Anda di halaman 1dari 8

Tugas kelompok

TEORI BELAJAR BAHASA INDONESIA


“Teori pemerolehan bahasa”

Oleh
NAMA KELOMPOK 9:

1. ASMA DWI MAHMUDAH (A1M121041)


2. INTAN PERMATA SARI (A1M121059)
3. MINUS WAKERKWA (A1M121111)
4. MUHAMAD IDRIS (A1M121113)
5. WA ULFA (A1M121131)
6. SARNI (A1M121027
KELAS : A

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan orang tentu saja tidak terlepas dari bahasa. Pertama kali
seorang anak memperoleh bahasa yang di dengarkan langsung dari sang ibu sewaktu
anak tersebut terlahir ke dunia ini. Kemudian seiring pertumbuhan si anak maka ia
akan memperoleh bahasa selain bahasa yang di ajarkan ibunya itu baik bahasa kedua,
ketiga itupun seterusnya yang di sebut dengan akuisisi bahasa ( language acquisition)
tergantung dengan lingkungan sosial dan tingkat kognitif yang di miliki oleh orang
tersebut melalui proses pembelajaran.
Pemerolehan bahasa merupakan sebuah hal yang sangat menajubkan terlebih
dalam proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki langsung oleh anak tanpa
ada pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut kepada seorang anak (Bayi).
Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses-proses yang berlaku
di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya.Untuk dapat
melekukan kajian tenteng pemerolehan bahasa, perlu kita memahami konsep
pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa dibagi menjadi dua, yaitu pemerolehan
bahasa pertama ( first laguage acquisition) yang biasa disebut dengan bahasa ibu atau
B1 dan pemerolehan bahasa kedua (second laguage acquisition) yaitu kajian tentang
bagaimana pembelajaran mempelajari sebuah bahasa lain setelah dia memperoleh
bahasa ibunya.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses manusia


mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata
untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan
seperti sintaksis, fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa
vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan
bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji
pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka serta pemerolehan bahasa kedua yang
mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa.

2.2 Teori Pemerolehan Bahasa

a. Teori Behaviorisme

Perkembangan bahasa adalah bentukan atau hasil dari pengaruh lingkungan.


Artinya, pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui
pengkondisian stimulus yang menimbulkan respons. Skinner memakai teori stimulus-
respon dalam menerangkan perkembangan bahasa, yaitu bahwa bila anak mulai
belajar berbicara yang merupakan bukti berkembangnya bahasa anak, maka orang
yang berada disekelilingnya memberikan repons yang positif sebagai penguat
(reinforcement). Dengan adanya respon positif tersebut maka anak cenderung
mengulang kata tersebut atau tertarik mencoba kata lain. Dalam teori ini, Skinner
menekankan agar para pendidik PAUD untuk senantiasa menghadirkan suasana kelas
dengan latihan yang diberikan kepada anak harus dalam bentuk pertanyaan (stimulus)
dan jawaban (respons) yang dikenalkan melalui berbagai tahapan, mulai dari yang
sederhana sampai yang lebih rumit, contohnya sistem pembelajaran drilling yang
artinya suatu pembelajaran dimana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan
latihan agar peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi
daripada apa yang telah dipelajari.

b. Teori Nativisme (Nativistic Approach)

Pelopor teori ini adalah Chomsky, seorang ahli linguistik. Ia berpendapat bahwa
bahasa sudah ada dalam diri anak, merupakan bawaan lahir,telah ditentukan secara
biologis, bersifat alamiah. Pada saat seorang anak lahir, ia telah memiliki seperangkat
kemampuan berbahasa yang disebut Tata Bahasa Umum atau Universal Grammar.
Jadi dalam diri manusia sudah ada innate mechanism, yaitu bahwa bahasa seseorang
itu ditentukan oleh sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia atau sudah diprogram
secara genetik. Meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri anak tidak banyak
mendapat rangsangan, anak tetap dapat mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru
bahasa yang didengarkannya, tetapi juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang
ada.

