Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PERTEMUAN 4

TEORI PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

KELOMPOK 5 :

1. Intan Duri Permatasari (190151602429)


2. Nabila Ainun Izza (190151602416)
3. Niken Mevinda Sari (190151602644)
4. Riko Donni Setiawan (190151602714)
5. Silvia Dewi Safhira (190151602722)
6. Vera Kurniawati (190151602456)

TEORI-TEORI PEMEROLEHAN BAHASA


Pada hakikatnya pemerolehan Bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu
kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan
memahami tuturan orang lain. Berikut teori pemerolehan Bahasa

1. Teori Behaviorisme: Bahasa akan dapat diperoleh dan dikuasai karena faktor
kebiasaan. Seseorang anak kecil akan dapat menguasai Bahasa bila semakin
sering dia mendapat stimulus dari luar yang membuat dia tertarik untuk
mencoba berkomunikasi dengan memberikan respons melalui gayanya
sendiri.

Contoh: Di sekitar rumah saya, ada anak berusia 2 tahun. Ibu dari anak
tersebut memelihara seekor kucing. Ketika ibu dari anak tersebut hendak
memberi makan kucing, ia memanggil kucing tersebut "meong meong".
Karena sang ibu terlalu sering memanggil kucing dengan meong meong, kini
anak tersebut mengucap "meong meong" ketika melihat si kucing.
2. Teori Nativisme: bahwa dalam setiap diri anak tersimpan sebagai bawaan
sejak lahir. Maka dalam kehidupan manusia hanya melatih apa yang
sebenarnya telah dia miliki di dalam otaknya.
Contoh: Saya memiliki ponakan dari kakak pertama saya, dia sangat aktif
dalam keseharian, mereka juga bisa dibilang sering juara kelas. Karena
mamanya dari kecil memang sudah pandai dan sering mendapat juara.
Namun ada juga kemampuan lain yang sama dengan orang tuanya, yaitu
mereka sangat mahir dalam berbahasa Indonesia. Meskipun umurnya masih
9 tahun, namun dia sudah lancar dan benar. Dalam berbahasa. Hal ditraktor
kan karena orang tuanya sudah mengajarkan, dan juga membiaskan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
3. Teori Kognitivisme: bahwa Bahasa bukanlah suatu ciri ilmiah terpisah,
melainkan suatu kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Menurut
teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan
kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk ketrampilan
berbahasa.
Contoh: apabila kita adalah seorang ibu, pastinya kita dapat melihat
perkembangan anak kita semenjak ia masih berusia nol tahun hingga dewasa.
Dalam perkembangan seorang anak, pasti akan selalu diikuti dengan adanya
proses belajar. Tanpa disadari tindakan-tindakan yang dilakukan seorang
anak akan menjadikan hal itu sebagai sebuah pengalaman dan akan terus
berkembang seiring dengan kemampuan kognitif seorang anak pada usianya.
4. Teori Interaksionisme: bahwa pemerolehan Bahasa merupakan hasil
interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan Bahasa.
Contoh: saya memiliki keponakan berusia 4 tahun, memang setiap anak
dibekali kecerdasan berbahasa sejak lahir. Tetapi lingkungan juga faktor
yang mempengaruhi kemampuan berbahasa si anak. Nah pada lingkungan
saya biasanya jika ada orang tua duduk di bawah, harus berbicara “amet
sewu”, terekamlah di otak keponakan saya ini, setiap ada orang yang lebih
tua menyapu atau sekedar menjemur pakaian dia akan lewat dan berkata
“amet sewu.” Maka dari itu lingkungan juga berpengaruh bagi
perkembangan bahasa.

Anda mungkin juga menyukai