Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD

(PEMEROLEHAN BAHASA)

Dosen Pengampu :

Dr. Achmad Wahidy, M.Pd

Nama : Delia Hartati

NIM : 2020143289

Kelas : 3H

PRODI : PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Berkat karunia-Nya yang berupa
kesehatan dan pengetahuan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah yang
bertema Pemerolehan Bahasa.
Adapun penulisan makalah bertema Pemerolehan Bahasa. ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD.
Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah.

Palembang, 23 September 2021

Delia Hartati
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia pembelajaran bahasa (language learning) sekarang, tampak masih
diberlakukan pendekatan komunikatif integratif. Berdasarkan pendekatan ini,
metode dan teknik pembelajaran yang digunakan mengarah pada kegiatan
berkomunikasi yang bermakna bagi pembelajar. Pendekatan integratif dilandasi
oleh konsep bahwa bahasa mempunyai tali-temali secara internal (fonem, kata,
frase, klausa, dan kalimat) dan eksternal. Hubungan antar unsur diatur oleh
gramatika yang merupakan komponen kebahasaan sebagai dasar untuk memahami
dan menggunakan bahasa.
Secara eksternal, bahasa mempunyai hubungan dengan budaya dan seluruh
bidang kehidupan. Bidang psikolinguistik adalah gabungan dua bidang yaitu
psikologi dan linguistik. Pengertian atau definisi psikolinguistik adalah berbeda-
beda antara seorang sarjana bahasa dengan sarjana bahasa yang lain. Psikolinguistik
adalah bidang yang menggabungkan usaha para ahli linguistik dengan ahli
psikologi yang mencoba menghubungkannya sesuai dengan hipotesis tertentu
mengenai pemerolehan bahasa dan kecerdasan. Psikolinguistik adalah suatu disiplin
ilmu yang mengkaji tentang hubungan antara linguistik dengan psikologi. Dari
pengertian tersebut di atas, tampak jelas bahwa bidang psikolinguistik adalah salah
satu bidang kajian bahasa yang erat kaitannya dengan psikologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian, jenis, dan mazhab pemerolehan bahasa
2. Apa saja hakikat dalam bahasa
3. Tahapan pemerolehan bahasa pada anak
4. Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
5. Bagaimana implikasi pemerolehan bahasa dalam pembelajaran

C. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui apa itu pengertian, jenis, dan mazhab
pemerolehan bahasa
2. Agar pembaca mengetahui hakikat bahasa
3. Pembaca diharapkan dapat memiliki pemahaman terhadap pemerolehan
bahasa pada anak
4. Agar pembaca mengetahui bagamana pemerolehan bahasa pertama dan
kedua
5. Pembaca diharapkan mampu memahami tahapan pemerolehan bahasa anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Jenis, dan Mazhab dalam Pemerolehan Bahasa


1. Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa merupakan proses seorang anak dalam mengenal bahasa.
Adapun pengertian menurut ahli yaitu :
- Maksan (1993:20) Pemerolehan bahasa (language acquisition) atau akuisisi
bahasa adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh
seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal.
- Lyons (1981:252) menyatakan suatu bahasa yang digunakan tanpa
kualifikasi untuk proses yang menghasilkan pengetahuan bahasa pada
penutur bahasa disebut pemerolehan bahasa. Artinya, seorang penutur
bahasa yang dipakainya tanpa terlebih dahulu mempelajari bahasa tersebut.
- Stork dan Widdowson (1974:134) mengungkapkan bahwa pemerolehan
bahasa dan akuisisi bahasa adalah suatu proses anak-anak mencapai
kelancaran dalam bahasa ibunya.
- Huda (1987:1) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses alami
di dalam diri seseorang menguasai bahasa. Pemerolehan bahasa biasanya
didapatkan hasil kontak verbal dengan penutur asli lingkungan bahasa itu.
Dengan demikian, istilah pemerolehan bahasa mengacu ada penguasaan bahasa
secara tidak disadari dan tidak terpegaruh oleh pengajaran bahasa tentang
sistem kaidah dalam bahasa yang dipelajari.