c. Teori Kognitivisme

Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan
bahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangan kognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh urutan-urutan
perkembangan kognitif. Perkembangan bahasa tergantung pada kemampuan kognitif
tertentu, kemampuan pengolahan informasi, dan motivasi. Piaget (Mussen dkk.,
1984) dan pengikutnya menyatakan bahwa perkembangan kognitif mengarahkan
kemampuan berbahasa, dan perkembangan bahasa tergantung pada perkembangan
kognitif. Menurut Piaget struktur yang kompleks itu bukan pemberian alam dan
bukan sesuatu yang dipelajari dari lingkungan melainkan struktur itu timbul secara
tak terelakkan sebagai akibat dari interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi
kognisi anak dengan lingkungan kebahasaannya.

d. Teori Interaksionisme
Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil
interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa.
Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan
“input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah
memiliki LAD(Language Acquisation on Device) atau alat penguasaan/pemerolehan
bahasa sejak lahir. Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat
menguasai bahasa tertentu secara otomatis.

2.3 Prinsip-prinsip Pemerolehan Bahasa

Prinsip-prinsip pemerolehan atau belajar bahasa adalah ketentuan-ketentuan


dalam belajar bahasa tersebut. Prinsip-prinsip tersebut seperti berikut ini:

1) Prinsip “kuantitas pengulangan” dalam berlatih menulis. Dalam pembelajaran


keterampilan menulis, siswa semakin sering berlatih menulis, dimungkinkan
ia akan semakin terampil menulis.

2) Prinsip “peniruan” dalam pembelajaran keterampilan menulis. Artinya, siswa


meniru suatu tulisan tetapi hal yang ditiru tersebut kemudian diadaptasikan
pada diri siswa. Siswa diharapkan dapat mengadaptasikan mengenai model
tulisan, pola-pola kalimat, kata-kata, dan sebagainya yang digunakan guru
atau contoh-contoh yang ditunjukkan guru.

3) Prinsip “penguatan” dalam pembelajaran keterampilan menulis.


Artinya,pemberian persetujuan atau penolakan terhadap tulisan siswa. Siswa
yang telah menghasilkan tulisan baik (memenuhi kreteria baik) bila disambut
dengan persetujuan (penguatan posistif) oleh guru, ia akan terdorong menulis
lebih baik lagi. Sebaliknya, siswa yang menghasilkan tulisan jelek apabila
disambut dengan penolakan (penguatan negatif), ia kurang terdorong
menghasilkan tulisan yang lebih baik.
4) Prinsip ”potensi bawaan anak”. Setiap anak dapat terampil menulis, sebab ia
memiliki kemampuan berbahasa sejak lahir. Berdasarkan kemampuan itu
siswa dapat mengklasifikasikan atau memroses data masukan sedemikian rupa
sehingga datanya bisa dikelompok-kelompokan secara teliti dan sekaligus
siswa membuat aturan-aturan gramatika.

5) Prinsip “masukan yang baik” dalam pembelajaran keterampilan menulis.


Artinya, pembelajaran tersebut dapat berhasil, apabila guru memperhatikan
atau menyediakan masukan yang baik sebagai pengalaman belajar siswa.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemerolehan bahasa merupakan proses manusia mendapatkan kemampuan


untuk menangkap,menghasilkan dan menggunakan kata untuk pemahaman dan
komunikasi.
Teori teori pemerolehan bahasa yaitu teori behaviorisme,teori nativisme,teori
kognitivisme,dan teori interaksionisme.
Adapun Prinsip-prinsip pemerolehan atau belajar bahasa yaitu kualitas kuantitas
pengulangan,peniruan,penguatan,potensi bawaan anak dan prinsip masukkan yang
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono,Herman.2012. "Pemerolehan Bahasa". Jurnal pesona. 2. 3. Di akses


pada 12 November 2021

J.w, Ruang Bean. 2013. "Makalah pemerolehan Bahasa".


http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-pemerolehan-
bahasa-dan.html?m=1. Di akses pada 12 November 2021
Sundari, Weli. 2018. "Pemerolehan Bahasa". Jurnal Warna. 2.1. Di akses pada 12
November 2021

Tarigan,Henry. Guntur. 1998. "Pengajaran pemerolehan Bahasa". Bandung :


Angkasa. Di akses pada 12 November 2021

Anda mungkin juga menyukai