan dan lengan ke dalam tulang rusuk untuk menghentikannya
bergerak dan bernapas seperti jika anda menguap. Perut akan
mendorongnya keluar.
 Masih memegang tulang rusuk, hembuskan napas lagi dengan menarik
perut masuk.
Dengan beberapa latihan kecil anda mungkin dapat bernafas dengan carai ini
tanpa memegang tulang dada anda, cara ini adalah cara yang penyanyi harus
belajar sebagai bagian dari kontrol napasnya.
Dari model tersebut ketika anda menarik napas, diafragma tertarik ke
bawah dan menjadi datar dengan otot yang mengelilinga di tepi (bergabung ke
bagian bawah dari tulang rusuk). Dorongan perut, jantung dan usus ke bagian
bawah, membuat seperti tonjolan pada perut yang keluar. Di saat yang sama dada
dibuat lebih besar, sehingga udara mengalir ke dalam paru-paru. Ketika anda
menghembuskan napas, otot di depan perut tertarik ke dalam, mendorong usus,
jantung, perut dan diafragma kembali lagi. Pernapasan ini membuat dada lebih
kecil, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru lagi.
b. Bernapas dengan tulang rusuk (pernapasan dada)

Monika Handayani (14712251037) Page 16


 Gabungkan kedua tangan anda bersama seperti sebelumnya, tapi letakkan
tangan tersebut lebih rendah ke bawah, di atas perut anda. Tarik kedua tangan
dan siku ke dalam, untuk mencegah perut anda menggembung
 Tarik dan hembuskan napas dengan menaikkan dan menurunkan tulang
rusukmu. Cobalah untuk tidak menggerakan diaframa dan perut sama sekali,
meskipun hal ini mungkin sulit (pergerakan itu tidak masalah jika bergerak
sedikit).
Bagaimana tulang rusuk anda bergerak ketika anda bernapas? (Ketika
menarik napas tulang rusuk bergerak ke atas dan ke arah eluar, ketika
menghembuskan napas bergerak ke bawah dan ke arah masuk).
Ketika anda menarik napas dan tulang rusuk anda bergerak ke atas dan ke
arah luar, apakah dada anda berubah ukurannya? (Ya, bertambah besar)
Apa hasilnya? (udara mengalir ke dalam paru-paru ketika menarik napas)
Apa yang terjadi ketika tulang rusukmu bergerak ke bawah dan ke dalam?
(Ukuran dada bertambah kecil dan udara mengalir keluar dari paru-paru
ketika menghembuskan napas).
Tindakan pernapasan disebabkan oleh otot-otot antara tulang rusuk sendiri.
Satu rangkaian menarik tulang rusuk ke atas dan ke luar sementara rangkaian
lainnya menariknya ke bawah dan ke dalam lagi.
Baik pernapasan tulang rusuk dan diafragma digunakan dalam pernapasan
normal oleh sebagian besar orang, meskipun salah satu pernapasan mungkin
digunakan lebih sering daripada pernapasan yang satunya. Ketika seseorang
berbaring santai atau tidur, kebanyakan dari pernapasan yang mereka lakukan
adalah pernapasan diafragma dan otot perut tetapi ketika sedang terlibat dalam
aktivitas olahraga berat pernapasan yang dilakukan baiasanya akan lebih cepat
dan dalam (udara yang diambil lebih banyak pada setiap pernapasan) sehingga
pernapasan dengan tulang rusuk akan digunakan lebih sering.
3. Pernapasan dan suhu tubuh
Pernapasan adalah proses dimana energi ditransferkan pada makhluk hidup.
Pernapasan adalah proses kimia, tetapi tidak seperti pembakaran karena dilakukan
dengan sangat terkontrol dan berada pada suhu rendah, biasanya di bawah 40° C.
Penemuan bukti untuk respirasi pada tingkar dasar yang melibatkan pengukuran