2. Jenis Pemerolehan Bahasa


Darjowidjojo (2003: 244) membagi jenis-jenis pemerolehan bahasa dalam
empat tataran yakni :
 Pemerolehan Fonologi
Pada umur sekitar 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang
mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi-bunyi ini belum dapat
dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar dengan jelas.
Proses mengeluarkan bunyi-bunyi seperti ini dinamakan cooing, yang
telah diterjemahkan menjadi ‘dekutan’ (Dardjowidjojo 2012:244).

 Pemerolehan Morfologi
Zuhdi dan Budiasih (1997) menyatakan bahwa anak-anak mempelajari
morfem mula-mula bersifat hapalan. Hal ini kemudian diikuti dengan
membuat simpulan secara kasar tentang bentuk dan makna morfem.
Akhirnya, anak membentuk kaidah.
 Pemerolehan Semantik
Menurut beberapa ahli psikologi perkembangan, kanak-kanak memperoleh
makna suatu kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantik kata itu satu
demi satu sampai semua fitur semantik dikuasai, seperti yang dikuasai oleh
orang dewasa (Mc.Neil, 1970, Clark, 1997).
 Pemerolehan Sintaksis
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan
satu kata atau bagian kata. Kata ini, bagi anak, sebenarnya adalah kalimat
penuh, tetapi dia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata dari seluruh
kalimat itu.
 Pemerolehan Pragmatik
Jakobson menyatakan bahwa pemerolehan pragmatik anak dipengaruhi
oleh lingkungannya. Di dalam pemerolehan pragmatik, anak tidak hanya
berbahasa, melainkan juga memperoleh tindak berbahasa.
Adapun tahap–tahap pemerolehan bahasa pertama adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pralinguistik I (Meraban)
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 0–6 bulan.Bayi mulai
mengeluarkan bunyi–bunyi dalam bentuk teriakan, rengekan.Bunyi yang
dikeluarkan mirip dengan bunyi vokal atau konsonan. Kecenderungan
bunyi yang dikeluarkan bersifat universal yaitu bunyi yang dikeluarkan
bayi sama diseluruh dunia.
2. Tahap Pralinguistik II
Tahap ini berlangsung ketika usia anak sekitar 6–12 bulan, bunyi yang
dihasilkan sama tapi kita sudah bisa membedakan maksud anak. Anak
sudah menghasilkan konsonan dan vokal.
3. Tahap Satu Kata
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12-18 bulan.Ujaran–
ujaran mengandung kata–kata tunggal yang diucapkan anak mengacu
pada benda–benda yang dijumpai sehari–hari.Pada tahap ini anak mulai
mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan dengan makna dan mulai
mengucapkan kata–kata pertama.Kecenderungan anak hanya menguasai
satu kata dan umumnya anak mudah mengucapkan vokal.
4. Tahap Dua Kata
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18–20 bulan. Ujaran–ujaran
yang terdiri atas dua kata muncul seperti mama mam dan num susu.
Anak mampu mengucapkan kata dengan baik dan tersusun rapi.
5. Tahap Pengembangan Gramatikal
Pada tahap ini anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda.Anak mulai
mampu berbicara panjang.Anak juga mulai mampu berbicara terhadap
banyak objek. Kosakata anak berkembang dengan pesat mencapai
ratusan kata.

3. Mazhab Pemerolehan Bahasa


 Mazhab Behaviorisme
Kaum behavioristik atau kaum empirisis atau kaum mekanis beranggapan
bahwasanya proses pemerolehan dan kemampuan berbahasa (bahasa
pertama) seseorang anak itu dikendalikan dari luar dan diperoleh sebagai
akibat adanya berbagai rangsangan yang disodorkan kepada sang anak
kepada lingkungannya, dengan kata lain mereka beranggapan bahwa proses
maupun perkembangan bahasa pada anak-anak semata-mata hanya
ditentukan oleh lamanya latihan yang dilakukan oleh lingkungannya.
 Mazhab Nativisme
Berbeda dengan kaum behavioristik, kaum nativistik atau mentalistik
berpendapat bahwa pemerolehan bahasa pada manusia tidak boleh
disamakan dengan proses pengenalan yang terjadi pada hewan. mereka
tidak memandang penting pengaruh dari lingkungan sekitar. selama belajar
bahasa pertama sedikit demi sedikit manusia akan membuka kemampuan
lingualnya yang secara genetis telah terprogramkan dengan perkataan lain
itu mereka menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis.
 Mazhab Kognitivisme
Jika pendekatan kaum behavioristik bersifat empiris maka pendekatan yang
dianut oleh kaum kognitivistik. lebih bersifat rasionalis, konsep sentral dari
pendekatan ini yakni bahwasanya kemampuan berbahasa seseorang itu
berasal dan diperoleh sebagai akibat dari kematangan kognitif sang anak
mereka beranggapan bahwasanya bahasa itu distrukturkan atau dikendalikan
oleh nalar manusia.

B. Hakikat Bahasa
1) Bahasa itu sebuah sistem. Bahasa bukanlah sebuah unsur yang terkumpul
secara tak beraturan tetapi diatur oleh pola-pola yang sistematis dan sistemis,
yaitu tersusun dari sistem fonologi, gramatika, dan leksikon.
2) Bahasa itu berupa bunyi bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
3) Bahasa itu arbitrer tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan
yang dilambangkannya. Andai ada hubungan wajib antara lambang dengan
yang dilambangkannya maka di muka bumi ini tidak akan ada bermacam-
macam bahasa.
4) Bahasa itu bermakna. Lambang bunyi [kuda] memiliki makna sejenis binatang
berkaki empat yang bisa dikendarai. Lambang bunyi itu ada yang wujudnya
kongkret dan ada yang abstrak contohnya kata agama tidak ada acuan
(referent) bendanya.
5) Bahasa itu konvensional. Pengunaan suatu lambang untuk suatu konsep
tertentu bersifat konvensional, yaitu berdasarkan kesepakatan masyarakat
penuturnya.
6) Bahasa itu bersifat unik artinya bahasa itu mempunyai ciri khas yang spesifik
yang tidak bisa dimiliki oleh yang lain. Contoh kata nasi dalam bahasa
Indonesia memiliki keunikan dibandingkan dengan bahasa lainnya.
7) Bahasa itu universal artinya terdapat ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh
setiap bahasa. Contohnya setiap bahasa memiliki satuan-satuan bahasa yang
bermakna, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
8) Bahasa itu produktif artinya dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya
tidak terbatas.contohnya dari fonem /a/,/i/,/k/,dan /t/ bisa menghasilkan
beberapa kata.
9) Bahasa itu bervariasi yaitu idiolek: variasi bahasa yang sifatnya perseorangan;
dialek: variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat
pada suatu tempat atau suatu waktu; ragam: variasi bahasa yang digunakan
dalam situasi, keadaan, atau keperluan tertentu
10) Bahasa itu bersifat dinamis. Bahasa mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan zaman. Contohnya pada tataran fonem.
11) Bahasa sebagai alat interaksi social, bahasa dijadikan alat untuk bekerja sama
antar sesama manusia
12) Bahasa merupakan identitas penuturnya, bahasa merupakan penanda jati diri
penuturnya.
13) Bahasa itu berwujud lambang.