Monika Handayani (14712251037) Page 17


suhu tubuh kita. Jika suatu benda berada pada suhu yang lebih tinggi dari
sekitarnya, misalnya secangkir kopi panas, secangkir kopi akan dingin, untuk
mentransfer energi apapun yang ada di sekitar pada suhu yang sama seperti
sekitarnya. Jika suatu benda secara konsisten mempertahankan suhunya yang
lebih tinggi dari lingkungannya, benda tersebut harus memiliki semacam proses
pemanasan internal. Dalam tubuh kita proses ini adalah proses pernapasan dan
bukti yang paling mudah diamati adalah suhu tubuh kita.
Suhu tubuh dan suhu yang signifikan
Alat dan bahan : Berbagai jenis thermometer untuk mengukur suhu kamar,
thermometer digital untuk mengukur suhu tubuh letakkan di tengah tekukan
lengan.
 Jika sebelumnya kelas anda tidak memiliki thermometer untuk mengukur
suhu ruangan, tetapkan satu thermometer di tempat yang aman, jauh dari sinar
matahari langsung atau ruang pemanas. Biarkan selama 20 menit, kemudian
catat suhu kamar tersebut.
 Pastikan bahwa setiap siswa yang diukur suhunya tidak dalam kondisi makan,
minum, olahraga atau berada diluar dengan suhu yang panas selama lebih dari
30 menit
 Letakkan probe thermometer di ketiak, tutup lengan atas dan tunggu kira-kira
2 menit. Baca suhu yang terukur pada thermometer lalu cek kembali dengan
memeriksa kembali.
 Bandingkan hasil yang diperoleh dari orang yang berbeda dengan
menggunakan thermometer yang sama. Apa setiap orang memiliki suhu yang
sama? (biasanya, tidak tapi rentang variasinya sedikit secara normal)
 Apa perbedaan antara suhu tubuh manusia dan suhu ruangan? (Suhu tubuh
lebih tinggi, kecuali jika ruangan memang sangat panas)
 Apa yang anda harapkan terjadi pada benda yang panas jika diletakkan pada
sebuah ruangan yang dingin? (Benda tersebut akan dingin sesuai dengan suhu
ruangan)
 Mengapa tubuh kita tidak dingin atau menyesuaikan suhu ruangan? (karena
tubuh kita menjaga kita untuk tetap hangat, karena tubuh kita memiliki proses
pemanasan internal).

Monika Handayani (14712251037) Page 18


Pemanasan internal tubuh yang menunjukkan bahwa energi sedang ditransfer
dimana proses ini dilakukan adalah respirasi. Mempertahankan suhu inti tubuh
sangatlah penting: jika suhu tubuh bervarias dengan berbeda beberapa derajat,
misalnya demam (suhu tinggi) atau hipotermia (suhu rendah), hal ini dapat
mengancam keselamatan jiwa. Selama olahraga, pemanasan yang berlebihan pada
tubuh perlu dihindari dengan pendinginan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organ pernapasan pada manusia yaitu hidung, laring, trakea, bronkus, dan
paru-paru. Setiap organ pernapasan tersebut memiliki tugas dan peran yang

Monika Handayani (14712251037) Page 19


berhubungan. Proses pernapasan manusia dibagi menjadi dua yaitu pernapasan
eksternal dan pernapasan internal. Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari
udara luar atau udara bebas ke dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput
alveolus. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke
dalam darah kapiler paru-paru. Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam
jaringan tubuh) darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan
hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Mekanisme pernapasan pada manusia dibagi menjadi pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pada mekanisme pernapasan ini terdapat sistem inspirasi dan
ekspirasi. Pada pernapasan dada, otot yang berperan adalah otot-otot tulang rusuk
sementara pada penapasan perut yang berperan adalah otot diafragma. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu umur,
jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh. Beberapa gangguan
pernaapasan pada manusia antara lain influenza, asma, TBC, Bronkitis,
penyempitan dan penyimbatan saluran pernapasan, feringitis, asifiksi, diphteri,
anthrakosis, pleuritis, tonsillitis, kanker paru-paru, dan emfisema.Untuk
membelajarkan sistem pernapasan manusia pada siswa ada beberapa aktivitas
yang dapat dilakukan diantaranya pada proses peragaan pernapasan dada dan
peragaan pernapasan diafragma. Selain itu, terdapat aktivitas yang membuktikan
hubungan antara pernapasan dan suhu tubuh. Semua aktivitas tersebut berguna
untuk membelajarkan dasar yang lebih konkret tentang sistem pernapasan
manusia pada siswa.

B. Saran
Sebagai pendidik pemberian pengetahuan secara mendalam tentang sistem
pernapasan pada manusia dapat dilakukan dengan media dan alat peraga yang
konkret. Dengan demikian siswa dapat mengetahui kegunaan dan pentingnya
menjaga sistem pernapasan kita sebaik-baiknya.

Monika Handayani (14712251037) Page 20


DAFTAR PUSTAKA

Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. (2009). BSE Biologi Mahkluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Depdiknas.

Purnomo, dkk. (2009). BSE Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta:
Depdiknas.

Monika Handayani (14712251037) Page 21


Slamet Prawirohartono dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wenham, Martin (2001). 200 Science Investigations for Young Students Practical
Activities for Science 5-11. London : Sage Publication Company.

SESI PERTANYAAN DARI DISKUSI

Nugraheni Budiarti (048)

Apakah ada hubungan antara frekuensi pernapasan dengan kapasitas paru-paru?

Jawaban :

Monika Handayani (14712251037) Page 22


Ada hubungannya, kapasitas paru-paru yang lebih besar cenderung frekuensi
pernapasannya lebih banyak dari kapasitas paru-paru yang lebih kecil. Namun,
kapasitas paru-paru tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah
dijelaskan mengenai hal yang mempengarhui frekuensi pernapasan seperti jenis
kelamin, kondisi tubuh.

Monika Handayani (14712251037) Page 23

Anda mungkin juga menyukai