C. Tahapan Pemerolehan Bahasa Pada Anak


Ross dan Roe (Zuchdi dan Budiasih,1997) membagi fase/tahap perkembangan
bahasa anak seperti berikut.
D. Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
1. Pemerolehan Bahasa pertama (B1)
Bahasa ibu (bahasa asli, bahasa pertama; secara harfiah mother tongue,
mother language, native language, atau first language dalam bahasa Inggris)
merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi
dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat
lingkungannya.
Kepandaian dalam bahasa asli sangat penting untuk proses belajar
berikutnya, karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir. Kepandaian
yang kurang dari bahasa pertama sering kali membuat proses belajar bahasa lain
menjadi lebih sulit. Oleh karena itu bahasa ibu memiliki peran penting dalam
pendidikan.
Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama dipakai dalam komunikasi pertama
seorang anak dengan orang tuanya serta menjadikan bahasa ibu sebagai alat
komunikasi sehari hari.
2. Pemerolehan Bahasa Kedua
Bahasa kedua adalah bahasa yang digunakan anak setelah ia menguasai
bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa kedua merupakan proses
pemerolehan bahasa yang kompleks dan bertahap, baik yang dialami oleh
anak maupun orang dewasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Elis (1989)
menyatakan bahwa pemerolehan bahasa kedua merupakan proses yang
kompleks dan mencakup banyak faktor yang saling berhubungan. Ada tiga
macam pengaruh proses belajar bahasa kedua, yaitu pengaruh pada urutan
kata dan karena proses penerjemahan, pengaruh pada morfem terikat, dan
pengaruh bahasa pertama walaupun pengaruh isi sangat lemah (kecil).

E. Implikasi Pemerolehan Bahasa Dalam Pembelajaran


Apabila kegiatan belajar mengajar yang berjalan di kelas dilakukan dengan
efektif, maka akan berdampak baik pada perkembangan bahasa anak. Namun,
apabila kegiatan belajar mengajar yang berjalan tak efektif, maka hasil dalam
perkembangan belajar anak akan mengalami hambatan. Untuk dapat menghasilkan
hasil belajar yang optimal, seorang guru juga harus dapat menggunakan bahasa
yang komunikatif untuk menyampaikan pelajaran kepada anak didik. Bahasa yang
komunikatif disini adalah bahasa yang sesuai dengan anak didik, atau dengan kata
lain bahasa yang digunakan adalah bahasa anak bukan bahasa orang dewasa, karena
anak didik masih usia anak-anak. Pengaturan lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan bahasa sangat diperlukan, karena akan berdampak pada
perkembangan bahasa anak secara positif. Anak tidak hanya menjadi penggguna
bahasa yang pasif, tetapi juga akan menjadi pengguna bahasa yang aktif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh manusia sejak lahir.
Penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa
pertama yang sering kali disebut bahasa ibu. Pemerolehan bahasa merupakan
sebuah proses yang sangat panjang sejak anak belum mengenal sebuah bahasa
sampai fasih berbahasa. Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses
yang berlangsung di dalam otak anak-anak ketika dia memperoleh bahasa
pertamanya atau bahasa ibunya.
Pemerolehan bahasa memiliki beberapa jenis yaitu pemerolehan
fonologi, pemerolehan morfologi, pemerolehan sintaksis, pemerolehan
semantik, dan pemerolehan pragmatik.
Bahasa ibu (bahasa asli, bahasa pertama; secara harfiah mother tongue,
mother language, native language, atau first language dalam bahasa Inggris)
merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi
dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat
lingkungannya.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini saya berharap semoga dapat bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat. Semoga makalah
ini dapat memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua. Saya
selaku pihak penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang
membangun untuk makalah ini agar menjadi lebih baik lagi pada kesempatan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Rani, Suci Fatmawati. 2015. Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Menurut


Tinjauan Psikolinguistik. Samarinda : Lentera, Vol. XVIII, No. 1
Umar, Azhar Drs, M.Pd. 2016. Hakikat Bahasa Dan Pemerolehan Bahasa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Muhammad Peri Syaprizal. 2019. Proses Pemerolehan Bahasa Pada Anak.
Jurnal AL-HIKMAH. 1 (2).
Mudinis, Drs, dkk. 2016. Modul : Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kompasiana. 2010. Perkembangan Bahasa dan Implikasinya.
https://www.kompasiana.com/jumiati/550056c4a3331152635114f1/perkembang
an-bahasa-dan-implikasinya
(Diakses tanggal 25 September 2021)
Unknown. 2017. Bahasa Pertama dan Kedua Anak.
http://mywidiarti.blogspot.com/2017/02/bahasa-pertama-dan-bahasa-kedua-
anak.html?m=1
(Diakses tanggal 25 September 2021)
Wikipedia. 2021. Bahasa Ibu
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_ibu
(Diakses 25 September 2021)

Anda mungkin juga menyukai